It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kayanya Suka @lulu_75
Makasih udah baca dan komentar
Arlan kaget melihat Sisil ada dihadapannya dengan sebuah senyuman.
"Sisil..." Ucap Arlan dihadapan Sisil yang sedang tersenyum.
"Kaka kak Arlan kak?" Tanya Sisil dengan malu malu. "Iya, saya Arlan kenapa memangnya?" Tanya Arlan pada Sisil si wanita dengan Fony. "Makasih ya buat bunga..." Ucap Sisil dengan langsung pergi meninggalkan Arlan sendiri bersamaku.
"Gimana??" Tanyaku pada Arlan. Arlan tersenyum menatapku, "Kau yang melakukannya?" Tanya Arlan padaku.
"..." Aku tersenyum dan menaikan alisku, "Ini baru awal, akan ada kejutan lainnya..." Ucapku pada Arlan. "Dari mana kau tau kelas Sisil dan bunga untuk Sisil?" Tanya Arlan padaku.
"Aku perry cupid, Aku bisa melakukan hal apapun yang aku mau..." Gumamku dengan merasa bangga. "Intinya, aku akan membuat mu jadian bersama Sisil dan saling jatuh cinta. Seperti panah yang menembus hati..." Ucapku pada Arlan.
"Ya sudah, ayo aku traktir Ice Cream..." Ucap Arlan dengan menarik lenganku.
"Apa itu?" Tanyaku sambil berjalan. "Nanti juga tau..." Ucap Arlan padaku. Aku dan Arlan sampai disebuah toko atau kedai. Arlan kemudian membeli 2 benda ditangany, aku tak tahu apa itu. Tapi sepertinya makanan yang sangat nikmat.
"Ni..." Ucap Arlan padaku. "Dingin..." Gumamku saat memegang ice cream dengan kedua tanganku. "Peganya ujung nya, yang ada pegangan. Lalu buka makan deh..." Ucap Arlan dengan senyum padaku.
"Makasih ya..." Ucapku pada Arlan, Arlan menatapku kembali sekarang. Entah kenapa dia menatapku sekarang.
"Sepertinya kau adik kelasku ya kalau sekola..." Gumam Arlan padaku. "Aku tidak sekola..." Jawabku dengan menjilati Ice Cream, Arlan tertawa menatapku yang sedang menjilati Ice cream. "Kau lucu sekali sedang menjilati Ice Cream..." Ucap Arlan padaku. "Lumayan enak ya..." Ucapku pada Arlan.
"Kau pasti kelas 1 SMA kalau sekola..." Ucap Arlan kembali. "Arlan, aku ini perry cupid. Jadi aku gak sekola seperti mu..." Gumamku menjelaskan pada Arlan. "Ya sudahlah..." Ucap Arlan. Setelah Ice Cream habis, aku dan Arlan pulang kerumahnya.
Sampai dirumah Arlan langsung merebahkan tubuhnya disofa, dia melepaskan beberapa kain dibajunya. "Ganti baju sana..." Ucapku pada Arlan. "Nanti aja, bentar lagi juga main basket..." Ucap Arlan padaku.
Aku dan Arlan saling diam, tak bicara satu sama lain. Entah kenapa, aku jadi malu untuk berbicara. Mungkin lebihke malu, karena Arlan sering menatapku. "Kau tau wajahmu lumayan menarik ya..." Ucap Arlan padaku. Aku hanya tersenyum saja padanya.
Waktu menunjukan pukul 2 lebih, Arlan mengganti pakaian nya dengan baju seperti model kemaren. Setelah berganti baju, Arlan keluar dari kamarnya.
"Ikut yu..." Ajak Arlan padaku. "Kemana?" Tanyaku.
"Kelapangan basket..." Jawab Arlan. Aku pun mengiyakan saja, Aku dan Arlan turun kelapangan basket.
Dilapang sudah banyak orang orang, mungkin beberapa orang teman Arlan. Tapi gak tau juga sih, saat sampai. Seseorang menghampiri Arlan, karena yang lain gak tau kalau ada aku. Orang itu bersalaman dengan Arlan.
