BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Secret Admirer Love[OneShoot]

edited June 2015 in BoyzStories
Story ini aku posting di sini untuk dipersembahkan kepada Fujoshi yang pernah menjadi secret admirer dan stalker seorang gay.

Aku mention salah satunya. @akina_kenji.

==========================


-Prologue

~Hanya bisa melihatmu..
Tak dapat menyentuhmu..
Sedih..

~Kamu berada tepat di depanku, dan aku ada di belakangmu..
Perih..

~Selalu ada dalam bayanganku..
Wajah itu ada dalam bayanganku..
Kumenangis..

~Aku tidak bisa mengubah hatiku kembali..
Aku meneteskan air mata lagi dan lagi..

~Aku mencintaimu..
Kata-kata yang tersimpan dalam hatiku.. Kata-kata yang tidak bisa aku ungkapan..
Aku selalu mencintaimu..

~Tidak suka berada di belakangmu..
Setiap hari berada di sampingmu..
Ingin..
Aku hanya bisa menelan air mataku..
Pedih..

~Aku menginginkan hari seperti itu tiba.. Karena seluruh hatiku sudah tercuri olehmu..
Tak dapat melihat yang lain..

~Melihatmu tapi rindu..
Bersama tapi kesepian..
Hanya sendirian mengalami cinta ini.. Ini seperti perasaan yang tak ada akhir..
Sesedih ini..
Tapi, aku bertahan..

~Hatiku..
Tak ada yang bisa aku mengerti..
Seperti orang bodoh..
Mengikuti orang yang ada di depan mataku..
Ya, itu kamu..

-
-

Sudah selama dua bulan ini aku diam-diam mengikutinya. Bukan hanya mengikuti kegiatannya di akun media sosialnya saja, tapi aku benar-benar mengikutinya dalam arti yang sebenarnya.

Apa aku bisa disebut penguntit?

Aku tak melakukan hal-hal yang mengganggunya. Sungguh. Aku hanya menunggunya setiap pagi di balik pohon dekat rumahnya. Saat ia keluar dari rumahnya untuk berangkat ke kantor, aku mengikutinya, berjalan di belakangnya sampai ia menunggu bus di halte.

Tidak, bukan hanya sampai halte. Aku akan berdiri satu meter di belakangnya ikut menunggu bus bersamanya di halte.

Saat ia naik bus, aku pun ikut naik ke bus yang ditumpanginya. Terkadang aku rela berdesak-desakan kalau bus itu penuh dengan penumpang, masih berada di belakangnya.

Sampai ia turun di halte dekat kantornya, aku tak ikut turun bersamanya, tapi aku langsung cepat menuju belakang bus untuk melihatnya dari kaca belakang bus sampai menghilang dari penglihatanku.

Aku menunggunya di halte dekat rumahnya setiap sore jam pulang kantornya. Terkadang ia turun dari salah satu bus yang berhenti. Terkadang aku melihatnya melewati jalan berada di dalam mobil bersama kekasihnya. Terkadang aku menunggunya sampai berjam-jam dengan tangan kosong, ia tak kelihatan malam itu. Mungkin saja saat itu ia sedang bersama kekasihnya di suatu tempat.

Aku pikir, aku lebih seperti hantu dari pada penguntit.

Ini semua berawal dari ketidak-sengajaan takdir yang membuatku menemukannya. Yah, aku tak pernah berniat benar-benar menjadi stalker-nya dalam arti yang sebenarnya.

Dulu, aku hanya menjadi stalker dan secret admirer yang diam-diam jatuh cinta pada seseorang di dunia maya.

Seseorang yang bisa menyita waktu dan pikiranku. Saat bangun tidur, profilnya yang pertama kali aku lihat. Begitu juga saat aku ingin tertidur, profilnya yang terakhir aku lihat.


Hanya satu sampai dua kali aku chating dengannya dalam satu bulan, karena aku tak ingin menunjukan rasaku padanya kalau aku terlalu sering menyapanya lewat chating.

