AWAN TIDAK AKAN PERNAH MENINGGALKAN PELANGI YANG DATANG HANYA INGIN BERTEMU HUJAN. SETELAH ITU MENGHILANG.
AWAN TIDAK AKAN PERNAH BISA MEMBENCI HUJAN.KARENA TANPA HUJAN AWAN TIDAK AKAN BERTEMU PELANGI.
"Sudah lama kurasakan sakitnya awan memiliki pelangi." Begitu katanya pada hatinya
Namanya Randa, pemuda 22 yang akan menghabiskan sisa umurnya bersama seorang lelaki yang telah memiliki separuh jiwanya. Begitulah impiannya. Pertemuan yang tak sengaja membuat mereka deket, bahkan menjadi sepasang kekasih dan tinggal bersama di sebuah rumah yang mereka berdua impikan. Sudah 4 tahun mereka merajut kenangan di rumah itu. Bahkan si lelaki memperlakukannya seperti seorang bayi yang selalu ingin dimanja. Dengan kejutan kejutan tak terduga darinya. Mungkin sekarang pemuda itu ingin mengatakan pada dunia. Bahwa dia adalah orang yang paling bahagia di dunia ini karena telah mendapatkan lelaki sebaik Ardy.
"Aku sudah siapkan sarapan untukmu, aku tunggu di bawah." Begitu katanya kepada Ardy yang sedang mengenakan dasi.
Lelaki itu hanya mengangguk menjawab pernyataan sang kekasih. Setelah selesai mengenakan dasi, lelaki itu segera turun kebawah menuju meja makan. Disana sudah pasti Si pemuda sedang menunggunya dengan senyuman pagi yang sangat manis.
"Pagi bebo." Sapa lelaki itu kepada sang kekasih lalu mencium kening pemuda yang sangat dia cintai dulu. Bebo adalah panggilan yang di berikan lelaki itu kepada si pemuda. Semacam panggilan sayang yang menggambarkan bahwa mereka telah terikat satu hubungan yaitu Cinta. Si pemuda hanya tersenyum melihat tingkah pasangannya, lalu meletakkan piring yang berisi makanan kesukaan Si lelaki.
"Silahkan dimakan." Ucap pemuda itu yang langsung disantap oleh lelaki.
"Kemungkinan 3 hari aku akan keluar kota ada proyek disana yang harus ku selesaikan. Jadi aku harus meninggalkanmu lagi bebo."
"Tidak apa-apa kok, kapan berangkatnya? udah di persiapkan semuanya? Pakaianmu? Kalau belum, aku siapkan sekarang ya?"
"Hari ini. Aku udah persiapkan Semuanya. Maaf aku tidak memberitahumu sebelumnya"
Si pemuda hanya tersenyum menanggapi ucapan sang kekasih. Entah apa yang ada di pikirannya sekarang. Akhir akhir ini si lelaki begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sering keluar kota yang membuat Si pemuda merasakan kesepian. Rumah sebesar ini hanya di huni oleh dua orang saja.
"Apa aku dan dia pindah saja kerumah yang lebih kecil, supaya aku tidak merasakan kesepian. Apalagi rumah itu ada taman yang bisa di buat bercocok tanam. Pasti sangat menyenangkan."
Sempat terlintas pikiran itu di kepala Si pemuda. Tapi niatnya dia urungkan takut membebani Si lelaki lebih banyak lagi. Karena selama ini dia sudah terlalu banyak membebani lelaki tersebut.
................................................
CUP.
"Aku pergi, jaga dirimu baik baik"
"Hati hati"
Si pemuda memandangi mobil yang semakin jauh meninggalkan rumah mereka. Dia menghela nafas panjang lalu masuk kedalam rumah. Dari tadi pikiran Si pemuda terus saja berkecamuk. Banyak yang sedang di pikirkannya. Terutama tentang lelaki yang di cintainya yang akhir akhir ini sering berperilaku aneh. Memang selama 3 bulan belakangan ini Si lelaki sering bolak balik keluar kota mengurus proyek perusahaannya. Selain itu Si lelaki juga jarang memberi kabar kepada Si pemuda. Tidak seperti saat dulu Si lelaki sering mengabarinya.
"Ada apa ya dengan dia? Apa aku punya salah? Apa aku kurang baik memperlakukannya? Apa jangan jangan dia sudah...
Si pemuda geleng geleng kepala dengan apa yang di pikirkannya. Dia lalu menuju dapur memberiskan meja makan bekas sisa makanan mereka berdua tadi.
