*serius naksir aku!!!*
Hari-hari aku lalui seperti biasa. Hari ini pun aku pulang kerja dengan gontai karna banyaknya pekerjaan hari ini, dan seperti biasa aku pulang menggunakan busway. Tempat kerjaku tak jauh shelter harmoni. Akupun mengantri seperti penumpang lainnya. Belum lagi harus berhimpitan saat berada di dalam busway. Hari-hari yang melelahkan.
Sebelumnya namaku Fahmi Yusuf 26 tahun dan aku bekerja di salah satu bank swasta jakarta di daerah harmoni. Dan aku tinggal di Daerah tanjung barat, maka dari itu sehari-hari aku parkirkan motorku di shelter busway ragunan, dan menuju kantor ke Harmoni menggunakan Busway.
Didalam busway seperti biasa aku pasti berdiri. Aku lebih memilih mendengarkan musik dengan handsfree yang aku pasangkan pada hp ku, sambil terkantuk mendengarkan musik dan berpegangan pada tiang. Dan Sepertinya aku merasakan ada yang memperhatikanku, tapi itu mungkin hanya perasaanku saja. Aku mengabaikanya karena suasana sedang penuh sesak. Jadi agak susah bergerak bahkan untuk menoleh kanan dan kiri.
Sesampai di shelter ragunan aku bernafas lega bisa keluar dari dalam busway yang penuh sesak, aku pun berjalan menuju parkiran motor, beberapa langkah sepertinya aku merasa diikuti, dan dengan cepat aku menoleh ke belakang, banyak orang yang baru pulang sama dengan ku. Aku bingung, tak ada tampang mencurigakan, Karna terlalu cape aku lebih memilih mengabaikanya kembali. Dan langsung pulang.
Keesokan harinya aku pun merasa seperti diawasi dan diikuti saat pulang kerja. Begitu pula dengan hari-hari berikutnya. Aku pernah mencoba pulang telat tapi perasaan itu mucul kembali diawasi dan di ikuti. Bahkan pernah ijin pulang cepat dan aku mengalami hal yang sama. Akhirnya rasa penasaranku memuncak, siapa sih mengawasi dan mengikutiku. Hari ini aku pun pulang dengan keadaan lelah. Aku merasakan hal yang sama lagi. Setelah sampai di shelter ragunan. Aku menuju parkiran motor. Mengambil motor dan keluar dari parkiran tapi tidak langsung pulang menunggu di depan ragunan.
Dari semua orang yang lalu lalang. Aku mendapati seorang pemuda dari tadi tak beranjak dari tempatnya, bermain hpnya duduk tapi aku tak bisa melihat wajahnya jelas, bahkan sampai mulai sepi pun dia belum beranjak, aku jadi merasa bahwa pemuda itu yang mengawasi dan mengikutiku. Akhirnya aku putuskan mendekatinya.
"Gak usah pura-pura maen hp, gw tau ko lo yang ngawasin dan ngikutin gw, mau lo apaan!" ucapku sedikit emosi.
Pemuda itu tersentak kaget dan berubah jadi salah tingkah. Lalu dia mengangkat wajahnya dan terlihat jelas olehku, dia terlihat agak takut memandangku, pemuda yang manis, sepertinya umurnya jauh dibawahku.
"Gw tanya lo? Jawab? Mau lo apa?" wajah manisnya tak mengurangi emosiku.
"Anu itu.... Aku... Aku suka kamu kak!!" ucapnya gugup
Sontak aku terdiam sejenak dan "hahahaha bercanda kan lo?? Lo masih kecil, mending pulang trus cuci kaki juga bobo!" ujarku sambil tertawa lalu meninggalkannya.
"Aku udah gede ko kak!! Umurku udah 19 tahun. Akan aku buktikan kalau aku udah dewasa!! Dan ku buat kau jadi milikku." teriaknya
"Hahaha terserahlah!!" jawabku tanpa menoleh dan menaikan motorku pergi dari situ.
Beberapa hari kemudian dia masih mengikuti ku saat pulang kerja. Dan aku akhirnya mengetahui kalau namanya Yuda. Dia masih terus mengatakan suka padaku terang-terangan.
"Hei bocah... Berhenti ngikutin gw! Gak cape apa lo..." semprotku saat sampai di shelter ragunan.
"Enggak..." jawabnya cuek
"Aaaaah!" gumamku kesal sambil mengacak rambutku sendiri.
