BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

AKU KAMU dan DIA

16791112

Comments

  • kasihan ...
  • damar / pak roby nih..
  • lambat bgt alur ceritanya..sedikit membosankan
  • Maaf ya klo membosankan @Gabriel_Valiant :wink:
  • edited April 2018
    AKU-KAMU dan DIA
    Part 15

    Senin pagi yang cerah di akhir tahun ini walau matahari masih malu-malu bersinar dari timur, Elo sudah berada di meja kerjanya, ia datang lebih awal hari ini, suasana di tempat kerjanya masih sepi, ia memeriksa kembali beberapa dokumen yang harus di tanda tangani Roby atasannya sekarang, pekerjaannya yang cukup banyak itu harus diselesaikan sebelum bulan ini berakhir agar dia bisa mendapat jatah liburan akhir tahunnya

    “wah rajin bener El” seorang wanita bertubuh tambun yang baru datang menyapa Elo yang sedang berkutat dengan laptop dan beberapa kertas di depannya dengan tersenyum Elo menyambut sapaan wanita itu

    “iya mbak, banyak yang harus diselesaikan sebelum liburan nih”

    Tak berselang lama seorang Pria melangkah mendekati ruangan Elo dan wanita tambun tadi, langkahnya yang percaya diri menunjukan bahwa dia adalah atasan disini.

    “pagi pak” sapa Elo dan wanita tadi kepada si pria yang baru datang, ia hanya tersenyum lalu masuk ke dalam ruang kerjanya
    Elo lalu meninggalkan beberapa pekerjaannya berjalan menuju ke pantry yang berada di lantai 2, ia mengambil gelas dan sendok lalu mulai menyeduh segelas kopi
    “kopi buat pak Roby ya mas?” sapa si ofice boy yang juga sedang sibuk membersihkan ruang pantry

    “iya pak”

    Ini adalah tugas wajib yang dilakukan Elo setelah beberapa hari dia bekerja disini sampai saat ini ‘tolong buatkan kopi tiap pagi setelah aku datang’ begitulah kata yang diucapkan Roby kepada Elo yang membuatnya berada di pantry setiap hari selain untuk makan siang

    “kopinya pak” secangkir kopi hitam di suguhkan Elo di meja Roby yang sedang duduk membelakangi meja kerjanya memandangi jendela kaca besar di depan sana

    “kamu yang buatkan?”

    “iya pak”

    Roby berbalik lalu mulai menyeruput kopi hitam itu “hmmm selalu nikmat, terimakasih ya” ujar Roby sambil memberikan senyum mautnya ke Elo yang selalu tersipu mendapat perlakuan seperti itu.

    Setelah selesai melaksanakan kewajiban paginya Elo keluar dari ruangan itu dan melanjutkan pekerjaannya

    “kalo gue jadi loe El, gue minta tambahan bonus gaji sebagai imbalan membuat kopi untuk dia tiap pagi” bisik Lita si wanita tambun yang duduk tepat bersebelahan dengan Elo

    “*hahahaha, mbak ada-ada aja deh”

    Setelah selesai memeriksa semua dokumen tadi Elo kemudian kembali masuk ke ruangan Roby “permisi Pak, ada yang harus di tanda tangani”

    “sudah kamu periksa semua ini?” tanya Roby kemudian setelah menerima dokumen itu

    “sudah pak, semuanya sudah sesuai dengan nota PO yang ada, jadi sudah balance pak”

    “ok, aku juga mau ngadain darmawisata untuk semua karyawan gimana menurut kamu El?”

    “itu bagus pak, apalagi kalo dilaksanakan waktu pergantian tahun pasti seru” jawab Elo bersemangat, ia juga berpikir akan mengajak Damar nantinya.

