It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
@RifRafReis
Kami duduk berhadapan di sebuah toko es krim di dekat pantai. Di hadapan kami sudah tersedia es krim berukuran besar yang terlihat sangat lezat. Tapi aku belum menyentuhnya sedikitpun. Dengan hati-hati aku melirik ethan. Ia tampak sangat menikmati es krim itu dan menyantapnya dengan lahap
Aku menurunkan bahu dan mukai menyendok es krim itu, rasa blueberry cake dan taburan almond hmm.... Tak terlalu buruk. Perlahan aku mulai menikmati es krim itu. Entah mengapa kini aku merasa lebih nyaman, seakan smua masalah yang baru saja aku hadapi tadi telah menghilang tanpa bekas.
"Kau menyukai es krim ini?" tanya ethan tanpa melihat ke arahku
"Hmmm... Lumayan" jawabku sambil melahapnes krim.
"Bagaimana perasaanmu sekarang?"
"Jauh lebih baik"
Ethan tersenyum mendengarnya. Ia melirikku yang sedang melahap sesendok penuh es krim.
"Apa aku boleh bertanya sesuatu?"
Sepasang alis ethan bertaut tipis "silahkan"
Sesaat aku bimbang untuk mengatakannya namun pada akhirnya akupun membuka mulut "tapi kumohon kau jangan berburuk sangka dulu ya, aku hanya ingin bertanya jadi please jangan berpikiran yang tidak-tidak" kataku memberi peringatan
Sebelah alis ethan terangkat. Tapi ia tak mengatakan apapun
"Menurut pendapatmu cinta itu apa?"
Kerutan di dahi ethan kini semakin dalam
"Ingat kau tak boleh memikirkan hal yang tidak-tidak aku hanya bertanya untuk..mm...."
Ethan memiringkan kepalanya seakan memintaku untuk melanjutkan
"Untuk... Ah karyaku selanjutny" kataku asal
Ethan memperhatikanku. Wajahnya tanpa ekspresi aku tak memahami apa yang sebenarnya orang ini pikirkan? Ekspresinya sungguh sangatlah susah untuk ku mengerti. Ia terus memperhatikanku sampai aku merasa tidak nyaman. Lalu ethan pun mengalihkan perhatiannya ke arah laut
"Bukankah kau sudah mendeskripsikan itu di novel pertamamu?”
Benar juga. Aku memang sudah pernah menuliskan tentang arti cinta dalam novel yang pertama kali aku buat. Tapi saat itu aku hanya mendapatkan semua itu dari film-film ataupun novel-novel lain yang pernah aku baca. Dan juga perasaanku ketika aku masih kecil dulu. Meskipun aku tidak yakin tapi aku selalu membuat perasaan itu sebagai harta yang paling berharga untukku.
"Aku hanya ingin tau dari sudut pandang orang lain..." jawabku pelan
Ethan terdiam. Dia tetap memandang ke arah laut membiarkan es krim yang berada di atas meja meleleh. Entah kenapa aku merasakan ada yang aneh pada diri ethan. Ia mulai memperlihatkan mimik yang berbeda, menjadikan suasana di antara kami semakin tak nyaman sepertinya aku telah membuat suatu kesalahan.
"Tak ada yang bisa mendeskripsikannya lebih selain orang yang merasakannya" kata ethan tersenyum tanpa memandangku
Ia tersenyum, tapi senyumannya kali ini terlihat sangatlah di paksakan. Ia seperti sedang menutupi suatu kesedihan di balik sebuah topeng transparan
"Kau sudah selesai?"
Aku semoat bingung sesaat untuk memahami beberapa kata yang ia ucapkan. Kemudian otakku mulai bekerja dengan normal dan akupun langsung mengganguk dengan cepat
"Bagaimana jika kau menemaniku berjalan-jalan di oinggir pantai?"
Aku memiringkan wajah "jalan-jalan? Ke pantai?" ulangku seperti orang linglung. Seakan smua kata-kata itu sangat susah untuk di cerna otakku. Aku tidak yakin tapi sepertinya aku sedang mengalami kelumpuhan otak hari ini.
Ethan langsung menarik pergelangan tanganku sebelum aku memberikan jawaban. Kali ini hal paling burukyang sedang aku alami adalah, kenapa aku tidak mengelak atau berkomentar macam-macam atas apa yang ia lakukan?!
Aku merebahkan diriku di atas kasur. Pandangan mataku mengarak ke langit-langit kamar yang berwarna biru. Pikiranku kembali melayang pada kejadian yang baru saja aku alami. Aku sedang pergi bersama ethan. Kami berdua pergi bersama. Apa itu di sebut kencan? Berarti saat aku menyelamatkan keith itu juga termasuk dalam kategori kencan?