"Yah kak jadi berantakan kan rambutnya.." ujarnya tanpa dosa dan hendak merapihkan rambutku, tapi aku tepis tangannya.
Akupun langsung pergi meninggalkannya. Begitupun hari-hari berikutnya Yuda selalu aku abaikan, tapi dia tetep terus mendekati ku. Sampai hari jum'at sore kita satu busway dia berdiri disebelahku dan berbisik kalau dia ingin mengajakku jalan hari minggu nanti. Aku hanya menolehnya heran tak menanggapinya. Dan pada hari minggunya. Aku terkejut dia datang kerumahku ternyata.
"Ko lo bisa sampe rumah gw? Tau dari mana?" tanyaku terkejut
Yuda nyengir "aku pernah ngukitin sampai rumah kakak!" jawabnya santai
Aku langsung mengusap wajahku frustasi. Lalu kulihat dia hanya senyum-senyum. Daripada pada dia makin jadi, akhirnya aku iyakan untuk ikut jalan dengannya. Dia meminta untuk naik satu motor saja, menggunakan motornya.
"Eh bocah, lo mau bawa gw kemana!" ucapku berteriak disela-sela angin saat dia mengendarai motornya.
"Liat aja nanti, dan stop panggil aku bocah..." protes Yuda.
Yuda ternyata mengajaku hanya ke sebuah sevel dikawasan margonda depok, saat sampai disana aku hanya menghela nafas, terang saja dia pasti mengajakku ketempat anak nongkrong seumuran dengannya pada umumnya, aku kira dia mau membawaku ketempat yang cozy atau romantis gitu, eh apaan sih, mikir apa aku ini, akupun menggeleng cepat mengusir pikiranku.
ia melihatku heran lalu tertawa geli "kenapa kak?" tanyanya senyum-senyum menggoda
"Bukan urusan lo bocah!" ujarku ketus, Dia lalu menarik tanganku masuk, membuat orang-orang melihat kami curiga, akupun menghentak tangannya "apa-apaan sih. Maen geret aja!" omelku disertai risih oleh tatapan orang-orang.
"Biar kak Fahmi gak hilang, tar diambil orang bisa mati aku." jawabnya cuek sukses mebuat aku melongo seperti orang bego. Dia sibuk memesan makanan pada kasir. Lalu mengagetkanku hingga aku tersadar dari rasa terkejutku.
'Eh tunggu dari mana ni bocah tau namaku?' pikirku berputar menerka nerka, "Eh apa lo bilang tadi, lo kira gw bocah apa, bisa ilang ditempat beginian." semprotku menatapnya tajam, tanpa perduli dia merangkul lengangku dengan sebelah tangannya. Membawaku ke sebuah meja kosong di dalam sevel. Akupun hanya pasrah dengan perlakuannya. Dia menyerahkan sekotak bento kearahku satu beserta minuman dan menaruh beberapa snack di meja kami.
Lalu di menoleh kearah remaja, seprrtinya masih sekolah dan menatapnya tajam "kenapa liat-liat? Iri ya, makanya cari pacar." ujar Yuda cuek membuat remaja-remaja itu menjadi salah tingkah dan beranjakak pergi dari sana.
Aku mendekatkan tubuhku kepada bocah rese ini, "lo gila ya, kasihan tau tuh bocah." bisikku
Dia hanya menatapku lembut lalu tersenyum "aku gila karenamu." godanya sontak aku langsung menjauhkan tubuhku menatapnya heran. Dia terkekeh "kak Fahmi gemesin, bikin nafsu kalau mukanya merah begitu." sambungnya
'Apa? Muka gw merah, gak gak gak mungkin gw kemakan rayuan bocah tengik ini!' pikirku menatap Yuda horor. "Se... Sebenernya mau lo apa sih?" tanyanya sedikit gugup.
"Kan kak Fahmi tau kalau aku suka sama kakak." ujarnya
"Iya, terus?"
"Aku mau kak Fami jadi pacarku." ujarnya to the point.
"Apaa!!" pekikku membuat semua orang menoleh kearahku, seketika aku malu dengan perbuatanku sendiri. "Jangan bercanda kamu!" bisikku
"Aku serius." ucapnya dengan tatapan tulus dan tak main-main.
Aku bingung harus menjawab apa, namun tiba-tiba Yuda menarik kepalaku melindunginya dengan tangannya. Aku kaget dengan perbuatannya sampai dia berucap.