    “rencananya tanggal 30 desember sampai tanggal 1 januari nanti, jadi tolong kamu persiapkan akomodasi dan anggaran yang harus disediakan , kalo bisa rabu depan aku terima hasilnya”

    “baik pak” jawab Elo tanpa bantahan walau ia merasa perintah ini terlalu mendadak, bahkan masih banyak pekerjaan lainnya yang harus diselesaikan

    “oh ya, kamu makan siang dimana El?” tanya Roby kemudian setelah selesai memberi tanda tangannya

    “saya bawa bekal pak, jadi makan siang di pantry aja”

    “ya sudah kalo begitu kamu makan siang dengan saya di luar nanti”

    “Iya pak” Elo menerima ajakan tadi karena tak mungkin dia menolak ajakan Roby


    ------di cafe, sepulang kantor----

    Elo berlari pelan menghampiri seseorang yang sedang duduk menikmati minumannya “maaf ya, aku agak lama”
    “eh gue kira loe gak jadi datang”
    “ya nggak lah Rey, eh ada kak Reza juga, apa kabar kak” kata Elo setelah tau ternyata Rey tidak datang sendiri. Setelah siang tadi di beri perintah untuk menyiapkan acara darmawisata dikantor Elo memutuskan untuk bertemu Rey yang katanya bisa membantunya
    “Hi El, kabar baik kok, eh katanya kamu udah dapat kerjaan baru ya?, selamat ya El” balas kak Reza kemudian
    “sama-sama kak, gimana Rey bisa bantu gue kan masalah akomodasi tadi?”
    “bisa dong, ini aku bawa orangnya” kata Rey sambil mengarahkan pandangannya ke Reza kekasihnya
    “kak Reza punya travel?, wah bagus deh aku gak perlu repot-repot lagi, bantuin aku ya kak”
    “iya, ini aku bawain kamu brosur tentang paket wisata dalam provinsi, nanti kamu konfirmasi dulu sama bosmu, kalo udah fix baru aku katemu dia buat finalnya” sambung kak Reza
    “ok kak, aku baru tau kalo di kota ini ada tempat-tempat bagus kayak gini” kata Elo sambil melihat beberapa tempat wisata memarik yang ada di brosur itu
    “itu bukan di dalam kota El, itu adanya di luar kota tapi masih di dalam provinsi kok” kata Reza menjelaskan
    “oh pantes aku gak tau”
    “lama banget sih ngomongnya aku lapar nih , pesan makan yuk, El kamu yang traktir ya” ucap Rey kemudian setelah perutnya tak bisa berkompromi lagi
    “Rey... kok gitu sih” kata Reza yang merasa malu dengan sikap Rey tadi
    “gak apa kok kak” kata Elo kemudian yang sudah terbiasa dengan sikap Rey sahabatnya itu
    “gak apa kok yank, itung-itung jadi perayaan untuk Elo dapat kerjaan baru kan”
    Elo hanya tertawa mendengar ucapan Rey , ada sedikit rasa cemburu ketika ia melihat kebersamaan sepasang pria yang duduk berhadapan dengannya, mereka saling menyayangi dan melengkapi, sikap Rey yang cenderung kasar dan semaunya saja diimbangi dengan sikap Reza yang dewasa dan lembut, hal ini membuatnya semakin rindu akan sosok Damar pujaan hatinya yang entah sedang apa sekarang karena sepanjang hari ini dia hanya membalas satu kali dari beberapa chat yang Elo kirim kepadanya. Sore ini Elo habiskan waktunya berkumpul bersama sahabatnya Rey dan juga Reza sejenak ia bisa sedikit melupakan kegalauannya.
    --------------------------------------------------------------------------

    Akhir pekan telah tiba seperti biasa hari ini Elo pulang bekerja lebih awal dari biasanya, yang berbeda adalah hari ini dia berhasil pulang sendiri setelah menghindar dari keharusan dia pulang dengan Roby, entah apa alasan dari atasannya meminta Elo melakukan hal itu.
    Elo sudah duduk di pinggir dermaga kayu , hutan bakau adalah pilihannya untuk sore ini, duduk santai sambil menggantung kakinya lalu melihat pantulannya di air payau berwarna hijau adalah hal menarik untuknya disore yang tenang ini, sambil menarik nafas dalam mengirup udara oksigen segar hadiah dari rimbunan daun bakau yang tumbuh subur disini, membiarkan memori indah akan dia dan Damar si pria tampan yang begitu dia kagumi menguasai isi pikirannya, senyum kecil tergambar di wajahnya ketika ia membayangkan ada Damar duduk disampingnya namun ia sadar betul bahwa sekarang ia sedang sendiri.

