aku sedang menulis tentang tyo dalam cerita yg berjudul "pray". di hari yg sama, tyo dalam kehidupan realku mengirimi ku SMS. sms tidak penting sih, just say hello..
dulu, aku pernah menulis cerita tentang hari dalam "Hari dari purwodadi" , dan hari dalam kehidupan nyataku, org yg aku ceritakan dalam cerita itu, mengirimiku pesan di facebook. padahal kita sudah bertahun tahun tidak pernah berkomunikasi. dia pun juuga say hello saja.
waktu itu membuatku memutuskan untuk menghentikan cerita tentang hari.
adakah anak indigo disini, yang bisa menjelaskan padaku, apa yg sedang terjadi? kenapa tokoh real itu seolah tahu aku sedang menulis kisah mereka...?
Comments
Ah mungkin itu hanya kebetulan tuan. Atau sebuah hitsuzen. Sesuatu yang telah digariskan oleh takdir *heleh.
N.B. Saya bukan indigo tapi Blue Orange
Ikatan yang menghubungkan perasaan kalian.
NB: saya bukan indigo, tapi purple
Simian sih.. Tp katanya indigo jg..
Aura kasih. Pake hot
apa itu? bisa dijelaskan kah?
Ada makna dalam rangkaian kebetulan yang menghampiri kehidupan kita. Kebetulan itu, berantai ataupun tidak, sebagai sebuah peristiwa akan berujung pada kondisi gathuk. Yaitu kemampuan memahami apa yang disodorkan oleh kebetulan (atau serangkaian kebetulan). Akan sangat menyenangkan bila kita paham pola sesuatu yang bernama gathuk, kita bisa tau, misalnya, kenapa kita bisanya kuliah di suatu kota, kenapa dia bisa menikahi si itu, kenapa kita kerja disini, atau mungkin kenapa dipecat, kenapa kena sial berupa ini dan itu, lalu bertanya-tanya kok bisa kesialan itu datang lalu mengharap akan suatu petunjuk, sebenarnya menurut konsep gathuk, ya kita sedang diarahkan ke suatu kondisi, kita sedang diberikan petunjuk. Tinggal pintar-pintarnya olah rasa dan insting kita melihat situasi yang dihadapkan pada kita. Gak semua orang punya kemampuan bawah sadar bernama gathuk ini. Intinya, ada suatu makna atas semua keadaan yang kita hadapi. Kita berenang dalam lautan kebetulan.
Pernah kan misalnya kita ketemu teman kuliah yang selama kuliah orangnya malas, gak menonjol, ikut-ikut aja, terus pas udah lulus, eh malah dia yang dapat pekerjaan cepat dan bagus, dibanding yang menonjol dan suka camuk dosen. Gathuk memberikan penjelasan atas fenomena-fenomena aneh seperti itu.
Di sekeliling kita, ada banyak peluang kita melihat kebetulan terjadi atau tidak terjadi. Baik terjadi pada kita maupun pada orang lain. Namun kita tidak sering melihat kebetulan sehingga jarang memahami gathuk. Padahal, gathuk hadir secara teratur pada beberapa orang terpilih. Kebanyakan orang sama sekali tidak pernah menganggap gathuk ada dan baru sadar belakangan ketika memperoleh pencerahan karena hadirnya peristiwa tertentu bernama kebetulan ternyata sinkron dengan situasinya. Semacam..
"Ya Tuhan, ternyata dengan tidak diterima kerja di perusahaan X, saya diterima ddi perusahaan Y yang lebih baik.."
Salah satu contoh sederhana namun terbaik gathuk adalah memoar penulis Perancis, Emile Deschamps. Tahun 1805 dia ditraktir makanan penutup plum pudding oleh seorang yang belum dia kenal bernama Monsieur de Fontgibu. Sepuluh tahun kemudian, Deschamps hendak memesan plum pudding dari sebuah restoran di Paris, tapi pelayan menjawab bahwa plum pudding terakhir telah dipesan oleh seorang lelaki di meja berbeda. Tebak siapa pria yang dilihat Deschamps mengikuti arah tunjuk si pelayan? Yup, lelaki di meja seberang itu de Fontgibu. Bertahun-tahun kemudian di 1832, Deschamps sedang makan malam dengan teman-temannya lalu memesan plum pudding. Saat memesan plum pudding, Deschamps bilang ga komplit kalo pesan plum pudding tanpa de Fontgibu. Deschamps lalu bercerita ke teman-temannya tentang kejadian aneh yang ia alami dulu dengan de Fontgibu, dan saat bercerita, seorang pria masuk ke restoran tersebut.. yup, orang itu de Fontgibu lagi.
Banyak contoh-contoh lain yang lebih gila dan lebih aneh lagi, bisa dibaca di buku Gathuk: Masihkah Kita Percaya Logika? karya I Putu Suryanegara.
Saya sendiri, sudah mengalaminya, oh mungkin sedang menjalani alur yang sedang berjalan, dan berkaitan dengan Kota Bandung. Saya gak tahu akan menemui kebetulan apa lagi besok-besok, kesialan apa lagi, keberuntungan apalagi, yang jelas, Tuhan Maha Tahu atas segalanya.