"Hei, klo punya mata tuh liat-liat, kalau sampe kepala pacar gw kena bagaimana hah!" hardiknya pada seseorang. Aku dengan cepat melepas tangannya lalu menoleh kebelakang, rupanya dia sedang mengomel kearah pemuda yang sedang meminta maaf kepadaku dan Yuda, lalu pergi. Beberapa menatap kami, aku risih jadinya.
"Lo apa-apaan sih?" omelku pelan
"Ya dia salah, lagi maen kunci kendaraan tergantung di rantai kecil diputer-puter kenceng, nyaris kena kepala kak Fahmi, ya aku emosi lah." jelasnya membuatku terdiam. "Jadi gimana kak?" tanyanya lagi
"Gimana apanya?" tanyaku kembali bingung
"Jadi pacarku ya." pintanya, aku pusing harus jawab apa, aku mengacak-ngacak rambutku lagi, dia dengan sigap merapihkannya kembali lalu menggenggam jemariku diatas meja, wajahku kembali memanas merah sepertinya. "Mau ya." pintanya kembali, entah angin apa tiba-tiba aku mengangguk dengan sendirinya, itu membuat Yuda merona bahagia dan tersenyum lebar.
"Ini kali pertamanya aku ditembak seorang cowok dan berpacaran dengan cowok." gumamku lirih, entah tiba-tiba kata gw berganti aku yang artinya aku pasrah menerima dia dihatiku.
Rasanya geli-geli lucu jika mengingat umur kami terpaut cukup jauh dan ditambah lagi dia juga sama jenisnya dengan ku dari kaum adam. Tapi aku heran kenapa aku rasanya bahagia dan berbunga-bunga seperti ini.
Aku jadi resmi berpacaran dengannya mulai saat ini, tapi ada hal yang kubenci darinya, Yuda jadi posesif sekali, dikit-dikit emosi kalau ada orang menyenggolku walau tak sengaja, dasar bocah labil pikirku, tersenyum melihat kelakuannya.
Hari hari berikutnya saat pulang kerja pasti dia menungguku di shelter busway, di saat penuh Yuda membantuku menerobos masuk kedalam, dan menahan badanku saat aku oleng karna bus berhenti mendadak.
Oh aku mulai suka perhatian bocah satu ini, aku benar-benar jatuh cinta dibuatnya. Bahkan setiap weekend dia datang kerumahku untuk bercengkrama dengan keluargaku atau mengajakku jalan. Tapi dia suka kesal kalau aku meledeknya dengan sebutan bocah. Lucu sekali melihat tampangnya kesal, itu membuatku makin menjahilinya, dan kalau dia sudah benar-benar kesal maka dia akan langsung membungkamku dengan lumatan bibirnya, itu membuatku diam tak berkutik dan mati kutu, pasti dia akan tersenyum penuh kemenangan.
Benar-benar bocah ajaib yang dapat merubah hatiku yang cuek ini menjadi melow. Aaaah aku bahagia memilikimu Yuda.
Siti badrian : terong dicabein
****
tampang kamu memang manis
tapi kamu masih bau amis
anak kemarin belum cukup umur
kamu masih bau kencur
geli geli geli lucu
masa iya kamu naksir aku
aku ditembak usia selisih lima
terong
terong dicabein
masa asyiknya dosa
godain cabe beneran
terong
terong dicabein
kalau minggu mengajak pacaran
dengan modal pas pasan
asik tapi mengasikkan
bikin hatiku ser seran
akhirnya aku pacaran
kaya terong dicabein
tampang kamu memang manis
tapi kamu masih bau amis
anak kemarin belum cukup umur
kamu masih bau kencur
geli geli geli lucu
masa iya kamu naksir aku
aku ditembak usia selisih lima
terong
terong dicabein
masa asyiknya dosa
godain cabe beneran
terong
terong dicabein
kalau minggu mengajak pacaran
dengan modal pas pasan
asik tapi mengasikkan
bikin hatiku ser seran
akhirnya aku pacaran
kaya terong dicabein
terong
terong dicabein
masa asyiknya dosa
godain cabe beneran
terong
terong dicabein
kalau minggu mengajak pacaran
dengan modal pas pasan
asik tapi mengasikkan
bikin hatiku ser seran
akhirnya aku pacaran
kaya terong dicabein
Comments
#SiBad goyang apa yak ? )
@lulu_75 hahaha iya iya tapi masih labil
@yeniariani belom ada bayangan lanjutannya hehehe
@mangki36 mungkin nanti hehehe nyelesain dua cerita itu dulu