Tapi semenjak aku menemukannya, saat tak sengaja aku pindah ke kostan ini karena tempatnya lebih dekat dengan kampusku, ternyata aku melihatnya. Aku menemukannya saat ia keluar dari rumahnya yang berada di dekat rumah kostku. Rumahnya hanya berjarak satu rumah dari tempat kostku.

Aku langsung mengenalinya, karena wajahnya yang fotonya aku simpan di dalam memory ponselku, selalu aku lihat pagi, siang dan malam hari. Jadi bagaimana aku tak mengenalinya wajahnya yang sudah tersimpan juga dalam memory kepalaku?

Mungkin aku salah orang. Mungkin saja orang yang aku kagumi di dunia maya itu mencuri fotonya dan memalsukan fotonya. Mungkin orang yang baru aku temukan bukan orang yang sama dengan orang yang ada di dunia maya itu. Mungkin saja.

Kenyataannya harapanku yang berharap mereka adalah orang yang berbeda, berharap orang yang keluar dari rumah tetanggaku, ia adalah lelaki penyuka perempuan yang artinya aku punya harapan untuk menarik hatinya. Tapi, harapan itu pupus sudah saat aku melihatnya bersama lelaki yang juga wajahnya tak asing bagiku karena aku juga menyimpan fotonya.

Lelaki itu kekasihnya, begitu yang aku baca dari blog pribadinya yang tak sengaja aku temukan di internet. Dan itu adalah kenyataan saat aku tak sengaja melihat lelaki itu menciumnya di dalam mobil saat berhenti di depan rumahnya.

Aku hanya bisa tersenyum melihatnya bahagia dengan kekasihnya. Meskipun air mataku mengalir mengiringi senyumku. Aku tetap tak bisa berhenti mencintainya.

Menjadi pengagum rahasia dari orang yang kau cintai, itu sangat menyedihkan.

Namanya, Virgo Almosh..

=============================


Gadis itu namanya Gemini Virsela. Gadis yang baru berusia 20 tahun itu seorang mahasiswi cantik yang cukup populer di kampusnya.

Hidupnya baik-baik saja sebelum Bella, sahabatnya yang seorang fujoshi memberikan satu link dari sebuah blog yang mengisahkan tentang hubungan sepasang kekasih sesama jenis yang cukup menggugah hatinya sampai ia men-stalker akun media sosial milik Virgo yang menulis di blog itu.

Virgo sangat tampan. Kalau kata Bella, Virgo adalah uke dan Leo kekasihnya adalah Seme. Entah sebutan itu didapat Bella darimana, Sela pun tak ingin mencari tahu tentang sebutan itu.

Yang Sela tahu, ia sudah cukup jatuh kagum pada sosok Virgo, selain fisiknya tentunya, pribadi Virgo juga sangat menarik. Ah, rasa kagum itu sudah satu tahun yang lalu berubah sebelum akhirnya Sela benar-benar jatuh cinta pada Virgo.

Baiklah ini sudah terhitung 5 bulan, semenjak Sela pindah ke tempat kostnya yang membuatnya bisa menemukan Virgo. Selama 5 bulan, Sela seperti hantu dan bayangan yang selalu mengikuti Virgo dengan diam-diam berada di belakangnya.

Ini hari minggu, Jam 5.00 subuh, Sela sudah bersiap menunggu Virgo melewati tempat kostnya untuk lari pagi. Yah, Sela sudah sangat hapal akan kebiasaaan Virgo dari mulai hari senin sampai hari minggu.

Semalam Virgo pulang jam 10 malam, sendirian. Wajahnya terlihat sembab dan lelah, mungkin saja Virgo baru bertengkar dengan Leo. Ah, itu sudah biasa. Tak sampai satu hari, Sela akan melihat mobil Leo terparkir di depan rumah Virgo. Mereka berbaikan kembali.