    ‘besok udah setahun ya Dam’ begitu batin Elo . Besok adalah hari istimewa bagi Elo setidaknya itu yang diingatnya sekarang, hari dimana dengan segenap keberanian ia menyatakan perasaannya kepada sang pujaan.

    ‘nomor yang anda tuju sedang sibuk’ itu jawaban singkat dari seorang wanita saat ia mencoba menghubungi Damar. Bukan kali pertama hal ini terjadi, Elo sudah terbiasa dengan ini, dia tak pernah bosan menunggu, menunggu telponnya diangkat, menunggu semua pesan yang dikirimnya dibalas, menunggu sampai rindunya terbayar hanya dengan melihat langsung wajah Damar dan menunggu sampai suatu saat nanti Damar mau membalas Cintanya

    Sekali lagi Elo mencoba menghubungi Damar ‘ha..halo Dam... Kamu denger aku??’ akhirnya Damar mengangkat panggilan kedua ‘halo...Damar...’

    ‘Ya, ada apa?’

    Rasa gembira sudah memenuhi dada Elo mendengar suara Damar diseberang sana, ia menggenggam erat sebuah liontin dari kalung yang ia kenakan pasangan dari sebuah gelang yang dia pakaikan juga ke pergelangan tangan Damar, sebuah hadiah kecil untuk merayakan ulang tahun Damar juga sebagai tanda cintanya.

    ‘Damar besok kamu sibuk?’

    ‘kenapa?’

    ‘besok kamu tau tanggal berapa?’

    ‘iya, kenapa?’

    ‘kamu tau hari apa itu?’

    ‘minggu’

    ‘*hahahhaha’ mendengar jawaban dari Damar yang tidak sama dengan hal yang dipikirkan Elo membuatnya merasa lucu ‘ kamu lupa ya, besok sore kita ketemu yuk...’

    ‘............’ tak ada jawaban dari Damar

    ‘ aku tunggu kamu di cafe pinggir tebing itu ya’

    ‘ya, baiklah’

    ‘bener ya Damar, aku tunggu kamu disana, I love U my DamDam’

    ‘....’ tut tut tut.....

    Setelah itu Elo bergegas pulang, pikirannya penuh dengan berbagai hal yang akan ia lakukan bersama Damar besok. Sampai dirumah dia mencoba mencari hadiah apa yang cocok untuk Damar namun tak ada yang cocok menurutnya, Elo teringat akan semua hadiah yang dia belikan ke Damar namun tak pernah digunakan sama sekali, bahkan masih terbungkus rapi di dalam bungkusan kado yang dia temukan dibawah meja kerja Damar beberapa bulan yang lalu, akhirnya Elo memutuskan untuk memberikan sesuatu yang lain dari biasanya, sesuatu yang akan menjadi hadiah spesial untuk Damar, setelah mengambil sebuah kertas dan pulpen Elo pun sibuk membuat hadiah perayaan satu tahun hari jadinya bersama sang kekasih.
  • ----other side, Rumah Damar------
    -FLASHBACK-

    Sudah seharian ini Damar hanya berdiam diri dirumah, tidak biasanya Damar seperti ini diwaktu dia tidak sedang bekerja dan saat libur semester seperti, biasanya diwaktu kosong seperti ini dia akan menghabiskan waktunya bermain basket bersama teman-temannya atau menghabiskan waktunya bersama Alvian namun sudah satu minggu ini Alvian si mantan terindah Damar tak ada kabar, seperti hilang ditelan bumi, itu membuat Damar kehilangan semangat hari ini.

    Sebuah dering telpon mengagetkan Damar yang sedang berbaring diranjang dalam kamarnya dengan cepat dia mengangkat telpon itu setelah membaca siapa penelponnya

    ‘Alvian.... Kemana aja kamu, aku kangen banget sama kamu’

    ‘masa sih?’ tanya si penelpon diseberang sana

    ‘kamu marah ya sama aku?’

    ‘iya aku marah, gimana rasanya didiemin seminggu?, enak?’

    ‘yah kok gitu?, jelas gak enak lah..... ya udah aku minta maaf ya kalo aku salah’

    ‘aku gak mau maafin kamu Damar’

    ‘kok gitu sayang?’

