BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Jika ada pelanggaran Aturan Pakai, klik di "Laporkan" pada pesan tsb.
Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Move

Nitip coretan ya . :D
***
Satu
***
Karena seperti kata guru bahasa, tak kenal maka tak sayang. Maka izinkanlah aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu.

Namaku Fin, bukan nama sebenarnya, tentu saja. 17 tahun. Aku tercatat sebagai siswa kelas XI TKJ di sebuah SMK swasta di tempat tinggalku. Ngomong-ngomong soal sekolah, kalian pernah dong jatuh cinta dan pacaran dengan teman satu sekolah? Pernah dong? Pastinya, ya. Nah, sekarang, gimana kalau kalian lantas putus sebelum pesta kelulusan digelar? Apa yang kalian lakukan kalau kebetulan berpapasan di kantin atau perpustakaan? Apakah kalian menyapanya, ngobrol basa-basi, atau malahan becandaan? Entah, ya, tapi kalau aku jadi kau aku nggak bakal berani ngelakuin semua itu. Aku hanya bakal memalingkan muka dan secepatnya meninggalkan TKP. Seperti yang sedang terjadi beberapa menit yang lalu.

Aku sedang mencari-cari buku referensi di perpustakaan, untuk tugas membuat makalah salah satu mata pelajaran. Saat itu suasananya sedang ramai lancar dan kondusif. Tapi semuanya langsung berubah jadi kacau dan tak beraturan bagiku saat secara tidak sengaja aku dan Kal, mantan pacarku, mengincar buku yang sama. Tangan kami bersentuhan, kulit kami bergesekan, yang sepertinya menimbulkan listrik statis di tubuhku. Refleks aku menarik tanganku dengan canggung.

Mataku dengan liar memandang sekeliling, mencari sesuatu untuk dijadikan pegangan, karena detak jantungku mulai berjalan tidak normal. Kal tampaknya juga lumayan terkejut, walaupun dia tidak terlalu menunjukannya. Tapi karena aku sangat mengenalnya, aku jadi tahu dia menyembunyikan ketegangan di balik topeng penuh tipu dayanya itu. Kami berdiri saling berhadapan dengan canggung. Kal mengepalkan lengannya dengan tidak nyaman. Dia nggak akan mukulin aku di sini, kan?

"Ha-i, Fin," dia menyapaku dengan suara seperti kodok lagi ngorok. Aku tidak berani menatap wajahnya. "Lagi nyari buku, ya?"

"Heem," jawabku tegang. Aku butuh segelas air, kalau bisa yang ada perasan jeruknya, pake air gula juga, dan batu es kalau nggak ngerepotin. "A.. Aku.. A-ku dulu-an, ya,"

Tanpa menunggu jawabannya aku langsung memutar tumitku dan berjalan dengan tenaga berlebihan sepanjang koridor. Secara konstan aku menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa Kal tidak membuntutiku dan sepertinya memang tidak. Aku bersyukur pada tuhan karena tidak menciptakan takdir yang konyol untukku.

"Ya, ampun, siapa yang tahu kalau dia akan mengambil buku yang sama denganku," gumanku tak percaya sambil menghindari beberapa gundukan daging berjalan di sekitarku. "Kalau aku tahu begini, aku takkan mau pergi ke perpus tadi. Aku cari saja ebooknya di internet, beres deh,"

Sekarang aku cuma punya satu tujuan. Satu orang untuk di temui dengan segudang huruf untuk di tumpahkan padanya. Lin, kurasa dia akan mengerti dan memberikanku sedikit pencerahan mengenai masalahku ini. Cewek itu memang sedikit sinis, tapi setidaknya dia adalah sahabatku. Dan salah satu brangkas terbaik di dunia untuk menyimpan semua rahasia terdalam di hidupku.

Dia biasanya ada di atap sekolah, bertukar gosip terhangat sehangat tai sapi bersama teman ceweknya, yang semuanya sangat suka cekikikkan saat melihatku atau cowok ganteng lain di sekolahku ini. Tapi karena aku hapal betul pola makan Lin yang sedikit aneh, aku yakin sepenuhnya dia sedang ada di kantin saat ini. Aku melangkahkan kakiku lebih cepat lagi dari yang tadi.
Tagged:
Sign In or Register to comment.