"Kemana aja lo lan??" Tanya pria itu dengan merangkul Arlan, aku agak panas saat pria itu merangkulnya entah kenapa seperti ada setan yang sedang memanas manasin aku.
"Ada aja, tom... Lo tau kan W. W sedang berduka..." Ucap Arlan pada orang yang dipanggil Tom oleh Arlan. "W tau, tapi lo gak baik ngurung diri gitu dikamar.." Ucap Si Tom dengan dekat dekat pada Arlan. Arlan hanya tersenyum pada Tom, "disini kan ada temen lo..." Ucap kembali si Tom. Aku benar benar tak tahan melihatnya.
"Main yu..." Ajak si Tom pada Arlan. "Oke..." Ucap Arlan.
Aku mencoba mendekati si Tom, kemudian aku segera menamparnya. "Wadaw..." Rintih si Tom, tapi aku tak peduli sekarang aku sangat puas telah menamparnya. Arlan melihatku di jauh dan tersenyum padaku entah apa maksudnya. Tapi aku mencoba tersenyum balik.
Aku melihat permainan Arlan, sangat seru beberapa kali aku bersorak mengikuti orang orang yang sedang menonton, seru sekali. Banyak orang orang disini, namun ada juga yang membuatku kesal ada beberapa wanita dengan pakain putih biru dam membawa sesuatu seperti kemoceng. Mereka berteriak teriak memanggil nama Arlan yang spontan membuatku kembali panas.
Aku menarik beberapa angin, lalu kuarahkan pada gadis yang berteriak teriak itu. Wanita wanita itu saling berteriak satu sama lain. "Aw.... Aw ..." Teriaknya membuatku hilang rasa saat melihatnya.
Aku menarik nafasku, aku tak tahu siapa yang menang dan kalah. Aku melihat tim Arlan bersorak dan aku berfikir tim Arlan lah yang menang. Aku tersenyum padanya saat melihat Arlan akan menghampiriku. Tapi Arlan dihentikan oleh wanita wanita girang putih biru itu. Aku memunculkan wajah sedih sekarang entah kenapa.
"Kau kenapa kok sedih?" Tanya tiba tiba suara dihadapanku.
Aku melirik kekiriku, dan Arlan sudah ada disampinku.
"Balik yu..." Ajak Arlan padaku. Aku pun dengan semangat mengikutinya karena disini sangat panas.
"W balik ya..." Ucap Arlan pada teman temanya.
Aku tak melirik kebelakang lagi, aku sudah panas atas tindakan mereka semua. Entah kenapa aku bisa seperti ini. Aku benar benar sangat bingung.
"Kenapa?" Tanya Arlan padaku.
"Gak apa apa kok..." Ucaapku pada Arlan.
"Tadi wajahmu kaya buruk sekali..." Ucap Arlan padaku.
"Aku gak apa apa..." Gumamku pada Arlan.
"Ya udah kita kesana dulu yu..." Ucap Arlan padaku.
"Kamana Arlan?" Tanyaku pada Arlan. "Kerumah makan, kita makan disana..." Gumam Arlan padaku. "Makan Roti lagi?" Tanyaku pada Arlan. "Bosen tau..." Gumamku sebelum Arlan membalas ucapanku.
"Bukan Roti, tapi nasa khas padang..." Ucap Arlan padaku. "Apa Rasanya enak?" Tanyaku pada Arlan.
"Enak banget malah..." Jawab Arlan. "Ok kalau gitu..." Ucapku setuju.
Aku dan Arlan menuju rumah makan padang itu, Arlan menyuruhku duduk duluan dikursi yang mana saja yang aku sukai. Aku memilih tempat yang agak tidak terlihat oleh orang lain, tak lama Arlan kembali tapi tidak membawa makananya.
"Arlan?" Panggilku pada Arlan. "Yap..." Arlan menjawab panggilanku.
"Mana makananya?" Tanyaku pada Arlan.
"Oh... Nanti dibawakan sama pelayannya..." Jawab Arlan padaku.
