Halo Boyzforumer Choco is back with new story.
Sedikit beda dari biasanya ini genre fantasi dengan tema Omegaverse.
Apa itu Omegaverse boleh silahkan digoogle.
Untuk update lebih cepat silahkan ke Wattpad setiap hari sabtu & minggu
https://www.wattpad.com/451972932-our-fated-meeting-gay-yaoi-chapter-1/page/2
Sinopsis :
Setelah bumi mengalami kehancuran ditahun 2030 sebuah peradaban manusia baru muncul. Di peradaban ini terbentuklah tatanan baru dimana manusia dikelompokkan menjadi tiga grup; Alpha, Beta dan Omega.
Kelvin Marius adalah seorang Beta yang bekerja sebagai ahli linguistik di Library of Mankind. Dia tidak memiliki ambisi yang terlalu besar. Keinginannya hanya memiliki kehidupan yang tenang dan damai. Namun sebuah perubahan mengintai dibalik kulitnya dan saat ini perubahan ini menggerogotinya seorang pria bernama Angel Caprius mendobrak prinsip hidupnya.
xoxo,
Choco
Comments
Tahun 2030 Bumi mengalami fenomena gempa secara beruntun diseluruh dunia. Awalnya semua orang menganggap fenomena yang terjadi adalah suatu kejadian alam biasa namun lambat laun fenomena ini berangsur sporadis selama hampir seratus tahun hingga menyebabkan fenomena dahsyat yang kemudian mengubah Bumi seratus delapan puluh derajat. Diutara bongkahan es mengalami retakan lempeng secara agresif sehingga mempercepat melelehnya es dibagian utara dan mengakibatkan pasangnya permukaan laut menyerupai tsunami dibanyak tempat. Iklim pun berubah-ubah dengan ekstrem. Gunung-gunung berapi baik yang masih aktif ataupun yang tertidur tergoncang satu persatu. Alhasil; kerusakan secara masal diseluruh dunia, kematian menyapu bersih setengah dari penduduk dunia saat itu, pergerakan lempeng menghilangkan sebagian lahan namun secara bersamaan menimbulkan lahan baru. Fenomena ini juga diperparah dengan retribusi hasil karya manusia; kebocoran tenaga nuklir, meluapnya gas dan minyak bumi dari titik-titik eksplorasi.
Setelah masa-masa itu berlalu umat manusia berada dimasa yang disebut Kematian Senyap. Penyakit-penyakit baru nan mematikan bermunculan mengakibatkan jumlah manusia semakin berkurang. Ditambah kelaparan mengubah watak manusia menjadi agresif. Hidup atau mati adalah satu-satunya kenyataan yang dihadapi. Tetapi, dibalik itu semua sebuah fenomena lain merayap secara kasat mata.
Perubahan yang terjadi merubah atmosfir Bumi dan genetik makhluk hidup. Tumbuhan dan binatang adalah makhluk hidup yang pertama kali terlihat dampaknya. Sedangkan manusia meski tidak mengalami perubahan secara drastis namun perubahan itu secara total merubah tatanan kehidupan. Lima abad kemudian, tatanan kehidupan manusia kembali pada susunan hidup yang teratur dan tertib. Malah bisa dibilang lebih teratur dan damai ketimbang masa sebelum fenomena kehancuran terjadi.
Dimasa saat ini manusia tertata atas tiga grup masyarakat. Alpha, Beta dan Omega. Pembagian ini didasarkan atas perubahan genetik yang berhubungan langsung dengan kontribusi secara fisik maupun aspirasi pemikiran. Alpha adalah grup masyarakat yang memiliki kemampuan superior baik itu secara fisik dan kepemimpinan. Mereka cenderung berkontribusi sebagai pemimpin atau pencetus gagasan. Beta adalah grup masyarakat yang dikategorikan memiliki fisik yang tidak terlalu kuat maupun lemah sehingga keberadaan mereka menjadi jembatan dalam bermasyarakat. Omega adalah grup masyarakat yang secara fisik lemah. Ya, Omega merupakan grup yang menjadi contoh nyata efek dari perubahan Bumi. Rentang usia mereka rata-rata tidak melebihi 50 tahun dan tubuh mereka rentan akan penyakit. Namun demikian dalam kehidupan Omega berperan penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Alpha meskipun memiliki tubuh yang sangat kuat dan superior dalam segala hal kemampuan berkembang biak mereka lemah. Alpha dengan Alpha kemampuan mereka berkembang biak hanya dua puluh persen dari lima puluh kali percobaan. Alpha dengan Beta kemampuan berkembang biak empat puluh persen dari lima puluh kali percobaan dengan kemungkinan melahirkan keturunan Alpha hanya tiga puluh persen saja. Alpha dengan Omega kemampuan berkembang biak sembilan puluh persen dengan kemungkinan melahirkan keturunan Alpha delapan puluh persen. Kemungkinan ini terjadi hanya pada saat Alpha dan Omega berkopulasi ketika mereka mengalami momen masa kawin atau disebut Retrograde, secara bersamaan. Diluar momen itu keturunan yang dihasilkan adalah Omega sebesar sepuluh persen dari lima puluh kali percobaan.
Beta dengan Beta kemampuan berkembang biak lima puluh persen dengan kemungkinan menghasilkan keturunan Beta delapan puluh lima persen dan Omega Lima belas persen. Beta dengan Omega kemampuan berkembang biak dua puluh persen dengan kemungkinan menghasilkan keturunan Omega tujuh puluh persen. Momen Retrograde Omega tidak memberikan efek apapun pada Beta. Omega dengan Omega memiliki kemampuan berkembang biak sepuluh persen hingga nol persen dan resiko melahirkan dari keluarga murni Omega sangat besar.
Karena itulah meski Alpha terlihat berada dipuncak piramid namun keberadaan Omega sangatlah tidak bisa dianggap remeh. Atau setidaknya demikian secara teori. Pada kenyataannya Omega dianggap sebagai komoditi perkembang biakan. Hal ini semakin diperparah kemampuan Omega hamil dan melahirkan tidak eksklusif hanya pada perempuan. Efek perubahan genetik menyebabkan seluruh grup Omega memiliki kelamin ganda. Inilah yang membuat grup masyarakat Omega seperti tidak memiliki kontribusi nyata dimasyarakat. Tidak kurang dan tidak lebih Omega berada di paling bawah piramid.
