It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hei, bisakah sebentar saya dirimu melihat kearahku sebentar saja agar aku bisa tersenyum saat mata kita saling menatap. Bisakah kau melihat kearahku sebentar saja agar aku dapat memanggil namamu dengan suara yang lembut. Bisakah kau melihat kearahku sebentar saja agar aku dapat memulai percakapan kecil yang membuat kita lebih dekat sedikit demi sedikit.
Aku tahu bahwa dirimu sudah memiliki seseorang yang dengan percaya dirinya berdiri tepat disampingmu. Bukankah senyumnya sangat menawan? Aku tahu bahwa dia sangat bahagia bersamamu dan itu terlihat jelas dari caramu menyayanginya dan caranya tersenyum saat melihat wajahmu. Kalian sangat serasi dan aku hanya dapat melihat kalian dari balik pohon diujung sana.
Entah apakah diriku harus bahagia karena dirimu bahagia ataukah harus sedih karena dirimu dimiliki oleh orang lain. Berkali-kali aku berdoa agar kalian berdua selalu berbahagia namun berkali-kali juga diriku mengharapkan kalian segera berpisah. Egois sekali bukan? Namun itulah yang terjadi kepadaku saat melihat dirimu dan dirinya.
Aku membaca sebuah tulisan tentang ‘apa yang harus dilakukan jika orang yang kita sukai tidak menyukai kita’ dan mereka dengan mudahnya berkata move on. Ya, terdengar sepele dan mudah dilakukan namun pada kenyataanya itu adalah hal terberat yang pernah aku lakukan.
Suatu hari aku mendengar dirimu dan teman-temanmu membicarakan sesuatu dan taukah kamu bagaimana perasaanku saat mendengar itu? Apakah sekarang apa yang menjadi peganganmu telah runtuh? Apakah sekarang dirimu sudah terhasut sama seperti mereka? Apakah dirimu tidak malu dengan perkataanmu?
Refleksi cermin adalah hal yang sangat jujur. Bahkan cermin tidak akan berbohong kepadamu. Tersenyumlah maka ia akan tersenyum, menangislah maka ia akan menangis. Cermin akan mengikuti setiap ekspresi dan gerakan yang kau lakukan sama seperti apa yang ia pantulkan tentangku saat ini. Bukankah sekarang aku terlihat seperti manusia paling menyedihkan dimuka bumi? Bahkam jika dirimu melihatku sekarang kau hanya akan menertawakanku seperti yang sudah-sudah.
Ya, dirimu yang selalu memandang rendah orang lain. Persetan dengan semua kalimat mutiara yang dulu sempat membuatku jatuh cinta kepadamu, persersetan dengan tipe idamanmu, persetan dengan dirimu dan persetan dengan semua perasaan yang aku miliki untukmu.
Bukankah lucu saatku ingat kembali semua kalimat yang dulu pernah kau sampaikan kepadaku bahwa wajah dan fisik bukanlah segalanya namun hatilah yang menentukan segalanya. Kau dulu terlihat sangatlah mempesona dengan semua kalimat mutiaramu. Yah, kalimat mutiara tetaplah hanya sebuah kalimat bukankah begitu?
Kalimat mutiara akan selamanya menjadi kalimat jika dirimu tidak memiliki kesadaran diri untuk merubah apa yang mesti kau ubah. Kalimat mutiara hanyalah cambuk agar kau berubah menjadi orang yang lebih baik dan sayangnya aku tertipu oleh cambuk yang kau berikan kepadaku. Alih-alih cambuk yang kau beri namun yang kau beri hanyalah luka besar yang sulit hilang dimakan waktu.
Kebiasaanku menghilang saat kau mengatakan kalimat mutiaramu itu. Tapi sekarang kebiasaan itu kembali lagi dan bertambah parah karena kau. Terimakasih cintaku engkaulah cambuk setan yang menyadarkanku kembali akan seberapa jeleknya diri ini.
Refleksi cermin bagaikan seorang anak kembar identik tanpa ada perbedaan diantara keduanya. Aku sadar akan wajah ini, aku sadar akan fisik ini. Aku pernah menyalahkan orang tua karena aku terlahir sebagai orang yang buruk rupa, aku pernah menyalahkan tuhan karena aku terlahir dengan wajah yang jelek. Namun, aku juga pernah menyalahkan diriku karena aku terlahir didunia ini.
Berkali-kali aku berfikir ‘akankah akan lebih baik saat aku mati’ atau ‘apakah aku harus bunuh diri’. Dirimu dan teman-temanmu lah yang membuatku ingin melakukan semua itu. Dirimu dan teman-temanmu lah yang selalu mengatakan hal-hal yang sangat menyakitkan kepadaku. Aku tahu bagi kalian ini adalah sebuah bahan bercanda dan tidak ada maksud lain. Namun apakah kalian pernah berfikir tentang bagaimana perasaanku? Pernahkah kalian berfikir bagaimana hatiku?
Mungkin kata-kata tersebut membuat kalian berfikir aku adalah orang yang cengeng dan gemar merengek. Ya, itulah aku dan hal itulah yang membuatku memutuskan untuk mengakhiri diri dengan berbagai hal yang membuatku mati tanpa rasa sakit. Tapi, apakah ada yang namanya mati tanpa rasa sakit?
Jika aku diberikan kesempatan untuk bertukar denganmu atau orang lain aku akan tetap memilih untuk menjadi diri sendiri dan memaksimalkan seluruh potensiku, membahagiakan diriku yang selalu menyalahkan diri sendiri, dan berjalan dengan percaya diri walaupun dengan wajah dan fisik yang tidak rupawan.
Oleh karena itu bantulah aku untuk merubah diriku. Bantulah aku agar lebih percaya diri. Bantulah aku agar menjadi diriku apa adanya. Bantulah aku agar tidak menyalahkan diri sendiri. Bantulah aku dengan tidak mendiskriminasi dan mengejek diriku, wajahku, dan fisikku. Karena diriku adalah aku.
Andai cinta boleh kuberi nama maka akan ku beri nama kata mutiara.....