"Emh... Gitu..." Jawabku. "Arlan kedua orang tua mu kemana?" Tanya tiba tiba karena ingin tau juga, soalnya tadi Arlan bilang sedang berduka.
"Katanya kamu pery...." Ucap Arlan menggodaku. "Kamu pasti tau dong orang tua ku kemana?" Tanya balik arlan padaku.
"Aku belum liat profilmu lengkap. Mungkin nanti malam aku baca..." Ungkap ku pada Arlan.
"Memangnya ada hah?" Tanya Arlan padaku. "Ada lah... Nanti saja aku baca... Kalau kau gak mau ngasi tau..." Ucapku pada Arlan.
"Kamu itu, aneh..." Ucap Arlan dengan senyuman menatapku.
Beberapa menit kemudian makanan yang kami pesan datang, ada beberapa makanan yang aku pun tak tahu apa itu.
"Nah pery, ini adalah nasi padang. Ini nasinya, lalu ini ayam dan ini sayur lalap buat dicolek sama sambelnya." Ucap Arlan padaku. Aku hanya mengucapkan "Oh.,".
"Ya udah makan aja" Ucap Arlan padaku.
Aku pun langsung menyantapnya tanpa basa nasi lagi. Ketika kurasa masakan ini sangat pedas sekali, aku tak kuat menahan rasa pedasnya.
"Kenapa???" Tanya Arlan padaku.
"Pedas ya..." Ucapku pada Arlan. "Inikan makanan padang jadi ya rasanya pasti sangat pedas sekali..." Ucap Arlan padaku.
"Hahaha..." Arlan tersenyum melihat wajahku, entah apa yang lucu. "Wajahmu merah sekali..." Ungkap Arlan padaku.
"Hah..." Kagetku saat melihat wajahku dicermin.
Aku menghentikan kegiatan makanku, aku langsung mgambil minum yang banyak. "Hahaha kau lucu sekali..." Ucap Arlan padaku.
Lama makan, dan ahirnya makananku habis juga. Aku dan Arlan pulang kerumah Arlan yg berada dilantai yang lumayan tinggi itu. Saat sampai rumah, Aku segera duduk di sofaku, sementara Arlan pergi mandi. Aku masih merasakan masakan padang yang pedas itu.
Arlan keluar dari kamar mandinya, ia langsung pamit mau tidur. Katanya hari ini cape sekali, apalagi dengan ku . Yang melihatnya tadi siang cape dan panas sekali, tapi aku tak bisa tidur sekarang. Karena aku akan membaca sejarah, tentang Arlan.
Aku mulai membuka phonedate ku, kulihat beberapa sejarah kecil masa lalu Arlan. Dan aku kaget saat melihat ada seseorang diphoto masa kecilnya Arlan.
"Aku????"
...
..
.
DIRGA/DIRGA
To Be Continue
Wattpad : @adminarmy
Facebook : cerita cinta dunia pelangi
Instagram : @ceritacintaduniapelangi
Thanks You
@Andriii iya kenapa?? itu nama saya Makasih udah baca dan komentar
@lulu_75 nah lo kenapa ni!! haha
Makasih udah baca dan komentar
Aku mulai membuka phonedate ku, kulihat beberapa sejarah kecil masa lalu Arlan. Dan aku kaget saat melihat ada seseorang diphoto masa kecilnya Arlan.
"Aku????" Ungkapku pada diriku sendiri.
"Kenapa ada aku?? Didalam foto masa kecil Arlan..." Ungkapku pada diriku sendiri.
"Aku tak mengingatnya, kenapa ini... Apa yang salah...??" Tanyaku pada diri sendiri.
Aku mencoba mengingatnya sekali, dan aku dapat mengingatnya, sebuah kenangan dimasa lalu. Dulu aku dan Arlan memang pernah bertemu waktu kecil, waktu dimana aku tersesat untuk mencari jalan pulang. Aku bertemu Arlan, dia melihat ku penuh tawa. Dia mengajak ku berfoto, lalu aku pergi entah kemana. Tapi untung lah itu pertemuan tidak berharga sama sekali sedikitpun.