Masalah ini bagi Kelvin Marius bukan sesuatu yang harus dipikirkan. Sebagai seorang Beta, Kelvin menganggap grup masyarakatnya adalah manusia normal. Alpha tidak lebih dari golongan orang-orang arogan yang terlalu memiliki banyak materi dan waktu untuk dihabiskan. Pun kontribusi yang mereka berikan tidak lebih hanyalah teori. Yang sesungguhnya bekerja untuk kemaslahatan manusia adalah grup Beta. Apalagi Omega dimatanya hanya lintah yang menghabiskan sumber daya. Walau pemikirannya terdengar sangat sinis dan tajam, tapi pengalaman hidupnya mengajarkan kedua grup tersebut sama-sama membuat susah orang lain. Karena itu Kelvin lebih suka tidak berhubungan telalu dekat dengan kedua grup itu. Dia lebih menyukai kehidupan damai dan tenang.
Sama seperti hari lainnya, hari ini pun Kelvin melewati harinya dengan mempelajari buku-buku lama yang selamat dari peraadaban dunia lama. Buku-buku ini selamat berkat usaha para pencinta buku, tetapi walau sudah diselamatkan dengan berbagai cara buku-buku yang terselamatkan hanya seperempat dari jumlah buku sebelumnya. Institusi Library of Mankind bertugas merestorasi buku-buku yang terselamatkan dan mencari cara menggali buku-buku dari riwayat digital dari teknologi terdahulu. Tugas Kelvin mempelajari lalu kemudian menerjemahkan buku-buku tersebut ketiga bahasa. Dimasa kini penduduk dunia memakai lima jenis bahasa yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Latin dan Cina, tapi para pemimpin dunia kini tengah merampungkan satu bahasa yang akan menyatukan seluruh dunia. Karena kurangnya sumber pembelajaran dan juga lempeng Bumi kini hanya terbagi tiga benua hingga membuat pemakaian bahasa yang ada sudah tidak lagi fleksibel.
Kelvin begitu tenggelam dalam keseriusannya sehingga tidak menyadari seseorang berdiri dibelakangnya. “Kelvin..., Kelvin...,” tangan orang itu menepuk pundak Kelvin namun dia sama sekali tidak bergeming. Urat tangan orang itu berkontraksi dan sebuah pukulan keras melayang tepat dikepala Kelvin.
“GAAAKKK!!” Kepala Kelvin berdenyut kesakitan. Perlahan Kelvin menoleh kebelakang dengan air mata menggantung dimatanya. “Sonya....”
Seperti tidak terjadi apa-apa Sonya menatap Kelvin datar. “Mr. Hallow menyuruh kita kumpul diruang rapat lantai tiga setelah makan siang,” Selesai dengan Kelvin, Sonya beralih pada Angus dimeja sebelah Kelvin.
Kelvin hanya bisa merutuk perempuan barbar satu ini. Sonya memang perempuan cantik yang pernah Kelvin kenal diantara Beta. Bibir merah tebal, mata coklat besar dan tubuh yang sintal pas ditiap lekukannya. Tetapi perangainya sangatlah buruk. Dia pendiam, tapi dia tidak sungkan menunjukkan amarahnya jika emosi sudah menguasai dirinya.
“Rapat? Rapat apa?” Angus bertanya pada Kelvin.
“Entah, tanya saja pada Sonya,” Kelvin mengelus-elus kepalanya yang membentuk bulatan menonjol.
“Sudah, tapi Sonya hanya mengangkat bahunya.”
“Tsk..., lihat saja nanti.”
Waktu bergulir cepat dan jam makan siang pun usai. Kelvin bergegas merapikan tempat makan siangnya. Tidak seperti yang lain Kelvin lebih senang makan siang buatan tangannya yang dibawanya dari rumah. Segera setelah tempat makannya sudah masuk kedalam tasnya, dia dan Angus yang sudah kembali dari makan siang dari tadi, pergi menuju lantai tiga. Sesampainya dilantai tiga mereka beranjak keruang rapat. Angus mengetuk pintu ruang rapat terlebih dahulu dan kemudian membuka perlahan pintu. Mereka berdua yang pertama kali datang hingga tidak ragu mengambil tempat duduk.
Lima menit kemudian Sonya dan Mark masuk. Disusul sepuluh menit kemudian Mr. Harlow. Mr. Harlow mengambil tempat duduk dipaling depan ruangan. “Sudah semuanya disini?”
“Chen masih diklinik,” Mendengar nama Chen disebut oleh Mark membuat telinga Kelvin tersulut listrik.
Ceh..., Omega dan tubuh rapuh mereka. Sungut Kelvin dalam hati.
“Ah, baiklah. Saya memanggil kalian untuk rapat mendadak ini karena tadi pagi saya mendapat telepon dari Caprius Tech Inc mengenai laporan kita kepada mereka. Marius, laporan itu berdasarkan penemuan kamukan?”
“Iya Mr. Hallow. Sistem mereka belum bisa beradaptasi dengan sistem penomoran kita.”
“Mereka sudah mempelajari lebih lanjut laporan kita, tetapi pantauan dari tempat mereka terhambat karena protokol Zenith,” Mr. Hallow melihat Mark dan Sonya seperti sedang mengkonfirmasi pernyataannya.
“Konfigurasi Phoebe bertabrakan dengan protokol Zenith. Masalah penomoran hanya satu dari sekian masalah Phoebe dan Zenith,” Mark mengkonfirmasi kembali.
“Phoebe masih dalam tahap pengembangan tentunya error pasti ada.”
“Betul, tapi untuk saat ini kita masih mengutamakan Zenith. Jika kita memaksakan Zenith untuk beradaptasi dengan Phoebe ditakutkan kedua program itu akan tidak berfungsi dengan baik dan berimbas pada direktori arsip yang sudah kita bangun selama ini.”
“Hmm..., tidak perlu khawatir tim pengembang Phoebe akan segera memperbaiki dan karena itulah rapat ini diadakan. Karena persoalan protokol Zenith tidak memungkinkan bagi mereka untuk diperbaiki dari jarak jauh maka tim pengembang Phoebe akan langsung memperbaiki ditempat mulai dari besok. Keller dan Travis bantu mereka dalam mempelajari Zenith. Jika ada kemungkinan harus membuka protokol Zenith beritahu saya secepatnya karena Profesor Travis sedang bertugas ke Anaheim hingga minggu depan. Beritahu Chen mengenai hal ini,” Mark dan Sonya mengangguk dari tempat duduk mereka. “Marius dan Wilson usahakan untuk memperinci permasalahan yang kalian dapatkan dari Phoebe. Ini kesempatan yang bagus untuk kita karena Mr. Angel Caprius sendiri yang akan turun tangan.”