"Semoga dia baik baik saja." Ucap Si pemuda hampir tak terdengar.
***
Dengan bermodalkan ijazah SMA si pemuda berniat untuk melamar pekerjaan. Karena itu akan mengurangi beban Si lelaki jika Si pemuda sudah bekerja. Sudah 3 jam lebih Si pemuda menyusuri jalanan mencari pekerjaan. Tapi nihil, satupun tidak ada yang menerimanya.
"Zaman sekarang lulusan S1 aja susah cari kerja. Apalagi yang lulusan SMA sepertiku." Batin Pemuda itu.
Dia terus saja menyusuri jalanan. Siapa tahu nanti dia menemukan pekerjaan. Sampai tiba tiba Si pemuda merasakan tangannya di tarik oleh seseorang.
"Bang tolongin gue, Plis bang plis." Ucap seorang Remaja memohon kepada Si pemuda tersebut."
Karena heran dan masih bingung dengan apa yang di alami Si pemuda itu. Dia hanya diam, memandangi wajah Remaja yang sedang minta tolong itu. Melihat Si pemuda diam bingung, Remaja itu menggoyangangkan tubuh Si pemuda agar tersadar.
"Eeg Maaf, apa tadi yang kamu bilang?"
Si remaja menghela nafas dan mengulangi pernyataannya dengan lebih jelas.
"Bang bisa bantuin gw gak, gw butuh uang. Soalnya dompet gw ketinggalan di rumah. Dan gw kehabisan bensin di tengah jalan saat mau ke kampus. Ini hari pertama gw masuk semester 6." Jawab Si remaja dengan wajah memohon.
Pemuda itu diam mendengar pernyataan tersebut. Dia bingung harus membantu orang ini apa tidak. Karena jika dia bantu orang itu. Uangnya hanya tinggal 20 ribu. Dan otomatis dia akan pulang jalan kaki, mengingat jauhnya lokosi dia saat ini jauh dari rumah.
"Yaudah kalau gak bisa bantu."
Mendengar suara itu membuat Si pemuda kembali tersadar dari lamunannya. Dia melihat ke sosok suara tersebut dan menyerahkan selembar uang yang dia punya kepada orang tersebut.
"Ini"
"Terimakasih."
Setelah mengucapkan terimakasih Si remaja langsung pergi. Mungkin kembali ketempat dia meninggalkan kendaraannya. Dengan menghilangnya sosok Remaja tersebut kembali Si pemuda berjalan melanjutkan apa yang sedang ingin dia cari.
_____________________
KREK...
Bunyi pintu rumah terdengar di buka oleh seseorang. Kemudian orang itu masuk dan menjelajahi seisi rumah yang tampak seperti tak berpenghuni. Dia lalu menaiki anak tangga menuju kamar mereka. Siapa tahu di sana dia menemukan seseorang yang sedang menunggunya. Tiba di depan pintu kamar dia berhenti sejenak. Apa yang akan dia katakan pada orang itu kenapa dia tidak ada dirumah hari ini. Dan bahkan pulang larut malam. Lama dia berdiri di depan pintu kamar tersebut. Apapun yang terjadi dia harus mengambil resiko. Karena dia tahu itu kesalahannya.
"Aku pulang." Ucap Si pemuda sambil mendorong pintu kamar mereka.
SEPI
Itulah hal yang pertama dia rasakan setelah memasuki kamar tersebut. Tidak ada orang di dalamnya. Tidak ada seseorang menunggunya. Ternyata sebegitu berharapkah dia bahwa ada seseorang yang akan menunggunya di sana. Dia tersenyum melihat keadaan kamar yang sepi. Bukan keadaan kamar tapi keadaan hatinya yang mengharapkan seseorang yang akan khawatir jika dia tidak sedang berada di rumah. Kemudian dia berjalan menghampiri kasur tempat mereka berdua tidur bersama dengan kekasihnya selama 4 Tahun ini. Lalu menghempaskan bokongnya ke kasur tersebut.
"Ternyata dia belum pulang." Batinya.
