Hai Lowie. Bagaimana kabarmu? Kuharap kau baik baik saja disana. Apa kau sudah makan? Apa tidurmu baik disana? Apa kau baik baik saja disana?
Di dalam peti sana, pasti dingin, kan?
Aku harap aku bisa menemanimu disana. Memeluk tubuh ringkihmu yang selalu kedinginan setiap harinya. Menciumi bibirmu jika kau merasa sudah tidak kuat dengan rasa sakit yang mendera. Menidurkanmu dengan lagu kesukaanmu: Safe And Sound.
Terakhir kali, malam itu, kau memintaku untuk membawamu kembali ke gubuk. Kau tersenyum saat melihat foto foto itu masih menempel indah difiguranya. Betapa semerbaknya bau ruangan yang selalu kuganti bunganya setiap hari.
Apa kau mengingat itu di alam sana?
Aku yakin kau pasti masih mengingat Choco. Anjing retrovier betina yang waktu itu tidak sengaja kita temukan tergeletak dijalanan dengan bersimbah darah. Kau menangis karenanya. Dan kemudian kita membawanya ke rumah sakit hewan terdekat.
Sekarang Choco sudah melahirkan 3 ekor anak anjing yang lucu-lucu di gubuk kita.
Oh, apa aku tadi mengatakan bahwa sekarang aku akhirnya pindah ke gubuk kita. Karena aku juga tinggal di flat kecil, maka aku meninggalkan apartemen murahku itu dan memilih untuk membeli gubuk itu dari keluargamu.
Semenjak kepergianmu, aku memutuskan untuk menghidupkan gubuk itu kembali. Harusnya aku bisa bersamamu lebih lama menikmati semua ini. Harusnya waktu itu aku tak memakimu, meninggalkanmu dan bersikap seakan aku tak pernah peduli.
Aku benar benar bodoh ya?
Hei Lowie, tak terasa ya sudah 4 bulan sejak kepergianmu. Apa kamu tidak percaya kalau aku masih bisa melihat keberadaanmu?
Saat aku tidur, aku bisa melihatmu juga berbaring disampingku.
Saat menikmati pagi yang biasanya kulewati bersamamu, kini hanya dengan menonton TV seorang diri. Aku masih bisa melihatmu duduk disampingku sambil membelai bulu halus Choco.
Saat aku makan, aku bisa melihatmu tersenyum dan bertanya, 'bagaimana rasanya?'
Saat aku baru saja selesai mandi, aku bisa melihatmu sedang berdiri didepan lemari dengan senyum terindahmu menyodorkanku baju.
Apa kau percaya aku mengalami itu semua?
Kau ingat hari itu, saat kencan pertama kita di taman bermain. Aku baru saja kembali dari sana saat hari jadi hubungan kita yang ke 13 bulan, minggu lalu. Waktu itu, aku datang terlambat.
Kau menungguku didepan jack o' lantern besar. Kau disana dengan dedaunan pohon Willow yang berguguran. Kau tampak sangat indah. Aku memang datang terlambat, tapi apa kau tahu waktu itu aku memperhatikan betapa indahnya kau dari kejauhan?
Kemudian kita memasuki wahana rumah hantu. Lihatlah, betapa konyolnya rupa mereka dengan badak tebal itu. Sesekali aku akan berteriak saat salah satu dari mereka mengejutkanku, dan kau dengan entengnya menendang mereka.
Kita menghabiskan malam itu dengan menikmati semua wahana.
Kau yang mengenggam tanganku saat menaiki roller coaster karena aku tahu kau mau, dan kau masih malu untuk melakukan itu.
Kau yang tertawa saat melihat salah satu aksi konyol badut badut ditengah taman bermain. Dan aku masih bisa melihat rupamu dengan jelas saat tawamu lepas, saat es krim ku meleleh dan membasahi kemejaku waktu itu.
Kau yang terpaksa harus menyuapiku karena aku merengek minta kau suapi.
Kau percaya aku kembali mengulangi semua itu lagi? Kau mungkin tidak percaya. Tapi aku benar benar masih melakukannya. Aku masih selalu bisa melihat penampakanmu di semua tempat yang pernah kita lewati.
Di bioskop.
Di dapur.
Di kasur.
Di taman kota yang penuh dengan bunga bunga.
Aku menanam bunga bunga kesukaanmu didepan gubuk. Dan mereka sudah berkembang biak dengan indahnya disana. Hermionie dan Ibumu bahkan menjadikan tempat tersebut menjadi objek fotografi mereka. Sedang Choco dan anak anaknya senang sekali berguling-guling disana dan aku, harus kembali merapikan semuanya.
Lowie, kau selalu mengatakan bahwa aku terlalu sempurna untukmu. Bahwa hidup bersamaku adalah mimpi. Bahwa dicintai olehku adalah imajinasi. Bahwa dikasihi olehku hanyalah halusinasi.
Sekarang coba lihat, siapa yang seharusnya pantas berkata seperti itu saat ini?
Hei, jika kehidupan disana seperti di kelas. Bisakah kau mencoba untuk meminta izin dan kembali kemari untukku barang sebentar saja? Aku begitu merindukanmu disini.
Hari ini, aku baru saja mendapatkan sebuah pekerjaan menjadi pelatih football di sebuah sekolah menengah. Anak anak yang kuajar menyenangkan.
Harry yang merekomendasikanku pekerjaan itu. Katanya dia begitu merindukanmu. Sekarang dia bekerja sebagai salah seorang karyawan di sebuah bank swasta. Dia baru baru ini diterima setelah mengundurkan diri menjadi guru di sekolah yang sama denganku.