Aku kembali membaca profil Arlan, masa SD Arlan berjalan dengan baik. Dia memiliki banyak waktu dengan teman temanya waktu itu. Setiap hari Arlan selalu tersenyum, namun ada kalanya dia menjadi sendiri dan menangis.
Aku kembali masuk kemasa SMP nya, wajahnya mulai agak berubah menjadi sangat manis. Dan disini lah dia bertemu dengan Si Sisil wanita dengan poni.
"Aku mulai bosan atau boring jika berkaitan dengan Sisil..." Ucapku pada diriku sendiri.
"Tapi no... Aku harus tetap membacanya agar aku tau semua..nya.." Lanjutku kembali pada diriku sendiri.
Disini Arlan bertemu dengan Sisil, namun disaat Arlan mulai suka pada Sisil, Sisil sudah berpacaran dengan seorang pria. Muncul gambar pria, pria itu berambut pendek berkulit hitam namun agak dewasa dan sedikit manis.
"Hah.. Lebih tampan Arlan kemana mana lah..." Ucapku dengan senyum sendiri.
Namun hubungannya putus setahun kemudian, tetapi Arlan sudah pindah sekolah ke SMA. Membuat keduanya susah bertemu hingga 2 tahun.
Pada saat SMA, Arlan kelas 1. Arlan bertemu dengan seorang wanita bernama Tania, namun sayang hubungannya kandas dengan sangat menyakitkan.
"Kenapa?" Tanyaku dalam hati dengan wajah bingung.
Tania berselingkuh dengan teman Arlan yaitu Eros. Arlan melihat Tania dan Eros berciuman, padahal dengan Arlan, Tania tak pernah melakukannya.
Dunia Arlan seketika hancur saat itu juga. Belum cukup sampai disitu 2 bulan yang lalu, orang tua Eros meninggal akibat kecelakaan.
'Jika ingin melihat video tekan klik'
Tulisan berkata pada video. Aku pun melihat video itu, Aku dibawa masuk kedalam video dan dari jauh kulihat keluarga Arlan.
Orang tua Arlan beserta Arlan menaiki mobil untuk jalan jalan karena Arlan sedang marah, dia minta pergi ke paris. Namun dalam perjalanan yang aman dan nyaman, mobil tergelincir hingga mebuat mobil terbang dan terbalik berkali kali, seseorang bersayap muncul. Ia mencoba menolong Arlan sesuai kemampuannya,Arlan berhasil selamat namun naas kedua orang tuanya tak bisa diselamatkan. Mobil yang terguling bensinya bocor dan ada percikan api hingga membuat mobil meledak dan membuat orang tua Arlan terbakar hidup hidup, tak sampai disitu ada 2 mobil kembali menghampiri mobil Arlan, hingga terjadi lah tabrakan fatal itu, yang merenggut nyawa banyak orang.
'Video selesai ditonton'
Arlan sendiri selamat dengan koma beberapa hari, saat Arlan terbangun kedua orang tuanya sudah tiada. Arlan menangis seorang diri, orang tuanya meninggal. Dengan meninggalkan beberapa warisan berupa apartemen, dan sebuah perusahaan buat Arlan. Hidupnya sudah terjamin, selain warisan Arlan juga menerima asuransi kedua orang tuanya sebanyak 2 M.
Aku menangis membaca kisah Arlan ini, pantas saja dia selalu murung. Cinta pertamanya tak berhasil ia dapatkan, pacar pertama malah selingkuh. Orang tua meninggal, kenapa hidupnya sangat menyedihkan seperti ini. Sungguh anak yang sangat malang nasibnya.
"Tapi tenang Arlan, mulai sekarang ada aku. Pery Cupid..." Ucapku pada Diriku sendiri.
"Yang akan membuat hidupmu bahagia..." Lanjutku pada diri sendiri ditengah malam.
Aku merasakan ngantuk sekarang, dan ku masukan phonedate ku. Aku segera menutup mataku segera, tanpa mendengar apapun lagi aku segera tidur.