Entah kenapa tiba tiba lelehan bening dari kedua mata Si pemuda mengalir. Entah apa yang sedang dia rasakan sekarang. Perasaannya berkecamuk. Melihat tingkah sang kekasih yang semakin berubah setalah pulang dari luar kota. Sebulan sudah sang kekasih pulang larut malam bahkan terkadang tidak pulang. Begitu sibukkah dia dengan perusahaannya sampai sampai dia lupa. Bahwa di sini ada seseorang yang membutuhkan kabar darinya. Setidaknya sebuah pesan singkat yang mengatakan bahwa LELAKI ITU BAIK BAIK SAJA sudah cukup membuatnya senang. Tak lupa juga dia memberikan perhatian kepada sang kekasih. Sekedar mengingatkannya makan melalui pesan singkat bahkan tidak di gubris. Lelah dengan apa yang telah dia rasakan perlahan membawa rasa kantuk baginya. Dan dia pun mencoba memejamkan mata agar larut ke alam bawah sadar. Setidaknya dengan tidur bisa membuatnya tenang esok hari.
**
Sudah sebulan lebih Pemuda itu bekerja sebagai pelayan di sebuah Cafe. Dia bekerja di sana tanpa sepengetahuan sang kekasih. Tapi dia tidak melupakan tugasnya sebagai seorang kekasih. Dia selalu mempersiapkan apapun yang di butuhkan sang kekasih. Setelah lelaki itu berangkat ke kantor, Dia juga akan berangkat ke tempat kerjanya. Tapi dia akan pulang sebelum sang kekasih pulang.
"Cafe ini sudah di pesen untuk acara besok malam. Jadi malam ini kita harus lembur untuk mempersiapkan segalanya." Ucap menejer cafe tersebut.
Sontak pemuda itu kaget mendengar kata lembur. Berarti dia akan pulang larut malam. Bagaimana jika kekasihnya sudah pulang dan tidak menemukannya di rumah.
"Bagaimana ini." Gumamnya pelan.
"Ada apa Randa? Bagaimana apanya." Jawab sang menejer
Pemuda itu bingung, Ternyata sang menejer mendengar apa yang telah keluar dari mulutnya. Karena sudah kepalang tanggung mengeluarkan kata tersebut dia menjawab sang menejer.
"Ee begini pak, saya boleh tidak kalau gak ikut lembur. Soalnya...
"Tidak bisa Randa. Apa apaan kamu. Di sini kamu baru sebulan bekerja, jadi kamu tidak boleh membatah ucapan saya jika kamu masih mau bekerja di sini.
"Tapi pak..
"Tidak bisa, kamu mau saya pecat." Bentak menejer tersebut
Pemuda itu hanya dia menundukkan kepalanya. Dia harus bertahan kalau mau tetap bekerja di sini. Apapun yang akan terjadi Dia akan menjelaskan semuanya kepada sang kekasih kenapa dia pulang larut malam. Jika ini sudah waktunya terbongkar dia akan siap.
"Dia sudah tertidur." Ucap Si pemuda sambil mengusap kepala sang kekasih.
"Maafkan aku."
Setalah mungucapkan kata tersebut. Pemuda itu kemudian mencium kening sang kekasih. Dia merasa bersalah karena telah berbuat hal bodoh. Dia sangat kecewa pada dirinya karena telah membiarkan lelaki itu menunggunya di rumah. Bagaimana dia bisa tidur nyanyak sekarang. Sementara sang kekasih pasti belum makan. Sang kekasih pasti sangat kelalahan makanya dia tidur selelap ini.
"Maafkan aku sudah tidak baik menjadi seorang kekasih." Ucapnya di sertai lelehan bening keluar dari kedua kelopak matanya.
***
Suasana Cafe yang di sulap seindah mungkin sudah di persiapkan. Ini seperti acara yang sangat penting sampai sampai semua ruangan di sulap semewah mungkin. Terlihat dari wajah seorang Pemuda yang sangat sibuk mengerjakan tugasnya. Dengan penuh ketelitian dia berusaha agar tidak melakukan kesalahan apapun. Cafe tersebut di sulap dengan suasana seperti sebuah kerajaan perang. Bukan kerajaan perang tapi kerajaan Cinta. Red karpet yang menyatukan jalan menuju sebuah anak tangga. Dimana di sana terdapat patung berbentuk hati yang sangat besar yang mana bisa di masuki dua orang saja. Sebuah set panggung dan lilin menjadi pelengkap suasana cafe ini menjadi daya tariknya.
"Cafe ini mau di buat acara apa Za?" Tanya pemuda tersebut kepada teman kerjanya yang sedang berada di sampingnya.
