Ini bukan pilihan & ini bukan tujuan hidup.
Rasanya hampa dalam dada, sesak, sakit
yang teramat dalam.
Suatu ketika aku melihat seorang anak laki-
laki kecil berusia 5 tahun, berjalan dan
berbicara seperti layaknya anak perempuan.
Dia sedang asik bermain bersama teman-
teman kecilnya yang semuanya perempuan.
Aku termenung, terbayang seperti masa
kecilku.
Kala itu pagi buta, aku melarikan diri dari
kantor swasta dimana aku bekerja, dengan
menumpang pesawat dari pekanbaru ke
jakarta, aku sampai di rumah kakaku di
banten tepat jam 10.30 wib. Pagi itu kakaku
merasa keheranan, ia langsung mencium
dan memeluku erat. Beberapa saat
kemudian, kami menangis.
“ Kenapa kamu pulang tiba-tiba seperti ini,
tidak ngasih kabar duluan ? “ Kakaku
memulai percakapan.
“ Aku melarikan diri dari kantor mbak ”.
Jawabku singkat.
“ Lhoh, kenapa ? ada masalah apa? “
Aku tidak dapat berkata-kata lagi. Air
mataku tumpah kala itu.
Sesaat kemudian, aku menceritakan seluruh
rangkaian hidupku, tanpa aku tutupin
sedikitpun.
Selama ini aku menyembunyikan diriku dari
khalayak ramai, hingga hari ini aku sudah
tidak kuat menahan diri Mbak. Selama ini
aku menyiksa bathinku sendiri manakala
rasa sukaku muncul. Sekalipun ditengah
usahaku untuk menahan diri, kadang aku
merasa putus asa dan melakukan hubungan
terlarang.
Lalu aku bertanya, Mengapa Aku Menjadi
Gay Mbak?
Kakaku menjawab “ mungkin karena selama
ini kamu dibesarkan dilingkungan yang
semuanya adalah perempuan dan tidak ada
sosok laki-laki satupun saat itu. Bapakmu
sudah tidak ada sejak kamu lahir, yang ada
hanya Mbak, Mamak & Tante. Sekalipun
Mamak sudah menikah lagi, tetapi sosok
bapak tiri kita layaknya seperti dalam cerita.
Kejam dan tidak bermartabat “ . kata-kata
kakaku sama persis seperti jawaban psikolog
yang pernah aku kunjungi.
Tetapi sejak kecil gayaku sudah feminim
Mbak, buktinya teman-teman SD dulu selalu
ngeledekin aku, dibilangnya aku Banci.
Bahkan hingga aku tamat SMP.
Kakaku terdiam, dan hanya menghela nafas
panjang, lalu memelukku erat.
Selama ini aku selalu mencari sosok lelaki
kuat yang aku jadikan panutan dan guru,
agar aku bisa sembuh, agar aku bisa normal
layaknya lelaki sejati. Sudah ada 3 (tiga)
anak lelaki yang aku cintai dan sayangi dari
waktu kewaktu, yang kemudian aku jadikan
panutan. Aku bercerita jujur kepada
mereka.
Ketiganya bahkan sudah memberikan efek
baik kepadaku. Yang dulunya gaya bicaraku
seperti perempuan lambat laun sudah bisa
berkurang. Yang dulunya gaya berjalanku
feminim, sekrang sudah kelihatan lebih
macho. Yang dulunya hobiku seperti hobi
kebanyakan perempuan, sekarang mulai
mengarah ke hobi laki-laki, seperti
contohnya mendengarkan musik, yang
dulunya suka lagu-lagu cewek, sekarang
lebih suka mendengarkan lagu-lagu cowok
yang agak keras.
Aku sudah berupaya sekeras itu. Mungkin
soal menahan nafsu sedikit demi sedikit
bisa ditahan, tetapi Perasaan suka dengan
lelaki masih sulit untuk dihilangkan. Aku
sama sekali tidak memiliki rasa nafsu
dengan perempuan Mbak.
Aku bahkan sudah bertemu dan mengadu
kepada 3 ulama besar saat aku sekolah SMA
di pondok pesantren dulu. Jawaban mereka
selalu sama. Dekatkan diri kepada Allah. Itu
saja.
