BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Jika ada pelanggaran Aturan Pakai, klik di "Laporkan" pada pesan tsb.
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Is't Coincidence ?

edited July 2016 in BoyzStories
Hai, guys ! Apa kabar ? Semoga baik-baik saja ya. Oh ya saya ingin mencoba menulis disini. Ini pertama kalinya aku menulis di forum terbuka seperti ini, jadi masih banyak kesalahan dalam diksi, dll. Oleh karena itu saya mohon kritik dan saran kalau ada. Thank you. Enjoy reading. Have a nice day. #Based on True Story. Hehehe... :)

==================================================================================================

CINTA ? Ya cinta sebuah kata ajaib yang mampu membuat terbang tinggi seseorang, namun juga dapat dengan sekejap menjatuhkan seorang anak manusia ke tanah hingga berkeping-keping. Berbicara tentang cinta memang tidak ada habisnya. Suka, duka, manis, pahit seakan menjadi satu paket yang tak terpisahkan. Ya semua itu kurasakan ketika aku bertemu dengan dia.

Waktu itu mentari pagi bersinar terang menerangi dan pelukan hangatnya melingkupi seluruh bagian tubuh. Entah suatu kebetulan atau telah diatur oleh Seseorang. Aku berjumpa dengan dia sewaktu hendak menuruni tangga menuju parkiran motor. Ketika aku berpapasan dengannya aku tidak menyadarinya bahwa ia adalah orang yang sudah lama kukenal di akun sosial media, namun aku tidak pernah berbincang dengannya. Saat itu aku hanya melihat sepasang bola mata merah yang dibungkusi dengan lapisan kantung mata yang cukup tebal. Aku merasa penasaran tentang apa yang terjadi padanya, dan berniat melihatnya secara jelas. Aku sengaja berpapasan dengannya lagi dan melihat dengan jelas mukanya untuk meyakinkan dugaanku. Namun ketika kutatapi wajahnya, yang kulihat hanyalah sepasang bola mata yang begitu menawan. Hatiku langsung terenyuh melihat matanya yang menurutku indah. Saat itu memang perasaanku sedang kacau karena baru mengalami putus cinta. Namun entah kenapa sewaktu kedua mata kami bertemu muncul sebuah perasaan aneh yang bergejolak di dalam hatiku. Inikah yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama ? ataukah cuma sebatas rasa suka ? aku pun tidak tahu.

Kemudian kulanjutkan berjalan menuju arah parkiran. Ketika hendak menyalakan motor tiba-tiba muncul sebersit ingatan akan dia. Ya ternyata kusadari bahwa dia ini sudah menjadi teman di kontak BBMku sekian lamanya dan baru kusadari sekarang. Saat itu aku benar-benar merasa bahagia sekali, langit yang mendung seakan sirna diganti dengan datangnya matahari yang bersinar dengan terang membawa suatu harapan baru. Itulah yang kurasakan waktu itu. Setelah bergegas pulang ke rumah, aku langsung mengecek kontak BBM dan benar dia ada di kontak tersebut. Hatiku bertambah riang sekaligus bingung. Dengan apakah aku memulai pembicaraan, sebab kami belum pernah berkenalan apalagi bertemu waktu itu. Waktu itu ketika melihat profil BBMnya aku melihat foto profilnya sedang berada di toko pakaian. Saat itu juga aku mendapatkan sebuah topik untuk memulai percakapan dan pada waktu itu juga kebetulan ada tugas riset dari dosen untuk meriset aktivitas penjualan pada toko pakaian. Suatu kebetulan kah ?

Dengan segenap keberanian yang terkumpul aku pun memberanikan diri menyapanya, dan respon yang kuterima bertolak belakang dengan yang kutakutkan. Aku mendapatkan respon positif darinya, dan pada saat itulah kami memulai membangun relasi satu sama lain. Hari demi hari berlalu, dan bibit suka dalam hati mulai menumbuhkan tunas dalam hatiku. Aku mulai perduli dengan setiap aktivitasnya, namun aku memang bukan orang yang dapat mempertahankan sebuah topik. Pembicaraan kami mulai terasa janggal seiring bertumbuhnya benih tersebut.

Semakin kehilangan topik bagiku untuk memulai pembicaraan dan mulai terkesan monoton. Ia pun mulai jarang membalas pesanku. Dalam hatiku bergumam apakah saatnya untuk bermain tarik ulur ?. Kemudian kami berhenti berbincang selama beberapa hari. Namun rasa rindu ini semakin bertumbuh subur dalam hatiku. Aku pun mencoba menghubunginya kembali. Tak kuasa aku menahan perasaan itu, ingin sekali kuungkapkan tapi apa daya ketakutan menghampiriku. Aku takut bahwa ia akan menjauhiku ketika aku berkata jujur dengannya. Maka dari itu kuputuskan untuk sementara perasaan tersebut cukup disimpan dalam hatiku saja.

Celakanya hari demi hari perasaan tersebut malah tumbuh dengan subur dalam hatiku. Aku pun semakin jarang berbincang dengannya bahkan hampir sama sekali tidak pernah berjumpa lagi. Setiap hari aku selalu berharap dan berdoa pada Tuhan agar Ia mempertemukan aku dengan dia walaupun cuma sebentar saja itu sudah cukup bagiku. Ternyata Ia mendengar doaku dan aku pun bertemu dengan dia. Harapanku yang sudah kukubur rapat terbuka kembali, rasa bahagia tak terbendungkan. Namun apadaya tak dapat kuekspresikan keluar karena rasa pengecutku yang menghantuiku kembali. Jadi aku bersikap seperti biasa ketika bertemu dengan dia. Setelah hari itu tak pernah lagi kubertemu dengan dia, hingga aku mulai bertanya mengapa aku harus bertemu dengan dia ?

Setiap saat ada kesempatan ketika kuberdoa selalu kusisipkan doa untuknya. Sebab aku percaya perwujudan cinta dan rindu yang paling tinggi adalah mendoakan orang yang kita kasihi. Hanya dalam doa aku memeluknya dengan hangat dimana Tuhan sebagai perantaraku. Waktu terus berjalan, hari demi hari kulewati dengan memendam perasaan rindu yang sungguh menyiksa lahir batin. Sampai pada suatu waktu ketika aku mulai berhenti berharap, ia muncul kembali dalam hidupku. Ya aku bertemu dengannya lagi dan sekali lagi perasaan yang sudah dikubur terbuka kembali. Tuhan, mengapa ?

Sampai saat ini aku masih belum berani menyatakan hal ini kepadanya dan aku pun tidak tahu apakah ia merasakan hal yang sama denganku. Aku pun tidak tahu. Akankah aku harus benar-benar melepaskan dia atau mengagumi dia dari kejauhan ? Aku berharap suatu saat akan datang kesempatan dimana aku dapat menyampaikannya secara langsung dan sekaligus mempertanyakan pertanyaan yang ingin kutanyakan selama ini. Adakah engkau sepertiku juga? Entahlah. Semoga.

Tagged:

Comments

Sign In or Register to comment.