Sela segera keluar dari kamarnya saat ia mengintip dari jendela kamarnya, melihat Virgo sudah berlari melewati rumah kostnya. Sela sedikit menjaga jaraknya agar keberadaanya tak disadari oleh Virgo.

Punggung itu, punggung yang selalu ia lihat dalam lima bulan ini. Punggung yang ingin ia rengkuh namun tak dapat ia gapai. Ah, seandainya punggung itu memiliki mata.

Sela ikut menghentikan larinya saat Virgo juga menghentikan larinya. Virgo membungkuk menahan kedua tangannya pada lututnya. Ia terlihat sedang mengatur nafasnya yang memburu.

Tapi ada yang aneh. Sudah hampir lima menit Virgo seperti itu. Sela mencoba mendekatkan jaraknya. Perlahan langkah kakinya agar kehadirannya tetap tak disadari oleh Virgo.

Virgo terisak?

Ingin sekali Sela memeluk Virgo saat ini, tapi itu tak mungkin. Yang bisa Sela lakukan hanya tetap berdiri di belakang Virgo. Hanya bagitu saja.

Tidak lama Virgo melanjutkan larinya lagi. Sela melihat ada sesuatu yang terjatuh dari kantung celana Virgo. Ponselnya.

Sela ingin berteriak memanggil Virgo, tapi sedetik kemudian niatnya itu dia batalkan, tak terlontar oleh mulutnya.


Dengan ragu Sela membuka layar ponsel Virgo. Terkunci. Sela mencoba membuka kunci layar ponselnya dengan tanggal ulang tahun Leo. Terbuka.

Ini keterlaluan, tak seharusnya Sela membuka ponsel Virgo, seharusnya ia segera memberikan ponsel itu pada Virgo. Tapi, ternyata keinginan-tahuannya terhadap Virgo, mungkin lebih tepatnya kepeduliannya sudah membuatnya bersikap kurang ajar seperti ini. Sela ingin mencaritahu apa penyebab dari isakan Virgo yang ia lihat pagi ini.

Walaupun menyakitkannya, Sela lebih suka melihat Virgo tertawa mesra, terlihat bahagia bersama Leo. Melihat Virgo terisak seperti tadi, jauh lebih menyakitkan Sela.

Wajah Sela terlihat serius membaca riwayat sms Virgo dan Leo. Keningnya mengkerut saat ia sudah bisa mengambil kesimpulan dari chating mereka. Leo memiliki lelaki lain.

-
-

Seperti pencuri, Sela diam-diam dengan mengendap masuk melewati pagar rumah Virgo. Ia menelan ludah, tubuhnya gemetar sedikit takut. Sambil menahan debaran dadanya, Sela akhirnya berhasil menaruh ponsel Virgo di depan rumahnya.

Sela bersembunyi di balik pohon. Ia menunggu Virgo kembali untuk memastikan yang menemukan ponsel itu adalah Virgo.

Virgo datang, keringat terlihat bercucuran di tubuhnya, ia benar-benar tampan. Virgo terlihat sedikit bingung melihat ponselnya berada di depan pintu rumahnya. Mungkin saja ia berpikir kalau ponselnya terjatuh di sana.

Setelah memastikan semuanya, Sela berbalik dan tersenyum. Sela tersenyum lirih sendiri merasa dirinya seperti orang bodoh melakukan hal-hal yang tak seharusnya.

Kalau Virgo dan Leo berpisah, seharusnya Sela merasa bahagia bukan?

Tidak. Nyatanya saat ini Sela sedang memutar otaknya untuk bisa mengembalikan Leo kembali pada Virgo. Mengembalikan senyuman dan kebahagian Virgo kembali.

Bodoh. Yah, Sela memang bodoh. 'Aku hanya ingin melindungi orang itu.' Ucap hatinya saat matanya melihat ke arah jendela kamar Virgo sebelum ia melangkahkan kakinya.

-
-


"Kamu ngapain sih hari minggu gini ngerem aja di kosan?" Bella menggerutu karena gagal menyeret Sela keluar menemaninya jalan ke Mall.