Tarikan napas secara beruntun terdengar nyaring kecuali Sonya. “Angel Caprius? Angel anak bungsu pendiri Caprius?” Angus bertanya tak percaya.
“Ya,” Angus melirik dengan mata terbuka lebar keseluruh orang yang berada diruangan. “Phoebe adalah program pertama yang dikembangkan oleh Mr. Angel sendiri, bukan begitu Travis?”
Dengan wajah kalem Sonya mengiyakan.
“Kalian tidak perlu khawatir Mr. Caprius bukan orang yang sulit seperti kebanyakan Alpha. Bahkan tadi pada saat dia menghubungi saya, dia tidak meminta kita untuk memperlakukannya istimewa. Dia hanya meminta ruangan khusus untuk dia dan empat orang timnya.”
Setelah permberitahuan dari Mr. Hallow keempat orang itu kembali mengerjakan pekerjaannya masing-masing, tetapi hanya Angus yang bersemangat sekaligus gugup akan berita ini. Bagaimana mungkin Angus tidak gugup mengingat orang dari keluarga nomor satu diseluruh dunia akan mendatangi kantor membosankan tempatnya bekerja. Angel Caprius, keturunan dari keluarga berpengaruh serta seorang Alpha premium.
Alpha premium adalah keturunan yang dilahirkan dari kedua orang tua murni Alpha. Dibandingkan Alpha biasa, Alpha premium mempunyai superioritas lebih tinggi. Mereka memiliki aura dengan intensitas yang dapat mencekik bahkan Beta pun tidak mampu menampik energi mereka. Bisa dibilang mereka adalah spesies paling tinggi dipuncak piramid. Tapi Kelvin tidak peduli ini karena siapa pun Angel sama sekali bukan urusannya.
Napas Kelvin tersengal-sengal sesampainya di TK Sun Flower. Matahari sudah bertengger diufuk barat dengan warna jingga menghiasi disekelilingnya. Ini menunjukkan sekali lagi dia terlambat. “Miss Graham maaf saya terlambat lagi.”
Senyum ramah terpulas diwajah Miss Graham. “Tidak apa-apa Mr. Marius anak-anak yang lain juga masih banyak yang belum dijemput.”
Kelvin hanya bisa tersenyum setengah hati. “Al! Ayo pulang,” Kelvin memanggil anak yang bermain sendirian di kotak pasir.
Anak itu menghentikan tangannya dan beringsut dari kotak pasir. Mata hijau emerald menatap Kelvin dengan datar. Kelvin menelan ludahnya.
Dia marah.
“Sampai jumpa besok Al!” Miss Graham memanggil, tapi Al tidak menoleh sedikit pun.
Anak ini, “Iya Bu sampai jumpa besok. Al bisa tidak sopan sedikit?”
Al tidak menjawab dan Kelvin hanya bisa menghela napas.
Kelvin bertanya-tanya dalam hatinya apa yang bisa dilakukannya untuk Al. Dia tahu bahwa dia bukan ayah Al hingga usahanya untuk membuat Al terbuka padanya seperti menghadapi tembok diam yang dingin. Tapi Kelvin setidaknya tahu yang dibutuhkan Al adalah Ibunya sendiri.
Paman Kelvin sekaligus Ibu Al adalah orang tidak memahami arti kata mawas diri. Mengetahui dirinya tak memiliki tempat dimasyarakat dia mendagangkan rahimnya kepada keluarga Alpha berkali-kali. Begitu vulgar dan tak tahu malu Kelvin sangat membenci Pamannya itu. Kelvin bahkan pernah membenci dirinya sendiri karena memiliki ikatan darah dengan dia dan kebenciannya semakin memuncak ketika Alaistar Marius alias Al lahir enam tahun lalu.
Al adalah satu-satunya anak yang lahir dari hasil hubungan cinta antara Pamannya dan seorang Alpha yang tidak dikenal Kelvin. Tetapi Kelvin menyangsikan hubungan mereka karena hubungan berdasarkan cinta mana yang menelantarkan anak mereka begitu saja? Ayah Al menghilang begitu saja sesaat Al lahir kedunia. Ibunya seperti angin, datang dan pergi begitu saja. Menitipkan Al kepada Kelvin. Kelvin merasa dunianya yang damai dan tenang rusak karena Pamannya yang busuk. Al pun akhirnya menjadi korban akan keegoisan mereka. Kelvin tidak mengerti dan tidak mau mengerti alasan mereka.
“Kelvin, mulai besok aku bisa pulang sendiri,” Al akhirnya membuka mulutnya dan membangunkan Kelvin dari lamunannya.
“Apa kamu bilang?”
“Aku bisa pulang sendiri besok.”
Dahi Kelvin mengerucut tidak memahami maksud Al.
“Umurku sudah enam tahun tujuh bulan, jalan pulang pun aku sudah hapal dan jangan khawatir aku adalah seorang Alpha. Jika ada orang asing berusaha menggangguku, aku hanya tinggal menekan energi mereka,” Al mengucapkan semua itu dengan wajah datar.
Sekali lagi Kelvin menghela napas dan menyandarkan tubuhnya, “Justru karena kamu baru enam tahun masih harus dalam pengawasan.”
Bibir Al menyungut.
“Tadi kamu bilang energi Alpha? Katakan itu lagi saat bulu ketiakmu sudah bermunculan.”
Sepulas warna merah mewarnai kuping Al. Kelvin tersenyum melihatnya.
“Sudah-sudah, anak kecil cukup tahunya main, belajar dan makan kue atau permen yang banyak. Nanti di supermarket ingatkan aku untuk membeli kue bolu pisang,” Al menganggukkan kepalanya perlahan.
Secara umum dunia saat ini tidak memiliki empat musim, yang tidak ada hanya musim dingin namun dibagian area utara terkadang masih turun salju tapi tidak berkepanjangan hingga menimbulkan tumpukan es. Temperatur pun tidak pernah berada di posisi paling panas atau dingin. Seperti saat ini walau berada di musim panas, tetapi temperatur stabil di posisi tiga puluh derajat celsius. Akhir-akhir ini Kelvin merasa otot tubuhnya lunglai tidak jelas dan keringat dingin mencuat dari pori-pori kulitnya. Kelvin menghela napas dalam-dalam dan meyakinkan dirinya dia akan segera sampai rumah. Setibanya dirumah dia sudah merencanakan untuk memeriksa temperatur tubuhnya dan meminum vitamin sebelum menyiapkan makan malam.
