R A D I T
Raka Dan Adit 03
TEGANGAN TINGGI
<< Cerita Sebelumnya
Suasana malam yang dingin sehabis hujan sore tadi. Di dapur Bi Inah tengah asik berjoged ria sambil mencuci piring dengan alunan musik lagu-lagu tembang dangdut pantura.
"bhahaha" suara tawa Neneng baca komik
"Neneng . . . Pengen mendi ira? gemaya gemuyu dewek kayak wong edan ira. Ngrewangi Emak mbasuh piring mene!" artinya "Neneng . . . mau kemana kamu? ketawa-ketawi sendiri seperti orang gila kamu. bantu emak cuci piring sini!" suruh Bi Inah ke Anaknya yang sedang melintas sambil membaca komik
"Iya bentar mak, mau balikin komiknya kak Adit dulu! Jhahaha . . . Lucu nih komik ITAZURA NA KISS. Dramanya juga seru" kata Neneng sambil berlalu.
"hihi . . . Oh, iya. si Raka Unyu sudah sadar belum yah, lihat ah" Antusias Neneng ingin melihat Raka, dengan riangnya. "na na na na na"
BRAAAGH
[align=justify]"kak Adit ini komiknya Neneng balikin. . ." Neneng membuka pintu dengan semangatnya, tanpa permisi dengan alasan mengembalikan komik Adit yang dia pinjam. padahal mau ketemu Raka.
"Ah!! Ne Neneng . . . ? a anu i ini gak seperti apa yang kau lihat. Ta tadi aku terdorong oleh kamu dan aku jadi gak sengaja menciuuu . . . " Adit terkejut salah tingkah karena kemunculan Neneng yang secara tiba-tiba masuk ke kamarnya hingga mengagetkannya.
"Heh? mencium apa kak? maaf gara-gara Neneng, kak Adit tidurnya jadi terbangun ya? hehe . . ." dengan polosnya Neneng meminta maaf sambil gatuk-garuk kepala.
"apa, terbangun? ja jadi . . . tadi aku gak sengaja mencium Raka itu, mimpi toh?" pikir adit dalam hati sambil melihat ke bibir Raka yang terlihat gimana gitu.
"wooi . . . kak Adit kok melamun sih? oh iya, gimana si Raka? hehe" tanya Neneng sambil cengengesan malu-malu.
"ah a anu si Raka e enak. eh?" jawab Adit gugup sampai salah ngomong.
"heh, enak?" Neneng heran.
"a anu sudah agak enakkan atau mendingan maksudnya hehe" Adit salah tinggkah
"gyaaa Kak Raka manisnya . . . bibirnya ouch . . ." puji Neneng menggeliat memandang ke Raka yang tengah tidur dengan lucunya. Tanpa mendengarkan penjelasan Adit tadi.
"glek! bi bibir . . .? tiba-tiba Adit teringat mimpi tadi. "hey manisan juga aku kali. ayo keluar! nanti dia terbangun. aku juga mau tidur lagi nih" Adit menarik paksa tangan Neneng.
"aagh kak adit bentar lagi aja kok pelit ihk!?" pinta Neneng.
"ayo keluar" dorong Adit
"be bentar!" kata Neneng
"apa lagi?" tanya Adit
"Jangan apa-apain kak Raka ya!?" ucap Neneng polos.
JLEEEB! * sebilah kapak maut Naga Geni 212 Wiro Sableng seolah melesat nenancap tepat di dadanya Adit. (ngena banget)
"haha mau ngapa-ngaain dia gimana, emang aku sakit apa? ayo cepat keluar!" bentak Adit sambil ketawa.
CREKH "Fiuuh dasar si Neneng" Adit menghela nafas lega dengan bersandar di pintu, setelah mengunci pintu kamarnya. Lalu dia melangkah ke kasurnya sambil melirik ke Raka yang sedang tidur dengan manisnya.
"Glekh" Adit menelan ludah "aagh . . jangan lihat dia . . Jangan lihat dia . . ." gumam Adit geleng-geleng memukul-mukul kepalanya.
* * *
Tik tok tik tok . . .
Ditengah sunyinya malam, suara detik jarum jam dinding terasa begitu keras terdengar. Dibarengi dengan suara detak debaran jantung Adit yang menderu.