Sedangkan Selena, dia bulan lalu baru saja menikah dan saat ini tengah berbulan madu di New Zealand. Kau tahu Beck, kan? Penjaga perpustakaan yang selalu menggodamu dulu? Siapa tahu dia ternyata bisa menakhlukan Selena?
Oh iya, mereka mengirimkanmu dua tangkai bunga mawar dan bunga lily ini. Kau suka kan? Kuharap kau dapat mencium betapa harumnya mereka dari sana.
Kau kenal dengan Dean Grimory? Aku baru saja membaca nama yang tertulis di nisan sebelah. Apa dia baik orangnya? Apa dia tampan? Kuharap dia tak mengalahkan ketampananku yang selalu kau agung agungkan.
Kau tahu betapa aku merindukan pujian itu lagi? Huh
Saat pertama kali aku mempergokimu secara tak sengaja sedang memperhatikanku saat berlatih di lapangan. Kau dengan pipi merah yang begitu kontras dengan kulitmu langsung memalingkan wajah. Setelah itu kita secara tak sengaja bertemu lagi saat aku ditampar Mariah didepan asrama. Kau lagi lagi memalingkan wajahmu. Kau tahu betapa aku merindukan wajahmu?
Kemudian, kita secara tak sengaja bertemu lagi. Saat aku baru saja selesai dengan urusanku bersama Gigi, di lobby hotel kita bertemu. Tampangmu begitu kusut karena kau lupa dimana meletakkam kunci motormu. Untung saja aku yang mendapatkannya. Kau lagi lagi dengan pipi merona berpaling padaku saat aku, memberikan kunci motor itu. Kau tahu betapa menggemaskannya kau saat itu?
Hei, jawablah Lowie. Aku tahu kau bersamaku saat ini..
Maaf, aku sudah berjanji tak akan menangis lagi kan? Kau begitu membenciku saat sedih. Dan aku tahu betapa kau begitu berusaha setiap harinya selalu mengukir senyuman di wajahku.
Aku.. benar benar kekasih yang bodoh ya?
Musim gugur kali ini, terasa sangat berbeda. Dulu akan ada kau yang menggerutu saat angin menghembuskan beberapa helai daun hingga masuk melalui celah dan mengotori sprei. Kau akan dengan cepat mengganti sprei tersebut dengan yang baru. Aku tak tahu kenapa kau begitu berlebihan dalam hal itu. Sekarang, gubuk kita pasti sudah dipenuhi oleh dedaunan itu lagi.
Maukah kau pulang bersamaku dan membantuku membersihkannya?
Aku mencintaimu Lowie.. aku sungguh sungguh mencintaimu.
Maafkan aku karena tak sanggup lagi menahan airmataku. Aku benar benar tak sanggup lagi. Aku tersiksa saat kau tak ada. Aku merasa hampa saat hanya foto yang tersisa. Aku merasa begitu tak berdaya saat berdiri disini, didepan nisanmu dibawah pohon bersama ratusan kelopak bunga yang ku tebar.
Tak bisakah, Lowie? Tak bisakah kau bujuk Tuhan untuk sekali saja, ya.. sekali saja mengizinkanmu kembali ke pelukanku?
Apa kau masih merasa sakit disana? Kalau begitu biar kucoba kurangi kesakitan itu.
Apa kau merasa kedinginan disana? Kalau begitu izinkan aku memeluk dirimu, kan kuberikan kan kehangatan yang terbaik.
Maaf, aku sudah membuat rerumputan disekitarmu basah. Maaf aku sudah mengingkari janjiku padamu.
Hari ini, aku membawakan sesuatu untukmu.
Sebuah foto yang sudah kubingkai ulang. Aku membuat bingkainya sendiri dari tumpukan kayu yang kutemukan di halaman rumah keluarga Gaines. Mereka orang yang baik. Aku letakkan di depan nisan ya?
Kau pasti ingat foto itu, foto yang kita ambil saat pertama kali Hermionie menghadiahkan gubuk kecilnya itu untuk kita.
Kau iri kan dulu kepada kakak tertuamu itu? Kau begitu menginginkan rumah pohon tapi hanya dialah yang mempunyai gubuk sendiri.
Kau begitu senang bahkan melompat lompag kegirangan dan memelukku. Ngomong ngomong, pelukan itu akan membuatku mati jika kau terus melakukannya.
Tapi demi Tuhan, aku rela mati untukmu.
Apa Tuhan orang yang baik? Apa dia memberikan semua yang kau butuhkan disana?
Aku harus kembali sekarang. Kau jaga kesehatanmu ya disana. Beritahu aku jika kau merasa sakit lagi di persendiammu. Kau tahu aku masih menyimpan painkiller kan di lemari? Beritahu aku jika kau lapar. Aku akan segera berlari ke restoran kesukaanmu untuk memesan seporsi Chicken Soup untukmu. Beritahu aku jika kau merindukanku.
Aku akan selalu ada disini untukmu.
Aku mencintaimu, Lowie. Selalu begitu. Tunggu aku disana, aku akan menyusulmu nanti.
TAMAT
Comments
sedih dan merana begini buat oneshotnya..
cinta sejati yg ditinggal mati,sungguh buat hati pilu..hiks..hiks...hiks..
@Bun ngga ada sih Bun. awalannya gue cuman bosan bikin cerita lucu lucuan. makanya gue bikin oneshot. Gatau sih entah pada suka apa ngga. bunda jangan nangis dong
@JimaeVian_Fujo *ikutannangis* enaknya dibikin lanjutan oneshot nya apa ngga ya...
@lulu_75 iya ada. kalau kemarin kan POV Lowie, sekarang POV Connor. Oh ya? menyentuh? dibagian mana? *kepo
@harya_kei jangan nangis