“HAI AL!” Sebuah suara nyaring memanggil Al.
Kelvin mencari asal suara itu dan terperanjat mengetahui pemilik suara itu. “MOMMY!” Al teriak penuh semangat dan berlari kepelukan Ibunya.
Setelah melewati keterkejutannya Kelvin kembali dengan muka datarnya. “Wow, anak Mommy makin besar sekarang.”
“Hmm, tinggi Al sekarang 110 cm dan berat Al 23 kg,” Al memberi tahu dengan wajah bangga. “Mommy pulang?”
Kelvin berjalan sembari mengacuhkan mereka dan menempelkan ibu jarinya ke mesin pengenal identitas. Lampu kecil hijau menyala. Pintu masuk otomatis apartemennya kemudian terbuka. Tidak ragu Kelvin masuk kedalam.
“Iya Mommy pulang. Hei Kelvin,” Kelvin tidak menggubris panggilan Pamannya dan tetap lanjut melepaskan sepatunya didepan pintu.
“Al buka sepatu kamu,” Perintah Kelvin sepintas.
Tidak menunggu Al dan Pamannya masuk kedalam, Kelvin menaruh tas dan barang belanjaan ke atas meja makan lalu bergegas kekamar mandi. Setelah menutup rapat pintu kamar mandi dia segera membuka lemari obat diatas wastafel. Alat periksa yang siap sedia segera diambilnya dan ditempel di atas pergelangan tangan selama lima menit. Sesudah lima menit hasilnya terpampang dilayar kecil. Kadar air dan PH tubuhnya normal sedangkan temperaturnya tiga derajat dibawah batas normal, tetapi yang membuat kepala Kelvin berputar adalah level hormonnya sangat kacau. Seketika Kelvin melempar alat periksanya kembali ketempat semula dan mengambil botol vitamin disebelahnya. Dia menelan tiga butir vitamin sekaligus dan meminum air langsung dari kran. Untuk beberapa saat dia menatap dirinya dicermin. Melihat mata birunya, Kelvin tahu ada perubahan dalam dirinya dan dia tidak mempunyai kuasa menghentikan perubahan itu. Dia hanya berharap setidaknya rasionalisme dirinya mampu mengontrol segalanya.
Keluar dari kamar mandi Kelvin melihat Pamannya membuka barang belanjaan. “Mau masak salad hari ini?”
“Hm....”
“Dengan ayam panggang?”
“Hm....”
“Oke, biar Pamanmu ini yang masak,”
Kelvin menatapnya dengan aneh.
“Hei, waktu kau kecil aku sering masak untuk kau. Jadi percayakan tugas ini padaku,” Paman Kelvin tersenyum lebar dan Kelvin memutar matanya. Bukannya Kelvin tidak percaya dia bisa masak atau tidak, tapi Kelvin tidak ingat kapan terakhir kali dia mengambil inisiatif untuk melakukan pekerjaan seperti ini.
Selagi Pamannya menyiapkan bahan untuk memasak, Kelvin memasukkan bahan-bahan lain kedalam kulkas.
“Bagaimana kabarmu Kelvin?”
“Baik.”
“Maafkan aku tidak memberimu kabar satu tahun terakhir karena keluarga Alvarez tidak mengizinkanku untuk menghubungi pihak luar walaupun keluargaku sendiri dan setelah menyelesaikan kontrakku dengan mereka, aku segera menjalani perawatan hormon termasuk pengangkatan rahim.”
Secepat kilat Kelvin melihat Pamannya dan mengintip sekilas pada Al yang tengah sibuk bermain. “Apa katamu?”
“Aku mengikuti nasihatmu,” Senyum kecil tersungging disudut bibirnya. “Kau selalu bilang aku harus menghentikan kehidupan immoral seperti ini, tapi kau tahu sendiri menjadi naluri alamiah Omega tidak bisa dikontrol. Saat masa Retrograde muncul aku tidak bisa membendung daya magnet yang ditimbulkan, bahkan diluar masa itu pun cukup orang tahu aku seorang Omega menarikku kesana-kesini. Jadi aku hanya punya solusi ini selain solusi Bind.”
Kelvin tercengang akan keputusan Pamannya. Dia tahu Pamannya suka membuat pilihan sembrono, tapi untuk yang satu ini entah dia harus memberikan selamat kepada Pamannya atau tidak. “Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?”
“Aku menghubungi teman-teman lamaku dan bertanya ada lowongan untukku atau tidak. Kau tahu Jeffkan? Teman kuliahku dulu. Dia membuka toko perbaikan alat elektronik dan saat ini dia sedang mencari tenaga ahli yang dapat memperbaiki peralatan tipe lama. Pamanmu memang beruntung sekali, dikala butuh pekerjaan eh..., pintu keberuntungan terbuka lebar. Ah! Aku juga berencana untuk mencari apartemen baru untuk Aku dan Al. Sampai aku menemukan tempat baru biaya hidup aku dan Al akan aku tanggung semuanya.”
Otak Kelvin berpikir keras akan perubahan Pamannya ini. Dia melihat seksama paras Pamannya. Berusaha mencari semacam keraguan karena Kelvin kenal betul watak Pamannya yang berubah-ubah. Haruskah dia mempercayainya atau tidak untuk kali ini? Tapi wajah Pamannya begitu tenang seperti tidak menyimpan motif tersembunyi.
Banyak orang yang mungkin tidak percaya bahwa mereka adalah Paman dan keponakan karena sesungguhnya umur mereka hanya terpaut lima tahun. Saat Ibu Kelvin berusia dua puluh tahun, dia melahirkan Kelvin. Karena usia yang terpaut sangat dekat dan bagai pinang dibelah dua mereka berdua sering disebut anak kembar. Rambut terang keemasan, mata yang sama biru-biru meski Kelvin lebih condong lebih gelap ketimbang Pamannya, perawakan mereka pun tak terlalu beda jauh Kelvin lebih tinggi dari Pamannya dan mereka banyak menghabiskan waktu bersama-sama. Semua itu membuat Kelvin tahu luar dalam mengenai Pamannya bahkan rahasia gelapnya. Mendengar deklarasi ini tentu membuat dirinya mengkhawatirkan akan satu hal.
“Kau..., baik-baik saja?”