    ‘oke aku bakal maafin kamu, tapi ada syaratnya’

    ‘pake syarat segala.... ya udah apa syaratnya?’

    ‘aku udah beli dua tiket berlibur satu untuk aku dan satu lagi untuk kamu jadwal penerbangannya besok malam, kalo kamu mau aku maafin, temui aku dibandara besok malam’

    ‘cuman itu? Gampang banget itu Vin, aku bakal temuin kamu, kalo mau besok pagi aku yang jemput kamu dirumah *heheheh’

    ‘bukan itu syaratnya Damar’

    ‘terus apa’ kening Damar berkerut

    ‘Kamu hanya boleh temui aku setelah urusanmu selesai’

    ‘maksudmu? Urusan apa Alvian? Aku gak ngerti sayang, tolong jelasin’

    ‘jangan pura-pura lupa Dam’

    ‘Ayolah Vin , aku sama sekali gak ngerti, tolong jangan dipersulit, aku masih sayang kamu’

    ‘ELO , sudah dulu ya Dam, ingat besok malam’

    Setelah sambungan telpon terputus Damar masih terdiam ia berpikir sejenak namun dia hanya mengulur waktu tanpa sebuah keputusan.
    Telponnya berdering lagi untuk kedua kalinya kali ini dia mengangkatnya namun tak ada satu katapun keluar dari bibirnya

    ‘ha..halo Dam... Kamu denger aku??’ ucap Elo disambungan telpon ‘halo...Damar...’

    ‘Ya, ada apa?’

    -ENDFLASHBACK-

    --------------------------------------------------------------------------
  • edited May 2018
    Minggu sore, warna jingga langit sungguh indah dipandang, senyum terus terkembang diwajah Elo

    “mau kemana sih El?” tanya Rey saat Elo duduk di mobil, sebelumnya Elo menghubungi Rey untuk membantunya

    “ketemu Damar”

    “terus gue yang anterin gitu?”

    “yah please deh Rey”

    “iya... Bawel” kata Rey kemudian walau dengan wajah cemberut dia tetap mengantar Elo.

    “makasih ya Rey” kata Elo setelah ia diturunkan di depan cafe

    “ya......happy Aniversary aja buat loe sama dia”
    Elo hanya tersenyum membalas ucapan sahabatnya itu

    “eh El, tunggu” kata Rey kemudian

    “Kenapa?”

    “jangan lupa pengaman *haahahha” jawab Rey kemudian lalu melajukan mobilnya sambil tertawa

    Elo hanya menggelengkan kepala, lalu melangkah masuk ke cafe, dia memilih meja bagian outdoor selain alasan karena dia bisa mendengar jelas deburan ombak yang menghantam dinding tebing dimana tempat cafe ini berdiri, area outdoor yang berada di area rooftop ini juga sepi tidak seramai dilantai bawah.

    “mau pesan apa mas?” tanya seorang pelayan wanita yang cukup manis

    “boleh pesan minumnya dulu? Aku lagi nunggu orang soalnya” jawab Elo sambil memamerkan senyumnya.

    Sudah hampir satu jam Elo menunggu namun yang ditunggu belum datang juga, sebuah cake spesial yang dipesannya tadi belum tersentuh sedikitpun, Elo mengutuk keras kebiasaannya yang selalu lupa membawa handphone masih terbawa sampai sekarang, ia tak bisa berbuat banyak untuk mengetahui keberadaan Damar sekarang

    Tak lama kemudian yang ditunggu datang, dengan Sweater abu-abu dan jeans juga sepatu model sport dia melangkah pelan dengan ekspresi yang dingin dan datar

    “hi Dam.... aku pikir kamu gak jadi datang, oh ya kamu mau pesan apa?” tanya Elo

    “nggak perlu, gue gak lama kok....”

    “loh kok gitu, setidaknya malam ini kita bisa duduk sebentar ngabisin waktu berdua, kamu tau kan ini hari spesial” sambung Elo sebelum Damar selesai berbicara

    “hari spesial? Maksudmu?, oh ya loe mau ketemu untuk apa?”

