"Saya rasa sudah cukup."
"Cukup? Maksudnya cukup?"
"Ya sudah cukup sampai di sini saja perjalanan ini."
"Aku nggak ngerti deh."
"Hahaha maaf saya tidak menjelaskan secara jelas. Cukup dengan semua petualangan di dunia gay ini."
"Hah? Kamu yakin sama yang kamu omongin barusan? Kenapa sih?"
"Ya sepertinya semua yang telah saya lakukan ini hanya berdasarkan pada rasa penasaran saja."
"Jadi maksudnya kamu bukan gay dan cuma penasaran dan coba-coba gitu?"
"Hahaha bukan seperti itu. Saya tetap seorang gay dan akan selalu seperti ini."
"Lah katanya tadi sudah cukup."
"Iya cukup mengeksplorasi seluk beluk dunia gay ini. Bisa dibilang saya sudah lelah dalam setahun ini."
"Ah pasti ini gara-gara putus kemarin ya."
"Ya itu salah satu penanda bahwa sudah cukup sampai di sini. Saya rasa pengalaman saya sudah cukup."
"Halah, kamu terlalu cepat menyerah. Paling ini efek patah hati doang. Nanti pasti deh, kamu bakal tergoda lagi. Buka aplikasi lagi terus ena ena lagi hahahaha."
"Hahaha semoga saya bisa mengendalikan diri."
"Ah masa, seriusan?"
"Infinitirius."
"Aku gak yakin deh sama kamu. Aku tau bener kamu itu mudah tergoda."
"Hahaha iya deh iya. Lagipula saya tadi sudah bilang saya ini gay."
"Lah kan sama aja."
"Aduh maafkanlah saya. Lagi-lagi saya tidak menjelaskan secara jelas"
"Aku ngerti."
"Oh ya?"
"Maksud kamu cukup dalam pencarian partner gay kan? Seharusnya kamu yang jelas dong. Aku nggak terima deh kehidupan gay kamu generalisasi kayak gitu."
"Wah kamu cukup jeli ya hehehe."
"Ya iya lah gauweh gitu loh."
"Hahaha iya saya lelah dengan pencarian ini. Saya telah mencoba berbagai hal dari cinta satu malam, seks, komitmen dengan orang spesial, dan sebagainya. Semua itu telah membuang waktu saya yang berharga. Saya terlalu menghabiskan waktu saya untuk mencoba-coba hubungan gay ini. Sudah saatnya… eh sudah adzan batalin dulu."
"Eh iya."
"..."
"…"
"Ahh segar sekali."
"Pesan apa sih, sini coba."
"Ini coba saja."
"Hwek, teh tawar ya? Aku nggak suka."
"Ini nikmat lho jika kamu tau cara menikmatinya."
"Masih mending mango milkshake float punyaku kemana-mana lah."
"Kamu terlalu banyak makan manis sepertinya."
"Ya seperti orangnya dong manis."
"Harusnya tidak perlu minum yang manis dong kan udah manis orangnya, seperti saya ini."
"Yaelah narsis."
"Kamu dulu yang mulai."
"Biarin, lagian kan berbuka itu dengan yang manis-manis."
"Iya deh iya."
"Nah gitu, eh kembali ke topik. Tadi sampe mana sih?"
"Sampai sudah saatnya…."
"Sudah saatnya?"
"Sudah saatnya saya mengatakan cukup dengan semua pencarian tak berujung ini. Saatnya mengisi hidup dengan kesibukan yang lebih bermanfaat. Kehidupan ini tidak melulu mencari pasangan dan tunduk pada birahi bukan?"
"Ooh I see, I see. Nah gitu dong dari tadi bilang secara lengkap kek."
"Kamu tidak memberi saya kesempatan berbicara panjang dan langsung menyela saya tadi."
"Hum… iya sih maaf deh."
"Hahaha kamu nggak salah kok. Sudah sewajarnya."
"Eh tapi pertemanan kita nggak cukup sampai di sini aja kan?"
"Cukup sudah soal ini."
"Apa!?"
"Kita sudah cukup berteman saja, jangan meminta lebih hahaha."
"Dih dasar, geer amat."
"Hahaha sudah ah. Yuk makannya dihabiskan. Belum shalat magrib nih."
"Iya iya…"
Percobaan saya membuat cerita pendek dalam bentuk dialog.
Special invitation :
@Septa_Kun @rozanfik (duh sedikit sekali ya orang yang saya kenal.
)
Comments
Next chap semangat
Saya cuma baru mencoba langsung menuliskan yang ada di pikiran saya saja.
Komen yah..
Untuk cerpen dialog seharusnya dipersentasikan dalam bahasa yg agak berat dan byk memiliki makna dalam, agar dapat menarik perhatian pembaca.
Klo cerita santai kayak kakak, seharusnya di tambahi narasi, pasti keren deh.
Oya, klo saya ya saya juga lawan bicaranya.
Jgn aku, jadi jomplang. Menurutku sih. But, nice tried. (y)
Hmm kurang berat ya bahasannya. Terima kasih sarannya. Mohon maklum, ini eksperimen dan mengalir begitu aja pas kepikiran. Terus langsung saya post hehe.
Kalau lawan bicaranya sengaja saya buat beda, sekalian dengan gaya bahasanya biar bisa dibedakan dengan jelas tokohnya. Ya biar terlihat lah karakteristik tokohnya di cerita gimana. Because sometimes people stick to the way the talk now, forgetting who are they talk to.*ngeles @Septa_Kun
Terima kasih ya. Wah maksudnya satu kesempatan lagi itu gimana ya haha. @lulu_75
Duh dibilang ganteng ketemu aja belum. @Hajji_Muhiddin
But nice point. Bisa lah buat bahan tulisan berikutnya.
@rozanfik hahaha berhenti untuk sementara dan mencari cara yang lebih sehat mungkin. Jujur aja cerita ini muncul karena pengalaman pribadi.