Pamannya yang sedang sibuk memasak ayam melirik kepada Kelvin dari sudut matanya. “Haha..., aku tahu apa yang kau pikirkan. Keputusan ini bukan keputusan yang kubuat dalam waktu semalam. Semenjak aku melahirkan Al mulai saat itulah aku memikirkan tentang hidupku, hidup Al dan hidupmu. Aku sadar jalan hidupku beresiko dan tidak mungkin selamanya bisa seperti ini. Aku memang Omega, tetapi aku tahu kehidupanku adalah hasil keputusan yang dibuat oleh diriku sendiri. Hanya saja kamu tahu akukan? Walau sudah berpikir seperti itu kepalaku yang keras memilih untuk menutup mata. Tetapi saat aku bersama dengan Mr. Alvarez dia mengajarkanku banyak hal. Alpha, Beta dan Omega semua itu hanya status yang dibuat manusia agar manusia merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Watak usang yang seharusnya musnah bersamaan dengan peradaban lama, tetapi sayang kebiasaan lama sulit dienyahkan. Itu katanya.
Entah dia berkata seperti itu untuk membuat aku merasa lebih baik atau itu adalah kebijakan seorang Alpha. Apapun itu aku mempercayainya. Dia pun memintaku agar aku lebih egois pada diriku sendiri.”
Kelvin terdiam mencerna kata-kata yang dikeluarkan dari mulut Pamannya.
“Kau tahu sesuatu Kelvin? Saat kata-kata Mr. Alvarez berputar-putar dikepalaku, aku selalu ingat dirimu. Mr. Alvarez tidak tahu siapa dirimu, tapi entah kenapa nasihatnya sangat cocok untuk kau,” Pamannya tersenyum hingga matanya membentuk bulat sabit.
Kelvin mendengus lalu berlalu begitu saja, tapi
Pamannya tahu betul kata-kata Mr. Alvarez adalah kebenaran yang menggugah prinsip Kelvin.
Sejak pagi Kelvin masuk kerja hiruk-pikuk dan desas-desus mengenai Mr. Caprius sudah melebar keseluruh departemen. Kelvin merasa sangat terganggu akan hal ini karena seperti saat ini orang-orang didepartemennya bukannya sibuk bekerja malah sibuk bergosip. Kelvin berusaha mengacuhkan suasana kantornya yang ramai.
Ketika waktu menunjukkan sepuluh lewat dua puluh lima, pintu kantor Kelvin terbuka lebar. Yang pertama kali masuk adalah Mr. Hallow dan disusul lima pria yang tidak dikenal. Dari kelima orang itu satu diantaranya langsung menyita perhatian semua orang yang berada didalam ruangan. Pria itu sangat tinggi melebihi tinggi rata-rata semua orang didalam ruangan. Rambutnya hitam legam, ikal, tertata rapih. Alis tebal hitamnya menghias sempurna bentuk wajahnya yang tegas. Kemeja putih menutupi lehernya dipadu dengan blazer biru gelap pas sekali membalut bagian atas tubuhnya yang bidang. Kakinya yang panjang ditutupi dengan celana biru sepadan dengan warna blazernya. Secara keseluruhan semua orang setuju dia adalah pria yang sempurna. Ditambah aura kejantanan Alphanya yang berpendar membuat daya tarik seksualnya berada dilevel seribu persen. Omega yang berada didalam ruangan seperti tersihir kaki mereka bergemeretak.
Bulu kuduk Kelvin tiba-tiba berdiri. Kelvin melihat kearah pendingin ruangan, tetapi matanya justru menangkap penampakan pria itu. Bulatan matanya membesar tanpa disadarinya.
“Mr. Caprius, ini Kelvin Marius. Orang yang memberikan laporan pertama kali perihal permasalahan Phoebe,” Kelvin memaksa tubuhnya untuk berdiri dan mengulurkan tangannya.
“Suatu kehormatan bagi saya bertemu dengan anda,” Kelvin memberikan senyum bisnis terbaiknya.
Angel menatap lekat Kelvin sebelum menerima tangannya. “Saya pun senang akhirnya bertemu dengan anda. Laporan anda sangat membantu dalam pengembangan lebih lanjut program Phoebe.”
Untuk sesaat Kelvin merasakan sengatan ditelapak tangannya. Jika Kelvin tidak tahu dia adalah seorang Alpha Premium dia akan berasumsi Angel sedang mengerjainya dengan alat kejut jahil. Segera mungkin Kelvin menarik kembali tangannya dan berpura-pura tidak tahu. Tetapi bulatan hitam dimata Angel menunjukkan sesuatu yang membuat seluruh tubuh Kelvin menciut ketakutan. Kelvin berusaha mati-matian meyakinkan dirinya bahwa dia adalah seorang Beta. Sekuat apapun energi seorang Alpha Premium tidak memiliki efek apapun terhadap dirinya.
“Marius tolong bantu seluruh tim Mr. Caprius dalam menganalisa program kita,” Kelvin mengangguk pelan. “Mr. Caprius perkenalkan juga ini Angus Wilson dia....”
Kelvin tidak lagi mendengarkan atau pun memperhatikan Mr. Hallow dan lainnya. Dia hanya merasa lega mereka berlalu dari hadapannya. Tak ada lagi tatapan tajam Angel. Walau dia tidak mengerti mengapa detak jantungnya berdegup kencang. Kembali duduk dikursinya Kelvin menarik dalam-dalam untuk menenangkan urat syarafnya.
Waktu menunjukkan pukul dua belas lewat lima belas. Hampir semua orang yang berada diruangan Kelvin telah meninggalkan meja mereka untuk makan siang. Sedangkan Kelvin yang tersisa seperti biasa mengambil tempat makan siangnya dan pergi ke ruang istirahat sebelah dapur kantornya. Kelvin menikmati sandwich berisi ayam sisa makan malam semalam dan sepotong kue bolu pisang.
Ditengah-tengah menikmati makan siangnya aliran angin dingin menyergap bulu kuduknya dan aroma musk yang kuat menyerang indera penciumannya. Seketika tubuhnya berkontraksi. Dia tidak berani mengangkat matanya, tapi dia menyadari seseorang berjalan melewatinya menuju dapur. Ingin sekali Kelvin pergi dari tempatnya, tetapi sebuah energi mengikatnya ditempat. Kelvin mengutuk dalam hati saat orang itu duduk didepannya.
“Tempat makan anda lucu sekali,” Suara berat mengisi kekakuan yang menggantung.
“Umm..., yeah,” Kelvin menampar dirinya dalam hati.
