It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hmmmmm
Tentu saja tidak mudah. Saya setuju. Sama tidak mudahnya untuk bisa mengerti kebiasaan kamu yang mencampurkan bahasa inggris dan indonesia dalam satu kalimat. Kalau cuma mengutip istilah kata inggris saja masih mendingan sih. *mengingatkan saya pada seseorang yang katanya artis internasional*[/quote]
Can't help but to comment, mencampurkan B. Indonesia dan Inggris is fine as long as its not redundant and not out of context. Contohnya 'Kalau gay sudah nikah lebih better dia setia sama istrinya' itu baru redundant. Sorry for keep diverting the focus of this thread to a language lesson. lol.
Gw aja gk nyerang soal itu, eh kok malah si aname ini malah nyerang ke arah situ?? Salah point itu namanya…
Bagi gw,justru itu yg namanya "gk cerdas"
Dan beberapa penggiringan opini di media. Seakan akan inbek ini sosok yg suci tidak salah. Justru pelapor nya yg ga bener.
Well meskipun ada rekaman suara yg 99% udah jelas inbek masih juga disangkal.
Begini ni
Inbek adalah pria jalang.
Dia suka selingkuh
Dia suka menipu orang dengan embel embel ketenaran
Akui aja itu. Udah
Kayak nya doi orang dalam inbek kl dari gaya bicara menggiring opini nya
Can't help but to comment, mencampurkan B. Indonesia dan Inggris is fine as long as its not redundant and not out of context. Contohnya 'Kalau gay sudah nikah lebih better dia setia sama istrinya' itu baru redundant. Sorry for keep diverting the focus of this thread to a language lesson. lol.[/quote]
To me, mixing up indo-english in one sentence sounds cheesy. Language itself is a skill. Mix them up is like showing that you're not good enough in one of them. Either it's Indonesian or English. Of course quoting to English or another language term is exceptional.
Mungkin si om itu perlu belajar filsafat dan logika lagi di kampus. Biar ngerti gimana mengartikan suatu pernyataan.
Salah alamat kali om ya? Dari sebagian besar komen saya, justru itu yang ingin saya sampaikan
Thanks bro. *HiFive*
Sama aja kayak straight suka urusin maho,,
Yakalo udah ada kejadian kek gini, ya kalian bisa ambil kesimpulan
"Jangan main sama brondong", bahaya!
Buat pak FF jangan main2 sama anak smp yang bulge nya besar itu yaww, bahaya pak
Kayak e kamu golongan homok ke 1, sex itu kudu nikah dulu di belanda atas landasan cinta, si pangeran bawa seikat bunga memegang tangan elu dg romantisnya, menggendong elu ke ranjang, menatap elo dg cinta kmudian elu difuck semalaman. Eim…???
Maaf2 kata nih yak… eke mah (untuk saat ini) di homok golongan ke 3.
Klu elu mau menyebut sebuah klompok itu "memuakkan," coba deh kita bawa istilah "standar moral" (istilah yg dibangun sendiri).
Jadi ya di mata "standar moral" orang hetero, elu itu "memuakkan" (titik gk pje koma. Di tahap ini, lu mengharap penerimaan dari orang2 tanpa justifikasi yg negatif.
Eh… di saat bersamaan, elu semangtnya menjustifikasi negatif orng , mngatakan suatu kelompok itu "memuakkan."
Nah… di poin inilah yg gw maksud elu "sickening."
Kalau mengikuti pola pikir elu, kelompok yg paling tersiksa itu ya golongan bisex, homok golongan ke 3.
Seperti yg gw bilang, orientasi seksual itu sifatnya variatif banget… banyak kemungkinan seorang individu tidak bisa (belum bisa) mengidentifikasi orientasi dia apa, kecenderungan dia ke arah mana.
Dan disini penggunaan "pendukung selingkuh" itu tidak tepat, menghina dan memojokkan orang.
Klo "pendukung" itu ya kayak gini "wah bagus nih IB… keren buanget…"
"Ayo teman2 mari dukung IB…mari dukung perselingkuhan…bala2"
Di sini gk ada yg komen maksdunya ke arah situ. Lebih tepatnya mereka ini, "memaklumi/berusaha memaklumi/memahami"
Bukan "mendukung" bukan "membearkan" tapi juga tidak "menyalahkan" apalagi "menyudutkan"
Hal ini yg gk gw lihat di diri elu…
Mungkin lu korban selingkuh kali yak??
*lagian katanya mau "stop feeding the trol" eh masih diladenin juga… plinplan juga nih om om bottom…
hehehehe
Di sini arah pernyataanku itu di bagian "kepantasan," situ yg kudu belajar "mengartikan suatu pernyataan"
Kayak e situ sakit hati banget?? Korban selingkuh yaw?? Wwkwkwkwkwk
Kejem bingit deh yey menghakimi orang sebegitunya. Klo dia "sering/suka" selingkuh,sudah pasti kasus kayak gini munculnya udah lama.
Lh kok ini baru ketahuan? #tanya kenapa
Lah yey gk tau?? Eke ini ertong juga nek… wkwkwkk…
#peace…salam damai but matamu
Noh…baca tuh…
Justru dari segi "kepantasan," kputusan elu pake bahasa inggris itu yg terkesan gk cerdas. Seperti kritikan orang pada Vicky Prasetyo, "penggunaan bahasa inggris yg salah tempat. Saat kampanye, Dia ngomong bhs inggris pada orang desa yg jelas2 gk berbahasa inggris. Fenomena ini juga terjadi di kalangan berpendidikan" (itu yg gw pernah baca, dan itu dinilai "tidak cerdas")
Kata orang, "semakin berawasan seseorang maka semakin sederhana penyampaian pesannya"
Statement itu gw dapet dari seorang psikolog saat mengomentari Vicky Prasetyo.
#bukan maksud nyinyirin gaya elu