Aku menepuk-nepuk pipiku "apa yang sedang kau pikirkan!" makiku pada diriku sndiri
Gerakanku kembali terhenti saat mengingat sikap ethan yang tiba-tiba saja berubah setelah aku menanyakan tentang cinta. Apakah itu membuatnya alergi? Sepertinya tidak. Tapi kenapa sikapnya tiba-tiba berubah menjadi pendiam seperti itu? Lagian kenapa juga aku menanyakan hal aneh seperti tadi?
Oh ya aku menanyakan hal itu karena aku hanya ingin mengetahui apakah yang sedang ku rasakan pada tuan muda itu benar-benar cinta.
"Ah sudahlah..." desahku pada diri sndiri kemudian aku mencoba memejamkan mata. Seluruh tubuhku terasa seperti tidak memiliki tulang. Aku merasa sperti ikan segar yang sbentar lagi akan di jadikan sushi tapi belum semoat akubtertidur seseorang mengetuk pintu apartemenku. Aku mencoba menghiraukannya tapi ketukan itu makin menjadi. Berkali-kali mulutku menyumpahi siapapun itu yang ada di balik pintu karena telah membuatku tak bisa tidur.
Aku bangkit dari atas kasur dan berjalan kearah pintu seperti orang mabuk. Aku membuka pintu dengan sebisa mungkin menunjukkan ekspresi kesalku tapi yang tampak malah wajah putus asa yang sangat lelah. Tapi ekspresi itu langsung berubah ketika melihat siapa yang ada di balik pintu sekarang.
"Ketih?! Kenapa kau ada di sini?" aku tak bisa menghilangkan nada bingung yang terdengar jelas dari suaraku
Keith menatapku dengan ekspresi terkejut. Kedua matanya melebar. Ia memeprhatikanku dari ujung rambut hingga ujung kaki seperti melihat mahkluk aneh.
"Kau... Ragiel?" ucapnya ragu
Aku mengangkat sebelah alis "tentu saja kau pikir aku si..."
Aku tak melanjutkan kata-kataku ketika aku memperhatikan penampilanku sndiri di pantukan cermin di dekat pintu. Kedua mataku langsung terbelalak hampir saja aku berteriak kalau kesadaranku tak mengingatkanku bahwa ada keith yang kini berdiri di depanku dengan ekspresi yang sama. Aku langsung mencopot wig yang masih menempel di kepalaku dengan cepat
"Eh.... Ini hanya..." aku bingung menjelaskannya
Keith diam menunggu jawaban
"Kau tak perlu tau" kataku akhirnya
"Kenapa kau datang kesini?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku memperhatikan penampilan keith yang hanya menggunakan kaos hitam tanpa kengan dan celana panjang berkantong dengan notif unik. Aku sedikit bingung memperhatikan penampilannya yang seperti ini. Tapi ia masih menggunakan kaca mata ber frame putih itu.
Keith melepaskan kaca matanya lalu menatapku "maaf" ucapnya sambil menundukkan wajah
Aku hanya bisa tercengang melihatnya
"Karena aku kau jadi ikut terseret dalam skandal itu maafkan aku" kata keith menjelaskan
"Aku benar-benar bodoh tak berpikir jauh tentang masalah ini. Aku tak oernah berpikir kalau paparazzi akan terus mengikuti kami kemanapun kami pergi. Tapi aku berjanji kalau aku akan menanganinya"
"Ah... Aku..." aku jadi bingung harus mengatakan apa
"Aku akan berusaha keras agar berita itu tak menyebar ke media cetak" kata keith lagi
"Maaf karena aku harus membuatmu harus terlibat" nadanya dalam dan di penuhi rasa penyesalan
Matahari yang ada di hadapanku kini seakan meredup. Cahanya tak seindah dan tak seterang biasanya. Aku tak mengerti kenapa matahari itu terlihat seperti kehabisan akal dan amat kacau dengan apa yang ia hadapi. Seharusnya akupun mengalami hal yang sama. Tapi saat melihat matahari itu pikiranku tiba-tiba saja terasa sangat kosong. Aku tak bisa berkata apapun. Dia membuatku terkejut sampai membuatku lupa tentang masalah sebenarnya yang sedang aku hadapi.
Aku tak tau perasaan apa ini. Aku hanya tau bahwa aku tak ingin melihat matahari ini meredup! Meskipun aku tak menyukai matahari yang tengah hadir di hadapanku, aku tetapntak ingin melihatnya redup. Namun apa yang bisa aku lakukan? Aku tak bisa melakukan apapun. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasa sangat tidak berguna di hadapan matahari...