"Katanya akan ada pasangan yang akan melakukan pertunangan di sini"
"Oh" tanggap Si pemuda
Beruntung ya orang itu. Dia pasti bahagia jika pertunangannya di adakan seromantis ini. Pemuda itu tidak sabar ingin melihat seperti apa Sepasang kekasih yang tengah berbahagia itu. Dia jadi membayangkan ketika pertama sang kekasih mengajaknya tinggal bersama. Meskipun di lakukan tidak seromantis ini tapi Dia bahagia kerena telah menjadi bagian dari orang itu.
"Apa dia sudah makan." Pikirnya
Pemuda itu lalu mengambil handphone dan menepon sang kekasih. Bukan jawaban yang dia dapat, Tapi suara operator yang mengatakan nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Pemuda itu menghela nafas. Dia lalu mengirim sebuah pesan singkat kepada sang kekasih. Karena jika Sang kekasih mengaktifkan handphone-nya dia pasti akan melihat sms dari pemuda tersebut.
"Kamu sudah makan? Jangan lupa jaga kesehatan."
SEND
Selesai mengetik dan mengirim pesan tersebut pemuda itu kembali masuk kedalam Cafe dan menghampiri temannya yang sedang mencuci piring. Kemudian dia membantu temannya tersebut.
"Kamu tahu gak Ran kalau yang akan melakukan pertunangan ini anak pemilik Cafe ini." Ucap Reza teman sepekerjaan pemuda itu. Kemudian Reza melanjutkan ucapannya lagi yang membuat Pemuda itu membelalakkan mata.
"Dan anaknya itu seorang gay, Jadi ini semacam pertunangan sesama jenis" Tutup Reza.
Sadar akan keterkagetan Pemuda itu. Reza menepuk bahu pemuda itu yang membuatnya tersadar.
"Jangan terlalu kaget, lihat saja nanti seperti apa."
Mendengar apa yang di katakan Reza hanya anggukan yang di berikan Pemuda itu sebagai jawaban. Dia tidak menyangka bahwa ada pasangan yang seberani ini mengumbar cinta mereka. Dan mereka juga akan mengikrarkan sebuah janji di Cafe ini. Pemuda itu tersenyum jika benar apa yang di katakan Reza bahwa di sini akan ada pertunangan pasangan gay maka Pemuda itu yang akan memberikan selamat sebagai orang pertama. Karena Dia bangga bahwa orang yang sama sepertinya berhak mendapat kebahagiaan yang mereka yakini.
"Oke siap siap semuanya. Sebentar lagi para tamu akan datang. Jadi persiapkan sebaik mungkin." Ucap sang menejer
"Siap pak." Jawab semua pekerja dengan Dengan serentak.
"Dan untuk kamu Randa, Saya tidak mau kamu melakukan kesalahan malam ini. Jadi saya harap kamu berada di dapur ini saja mencuci piring." Tutup sang menejer.
Sadar dengan apa yang telah di lakukannya selama ini. Pemuda itu hanya mengangguk menjawabnya. Memang selama ini Dia banyak melakukan kesalahan dalam bekerja. Jadi Dia cukup sadar untuk hal ini demi kebaikan acara berlangsung. Satu persatu para tamu sudah banyak berdatangan. Terlihat dari pakaian mereka yang sangat mewah. Itu menandakan bahwa mereka orang orang penting. Diantara banyaknya para tamu. Pemuda itu melihat sesosok orang yang sangat iya kenali barada di kerumunan orang banyak. Orang itu adalah Orang yang telah mengambil separuh jiwanya. Yang menghabiskan 4 tahun bersama dirinya. Dia adalah Ardy Andre Prananta Seorang lelaki yang sekarang menjadi kekasihnya.
"Sedang apakan dia berada di sini? Apa dia di undang oleh orang yang sedang mengadakan acara ini. Jangan sampai dia melihatku berada di sini." Pikir Si pemuda.
Pemuda itu merasa beruntung karena telah di tempatkan di bagian dapur. Itu berarti dia tidak akan terlihat oleh sang kekasih. Dia tidak akan tahu bagaimana reaksi pemuda itu jika mengetahuinya berada di sini, bukan untuk menghadiri acara tapi sebagai pelayan di Cafe ini. Pemuda itu terus saja memperhatikan semua orang yang sedang sibuk dengan aktivitanya. Ada yang sedang mengobrol, Tertawa. Dan matanya juga tak luput memperhatikan sang kekasih. Kelihatannya sang kekasih sedang mencari sesorang. Apa itu cuma perasaan Si pemuda saja. Tapi dari sorot mata sang kekasih dia sedang mencari cari. Tapi siapa yang sedang dia cari?
