It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
coming soon yaaa
Aku masih menatapnya dengan tatapan tak percaya. Sejak masuk kedalam kamar kostku tadi, Radit hanya diam saja. Menjawab seperlunya bila kutanya. Dan sepertinya acara mampirnya ini bakalan memakan waktu yang tidak sedikit jika dia hanya mengunci mulutnya saja.“kamu tinggal sendiri?” Radit inisiatif untuk mulai perbincangan. Setelah tadi hanya aku saja yang aktif bertanya.“he em.” Jawabku malas sambil mengganti seragam atasku dengan kaos.“sepertinya enak ya tinggal sendiri, bebas!” aku sedikit tertawa menanggapi perkataannya. Mungkin dia belum pernah merasakan tinggal sendiri, jauh dari orang tua, sanak saudara? Apanya yang enak? Buatku ini sama sekali jauh dari kata enak! Kalau bukan karena keinginan ayahku, aku mungkin sudah belajar di sekolah kotaku. Bukan disini.“ya, ada enaknya ada juga kaga enaknya. Yang pasti banyakan kaga enaknya!”“masa?”“he em, mau minum apa?” aku sampai lupa menawarinya minuman karena saking kagetnya dengan tingkahpolahnya yang sejauh ini belum bisa membuatku mencoret kata aneh yang sudah aku sematkan pada dirinya.“air putih aja. Kamu gay ya?” deg, hampir saja gelas yang aku pegang jatuh bebas mendengar perkataanya barusan.“hha? Apaan?” aku mencoba memastikan kalau tadi ituhanya telingaku yang salah tangkap.“kamu gay.” Oke, kali ini sepertinya kesalahan bukan terletak pada kupingku. Tapi pada mulutnya. Aku berusaha berpikir, maksutku aku memang gay. Tapi bukan berarti jika adaorang lain yang mengetahui fakta itu, dengan catatan bahwa orang itu juga baru dikenal, aku akan bangga. Sama sekali tidak. Aku sama sekali tidak menyesal menjadi gay, namun bukan berarti aku bangga juga dengan kondisiku itu. Kalian pasti tau lah apa maksutku.“hemm.” Hanya itu yang bisa aku ucapkan. Entah kenapa aku rasanya seperti kehabisan stok kata kata. Apa aku terlihat sangat ngondek sehingga Radit langsung bisa menyimpulkan bahwa aku gay? Karena perasaan, sikapku wajarwajar saja kok.“aku artikan ya berarti.” Secara kurang ajar Radit mengambil kesimpulan. Padahal menurutku, perkataanku tadi bukan jawaban lebih tepatnya masuk dalam daftar kata penundaan sebelum akhirnya nanti aku menjawabnya dengan pasti. Tapi sepertinya Radit memang aneh bin ajaib.“karena aku juga sama sepertimu. Oya, air putihnya, kalau boleh. Aku haus banget.” Aku tertegun sesaat sebelum akhirnya menyerahkan gelas berisi air putih yang memang sudah aku sediakan untuk Radit tadi. Hanya saja aku lupa karena shock terapi yang diberikan Radit tadi lewat kata katanya. Aku memang pernah mendengar bahwa seorang gay mempunyai ‘gay radar’, yaitu semacam kemampuan untuk mengenali sesama gay. Walaupun secara prakteknya aku sama sekali tidak percaya. Buktinya aku tidak mempunyai ‘gay radar’ seperti yang orang banyak bilang.“oke, lalu?” aku bertanya sambil duduk dihadapannya. Paling tidak dia juga gay, jadi aku tidak merasa dihakimi nantinya.“bukan apa apa. Kita bisa menjadi sahabat karib nantinya.” Ujar Radit sembari tersenyum.“uda punya pacar?” kembali Radit bertanya dengan entengnya. Aku ragu, dua orang gay menjadi sahabat? Apa iya nantinya bakal tulus? Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban atas pertanyaan Radit barusan.“Denny ya?” hebat! Mungkin sudah saatnya aku menyerahkan penghargaan ‘cenayang of the year’ pada Radit. Kita baru kenal belum genap sehari dan dia sudah tau tentangku. Apa mungkin aku dan Denny yang terlalu mesra? Akurasa tidak, aku dan Denny masih bisa menjaga sikap kok kalau di tempat umum. Kadang-kadang saja kok kita mesranya.“dia itu tipe cowok yang bakal disukai oleh para botty kan? Buat aku, Denny itu style nya ‘top banget’.” Sekarang Radit mulai ngawur. Jangan bilang dia suka Denny! Karena jika dia melakukan itu, aku tidak akan segan segan mengusirnya dari kamar kostku sekarang juga. Dia layak masuk daftar black list.“calm down! Aku kaga suka dia kok, hanya sebatas mengaguminya.” Aku masih saja diam. Aku kurang tau harus bersikap bagaimana. Bangga atau senewen? Jika pacarmu di puji puji oleh orang lain, apa yang akan kalian lakukan? Aku pribadi menganggap ini sebagai ancaman.“hey, are you okay?” mungkin dia mulai menyadari aksidiamku.“fine.”“kayaknya kamu depresi berat ya?” see? Kayaknya dia memang cenayang sungguhan.“gak papa. Gua baik-baik aja kok.”“eem, aku suka Beno.” Kali ini aku memuntahkan air putih yang baru saja aku minum. Ini anak selain aneh, hobby banget ya bikin orang kaget. Demi Tuhan! Walaupun aku tidak mempunyai gay radar, tapi Beno adalah orang terakhir di muka bumi ini yang akan aku anggap bahwa dia gay.
@pokemon @ lulu_75 @farizpratama7 @viji3_be5t @JimaeVian_Fujo @3ll0 @Ardian30 @ArDewa @MarioBros @Rika1006 @klintu_darnyep @gary096 @tamagokill @nathantristandaniel @yuzz @Hiruma @SteveAnggara @ragahwijayah_ @DItyadrew2 @cute_inuyasha @dafaZartin @boy_filippo @Arya_Mandala
Hope you gays enjoy this story;;)