Pagi hari sinar matahari membangunkan ku melewati jendela di rumah Arlan, aku perlahan membuka mataku. Kulihat Arlan sedang melakukan sesuatu dengan api, aku menghampirinya. Semakin dekat rasa harumnya makin enak. Entah apa yang sedang dilakukan oleh Arlan, aku sangat penasaran sekali.
"Arlan..." Panggilku pada Arlan.
"Yah..." Jawabnya dengan menatapku.
"Lagi ngapain???" Tanyaku dengan melihat yang sedang Arlan.
"Memasak nasi goreng..." Ucapnya padaku. Aku lalu ingin mengambil nasi dipenggorengan menggunakan tanganku, tapi tiba tiba Arlan menahanku.
"Ets...." Ucap Arlan dengan memegang tanganku.
"Kenapa?" Tanyaku dengan menatap Arlan.
"Panas ini, anak TK. Apa kau tidak melihat...?" Tanya Arlan padaku.
"Emh... Panas..." Gumamku.
"Kalau mau aku ambilkan dengan sendok..." Ucapnya yang lalu mengambil sebuah sendok.
Kemudian Arlan mengambil nasi yang dipenggorengan dan mulai meniupnya dengan pelan, dan matanya menatap wajahku penuh warna.
"Buka mulutmu..." Ucap Arlan padaku, aku pun mulai membuka mulutku dan Arlan memasukan nasi gorengnya padaku.
"Rasanya enak...!!" Ucapku sambil mengunyah nasi goreng.
"Benarkah??" Tanya Arlan padaku dengan wajah kaget.
"He,em..." Jawabku.
"Ya sudah kita makan saja..." Ucap Arlan yang menyuruhku makan bersamanya.
Saat makan telah selesai, aku menatap wajah Arlan yang menurutku tampan. Tapi penuh dengan kesedihan, bagaimana ia kuat menghadapai dunia ini sendiri. Orang tuanya meninggal, hatinya patah. Aku takut gagal menjodohkanya, apa yang akan terjadi ketika aku gagak menjodohkanya dengan wanita berfoni bernama Sisil itu.
"Kenapa menatapku seperti itu..." Ucap Arlan padaku dengan berdiri dan membereskan bekas makan kami berdua.
Aku berdiri menghampirinya, saat Arlan berbalik menghadapku. Aku memeluknya dengan erat, aku tak peduli dia marah atau tidak. Tapi Arlan tak memberontak atau menolakku, dia malah terdiam saat aku peluk. Entah kenapa, aku tidak tahu.
"Kenapa memelukku?" Tanya Arlan kembali padaku.
"Aku sudah baca profilmu, dan aku tak kuat dengan cerita hidupmu yang sangat menderita..." Ucapku dengan menggeleng gelengkan kepalaku didada bidang Arlan.
"Hidup gak seberat itu kok, sudah jangan menangis..." Ucap Arlan dengan mengelus elus rambutku.
"Apa aja yang kau ketahui...?" Tanya Arlan padaku dengan serius.
"Semuanya..." Jawabku pada Arlan.
"Dari mulai SD dan sampai patah hati oleh wanita bernama Tania dan orang tua mu meninggal..." Lanjutku bicara pada Arlan.
"Hah??? Banyak sekali yang kau tahu???" Tanya Arlan padaku.
"Lumayan..." Jawabku.
"Sudah jangan menangis... Lagi aku risih liatnya..." Ucap Arlan dengan menyuruhku duduk di kursi kembali.
"Heem.." Jawabku pada Arlan.
"Aku jadi ingat akan Tania, dia membuatku hancur seketika..." Gumam Arlan padaku.
"Aku benci wanita itu..." Ucapku pada Arlan.
"Jangan begitu, kita harus memaafkannya. Lagi pula lebih bagus kan putus. Aku dengar Tania sekarang hamil diluar nikah..." Ucap Arlan padaku yang membuatku agak sedikit bingun. Tentang apa itu hamil diluar nikah.