Semua orang hening tatkala seorang pria mengumumkan bahwa acara akan di mulai dari atas panggung. Seseorang mulai naik ke atas panggung. Orang itu? Pemuda itu mengenalnya. Dia adalah kekasihnya yang sedang berada di atas panggung. Sedang apa lelaki itu di sana. Apa lelaki itu ikut terlibat dalam acara ini. Si pemuda heren dengan apa yang sedang di saksikannya saat ini.
HENING
Semua mata kini tertuju kepada orang yang sedang berdiri di atas panggung. Dia adalah Ardy Kekasih dari seorang pelayan Cafe yaitu Randa Ramadan alvito. Lelaki itu mengambil mix yang di berikan pembawa acara yang berada di sampingnya. Mata Pemuda itu tak lepas memandang sang kekasih yang berada di sana.
"Tess.. tess..." Ucap lelaki itu untuk memulainya dan melanjutkan apa yang sedang ingin di katakan.
"Emm Saya berdiri di sini untuk membuktikan kepada semua orang bahwa saya punya cinta yang tulus, bahwa saya punya keberanian untuk mengatakan bahwa saya sangat sangat mencintai seseorang. Seseorang itu yang membuat hari hari saya berwarna. Seseorang itu membuat saya kembali bergairah."
Pemuda yang sedang mendengarkan dari dapur tersenyum melihat kekasihnya berbica di sana. Dia melihat ketulusan yang terpancar dari mata kekasihnya. Meskipun Pemuda itu tidak berada di sana. Dia tahu bahwa kata kata tadi itu di tujukan untuknya. Pemuda itu tidak menyangka bahwa sang kekasih memiliki keberanian yang sangat besar berdiri di sana. Selama mereka bersama baru kali ini pemuda itu melihat betapa sangat keras perjuangan sang kekasih dalam membuktikan cinta kepadanya. Pemuda itu kembali memperhatikan sang kekasih yang akan melanjutkan ucapannya.
"Mungkin ini terlihat agak sedikit berlebihan. Tapi beginilah kenyataannya untuk sebuah pembuktian cinta. Pembuktian kepada seseorang yang telah mengambil seluruh hatiku tanpa tersisa. Dan saya akan mengatakan keinginan saya untuk orang itu. Bahwa saya mau menghabiskan sisa umur hidupku untuk mencintainya untuk hidup bersamanya. Kalian semua akan menjadi saksi tentang perjuangan ini. Tentang usahaku ini, bahwa aku ingin hidup besama Dia Alan Anggara." Tutup laki laki itu sambil menunjuk orang yang sedang berdiri di sana dengan memakai setelan Jas berwana gold, dengan menunjukkan rauh wajah merah yang terpancar bahagia.
DEG!
Sedih?
Kecewa?
Mendengar ucapan sang kekasih yang jelas dan sangat lantang membuat Pemuda itu seakan kaku di tempatnya berdiri. Gurat wajah Pemuda itu sulit untuk di jelaskan. Sedih, kecewa, bahkan tersenyum rasanya sudah tak sanggup Dia lakukan. Lelehan bening dari matanya mengalir begitu saja menyaksikan kenyataan yang baru saja terjadi. Kekasihnya berhianat dan sekarang sedang berbahagia dengan orang yang di cintainya. Sudah tidak ada lagikah rasa cinta sang lelaki untuk pemuda yang telah menghabiskan hidup selama 4 tahun ini bersamanya. Jelas tidak ada lagi rasa itu karena dengan sangat lantang dan jelas lelaki itu telah mengatakan bahwa seluruh hatinya telah dimiliki orang itu tanpa tersisa. Lebih mengejutkannya lagi Orang yang di cintai sang mantan kekasihnya adalah Remaja yang pernah di tolongnya. Mungkin sekarang lelaki itu sudah bisa di sebut menjadi mantan kekasih. Karena hati sang mantan telah berlabuh menemukan warna yang baru dalam hidupnya. Kini pelangi yang begitu Dia puja berubah warna menjadi warna hitam. Sama seperti gelapnya hatinya saat ini yang tersakiti oleh orang yang Dia cintai. Pemuda itu tadi sempat berkeinginan jika Dia akan memberikan ucapan selamat kepada pasangan yang berbahagia itu sebagai orang pertama. Apa dia mampu mengucapkan selamat kepada sang mantan kekasih. Dia rasa hal itu tidak akan pernah sanggup Dia lakukan mengingat keadaan hatinya yang sekarang hancur. Air matanya terus saja mengalir membasahi kedua pipinya. Kini Remaja yang pernah di tolongnya naik ke atas panggung menghampiri sang pangeran yang sedang menunggunya. Sekarang pasangan itu sedang berhadapan dan lelaki itu mulai memegang tangan Remaja itu. Lelaki itu menatap dalam mata Remaja tersebut. Tatapan yang begitu menusuk hati dan membuat siapapun merelakan jiwanya untuk orang tersebut.