    “tanggal ini hari jadian kita Damar, masa kamu gak ingat, di sini juga aku ungkapin perasaanku ke kamu, setahun yang lalu”

    “lucu loe El”

    “ma...maksudmu?” Elo kehilangan kata-kata , dia menatap heran Damar yang duduk di depannya dengan tangan yang dilipat ke dada

    Damar tersenyum sinis “sejak kapan gue punya hubungan sama loe? Jangan aneh deh, oh ya gue mau bilang mulai sekarang jangan ganggu gue lagi”

    Ucapan Damar tadi membuat Elo kaku, lidahnya bahkan tak bisa bergerak, tubuhnya berguncang hebat namun Elo berusaha menahan getaran tubuhnya, Damar lalu bangun dari kursi melangkah pelan tanpa beban, Elo menatap kosong kearah Damar yang sudah hampir berjalan mendekati tangga, Tak mau ditinggalkan seperti ini Elo berlari menghentikan langkah Damar

    “Dam... tolong jangan pergi, aku tau aku belum bisa buat kamu sayang sama aku, tolong kasih aku kesempatan lagi, aku, aku akan lakuin apa aja yang kamu mau, tolong Damar aku sayang banget sama kamu”

    Kata Elo memegang erat lengan Damar dengan tatapan memohon namun Damar tak perduli ia menepis tangan Elo, namun lagi-lagi Elo menahan langkahnya kali ini Elo memeluk punggung Damar erat, air matanya jatuh membasahi sweater Damar , kali ini Damar menghentikan langkahnya, ini pertama kalinya Elo memeluk seorang pria, dan juga pertama kalinya dia memeluk Damar

    “berhenti sebentar Damar” ucap Elo sedikit terisak dan tak melepas pelukannya “sebentar saja”

    ππ Mungkin ini memang jalan takdirku
    Mengagumi tanpa dicintai
    Tak mengapa bagiku asal kau pun bahagia dalam hidupmu
    Telah lama kupendam perasaan itu
    Menunggu hatimu menyambut diriku
    Tak memgapa bagiku mencintaimu pun adalah bahagia untukku
    Ku ingin kau tahu diriku disini menanti dirimu
    Meski kutunggu hingga ujung waktuku
    Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya
    Dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja
    Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja
    CINTA DALAM HATI-UNGU ππ

    Elo sadar jika Damar pergi meninggalkan tempat ini maka semua perjuangannya berakhir sia-sia, Elo juga sadar betul jika dia tak bisa merubah keadaan, detik-detik terakhir ini ingin dia habiskan merasakan hangatnya tubuh Damar dalam pelukannya membiarkan semua rasa sakit yang timbul dari cintanya ke Damar meluap, membiarkan aroma tubuh Damar memenuhi indera penciumannya.

    Damar sudah tidak perduli lagi dengan semua yang Elo katakan tak sampai semenit dengan sedikit memberontak ia melepaskan pelukan Elo yang kemudian terduduk tak bertenanaga airmatanya tak behenti mengalir menatap kosong ke arah Damar yang sudah berjalan menuruni tangga sampai sosok Damar tak dijangkau pandangannya Elo masih terduduk di sana , suasana menjadi hening seketika.

    Damar yang sudah duduk diatas mobilnya lalu mengambil handphonenya yang masih terhubung dengan sambungan telpon dari seseorang

    “halo Alvian?, kamu masih disana”

    “ya Damar , kamu hebat aku sayang kamu, Jika urusanmu sudah selesai cepatlah ke bandara, dua jam lagi kita harus check-in”

    “ya aku kesana sekarang, aku juga sayang kamu”

    ////Bersambung////
  • Hi.... Selamat membaca semoga suka ceritanya ya.....
    Ditunggu komennya guys :kissing_heart:
  • sakitnya hati Elo ...
  • kopi buat pak Damar ya mas?” sapa si ofice boy yang juga sedang sibuk membersihkan ruang pantry

    Seharusnya Pak Roby ya?
  • Gue pengen karma menimpa Damar. Biar nyahok dia. Sekalian Alvian juga.
  • elo..terlalu bodoh
  • Iya bener maaf ya author agak linglung waktu ngetik... Trima kasih infonya @Aurora_69
  • Mana lanjutnya!! *bakar ban*
Sign In or Register to comment.