Suara itu terkekeh. “Maaf, jika kehadiran saya terasa berat, tapi ini mekanisme yang saya bangun untuk berjaga-jaga. Seharusnya Beta tidak terlalu terpengaruh, tapi ada baiknya saya mengendurkan sedikit.”
Sesaat kemudian energi yang menekan dada Kelvin mengendur sedikit. Kelvin menarik napas dalam dan melirik orang didepannya, tapi dia sedikit terganggu dengan kata-katanya seharusnya Beta tidak terlalu terpengaruh. Apa maksud dia berkata begitu? Kelvin berusaha menguasai otot wajahnya dan mengangkat wajahnya. “Saya rasa jika saya adalah anda, saya pun akan melakukan hal yang sama.”
Angel hanya mencuatkan satu sudut bibirnya. “Tadi saya ingin mengatakan ini kepada anda, mata anda sangat indah.”
Pulasan warna merah merambat cepat di kedua pipi Kelvin. Dia menusuk ayam ditempat makannya dengan emosi yang merangkak keluar. “Anda tidak makan siang?”
“Tidak. Saat saya sedang fokus bekerja nafsu makan saya sedikit berkurang.”
Kelvin melihat tempat makannya. “Anda mau kue bolu pisang?”
Angel menarik satu alis matanya, “Anda hanya punya satu kue saya rasa satu itu bahkan tidak cukup untuk anda sendiri.”
“Mmm..., saya tidak makan terlalu banyak dan makanan yang saya bawa cukup mengenyangkan,” Sebenarnya Kelvin menawarkan kuenya karena pertama, dia ingin mencairkan suasana. Kedua, orang didepannya adalah orang penting bagi perusahaannya meski rasa tidak menyukai semakin tumbuh bagi orang ini dia tetap harus memperlakukannya dengan baik.
Mata Angel memperhatikan dengan seksama setiap lekuk wajah Kelvin. Di momen ini Angel sedang mengalami kebingungan luar biasa. Hal yang tidak pernah terjadi pada dirinya. Didepannya seorang pria berambut keemasan, mata biru gelap, bibir tipis merah, bergaris wajah tirus dan pipi yang merekah kemerahan, membuat dirinya tidak dapat memberikan evaluasi seperti biasanya. Sekilas pria didepannya mungkin terlihat biasa bahkan mungkin jika mereka berpapasan dijalan Angel tidak akan melirik padanya. Tetapi kini dia melihat jelas pria didepannya memiliki daya tarik yang tidak dapat dijelaskan. Sesuatu yang seharusnya seorang Beta tidak miliki.
Karateristik Beta biasanya mereka tidak mempunyai daya tarik yang menonjol seperti Alpha atau Omega. Aura yang mereka tampilkan begitu sederhana sehingga membuat mereka hampir tidak terlihat. Sebagai seorang Alpha Premium dia dapat membedakan tiap-tiap karateristik setiap grup dengan jelas. Namun pria didepannya seperti kepingan mosaic yang buram. Secara kasat mata dia adalah seorang Beta, tetapi aura Omega membalut halus dirinya. Dia bertanya-tanya apakah Kelvin meredam aura Omeganya? Setelah berpikir cukup lama Angel memutuskan Kelvin adalah seorang Beta. Bagaimana pun seorang Omega berusaha menjadi seorang Beta, inti jiwanya tidak mungkin menekan energi seperti yang dilakukan Kelvin.
“Mr. Caprius?”
“Sebaiknya saya kembali dan terima kasih untuk kuenya. Saya berhutang kue pada anda,” Angel mengambil cepat kue bolu pisang dari tempatnya dan pergi meninggalkan Kelvin yang mendadak gusar.
Dia mengevaluasiku.
Mention dong kalau update lagi.
“Kapan kau pulang?” Suara dari seberang telepon itu adalah Paman Kelvin.
“Tidak tahu kapan. Hari ini perbaikan program dimulai. Jadi mungkin beberapa minggu ini aku harus kerja hingga malam. Nanti kalau aku pulang akan aku beritahu lagi.”
“Oke, kau tidak perlu khawatir aku bisa mengurus Al sendiri. Anggap saja sebagai latihan. Haha.”
“Aku harus kembali, bye.”
“Bye.”
Kelvin mematikan teleponnya dan segera masuk kedalam toilet. Seharian tim Caprius menganalisa dan mempelajari data-data lama. Memaksa seluruh departemen Kelvin dan departemen teknologi untuk bekerja dua kali lebih dari biasanya. Bahkan sekarang semua harus bekerja lembur. Kelvin membasuh wajahnya yang kusut.
Meski jadwal lembur hari ini diluar dugaannya Kelvin tidak lupa membawa vitaminnya. Segera dia mengambil kotak vitamin kecil dari saku bawah seragamnya. Dia meminumnya tanpa ragu dan memeriksa potongan kecil salep berbentuk kain segiempat yang ditempelkan ditiga tempat. Satu di pundaknya, satu tepat diperut paling bawah berbatasan dengan rambut kemaluannya dan satu lagi di telapak kaki.
Kondisi tubuh Kelvin mengalami perubahan yang tidak bisa dicernanya hingga mau tidak mau dia harus mengandalkan salep-salep ini. Salep-salep ini membantunya mengendalikan hormon-hormon pada tubuhnya, tetapi entah mengapa kian hari daya kerja salep-salep ini tidak lagi seefektif pertama kali dia memakainya. Padahal salep yang dipakainya terkenal kemujarabannya dan harganya pun sangat mahal. Kerutan dahi Kelvin semakin berkontraksi menyadari dia harus mencari obat lain yang dapat membantunya. Tapi jenis obat apa yang dapat membantunya? Salep-salep ini sebenarnya adalah cara terakhirnya. Bahkan untuk mendapatkannya dia harus menggunakan jalan alternatif karena salep-salep ini produksi legalnya sangat terbatas sehingga satu orang hanya bisa membeli dua paket untuk satu bulan. Sedangkan satu paket hanya berisi dua belas. Dengan penggunaan seperti dirinya tentu pembelian secara legal tidak mencukupi. Kelvin menghembuskan napas kesal lalu segera keluar dari toilet.
Langkah Kelvin terhenti kala menemui Angel berdiri dekat mejanya. Matanya melekat pada pekerjaan yang sedang dikerjaan Kelvin. Rasa kebingungan menghinggapi Kelvin. Dia tidak dapat mengendalikan otot-otot wajahnya yang kesal. “Umm..., Mr. Caprius?”