#sotoy
@hendra_bastian hmmm... Sbenarnya itu hmpir benar hahaha
@JimaeVian_Fujo liat kuntilanak lg mndi d laut kli ya (emg d korea ada kunti?) #dilemparwigragiel
@akina_kenji bisa jadi bisa jadi
wah parah donk kalo hemong semua...apalagi untuk negara korsel yang jumlah hemongnya dikit...
aku ga tau cerita 7 brother...
@Tsu_no_YanYan
@Greent
@AryaPutra_25
@freeefujoushi
@JimaeVian_Fujo
@3ll0
@akina_kenji
@lulu_75
@Rars_Di
@Agova
@earthymooned
@boy_lovers
@rama_andikaa
@Sicilienne
@AbdulFoo
@new92
@rio_san
@omega_z
@Adi_Suseno10
@rubi_wijaya
@fauzhan
@bagastarz
@rizkhylicious
@syafiq
@jimmy_tosca
@abong
@ngehaha
@jony64
@prasetya_ajjah
@Rabbit_1397
@agungrahmat
@ricky_zega
@alfidimasm2
@adamruby92@gmail.com
@OkiMansoor
@RogerAplha
@Otsutsuki97S
@SanChan
@hendra_bastian
@dimar
@dafaZartin
@RifRafReis
Aku merapikan baju yang di berikan ethan kepadaku krna bagaimanapun aku tak mungkinkan menggunakan pakaian ini untuk kedua kalinya. Lagipula aku bukanlah seorang yang sangat menyukai fashion namun aku masih bingung kenapa ethan memberikan baju dan wig ini krpadaku padahal dia tidak menyukai gadis yang berpenampilan mencolok. Kalo menurutku sih gadis seperti ini biasanya sangat cocok sama keith.
Aku mengangkat wig berwarna kemerahan yang ada di hadapanku
'Sepertinya tidak buruk juga kalo aku menyamar jadi orang lain kalo pake wig ini'pikirku sambil menahan geli saat membayangkan diriku menggunakan wig ini untuk yang kedua kalinya. Aku meletakkan benda itu di atas baju dan berjalan ke ruang tengah, kemudian membuka jendela membiarkan angin laut untuk masuk.
Sekarang awal musim gugur. Angin pun terasa dingin dari yang biasanya. Aku sbenarnya tak terlalu mnyukai musim gugur tapi itu juga bukan berarti aku membenci musim gugur. Aku hanya tidak suka dengan suasananya yang membuatku harus teringat stiap peristiwa pahit yang aku alami yang rata-rata slalu di mulai dari musim gugur.
Aku tak mengerti kenapa musim gugur slalu di ibaratkan sbagai sesuatu yang sangat menyedihkan bagi diriku. Kenapa di musim ini aku selalu menemukan hal yang amat menyedihkan. Membuatku jadi selalu ingin menangis
Aku memperhatikan layar ponsel tanpa beranjak dari jendela. Ada sebuah pesan di sana. Seung min mengirimkan pesan gambar. Sebuah jalanan di depan stadion olympic. Jalanan yang di oenuhi oleh pepohonan yang kini sedang mengugurkan daunnya. Terlihat indah, aku menyunggingkan segaris senyum tipis. Laki-laki itu sungguh baik, meskipun cerewet tapi terkadang ia jugalah yang selalu membuatku tersenyum
Aku kembali mengarahkan pandanganku ke arah langit yang mulai terlihat kelabu. Matahri tak terlihat. Suasananya terkesan redup dan aku tak menyukai ini. Aku jadi kembali teringat pada keith yang datang ke apartemenku tadi malam. Wajahnya terlihat sangat menyesal
'Matahari itupun meredup seperti hari ini'
Aku menarik nafas panjang berusaha membuat diriku tetap bersemangat "baiklah aku akan berjalan-jalan di bancheon saja" gumamku pada diri sndiri
Dulu yuri pernah memberitahuku bahwa di pulau shinki terdapat tempat menyenangkan yang mungkin bisa di sebut cheong dam dongn pulau ini. Barang-barang di sana memang mewah tapi tak semahal barang yang ada di seoul
Aku menelusuri jalan yang masih agak asing bagiku karena memang ini pertama kalinya aku datang ke sini. Tumpukkan kehidupan baru dengan pekerjaan ku di toko buku dan menulis.. Sehingga aku pun jadi lupa untuk membiarkan diri ini untuk bersenang-senang sedikit. Entah angin apa yang membuatku ingin datang ke tempat ini. Mungkin ada baiknya juga sih. Lagipula jadwal kerjaku sedang di gantikan oleh teman kerja yang lain jadi yah aku nggak perlu repot-repot untuk memikirkan alasan bolos
Pandanganku kini tertuju pada sbuah butik yang terlihat mewah. Di balik dinding kacanya yang bening terdapat sebuah mannequin yang menggunakan pakaian musim gugur dan tentu saja pakaian itu sudah di sesuaikan dengan gaya anak muda seoul sekarang. Baju itu berwarna cokelat-orange dan abu-abu. Namun aku agak mengurungkan niatku untuk pergi kesana karena aku sudah bisa menebak berapa harganya. Pasti sangat mahal. Aku jadi teringat pada pakaian yang di belikan ethan untukku kemarin
Aku memutar bola mata "menggerikan"
Langkahku kini kembali menelusuri jalanan yang terlihat lebih ramai karena hari sudah semakin sore dan ini adalah hari sabtu. Aku tau artinya itu. Anak-anak muda pasti keluar bersama pasangan mereka atau bersama geng mereka untuk menikmati akhir pekannya. Tapi ini bukanlah seoul. Jadi sepertinya bukan hal seperti itu yang akan kulihat disini nanti.