Sela mendengus. "Ngapain ke Mall? Gak bosen apa? Tugas nih tugas udah deadline!" Sela menunjuk layar laptopnya.

Bella tersenyum lebar. "Aku udah dong. Hohoh."

"Ah, kapan ngerjainnya?"

"Minta tolong sama Kak Alex yang ngerjain. Heheh!" Bella terkekeh.

"Isssh! Anak orang tuh, jangan di-PHP-in terus. Ibarat besi mah udah berkarat tuh hati." Desis Sela menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Cieee, Sela iri tuh.."

"Najis!"

"Udah, ah! Ayoo keluar yuk!" Bella manarik-narik tangan Sela.

"Males, Bell! Ini tugas seriusan belum beres tau." Sela merengut serius.

"Lagian, kamu ngapain aja sih? Ini tugas kan udah tiga minggu yang lalu!" Balas Bella serius.

Aku sibuk Bell, sibuk ngikutin Virgo. Ucap Sela hanya berani dalam hatinya. Yah, Sela tak pernah menceritakan apapun pada Bella tentang perasaannya pada Virgo. Bahkan Sela tak pernah memberitahu Bella kalau ternyata ia bertetangga dengan Virgo.

Apa jadinya kalau Bella mengetahui ia bertetangga dengan Virgo?
Apa jadinya kalau Bella mengetahui kalau selama ini Sela sudah jatuh cinta pada Virgo? Dan selama lima bulan ini seperti orang bodoh yang selalu berada di belakang Virgo.

"OMG! OMG! OMG!" Bella seperti baru melihat alien. Matanya melotot, membelalak lebar melihat ke luar jendela.

"Lihat apa sih kamu?"

Belum sempat Sela melihat ke luar jendela. Bella sudah berdiri di jendelanya sambil berteriak.

"VIRGOOO!!"

Deg!


Mampus deh! Sela cepat-cepat membungkam mulut Bella, menariknya menjauh dari jendela.

Bella memberontak, bahkan ia nyaris menggigit telapak tangan Sela yang berada di mulutnya.

"Selaaaaaa!" Teriak Bella kesal dengan tindakan Sela barusan.

Sela tak menggubris omelan Bella. Bella dengan cepat kembali menuju jendela.

"VIRGOOO!! VIRGOOO!! VIRGOOO!!" Teriak Bella sambil melambai-lambaikan tangannya dengan semangat 45.

Percuma saja, Virgo tak akan mendengarnya, karena Virgo pasti sudah berjalan jauh.

"Aiisssss!!" Bella berdecak kesal. Bella berbalik dan ingin mengomel pada Sela. Tapi ia tertegun saat melihat dalam kamar itu Sela sudah tidak ada.

"Selaaaa!! Selaaaa!!" Bella berteriak mencoba membuka pintu kamar Sela yang sudah terkunci oleh Sela dari luar.

Bella kembali menuju jendela dengan emosi yang sudah membakarnya. "Selaaa! Sialan buka pintunya!" Teriak Bella yang melihat sosok Sela berjalan setengah berlari menuju pagar.

Sela berbalik. Menatap Bella mengiba. "Sorry my friend...! Bobo cantik aja yah di sana... Bye!!" Sela memberikan kecupan lewat tangannya untuk Bella. Ia melanjutkan langkahnya dengan berlari keluar pagar, tak mempedulikan lagi Bella yang masih berteriak-teriak di jendelanya. Nanti juga Bella akan diam kalau diteriaki Ibu kost.

Hanya dengan menggunakan celana pendek di atas lutut dan kaos oblong yang terlihat kebesaran di tubuh Sela, Sela terus berlari mencari sosok Virgo.

Sela menghentikan larinya, ia mengatur nafasnya, menghelanya beberapa kali saat punggung Virgo sudah terlihat olehnya.

Sela berjalan beberapa meter di belakang Virgo. Virgo berjalan menuju halte, Sela tak tahu kemana arah tujuan Virgo sore ini. Ia tetap mengikutinya.