“Frankeisten dongeng anak-anak,” Angel memperlihatkan deretan gigi cemerlangnya.
“...?”
“Makan malam Mr. Marius?” Angel menunjukkan kotak makanan ditangannya. “Pesanan makan malam sudah datang dan yang lain sedang menikmati makanan mereka. Saat saya mengambil minum anda tidak ada disana. Jadi saya menyelamatkan satu kotak yang bisa saya selamatkan.”
Kelvin melihat sekelilingnya, tidak ada orang lain selain dia dan Angel. Angel berdiri tepat didepan Kelvin. Ini membuat dirinya semakin gugup. “Terima kasih?”
Kelvin menyambar kotak makanan yang masih ditangan Angel dan bergegas kembali kemejanya. “Boleh saya duduk disini?”
Angel menarik kursi disamping kursi Kelvin. “...,tentu.”
“Sewaktu pertama aku membaca Frankeinstein aku tidak percaya orang-orang dari peradaban lama menyukai sampah seperti ini,” Kelvin sangat ingin mengacuhkan Angel, tetapi lagi-lagi dia diingatkan status Angel untuk perusahaan. Agar terlihat dia tidak gugup Kelvin mengambil satu gigitan besar steak kedalam mulutnya.
“Steak ini lezat. Anda sudah makan malam?” Kelvin berusaha membelokkan arah pembicaraan karena dia tidak ingin berdebat dengan Angel. Franskenstein adalah bacaan favorit terbaru Kelvin.
Senyum tipis mengembang dibibir Angel dan matanya yang tajam menatap bibir Kelvin. Kelvin menyadarinya dan secepat kilat mengalihkan wajahnya. “Belum, tapi tadi sudah makan sepotong kue bolu pisang. Rasanya sangat lezat sekali, dimana anda membelinya?”
“Supermarket. Bagaimana kalau saya mengambil makan malam untuk anda?”
Kelvin bermaksud untuk beranjak dari kursinya, tetapi tangan Angel menahannya dipundak. “Tidak perlu, ini saja,”
Angel menggenggam tangan Kelvin yang memegang garpu dan memakan potongan steak dari garpu. Mata Kelvin langsung saja terbelalak terlebih setelah Angel memakannya matanya terus menatap Kelvin.
Sebuah perasaan asing sekilat mengalir seperti listrik diudara diantara keduanya. Angel mengenal perasaan ini setiap kali seorang Omega berusaha menariknya. Saat itu terjadi insting Alphanya menyeruak menginginkan menaruh cap kepemilikan pada Omega tersebut. Sedangkan Kelvin sangat asing akan perasaan ini. Dia hanya dapat merasakan bahwa rasa hangat merambat dari batang leher hingga tulang ekornya. Dia tidak menginginkan perasaan ini. Sekuat hati Kelvin meredam perasaan ini meski debaran jantungnya mengkhianati dirinya.
Perlahan Angel membusungkan wajahnya dan mendekatkan hidungnya diantara leher Kelvin. Hembusan napas Angel membuat tubuh Kelvin bergidik. “Hmm..., kamu tahu tadinya aku tidak terlalu yakin, tapi dari sedekat ini aroma tubuhmu sangat menggoda. Aroma Omega berkualitas tinggi.”
Seketika Kelvin melonjak dari kursinya dan menatap Angel dengan penuh tatapan horor. Apa yang tadi dia katakan?
“Mr. Caprius dengan penuh rasa hormat hentikan omong kosong anda.”
Berdiri dari kursinya Angel mendekatinya, tapi tiap langkah majunya diikuti dengan langkah mundur Kelvin. Instingnya benar, apa yang dilihatnya mungkin mampu menipu orang biasa, tetapi apa yang dirasakannya adalah rasa yang nyata. Detik itu dia meyakini kebenarannya, detik itu juga insting Alpha membalut dirinya dengan hasrat dan gairah untuk Kelvin. Dia menginginkan Kelvin.
Keheningan yang tercipta diantara semakin menebal tiap detiknya. Nasib Kelvin beruntung karena semua orang kembali dari istirahat makan malam. Beberapa tidak menyadari kekakuan yang menggantung diudara, tetapi beberapa yang berjalan menuju meja dekat Kelvin melihat jelas dua orang yang sedang berdiri mematung. Angel segera menyadari keberadaan orang lain. “Mr. Marius, senang berbicara dengan anda.”
Angel pergi meninggalkan Kelvin. Sesaat bayangan Angel menghilang secara menyeluruh dari ruangan kaki Kelvin melemah. Dengan susah payah dia kembali duduk dikursinya. Kedua tangannya menutupi wajahnya. Rasa putus asa kini memeluk segala rasionalitas yang melindunginya.
Dalam kegelapan malam Kelvin memfokuskan pandangannya pada gang sempit didepannya. Sebuah garis bayangan timbul dibawah pendar lampu.
“Halo Kelvin,” Bayangan itu keluar dari tempatnya dan menunjukkan jati dirinya. Seorang pria dengan rambut pirang kotor panjang sebahu dan jengot tipis melihat Kelvin dengan senyum tengil diwajahnya. Kelvin mengerutkan hidungnya melihat penampilan orang didepannya. Seperti biasa dia selalu berpakaian mencolok. Topi panama merah anggur yang seragam dengan blazer dan celananya. Ugh.
“Sudah bawa pesananku?”
Pria itu memperlihatkan kotak yang dikenal Kelvin. “Dan ini.”
Kelvin memicingkan matanya untuk memastikan apa yang ada ditangannya. Sebuah botol obat kecil berisikan pil berwarna merah, “Apa itu?”
“The Rouge.”
“Apa?” Mata Kelvin membulat dan dengan langkah besar mendekatinya. Dia melihat seksama pil merah itu. “B..., Berth, kau berhasil?”
Berth mengangkat bahunya. “Kira-kira begitu. Belum seratus persen sempurna, tapi beberapa orang sudah mencobanya. Mereka menyukainya meski hasilnya belum terlihat dengan nyata.”
“Efek samping?”
“Anemia, dehidrasi, pusing, tapi semuanya minor. Cukup jaga asupan air, makanan, vitamin dua kali sehari dan istirahat yang layak akan baik-baik saja.”
“Berapa?”
“Untukmu? Gratis,” Berth tersenyum lebar, tetapi Kelvin tidak mempercayainya. “Seperti aku bilang ini masih belum sempurna, produk percobaan. Ini pun tersisa tujuh.”