"Maukah kamu menjalani hari harimu bersamaku, menghabiskan Sisa umurmu dengan memberikan cintamu kepadaku, dan maukah kamu tinggal bersamaku di rumah yang kita impikan." Ucap Lelaki tersebut menatap lekat lekat Remaja itu.
Kata kata itu yang dulu pernah lelaki itu ucapkan kepada Pemuda tersebut. Kini pemuda itu menyaksikan kembali ucapan sang mantan kekasih kepada orang yang baru di pujanya. Sayangnya dulu lelaki itu menyatakannya di sebuah bangku taman dan tidak semewah ini. Tapi itu saja cukup membuat Pemuda itu bahagia. Semua orang menunggu jawaban apa yang akan di berikan Remaja itu. Suasana ruangan hening membuat semua pasang mata memandang pasangan yang sedang berdiri di atas panggung tersebut. Cukup dengan sebuah anggukan dari Remaja tersebut menjawab semuanya. Semua sudah jelas sekarang. Bahwa Pemuda itu bukan lagi siapa siapa dari seorang lelaki yang Dia puja. Semua orang bersorak gembira di dalam sana melihat dua sosok orang yang berbahagia sedang berpelukan. Alunan musik teredengar dari dalam cafe. Satu persatu para tamu mulai berdansa tak terkecuali pasangan baru itu. Pemuda itu tidak sanggup lagi melihat yang sedang terjadi. Dia menyandarkan dirinya ke tembok menangis sejadi jadinya, karena suasana dapur sedang sunyi. Para teman kerjanya ikut berbaur menyakasikan pesta tersebut. Pemuda itu kemudian duduk meringkuk menatap langit langit cafe dengan air mata yang mengalir deras. Begitu menyedihkannya Dia saat ini atas kenyataan pahit yang diterimanya.
"Aku kalah dari cinta tak berlogika." Gumamnya pelan hampir tak terdengar.
***
"Bagaimana ini pengunjung harus segera kita hibur. Kenapa penyanyinya belum datang juga."
Pemuda itu mendengar ucapan menejer yang sedang marah karena penyanyi cafe tidak belum datang. Padahal sudah saatnya pasangan yang di landa asmara itu di hibur. Pemuda itu terus saja melanjutkan tugasnya. Meskipun Dia sedang bekerja Tapi pikirannya melayang jauh entah kemana. Dia tidak tahu kearah mana hidup akan membawanya. Apakah Dia harus diam saja seakan semuanya baik baik saja. Apakah Dia rela menjadi kekasih kedua. Sampai sebuah tepukan menyadarkanya
"Randa, Pergi keatas panggung dan hibur pengunjung. Kamu yang akan menggantikan penyanyi Cafe ini karena Dia sedang dalam perjalanan." Ucap menejer.
"Tapi pak, saya tidak bisa bernyanyi."
"Sudah jangan banyak bicara, lakukan yang saya perintah. Karena Reza pernah mendengar kamu bernyanyi dan suaramu lumayan bagus."
Dengan berat hati Pemuda itu melangkah menunju ke atas panggung. Sejak kapan Reza pernah mendengarnya bernyanyi. Seingatnya Dia hanya bernanyi saat mencuci piring dan itu sangat pelan dan hanya sekali. Kini Pemuda itu sudah berada di atas panggung. Semua mata memperhatikannya. Mungkin orang orang berpikir sedang apa Dia berada di sana dengan seragam pelayan. Tak terkecuali pasangan yang tengah berbahagi itu terkejut. Terlebih lagi lelaki yang baru saja menyatakan cinta lebih terkejut.
"Apa yang sedang dia lakukan di sana, sejak kapan dia berada di sini." Batin lelaki itu.
Pemuda itu kini berjalan menuju piono yang terlelak di sebelah sudut. Dia kemudian duduk dan memulainya dengan berbicara.
"Mmm Maaf sebelumnya. Saya berdiri di sini untuk menghibur kalian semua sebelum penyanyinya datang. Sebelumnya saya hanya seorang pelayan di sini. Jadi mohon maaf jika suara saya kurang bagus."
