Lesbian sharing
Sebut aja aku desi.Bukan nama sebenarnya, hanya untuk meminimalisir kemungkinan dikenal orang dari dunia real.Sebenarnya udah cukup lama aku join di forum ini,aku juga punya akun asli dengan ava asli pula.Tapi karna posisinya sekarang aku ingin mencurahkan segala uneg2 hidup,maka aku buat akun kloningan untuk keamanan.Karna disini aku mau menceritakan semuanya mengenai diriku.Aku tau ini forum laki laki,gay khususnya,tapi gak ada larangan tertulis buat cewe join bukan.Karna jujur aku lebih suka bergabung bersama laki2 gay daripada cewe2 lesbi,meskipun aku sendiri seorang lesbian.
Ya,aku seorang lesbian.Kurang lebih 5 tahun aku menjalani kehidupan sebgai penyuka sesama jenis.Bukan tanpa sebab,aku belok karna traumatik terhadap bapak kandungku yang suka menyakiti ibuku.Soal itu gak perlu kuceritakan panjang lebar,intinya aku membenci bapak.Banyak penderitaan kualami karna dia sedari remaja hingga kebencianku terhadap kaum lelaki kian menebal.Tapi saat SMA aku berusaha menjalin hubungan dengan lelaki hanya agar teman2ku tdk curiga.Ketika itu aku belum paham dunia lgbt,dan aku juga belum ada perasaan suka dengan sesama perempuan.Aku hanya menjalani masa pacaran ala anak abg seperti teman2 lain.
Lalu kejanggalan mulai kurasakan saat pacar pertamaku di sekolah itu hendak mencium bibirku.Aku reflek saja menamparnya.Aku sangat marah dan gemetar hebat ketika itu.Aku minta putus saat itu juga.Saat kuceritakan pada teman2ku dikelas respon mereka beragam.Ada yg menyimpulkan aku masih polos jadi takut diperlakukan seperti itu.Ada pula yang menertawakan karna aku cupu dalam hal semacam itu.Aku kaget dengan fakta mereka rata2 sudah tidak perawan lagi dan itu hal biasa bagi mereka.
Singkatnya aku pacaran lagi dengan siswa lain,dan berakhir sama seperti yang pertama.Aku selalu menolak dan lari kalau sudah mengarah ke urusan sex.Awalnya kupikir aku hanya takut,mungkin juga benar kata teman2 aku terlalu polos.Tapi kemudian aku mendapatkan jawabanya selepas masa sekolahku di sma.Saat aku lulus sma jejaring sosial facebook baru booming2nya.Aku dibuatkan akun oleh seorang teman di tempat kerjaku.Fb itulah yang mengenalkanku pada dunia lgbt untuk pertama kalinya.
Ada akun cewe yang tiba tiba inbok memujiku manis.Awalnya aku heran(hanya heran bukan jijik) ada cewe inbok cewe juga tapi isinya ganjil.Maka aku acuhkan inbok tsb.Tapi dia malah makin sering ngelike,ngomen,ataupun inbok di akun fbku.Lama lama aku penasaran juga,aku semprot lgsung apa dia sinting atau gmn genitin sesama cewek.Baru dia ngaku kalau dia naksir aku,dia ternyata seorang lesbian.Singkatnya dari sanalah pengalamanku akan dunia lgbt bermula.Dari dia pula aku mengenal dunia gay.Dari dia juga aku ketularan jadi seorang fujoshi(cewe penggemar laki2 homo).
Heran juga sih,aku yg notabene benci laki2 krna traumatik akan sosok bapak,tapi kini menggilai para lelaki.Tapi bukan lelaki untuk diriku,tapi untuk lelaki yg lainnya pula,alias gay.Aku bisa terangsang kalau sudah liat bokep gay.Tapi aku jijik dan marah kalau lelaki normal mendekatiku dan menyentuhku.Aku juga bisa terangsang kalau ml dengan sesama cewe.Sejak itulah aku menjadi lesbian,sekaligus seorang fujo.
Dalam dunia les,aku berganti pacar cewe empat kali dari umur 20 hingga sekrang 30 tahun.Semuanya kenal di fb,tapi tiga diantaranya sudah kopdar di kota ku(mereka dari luar kotaku semua).Yang terakhir ini,adalah yg justru mengajakku untuk sembuh.Mungkin krna kami dipertemukan pada usia yg bukan abg lagi,jadi secara pemikiran kami sudah lebih matang.Aku dan dia saling mengenal pada saat umurku 26 dan dia 24.Dia menjadi cewe yg paling aku cintai dan buat aku sulit berpaling lagi.Dengannya aku bahkan berhenti ketagihan sex sesama perempuan.Dengannya aku menutup akun fb lesbianku,menutup pertemananku dengan cewe2 lesbi yg sblumnya banyak yg dekat denganku.Dengannya aku dapat banyak pelajaran hidup.Dia meski lesbi tapi tetap ingin menikah,dia juga bukan seorang fujo sepertiku.
Karna dia terus mendorong agar aku punya pacar laki2,akhirnya aku menerima cinta seorang pria yg dikenalkan oleh rekan kerjaku.Tapi karna dasarnya aku gak suka pria straight jadi aku hanya terpaksa menjalani hubungan kami.Dari hari ke hari aku malah tertekan dengan dengan segala kepalsuan yg aku mainkan.Aku berakting mencintai pacar lelakiku,pdhal hatiku sepenunya hanya untuk pacar perempuanku.Hal itu terus berulang hingga aku berganti pacar lelaki sampai ke tiga kalinya.Rata rata lelaki2 itu jenuh dan bingung dengan sikap dingin dan engganku kepada mereka.(sementara gf ku juga menjalani dengan lelaki).