“Katakan padaku harganya Berth,” Kelvin menggigit giginya tidak sabar.
“Hei..., hei..., kau ini pelanggan setiaku. Tiga tahun dan kau tak pernah ragu dengan barangku. Kepercayaan pelanggan adalah sepenuhnya moto kerjaku.”
Tidak mungkin Berth akan begitu saja memberikan produk seperti The Rogue begitu saja meskipun produknya masih belum sempurna.
“Tapi..., setelah porsi ini selesai aku harap kau kembali padaku dan...,” Berth mendekati Kelvin dengan kilatan aneh berkelabat dimatanya. Jarinya menyentuh pipi Kelvin. “Tuhan, kau sangat indah.”
Saat dirinya bergidik, Kelvin tahu Berth menggunakan energi Alphanya untuk mempengaruhi dirinya. Kelvin berusaha keluar dari pengaruhnya, tetapi tangan Berth sudah melingkar duluan dipinggangnya.
“Kelvin, kenapa kau bersikeras menolak takdirmu? Kau tahu kau belum terlambat menerima jati dirimu yang sebenarnya dan..., meski aku terlihat seperti ini kalau kau bersedia jadi milikku, aku akan memastikan kehidupanmu sebagai Omega akan dipeuhi dengan kesenangan tiada tara.”
Dengkul Kelvin segera menghujam perut Berth. “Simpan saja The Rougemu, aku tidak butuh!"
“Ugh! Tunggu, tunggu,” Berth mengambil napas dalam sebelum susah payah bangkit. “The Rogue ini betul-betul untukmu, tapi tawaranku tetap berlaku.”
Kelvin ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini dia merogoh tasnya dan mengambil buntalan uang. Dia melempar buntalan uang itu kewajah Berth lalu menyambar dengan cepat kotak kemasan dari balik blazer Berth.
Berth dengan cepat mengambil lengan Kelvin dan memutarnya sehingga punggung Kelvin menyentuh dadanya. Kedua lengannya mendekap erat Kelvin. “Tenang, tenang Kelvin. Aku berkata yang sesungguhnya. Obat ini untukmu dan tawaranku pun benar adanya. Pertama kali aku melihatmu kau menyetir hasrat dalam diriku. Ratusan Omega sudah aku cicipi, tapi hanya kau yang membuat darahku bergejolak tak karuan.”
“LEPASKAN AKU BERTH!”
“Tenang Kelvin, aku tidak memaksamu untuk jadi milikku, tapi aku sudah tidak kuat menahan desiran ini.”
Bulu kuduk Kelvin berdiri saat merasakan sesuatu yang keras menyentuh bokongnya dan dia semakin ketakutan ketika Berth menggosokkan badannya ketubuhnya. “BERTH! TOLONG....”
“Sshh..., ssshh..., maafkan aku Kelvin. Aku tidak dapat menahan diriku, tapi aku benar-benar tidak akan memaksa dirimu. Jika kau memilih untuk meminum The Rogue dalam tujuh hari, lalu memutuskan untuk mendapatkan lagi dariku, aku akan menganggap itu sebagai jawabanmu. Tetapi jika kau tidak kembali padaku, aku akan meninggalkanmu sendirian.”
“KAU GILA!!!”
“Tapi waktumu hanya sebulan saja dari sekarang. Dari kondisimu saat ini aku bisa meramal masa Retrograde bisa kapan saja datang padamu dalam satu bulan ini. Kau tidak maukan tiba-tiba diperkosa oleh orang aneh dijalan?”
Badan Kelvin membeku seketika.
“Karena itulah kau minum The Rogue setidaknya porsi pil yang kuberikan padamu cukup menahan sampai waktu itu tiba. Hanya saja jika kau tidak mengambil lagi dariku, aku tidak menjamin kelangsungan hidupmu selanjutnya. Karena hanya aku yang bisa membuat The Rogue. Hahahahaha....”
Tawa sinis Berth menyerang telinga Kelvin. Dia menghimpun tenaga terakhir kalinya dan keluar dari cengkeraman Berth, tapi Berth dengan cekatan memasukkan kantung pil berisi The Rogue kedalam saku seragam Kelvin.
“INGAT KELVIN WAKTUMU HANYA SEBULAN SAJA,” Kelvin berlari kencang mengacuhkan teriakan Berth.
Napas halus yang bersautan dari kamar Al menemani kegundahan hati Kelvin. Dibawah sinar lampu meja berjajar terbaring tujuh pil merah. Sudah hampir satu jam Kelvin memandangi pil-pil tersebut. Otaknya kini seperti dipenuhi duri. Ditempat yang dia anggap sebagai tempat mendapatkan kedamaian yang diinginkannya, seorang pria bernama Angel Caprius merusak tatanan yang dia bangun.
Kelvin bukanlah orang bodoh yang tidak mengetahui arti dari tatapan Angel. Sangat jelas dimatanya Angel menjadikannya target dirinya sebagai koleksi Omeganya. Sudah cukup mengetahui hal ini Kelvin masih harus dihadapi si bedebah Berth. Sebenarnya Kelvin pun sedikit tahu Berth mempunyai motif terhadap dirinya, tapi Berth selalu terlihat acuh tak acuh sehingga dia tidak merasa terancam. Tetapi kini, Berth menunjukkan sifat aslinya.
Ingin sekali Kelvin menangisi nasibnya. Tidakkah hidup berbaik hati padanya? Memberikannya kehidupan yang normal? Atau setidaknya sebuah pilihan? Karena sekarang dia sama sekali tidak melihat ada banyak pilihan. Kehidupannya kini berada diambang kehancuran.
@SteveAnggara @lulu_75 @sar_el
Buat yang silent reader mau dimention silahkan tinggalkan komentar.
With love,
Choco
AN : update awal setiap sabtu & rabu di Watppad https://www.wattpad.com/story/118650161-our-fated-meeting-gay-yaoi
Trus jadwal yg di wattpad itu udh pasti rabu sabtu? Karna aku lebih sering baca di wattpad duluan dibanding disini.
Kelvin itu terlahir Beta tapi karena ada sesuatu digenetiknya dia jadi Omega. Penjelasan lebih lanjut dichapter selanjutnya xD.
Dia pake obat supaya Omeganya gak muncul.
Iya jadwal yang di Wattpad fix sabtu dan rabu. Yang pasti upload baru pasti diduluin yang di Wattpad. Buka BF kuduk pake VPN soalnya. Rada lemot pake VPN.