Sela hampir berteriak saat sebuah motor hampir menabrak Virgo. Virgo bahkan tak memperhatikan jalan saat menyebrang.

Virgo masih belum naik ke dalam bus, meskipun sudah empat bus yang berhenti di halte ini. Pikirannya seperti melayang jauh entah kemana. Sela merasa lirih melihat Virgo seperti itu.

Saat bus kelima berhenti, Virgo baru beranjak menaiki bus itu. Sela masih mengikutinya masuk ke dalam bus dan duduk tepat di belakang Virgo. Hari minggu seperti ini, banyak kursi yang tersisa.

Sesekali Virgo menoleh ke samping, melihat keluar jendela. Sela bisa melihat samping wajahnya dengan lekat. Wajah itu, andai Sela bisa menyentuhnya.


~Hanya bisa melihatmu..
Tak dapat menyentuhmu..
Sedih..

~Kamu berada tepat di depanku, dan aku ada di belakangmu..
Perih..

~Selalu ada dalam bayanganku..
Wajah itu ada dalam bayanganku..
Kumenangis..

~Aku tidak bisa mengubah hatiku kembali..
Aku meneteskan air mata lagi dan lagi..

~Aku mencintaimu..
Kata-kata yang tersimpan dalam hatiku.. Kata-kata yang tidak bisa aku ungkapan..
Aku selalu mencintaimu..

~Tidak suka berada di belakangmu..
Setiap hari berada di sampingmu..
Ingin..
Aku hanya bisa menelan air mataku..
Pedih..

~Aku menginginkan hari seperti itu tiba.. Karena seluruh hatiku sudah tercuri olehmu..
Tak dapat melihat yang lain..

~Melihatmu tapi rindu..
Bersama tapi kesepian..
Hanya sendirian mengalami cinta ini.. Ini seperti perasaan yang tak ada akhir..
Sesedih ini..
Tapi, aku bertahan..

~Hatiku..
Tak ada yang bisa aku mengerti..
Seperti orang bodoh..
Mengikuti orang yang ada di depan mataku..
Ya, itu kamu..

Ketika Virgo turun dari pintu depan bus. Sela ikut turun lewat pintu belakang bus. Untung saja di kantong celana pendeknya terselip uang sepuluh ribu rupiah, jadi ia masih bisa membayar ongkos bus.

Lalu bagaimana Sela pulang nanti? Sela bisa berjalan kaki, karena tujuan Virgo tak begitu jauh juga dari rumah kostnya. Mungkin memakan waktu satu jam kalau ditempuh dengan berjalan kaki, tentunya dengan memotong jalan lewat permukiman. Tak begitu jauh kan?

Virgo menghentikan langkahnya tepat di sebuah rumah yang cukup besar. Sela kemudian mencari tempat persembunyian untuk bisa mengawasi Virgo tanpa ketahuan.

Mata Sela mengikuti ke arah tempat yang Virgo lihat di rumah itu. Virgo melihat ke arah balkon yang terletak di lantai dua rumah itu. Di sana tampak ada seseorang yang sedang duduk membelakangi kami.

Itu rumah Leo. Yah, Sela tahu itu karena melihat mobilnya terparkir di sana. Jadi Virgo ke sini mungkin karena ia tak kuasa menahan rindunya pada Leo. Kenapa ia tak masuk saja?

Pertanyaan Sela itu terjawab saat Virgo membalikan badannya, ia mengusap air mata dari sudut matanya.

Mungkin Virgo menyesal telah mengatakan kata putus pada Leo, karena itu yang ditemukan Sela di ponsel Virgo. Leo mengatakan kalau ia suka pada orang lain, hanya sebatas suka, hanya untuk memberitahu Virgo agar Leo tak merasa bersalah karena sudah menyembunyikan sesuatu dari Virgo. Itu kejam. Dan Virgo langsung mengucap kata putus. Itu wajar.

