Dik,
Hujan sore ini mengingat kan aku pada mu kala itu,
yang menunggu ku dengan payung dan celana yang digulung.
Di seberang lampu merah saat hujan mendung.
Senyum kanak kanak mu membawa kita pada obrolan sepanjang malam,
ditemani kopi hitam dan argumen cerdas,
yang selalu membuat dada kita berdesir karena nya.
Dik,
Tuhan tahu kita mendebatkan Nya,
tentang agama yang dulu Ia teguhkan pondasinya tapi sekarang hanya menjadi dinding batu dogma dan azab.
semakin malam diskusi menjadi berat tapi sangat menyenangkan.
kita sama sama tahu bahwa kita berdua jatuh cinta pada diskusi macam ini.
tapi kamu tak tahu,
aku juga jatuh cinta pada mu sejak saat itu.
Dik,
hujan sore ini begitu dinanti dan disyukuri,
setelah kota ini tertutup abu dan berangin debu.
tapi apakah kamu tahu?
mungkin aku akan mengalami rasa syukur yang sama seperti penantianku pada hujan sore ini,
kalau kita bertemu lagi kelak...
Comments