DEG!
Apa yang baru saja di katakan Pemuda tersebut membuat Lelaki tersebut sangat kaget.
Berarti selama ini Pemuda itu bekerja tanpa sepengetahuan sang lelaki. Tapi sejak kapan Pemuda itu bekerja. Setahu lelaki itu Pemuda itu sering di rumah. Jika Pemuda itu bekerja di sini berarti Pemuda itu melihat semua yang terjadi pikir lelaki tersebut. Satu persatu satu dentingan piono mulai terdengar syahdu. Jari jari pemuda itu lihai dalam mengalunkan nada nada piono. Matanya menatap lurus ke depan. Sehingga tatapannya bertemu dengan sang mantan kekasih. Lelaki itu tidak pernah melihat tatapan seperti itu dari pemuda tersebut saat mereka bersama. Seluruh penonton terbius dengan suara Pemuda tersebut saat menyanyikan bait pertama lagu tersebut.
Once upon a time,
I believe it was a Tuesday
when I caught your eye
And we caught onto something
I hold onto the night,
You looked me in the eye
And told me you loved me
Were you just kidding?
'Cause it seems to me, this
thing is breaking down
We almost never speak
I don't feel welcome anymore
Baby, what happened, please
tell me?
'Cause one second it was
perfect, now you're half way
out the door
And I stare at the phone,
He still hasn't called
And then you feel so low you
can't feel nothing at all
And you flashback to when he
said forever and always
Oh, and it rains in your
bedroom
Everything is wrong
It rains when you're here and
it rains when you're gone
'Cause I was there when you
said forever and always
Was I out of line?
Did I say something way too
honest?
Made you run and hide
Like a scared little boy?
I looked into your eyes
Thought I knew you for a
minute, now I'm not so sure
So here's to everything
Coming down to nothing
Here's to silence
That cuts me to the core
Where is this going?
Thought I knew for a minute,
but I don't anymore
And I stare at the phone,
He still hasn't called
And then you feel so low, you
can't feel nothing at all
And you flashback to when he
said forever and always
Oh, and it rains in your
bedroom
Everything is wrong
It rains when you're here and
it rains when you're gone
'Cause I was there when you
said forever and always
You didn't mean it, baby,
I don't think so
Back up, baby, back up
Did you forget everything?
Back up, baby, back up
Did you forget everything?
'Cause it rains in your
bedroom
Everything is wrong
It rains when you're here and
it rains when you're gone
'Cause I was there when you
said forever and always
Oh, I stare at the phone,
He still hasn't called
And then you feel so low
You can't feel nothing at all
And you flashback to when we
said forever and always
And it rains in your bedroom
Everything is wrong
It rains when you're here and
it rains when you're gone
'Cause I was there when you
said forever and always
You didn't mean it, baby,
You said forever and always...
yeah
Pemuda itu sangat menghayati lagu tersebut. Penonton juga terbius sudah dengan penampilannya. Lagu itu yang menggambarkan perasaannya kini. Entah apa yang membuat air matanya mengalir saat menyanyikan lirik.
So here's to everything,
coming down to nothing
Here's to silence that cuts
me to the core.
Penggalan lirik itulah yang membuatnya mengeluarkan air mata. Menggambarkan perasaannya yang sedang hancur. Dia harus menerima kenyataan bahwa semuanya sudah berakhir.
HAMPA!
Memang benar adanya. Terasa hampa hati Pemuda itu sekarang. Segala sesuatu yang telah terjadi begitu menyayat ke bagian ulu hatinya. Dia tidak pernah menyangka bahwa hubungannya akan berakhir dengan cara seperti ini. Dia seakan ingat apa yang pernah dulu di katakan ibunya bahwa cinta yang di yakininya benar akan berakhir sad ending.
Di sudut tempat pasangan baru tersebut berada. Lelaki itu terus menatap pemuda yang pernah Dia cintai menyanyi dengan tulus. Lelaki itu merasakan sesuatu yang begitu tak enak di hatinya. Melihat Pemuda yang pernah dia cintai mengeluarkan air mata. Lelaki itu telah menyakiti orang sebaik Pemuda itu. Apa daya, Semuanya telah terjadi. Memang sekarang Lelaki itu sudah tidak memiliki perasaan sedikit pun kepada Pemuda itu. Jika memang sudah saatnya terbongkar Dia siap memutuskan hubungan dengan pemuda itu. Karena lelaki itu telah menemukan sosok pengganti yang jauh lebih sempurna dari pemuda itu. Saat Pemuda itu menyanyikan lirik.