"Tapi sudahlah jangan dibahas, kalau diingat pasti akan terasa menyakitkan..." Ucap Arlan padaku.
"Kau juga harus lihat aku, aku tak seperti mu menangis... Memalukan sebagai seorang pria..." Ucap Arlan padaku.
"Aku gak peduli, ibuku bilang aku ini anak polos... Jadi bebas lakukan apapun..." Gumamku pada Arlan dengan mengusap air mataku.
"Polos????" Tanya Arlan padaku dengan senyum sedikit.
"Iya..." Jawabku.
"Oh... saking polosnya kau mengintip ukuran penisku hah..." Ucap Arlan dengan menatapku tajam.
"Heheeheh, itu gak sengaja..." Gumamku memberikan alibi alias kebohongan.
"Hah, pembohong..." Gumam Arlan.
"Berapa ukurannya??? dan berapa diagonalnya....???" Tanya Arlan yang membuatku bingung dan shock.
"Ukuran???" Ucapku, Arlan menatapku dan mengganggukan wajahnya.
"Diagonal...???" Gumamku kembali, Arlan kembali tersenyum.
"Rahasia...." Jawabku dengan senyum pada Arlan. Arlan menatapku penuh tanya dan bingung.
"Terserah lah..." Jawab Arlan yang menatapku datar.
Arlan pergi kekamarnya untuk mengganti pakaiannyaa, karena akan pergi kesekolah. Aku menunggunya diruang TV. Saat Artlan keluar dari kamar wajahnya berseri seri entah kenapa dengan anak ini ane sekali.
"Yuk..." Ajak Arlan padaku.
Aku mengikuti Arlan, dari belakang. Pagi Arlan rasanya sudah berubah dari yang awalnya cemberut datar kini udah seperti matahari, apa aku berhasil merubahnya yah. Namun saat kami berangkat kesekolah, aku agak kesal dengan beberapa anak perempuan yang menghampiri Arlan dengan ganjem dan sok kecantikan. Dan memanggil Arlan dengan kaka Arlan.
"Kak kaka Arlan..." Tanya seorang gadis dengan mencoba merayu, membuatku agak sedikit ingin muntah melihatnya.
"Iya, ada yang bisa dibantu?" Tanya Arlan pada gadis itu dengan menatapku tanpa sebab.
"Kaka Baru berangkat ya?" Tanya kembali si gadis itu.
Aku tak kuat lagi, aku langsung menggerakan kakinya dengan kekuatan ku menuju sekolah dengan cepat.
"Kenapa kau?" Tanya Arlan padaku.
Aku melihat Sisil didepan sana, sangat cocok sekali untuk dijadikan alasan.
"Disana ada Sisil..." Gumamku pada Arlan.
"Lalu, apa yang harus ku lalukan..?" Tanya Arlan padaku dengan gugup dan grogi.
"Jalan aja kesana..." Ucapku padanya.
"Yakin???" Tanyanya.
"Udah jalan aja buruan sebelum jauh..." Ucapku pada Arlan.
Arlan berjalan menghampiri Sisil, namun saat mendekatinya. Dipinggir Sisil ada kubangan air kotor, dan ada juga motor dibelakanya. Aku menggukan motor dengan kekuatanku mendekatkan pada kubangan dan Sisil, lalu membuat motor itu cepat dan tepat didepan Sisil, yang membuat pakaian Sisil kotor. Tak hanya itu aku menggerakan batu didepan batu agar Sisil terjatuh. Dan...
"Aghhhhhhhh......"
Sisil teriak dan tepat sekali, Sisil jatuh ketangan Arlan.
"Kamu gak apa apa?" Tanya Arlan pada Sisil.
Sisil tersenyum dan menatap wajah Arlan penuh cinta.
Aku dihadapan mereka hanya mampu menatapnya. Dan dalam hatiku kini, ada sebuah rasa yang tak bisa kujelasan namun aku tahu rasanya.
"Kenapa terasa sakit...
...
..
.
To Be Continue
SosMed
Wattpad : @Adminarmy
Blog : adminarmy.blogspot.com
Email : [email protected]