DAG DIG DUG DAG DIG DUG "aaagh sial . . . Kenapa denganku, perasaan apa ini.? Huft mataku gak bisa terpejam, mana sudah pukul. 03:18 pagi lagi . . .untung besok hari minggu." ucap Adit uring-uringan berbaring satu ranjang dan membelakangi Raka.
Pukul. 04:05 akhirnya dia bisa tertidur. Zzzzzzzz . . .
Tapi sesaat setelah Adit tertidur, Raka bangun dari tidurnya. Jari tangannya mengusap-usap matanya lalu melihat ke arah jam dinding, dan pandangannya beralih ke Adit yang sedang tidur di sampingnya. Memandang dari kepala hingga kaki.
Zzzzzz . . . Adit tidur tak kalah manisnya dengan Raka, yah keduanya memang sangat tampan.
Perlahan dengan ragu tangan Raka mau menyentuh tubuh Adit, tapi gak jadi, lalu mulai menyentuh kembali. "Adit . . ." ucap Raka menyentuh bokong Adit
DEGH "whaaaaa . . ." Adit terbangun kaget, merinding kegelian karena di sentuh bokongnya oleh Raka. Begitu pun dengan Raka juga sontak terkejut karena teriakan Adit. "ma mau apa lu, pegang-pegang bokongku? Jangan macam-macam ya! Gue masih waras kali" bentak Adit ke Raka. Sambil duduk dan menutup dadanya dengan selimut, seperti seorang anak gadis yang akan direnggut keperawanannnya saja.
"heh . . .?" Raka bengong, heran. "apaan sih? Sudah subuh, sholat subuh yuk" ucap Raka dengan polosnya.
"a apa, jadi dia pegang bokongku untuk membangunkanku agar sholat subuh? duh . . apa yang kupikirkan kenapa aku jadi error begini hehe hehe" ucap Adit dalam hati sambil cengar cengir malu sendiri.
"ayo bangun . . .!" Raka menyentuh, menarik tangan Adit.
DRRRRTT!! tangan Adit seolah bagai tersengat aliran listrik bertegangan 1000 volt. Karena sentuhan jari tangan putih Raka yang begitu halus dan lembut itu. "a anu gu gue lagi malas sholat, elu kalau mau sholat, sholat saja" jawab Adit terpatah-patah yang berusaha terlihat tenang atau biasa saja. Tapi jatuhnya malah terlihat kikuk dan grogi.
"oh, ya sudah, itu kamar mandi ya?" tanya Raka.
"iya!" jawab Adit jutek, lalu membenamkan wajahnya ke bantal.
Raka membuka kaos yang dikenakannya, terlihat badannya yang agak berbentuk, kulit tubuhnya yang putih mulus seolah bercahaya. CLING CLING CLING . . . Lalu dicopotnya celananya, kini tubuhnya hanya tersisa celana dalam saja.
"Njiiir kenapa tu anak pakai acara buka baju di sini lagi?" Adit gak sengaja melihat, lalu menutup kepalanya dengan guling. "aagh bisa gila gue. Ngapain tuh anak?" Adit sedikit mengintip.
Terlihat Raka membungkuk, mengambil handuk yang masih di ranselnya. Nungging membelakangi Adit yang tidak jauh darinya.
* * *
Cit . . Ciit . . Ciiit . .
Pagi yang cerah, mentari bersinar dengan hangatnya, terdengar suara kicauan burung-burung gereja yang beterbangan di atap beranda lantai atas, di bawah jendela kamar Adit
"hoaaam . . ."Adit terbangun dari tidurnya, dia terlihat lesu, dengan rambut berantakan dan mata yang berputar-putar karena kurang tidur.
Sementara Raka terlihat gak ada disampingnya. "heh, kemana tu anak?" ucap Adit, turun dari tempat tidur. "adoh pusing . . ." Adit berjalan lunglai sempoyongan hendak memegang gagang pintu.
CREKH GUBRAAGH . . . "Kyaaaa . . . Adu duh . . . " teriak ibunya Adit dan juga ibunya Raka yang tiba-tiba muncul terjatuh dari balik pintu yang dibuka Adit.
"Mimi . . . Tante . . . Lagi pada ngapain?" Tanya Adit bengong.
BERSAMBUNG
Comments