Tapi, coba lihat apa yang terjadi sekarang. Seseorang berdiri di depan rumah orang yang telah melukainya hanya karena ia tak bisa menahan rindunya meskipun sudah terluka.

Dan di belakang orang itu, ada seseorang lain yang menahan rasa sakitnya, berdiri di belakang punggungnya. Diam-diam menjaganya, hanya untuk memastikan orang yang memiliki punggung itu baik-baik saja.

-
-


Virgo duduk di salah satu bangku taman yang tak jauh dari rumah Leo. Di tempat Virgo duduk, tepat di belakangnya, Sela duduk di sebuah bangku yang hanya dipisahkan oleh hiasan bunga di taman itu.

Langit sudah gelap, Sela melihat jam di ponselnya, sudah hampir pukul 9 malam, itu bearti sudah hampir empat jam mereka duduk di bangku taman itu. Tak ada yang dilakukan, hanya diam.

Ponsel Sela dari tadi terus bergetar, namun ia mengabaikannya. Sela harus melakukan sesuatu untuk Virgo. Ia tak bisa hanya diam seperti itu dan membiarkan Virgo larut dalam kesedihannya.

Sela membuka kontak ponselnya, ia tadi sempat menyimpan nomor ponsel Leo yang diambilnya dari ponsel Virgo sebelum ia kembalikan.

"Cepat datang ke taman dekat rumah kamu. Virgo ada di sini, sudah hampir empat jam setelah tadi hampir satu jam berdiri di depan rumah kamu."

Sela mengirim pesan itu pada Leo disertai foto Virgo barusan yang diam-diam diambilnya untuk meyakinkan Leo kalau pesannya itu bukan pesan dari orang asing.

Leo pasti datang, Sela yakin itu. Dari melihat percakapan mereka di ponsel Virgo tadi, sudah cukup meyakinkan bahwa Leo sangat peduli pada Virgo.

Sela langsung mematikan ponselnya setelah ia yakin pesannya sudah terkirim.

Kurang dari lima belas menit kemudian, Leo datang setengah berlari menghampiri Virgo yang terlihat terkejut dengan kedatangan Leo.

Sela menundukan kepalanya saat Leo menarik Virgo ke dalam pelukannya.

Perih. Ternyata hatinya tak sekuat itu. Air mata Sela terjatuh di wajahnya yang tertunduk. Sela berusaha menahan isakannya.

Bodoh. Seharusnya Sela yang memeluk Virgo, bukankah seharusnya begitu?

Sela beranjak bangun dan menjauh dari Virgo dan Leo menahan sesak yang menghimpit dadanya, hatinya terisi pedih. Tapi, tak ada satu orang pun yang mengetahui kesedihannya. Bahkan orang itu juga tak akan pernah tahu apa lagi tersadar kalau selama ini ada seorang gadis yang begitu dalam mencintainya. Menangis diam-diam karenanya.

Petir tiba-tiba menggelegar dan air hujan turun dengan deras dari langit membasahi tubuh Sela. Sela tetap berjalan di bawah hujan tanpa berniat menghindarinya. Biarlah air hujan membasahinya, bercampur dengan air matanya agar tak ada seorangpun yang melihat air matanya.

Sudah sejam Sela berjalan dalam hujan deras. Kaos oblong tipis yang ia kenakan sudah basah menempel di tubuhnya. Sela memeluk dirinya dengan kedua tangannya menahan hawa dingin yang membuatnya semakin terisak dalam deras hujan.

Bella sudah berdiri menunggu Sela dengan cemas di depan gerbang kosan Sela dengan sebuah payung yang melindunginya.

Tak ada kata yang keluar dari mulut Bella saat ia melihat sosok Sela yang sudah basah kuyup berjalan dalam hujan. Bella tahu sahabatnya itu sedang tak baik-baik saja.

Bella langsung memeluk tubuh Sela yang terlihat gemetar menahan isakan dan kedinginan. "Nangis aja Sel... Keluarin semua yang menyesakan... Ada aku di sini..."

