BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

CINTA itu KAMU

PENULIS: YENI ARIANI
JUDUL: CINTA -itu- KAMU
GENRE: ROMANCE
PEMAIN: ARKA-NICKO-LEO

PROLOG

Aku terbatuk beberapa kali hingga membuat dadaku seolah terbakar, seakan ada sebuah gumpalan panas yang mengganjalnya. Aku tak tahu ternyata tenggelam rasanya bisa sesakit ini. Aku kira berenang adalah salah satu hobby ku tapi mulai sekarang aku akan mencoret hobby yang satu itu karena hampir membuat aku meregang nyawa kalau saja tidak ada kekasihku yang dengan sigap menyelamatkanku dari kebodohanku, entah aku akan berakhir seperti apa.

Aku saja yang terlalu naïf mau mengikuti kekasihku untuk berenang padahal aku sama sekali tidak bisa, bukan karena aku tidak bisa sebenarnya hanya saja kakiku sering merasakan kramnya. Aku masih terbatuk dengan tetesan air yang terus mengalir dari rambut basahku.

Aku dapat merasakan tepukannya di bahuku hanya sekedar untuk menenangkanku yang baru saja melawan maut. Takdirku tak mati di sini. Tapi mungkin suatu saat nanti dan jika boleh meminta biarkan aku mati di dekat pemuda yang sekarang tengah menatapku dengan tatapan penuh khawatir akan keselamatan kekasihnya, aku.

“Airnya sudah keluar semua?” Aku bisa mendengar suara tanyanya yang bagiku begitu merdu di pendengaranku. Apalagi yang bisa kulakukan selain mensyukuri keberadaanya di sisiku.

Aku mengangguk merasa suaraku tak akan terdengar baik kalau aku menjawabnya dengan suara, ku tatap ia dengan senyum tipis agar rasa khawatirnya sedikit bisa lebih berkurang.

“Maaf aku tidak bisa menjagamu dengan benar, aku sunggguh minta maaf.” Dia berucap dengan nada yang aku sendiri merasa terenyuh mendengarnya. Oke, aku memang egois karena aku mengikutinya kesini hanya untuk membuktikan kalau dia tidak akan melirik wanita-wanita dengan pakaian sexy itu tapi malah aku yang kena akan ulahku sendiri.

“Aku berhasil menemukannya” Ucapku dengan suara parau. Kulihat ia hanya menatapku dengan heran dan dengan cepat kutunjukkan tanganku yang memegang kalung dengan cincin tersebut. Kulihat senyum itu mengembang di bibir tipisnya. Dia tersenyum dan sedih dalam waktu yang hampir bersamaan.

“Kamu selalu penuh dengan kejutan. Biarkan aku memelukmu sebentar, sweetheart.” Dia memegang leherku dan membenamkan wajahku di dadanya. Hangat tubuhnya menyelimutiku. “Kita pulang!” Dengan cepat dia membangkitkan tubuhku yang masih terasa lemah dan membimbingku berjalan kearah parkiran. Aku kesal sendiri dengan diriku yang membuatnya tak jadi berenang, lihatlah pakaiannya masih saja lengkap.

Dengan cepat ia memasang sabuk pengaman di tubuhku dan memakaikan aku jaketnya. “Ron, apa tidak apa kamu tidak jadi berenang. Bagaimana dengan teman-temanmu?” Aku bertanya dengan nada tak enak hati. Tapi Aron hanya memberiku senyumannya.

“Kamu lebih penting dari mereka semua, jangan membuat aku merasa akan kehilanganmu lagi. Itu sangat menyiksa sungguh.” Dia mencium keningku dengan lembut.

“Kalung itu jatuh dan kamu tahu kan betapa berartinya kalung itu buatku, dan aku mencoba mengambilnya malah kram melanda kakiku. Aku merasa akan mati saat itu” Aku bercerita dengan suara memburu membuat Aron kembali mendekapku dalam pelukannya. Mengelus kepalaku mencoba menenangkanku yang kacau.

“Ssshhh.. sshhh,, semuanya sudah berlalu. Aku akan lebih menjagamu mulai sekarang. Janji jangan berenang lagi tanpa aku? Kali ini aku sungguh ingin mendengarmu berjanji, apapun yang terjadi jangan berenang tanpa aku.” Suaranya syarat dengan penekanan yang membuat tubuhku menggigil dalam artian dia yang begitu melindungiku.

“Aku janji, sungguh. Aku tak akan dengan bodoh lagi melakukannya. Maafkan aku.”

“Aku mencintaimu Arka. Akan selalu mencintaimu” Dia meraup bibirku dengan lembut membuat aku dapat merasakan tekstur bibirnya yang bergerilya di sana.

***

«1

Comments

Sign In or Register to comment.