Sampai akhirnya tanpa sadar usia kami terus bertambah,lima tahun sudah kami bersama sama mengukir banyak cerita manis maupun pahit.Ibu ku mulai bicara soal pernikahan.Orang tua ceweku mulai bicara tentang rumah tangga.Ceweku sih pada dasarnya masih bisa suka sama lelaki jadi itu bukan hal rumit baginya untuk membina rumah tangga.Tapi aku?Aku hanya menyukai lelaki2 gay,aku gak suka,benci,takut,enggan,jijik dengan pria pria normal yg menggilai perempuan.Tapi keadaaan terus memaksaku.Aku gak tega melihat ibuku yg sudah semakin senja usianya tapi aku masih terus melajang.
Akhirnya aku menyerah.Aku menerima lamaran seorang pria pilihan ibuku.Ceweku meminta hubungan kami berakhir agar aku bisa belajar menyukai calon suamiku.Hari hari gelap menyakitkan dimulai sejak saat itu.Kalau kemarin2 aku masih bisa santai karna belum ketahap serius(married) sekarang hatiku dipenuhi ketakutan.Setiap kali jalan dengan calon ku tsb aku sangat tersiksa,aku harus bertopeng memainkan perananku sebagai perempuan normal yg bahagia dengan hubungan kami.Setiap bersamanya yg selalu kupikirkan adalah ceweku.Setiap bersamanya aku selalu berharap waktu segera berlalu dan dia pulang agar aku terbebas.Setiap bersamanya aku selalu menguatkan hati agar aku tak menyerah.
Tapi aku menderita.Aku lelah berpura pura.Aku hanya memikirkan kebahagiaan ibu dan keluargaku.Tapi aku terus berusaha demi semuanya.Pikirku saat itu kebahagiaanku tidaklah penting.Sampai akhirnya tinggal satu minggu hari pernikahan kami.Aku begitu kalut.Bahkan aku hampir bunuh diri dengan menyayat nadi menggunakan cutter.Tapi ceweku datang dan menyelamatkanku.Aku tidak ditakdirkan mati hari itu.Aku lari.Lari dari tanggungjwabku menjadi calon istri.Aku tak sanggup meneruskanya.Tak kubayangkan harus hidup satu atap dengan lelaki.Harus melayaninya.Harus tidur dengannya.Sementara aku benci dan takut dengan jenis dari mereka,kecuali jenis gay.
Aku membatalkan pernikahan dengan ancaman bunuh diri.Aku katakan pada semuanya kalau aku tidak mampu mencintai calon suamiku.Aku beri alasan dia terlalu kaku dan bukan typku,ibu ku hanya bisa pasrah meski tau itu hanya alasan tak masuk akal dan terlalu terlambat untuk membatalkan perkawinanm.Tapi ibu lebih sayang padaku yg mengancam bunuh diri maka ia tak memaksa lagi.Tapi aku tau ibu begitu kecewa dan terluka.Aku begitu tersiksa memikirkan luka batin ibu karna ulahku.
Sampai kemudian muncul ide gila dikepalaku sebagai jalan keluar atas segala permasalahanku ini.Menikah dengan gay....
Mungkin aku kehilangan akal sehat,tapi itulah jalan yg menurutku terbaik untuk masalahku.Aku mulai searching dimana bisa mencari pria gay yg punya tujuan sama membina rumah tangga demi status sosial.Istilahnya hubungan simbiosismutualisme.Tapi kemudian cewekku tak setuju.Dia memikirkan berbagai kemungkinan.Dia bilang pernikahan bukalah main main.Dia takut akan resiko2 didepan sana kalau aku jadi menikah dengan gay.Dia takut sang lelaki gay punya bf yg cemburuan lalu mencelakaiku.Dia takut lelaki gay punya penyakit kelamin yg mengancam kelangsungan hidupku.Dia juga bilang kalau memang mau menikah dengan gay harus dengan didasari niat untuk sama sama sembuh,sling menyembuhkan satu sama lain.Bukan dengan malah saling membiarkan pasangan bebas berhubungan dengan siapa yg dicintai diluar pernikahan.Saat itu aku masih menawar(lol) aku bilang padanya kalau masing2 bebas berkomunikasi dengan yg dicintai(aku dgn cewe suami dengan cowok),bebas ketemu dengan yg dicintai dengan catatan tak boleh ada sex(sesama jenis),pling banter hanya hug dan kiss pipi saja.Karna tujuan nikah bukan hanya untuk mengamankan status semata,tapi ingin saling mengerti dan memahami dan syukur2 bisa sembuh bersama.
Aku tau itu sepertinya akan sulit.Aku tau akan ada beberapa orang membully ku dengan niat ku tsb.Hanya saja aku merasa lebih nyaman menjalani pernikahan dengan orng yg sama sama mengerti dunia kita.Tanpa perlu membohongi orientasi seumur hidup krna sama2 lgbt.Tanpa perlu bertopeng.Tak ada ketidaknyamanan.Tak ada ketakutan.Tak ada tekanan.Dua duanya sama sama tau,hanya perlu belajar bersma untuk sembuh....
If life had no rules, i want to be free to be my self.Free to show what i like without fearing the assumption of others.Until when i hide? Acting to be a straight person is very painful.Can i live with what i love,without fear about religion.Comfort is an invaluable thing.If life can no matter who you love,no matter how,this will be easier....
Comments
kalau siap dan sepakat, menikah lah dengan laki2.
kalau ga siap ya ga usah nikah sampai tua
. just my 50 cents
drpd dibuat repot ya mending kawin sama gay buat status dan sama2 punya bf/gf masing2
kalo ditanya anak tinggal bilang adopt krn freechild
atau kalo mau y bayi tabung aja beres, gausah ngentot, di inseminasi kek sapi
semua senang hati tenang