Mendengar ucapan Bella itu, Sela langsung menangis terisak seperti seorang anak kecil. Isakan semakin menjadi dengan usapan lembut dari Bella di punggungnya.

Patah hati itu menyakitkan. Lalu bagimana bila kamu patah hati berkali-kali dan sekaligus jatuh cinta berkali-kali dengan orang yang sama. Cinta sekaligus patah hati yang tak akan pernah ada akhirnya.

============================

-Epilog

Bella ikut sibuk membantuku membawa barang-barang untuk dimasukan ke dalam mobil Alex. Ya, akhrinya aku memilih pindah setelah satu bulan aku gagal menyembuhkan patah hatiku yang sampai mengirimku masuk rumah sakit dan dirawat selama satu minggu di sana.

Aku sudah siap, siap untuk mengakhiri menjadi secret admirer dan stalker Virgo. Kalau aku mau menyembuhkan lukaku, langkah awal yang harus aku ambil adalah kembali menjadi diriku yang sebelumnya. Seorang Gemini Virsela sebelum mengenal seorang bernama Virgo Almosh.

"Sela cepat, nunggu apa lagi?" Bella sudah berdiri membuka pintu mobil.

Semua sudah selesai. Tapi masih ada satu hal yang harus aku lakukan sebelum aku pergi. Aku menghela nafas.

"Tunggu sebentar, Bell." Pintaku pada Bella.

Tanpa menunggu balasan Bella, aku melangkah berjalan menuju rumah Virgo. Rumahnya sepi. Mungkin saja penghuninya sedang tak berada di dalam rumah itu.

Kubuka pagar rumahnya yang tak terkunci. Dengan langkah yakin aku masuk melewati pagar rumahnya dan menuju ke pintu depan rumahnya.

Kuletakkan amplop berisi foto Virgo yang aku ambil dengan diam-diam saat ia sedang berdiri di halte menunggu bus. Di belakang fotonya ada tulisanku yang mengucapkan 'i love you and good bye'.

Setelah meletakan amplop berisi fotonya, aku langsung bergegas menuju keluar pagar rumahnya. Kuteliti sekali lagi rumah itu, mengitarinya untuk terakhir kali.

Aku menghampiri pohon yang menjadi temanku selama ini. Pohon yang menjadi saksi, senyum dan air mataku saat aku dengan diam-diam menunggu Virgo di sini.

"Aku akan merindukanmu pohon..," gumamku tersenyum.

Aku berbalik dan melanjutkan langkahku lagi.

Deg!

Untuk pertama kalinya kami berpapasan. Aku mencoba menahan nafasku saat ia berjalan melewatiku. Jantungku terpacu mendebar-debarkan dadaku.

Saat ia sudah berjalan melewatiku. Aku menghentikan langkahku.

Aku menoleh untuk melihat punggungnya yang terakhir kali. Punggung yang sudah aku hapal sekali bentuknya.

Deg!

Ia diam dengan tangan yang sudah memegang pagar rumahnya. Dadaku semakin berdegup-degup.

Aku, apa bisa melupakannya?

Virgo menoleh. Ia melihatku.

Kami bertatapan.

"Sela!" Suara Bella yang memanggilku membuat Virgo membuka pagar rumahnya dan masuk ke dalam.

Aku melihat punggungnya untuk terakhir kali. Aku tersenyum, berbalik melangkahkan kakiku pergi menuju Bella yang sudah berada di dalam mobil.

Good bye, my love...
«1

Comments

  • cerita yang mengharukan ... salut buat para fujoshi yang harus menekan perasaan suka mereka ...
  • cerita yang mengharukan ... salut buat para fujoshi yang harus menekan perasaan suka mereka ...
  • Ha aku bisa praktekan ini...ambil fotonya trus taruh di depan pintu kamarnya dengan tulisan 'i love u and gud bye' wah sepertinya bakal menarik nanti jika ku lakukan :)) tapi sayang dia jauh :v :-<
  • Kena bgt di hati. Sampai sekarang tpat dari Ramadhan thn lalu gw jd secret admirer seseorang. Jd tahu betul gimana rasanya.