"Back up, baby, back up, did
you forget everything?"
Lirik itu berputar terus di kepala Si lelaki. Memutar kembali kenangan bersama Pemuda tersebut. Sebegitu dalamkah dia sudah menyakiti Pemuda itu. Sampai sampai air matanya terus saja mengalir sampai bait terakhir lagu di nyanyikannya. Semua orang bertepuk tangan ketika Pemudu itu sudah selesai menyanyikan lagu yang begitu menyayat. Pemuda itu berdiri dari kursi piono itu dan berjalan menuruni panggung. Di sela sela di berjalan hendak menuju dapur kembali. Dia kembali menoleh kepada sang mantan dan pasangan barunya. Sontak Dia kaget karena orang yang pernah di tolongnya melambaikan tangan.
"Kemarilah." Ucap Remaja yang pernah di tolongnya.
Dengan berat hati Pemuda itu melangkah menuju Mereka yang berada di sana. Dia kemudian memandangi wajah mantan kekasihnya yang sangat tidak nyaman dengan keadaan sekarang. Pemuda itu tersenyum melihat Remaja itu. Siapapun pasti akan berpaling melihat pesona yang di pancarkan Remaja itu.
"Suaramu bagus, duduklah dulu. Oh ya terimakasih atas bantuanmu waktu itu." Ucap Remaja tersebut
Pemuda itu hanya mengangguk. Lalu Duduk tepat di hadapan sang mantan kekasihnya. Dia tahu rauh wajah sang mantan yang merasakan tidak nyaman. Kemudian pemuda itu angkat bicara karena merasa tidak enak dengan ini.
"Maaf kalau tidak ada yang mau di bicarakan saya pamit kebelakang."
"Oh iya, Kita belum kenalan. Gw Alan dan ini Ardy tunangan gw. Lo tadi lihatkan saat Dia menyatakan cinta kepadaku. Bagaimana menurutmu? Baguskah. Mungkin aku akan menjadi orang yang sangat bahagia malam ini. Karen mimpiku kenyataan. Memiliki sesorang yang begitu mencintaiku." Tutup Remaja itu dengan senyum yang menggambarkan kebahagian.
Pemuda itu menoleh ke Si lelaki. Orang itu hanya diam membisu. Tidak tahukah Remaja tersebut bahwa hati Pemuda itu begitu hancur mendengar ucapannya. Bahwa ada hati yang tersakiti sekarang. Mata Pemuda itu sudah berkaca kaca. Dia berusaha tersenyum dan menahan agar bulir itu tidak keluar dari sarangnya.
"Aku Randa, ini sangat bagus dan kamu beruntung." Jawab pemuda itu dengan menahan rasa sakit di hatinya. Dia lalu melanjutkan ucapannya.
"Selamat untuk kalian berdua, saya mohon pamit."
Pemuda itu berbalik dan berjalan menuju dapur. Saat berbalik tersebutlah air matanya tidak bisa lagi Dia bendung. Sungguh menyakitkan hatinya. Ternyata Dia cukup berani memberi ucapan selamat kepada pasangan yang tengah bahagia itu. Ucapan yang pernah Dia katakan bukan hanya omong kosong. Tapi telah berani Dia lontarkan. Meskipun hatinya begitu tersayat mengatakannya. Ketika Pemuda itu mengucapkan salamat berarti hubungannya dengan Lelaki itu bukan lagi siapa siapa. Kini mereka hanya menjadi dua orang yang berbeda. Lelaki yang pernah di cintainya sudah menemukan Pelabuhan tempatnya berhenti.Melanjutkan kisah baru dalam hidupnya. Dan Lelaki itu Akan berlayar menuju samudra Cintanya bersama pilihannya.Semuanya sudah berakhir. Pemuda itu harus bisa menerima kekalahannya dari cinta tak berlogika. Dan kisahnya usai sampai disini bersama lelaki yang Dia cintai.
ARDY ANDRE PRANANTA
"Ternyata pelangi yang menawarkan keindahan warnanya telah hilang. Tinggallah awan yang menetap melihat kepergian Pelangi yang menawarkan sejuta kisah untuknya."
END
Comments
@lulu_75 iya kasihan, kamu juga keren kok :-D
@Gabriel_Valiant masih dalam proses tapi gak janji ada.