Aku selalu berusaha terus beribadah,
ibadah itu hanya dapat menghentikan diri
dari perbuatan maksiat. Yang jadi masalah
sekarang adalah soal rasa Mbak, rasa.
Perasaan .. ! “ aku mengulang-ulang kata
Rasa dengan tekanan suara yang lebih kuat.
Aku tidak mau disebut sebagai kaumnya
nabi Luth Mbak. Kaum nabi Luth itu adalah
lelaki-lelaki kuat yang profesinya sebagai
perampok, begal dan pembunuh. Yang
sengaja melakukan sodomi dengan sesama
lelaki. Aku diciptakan Allah dalam keadaan
lemah gemulai, jangankan merampok
apalagi membunuh, melihat darah binatang
saja aku ngeri.
“ Kamu kan pandai internetan, katanya di
internet itu bisa lihat video-video dewasa,
kalau kamu liat video perempuan telanjang
gitu, apa kamu gak bisa tegang juga “. Saat
itu tangisku terhenti dan aku tertawa.
“ Mbak, kok Mbak sarannya kayak gitu,
sama kayak saran temen-temenku yang
sudah tau tentang aku. Gila. Yang ada aku
malah jijik Mbak, kalau ngeliat perempuan
telanjang “. Jawabku setengah teriak.
Sesaat kemudian suasana hening, kami
terdiam cukup lama.
“ Masih ingat gak, dulu waktu kecil, kita
tinggal berdua dirumah, pulang sekolah
tidak ada makanan, lalu kita nyari-nyari
uang recehan, dan ketemu uang logam
sebanyak Rp. 250,-, kamu belikan mie
instan dapat 2 bungkus, lalu kita makan
sama-sama. Dan hanya mie instan itu yang
mengisi perut kita sepanjang hari hingga
esok siangnya lagi “? Kakaku membuka
percakapan dengan penuh derai air mata.
Aku cuman mengangguk sesenggukan.
“ Dan ternyata sekarang, derita itu belum
berakhir. Kamu hidup dalam kondisi seperti
ini. Mbak sudah menduga selama ini
tentang dirimu, tetapi Mbak tidak berani
untuk menanyakan langsung kepadamu,
hingga hari ini kamu pulang jauh-jauh dari
pekanbaru untuk membuat pengakuan ini.
Kini satu tahun lebih sudah semenjak aku
membuat pengakuan terhadap kakaku dan
juga pimpinan perusahaanku. Kedua pihak
tetap menerimaku sebagai adik dan
perusahaanku tetap menerimaku sebagai
karyawannya. Tentunya aku merasa lebih
tenang, apalagi pimpinanku selalu
memberikan pengawasan yang cukup baik
agar aku tidak terjerumus dan putus asa
seperti kebanyak Gay umumnya yang justru
terjerumus dengan dunia malam dan
pergaulan bebas.
Namun kini, di usiaku yang ke-34, hadirlah
anak lelaki yang sangat aku cintai. Hatiku
terkoyak lagi. Mati-matian aku menahan
diri. Aku mencintainya, dan aku tidak ingin
melukainya. Ada rasa yang sangat
mendalam yang sulit aku ungkapkan. Anak
ini bahkan telah mengajariku banyak hal,
agar aku berubah menjadi sosok lelaki
sejati. Dia merupakan keindahan tiada tara
yang ada saat ini dimataku. Tetapi aku
berusaha menghormatinya.
Sadar semua itu ujian. Itu hanya keindahan
semata. Tidak pantas berharap dan
membangga-banggakan Ciptaan, karena
ciptaan sifatnya akan menghancurkan.
Karena Allah yang menciptakan manusia,
aku yakin Allah tidak akan menghancurkan
aku. Jika sakit adalah proses peleburan
Dosa, maka aku rela sebelum ajalku tiba
Allah memberikan sakit kepadaku, agar
Dosa-dosaku terhapuskan. – De.
Comments
2. Copasnya ga rapi
3. Fed up with this kind of story
4. Sorry
dekat cowok kok jd normal
yg ada kegatelan keleus
mturswun... kisah orng bisa jadi pelajaran buat qt... bukankah utk mngambil pelajaran qt tdk hrus jdi pelaku??! belajar melihat, merasa, dan mndengar org laen baek dr kesuksesan atopun deritanya spy qt bisa merasakan sukses yg sma dan menghindri pahit getir deritanya