    Berdiri di belakangnya, foto dia diam2, nungguin dia dtg, sampai nekad ngasi kado...

    Perih cuk...
  • @lulu_75 Iya lu, bahkan cinta dengan org yg kita rahasiakan, membuat kita gak bisa mencintai yg lain. Untungnya aku masih tahap kagum, dan belum ke cinta.

    @akina_kenji aku juga mau peraktekinnya kalau aku menemukannya :)

    @mr_greenpurple waw udah satu tahun dong yah.. Coba praktekin ajah yg epilog aku. Kamu sih enak yah orgnya deket.
  • Dia cowok normal...

    Aqu ngasih kadopun itu udah kesalahan bgt. Waktu itu aqu tulis nomorku di dlm kado, ternyata dia sms bilang makasih trus nanya kenapa2nya. Aku blg mau kenal, dia blg kalau mau kenal sapa aja gak usah sungkan2 sama2 cowo ini. Itu lebaran tahun lalu.

    Ramadhan sekarang aku belum liat lagi. Aku gak berani ganggu dia lewat sms atau telpon. Jelas dia gak suka d stalk.
  • Dia cowok normal...

    Aqu ngasih kadopun itu udah kesalahan bgt. Waktu itu aqu tulis nomorku di dlm kado, ternyata dia sms bilang makasih trus nanya kenapa2nya. Aku blg mau kenal, dia blg kalau mau kenal sapa aja gak usah sungkan2 sama2 cowo ini. Itu lebaran tahun lalu.

    Ramadhan sekarang aku belum liat lagi. Aku gak berani ganggu dia lewat sms atau telpon. Jelas dia gak suka d stalk.
  • Tapi lebih baik ga usah ketemu dia kali ya...daripada nanti tambah suka :3
  • @ketemunya cuma pas ramadhan? Aduh seharusnya kamu pdktin aja dulu sebagai teman. iya dari cara kamu ngasih kado emang salah. Dia pasti aneh cwok kasih kado cwok. Tapi dia tahu kamu orangnya yang mana?
  • Maksudnya lebih baik ga usah ketemuan nanti, daripada rasa suka ini bertambah dan jadi sakit hati...so mending tau lewat dumay aja kan :3
    Aku belum pernah ketemu dia @Rika1006 :/
    Dia udah tau siapa aku...tapi sekarang aku jarang bicara sama dia,,,palingan sekarang ini aku ngomongnya jika aku ingin bertanya sesuatu aja sama dia '_'
  • Dia sampai sekarang gak tau yg mana aku...
    Awal liat dia itu karena kita sama2 1 mesjid pas jum'atan. Kebetulan atau gimana pas tarawih dgn mesjid yg berbeda gw ketemu dia lagi...

    Masalahnya Ramadhan tahun ini udah malam kesekian dia gak muncul2 jg, pun d mesjid pas jum'atan. Rencananya kalau dia ada, aku mau mmperkenalkan diri. Aku khawatir dia udah tau aku dan ngumpet supaya aku gak liat dia lagi...
  • Dia sampai sekarang gak tau yg mana aku...
    Awal liat dia itu karena kita sama2 1 mesjid pas jum'atan. Kebetulan atau gimana pas tarawih dgn mesjid yg berbeda gw ketemu dia lagi...

    Masalahnya Ramadhan tahun ini udah malam kesekian dia gak muncul2 jg, pun d mesjid pas jum'atan. Rencananya kalau dia ada, aku mau mmperkenalkan diri. Aku khawatir dia udah tau aku dan ngumpet supaya aku gak liat dia lagi...
  • nyesek nyesek nyesek
  • Yah kakak @cute_inuyasha baca juga :)
  • gw suka ceritanya (y)
Sign In or Register to comment.