Aku memasuki sebuah toko. Suasana toko itu tak terlalu ramai. Bahkan terkesan sepi. Tapi harus ku akui bahwa barang-barang yang di jual di sini sangatlah mengesankan. Akupun mulai mendekati sederet baju yang ada di ujung ruangan.
Awalnya aku memang agak tak berniat untuk membeli baju namun seperti aku membutuhkan beberapa baju yang agak terlihat trendy untuk menyamarkan penampilanku apabila berita itu nanti tersebat luas atau keith tak berhasil menepati kata-katanya. Ekspresiku seketika berubah ketika mengingat kembali wajah keith.
Aku meneouk-nepuk pipiku. Berusaha menghilangkan bayangan itu dari benakku. Kedua tanganku oun mulai memilih beberapa baju seperti kemeja, sweater dan rompi yang bahkan aku tak yakin akan memakai rompi tersebut tapi setidaknya aku harus membelinya untuk menyamarkan penampilanku nanti.
Setelah melihat-lihat lagi akhirnya akupun memilih satu topi yang bertuliskan H.
'Ah aku benar-benar sudah gila karena mau membeli barang-barang seperti ini'
Meskipun aku telah memaki-maki diriku sndiri tapi tetap saja aku harus membelinya karena alasan yang kuat yaitu aku tak mau kalau sampai media mengetahui tentang diriku.
Aku keluar dari toko itu sambil menenteng beberapa kantong belanjaan "ah payah" gumamku sambil menghembuskan nafas panjang lalu kembali menelusuri toko-toko di pinggir jalan. Pandanganku kini tertuju pada sbuah toko alat musik. Di sana terlihat apramai skali smpai para pengunjung berdedakkan di kaca toko
Ada apa di sana kenapa mereka terlihat sangat histeris sekali apakah ada promo di sana?
Tanpa pikir panjang akupun langsung mendekati toko itu dan ikut berdesakkan masuk. Benar-benar sangat sesak berada di sini. Dengan susah payah aku menyelamatkan barang belanjaanku agar tidak rusak.
Perlu oerjuangan yang sangat besar untuk sampai di depan kerumunan. Tapi ketika berada di depan mataku langsung terbelalak ketika mengetahui apa yang ada di sana.
Suara bising teriakan bercampur dengan suara seperangkat drum set yang di mainkan sangat lihai tak membuatku berkedip
Kevin ada di sana!
Dia yang membuat keramaian di toko musik ini apakah dia sudah gila? Kenapa dia bermain dengan santainya di sini tanpa takut kalo akan di serbu oleh para fans nya?
Kevin memainkan perangkat drum set itu dengan penuh semangat, seakan dialah pemilik dari benda itu. Memang aku pernah mendengar dri yuri kalau kevin adalah seorang pemain drum yang hebat tapi apakah dia mau cari mati sampai bermain di sini?.
Hal yang paling buruk adalah saat sepasang matanya tertuju padaku saat permainan drum nya slesai. Untuk pertama kalinya aku memohon agar orang itu lupa ingatan. Oh iya lagipula kami hanya bertemu selama sa.. Ah dua kali sehingga ada kemungkinan besar kalau dia takkan mengenaliku
Kevin memiringkan wajahnya sperti sedang mengingat-ingat sesuatu. Lalu beberapa saat kemudian tampak senyum lebar terkembang di wajahnya yang artinya habislah riwayatku. Tapi beberapa saat kemudian senyumnya langsung lenyap ketika melihat lagi ke arah lain.