<b>***Prolog***</b>
"Kematian. Tidak suka dicurangi!". Sepenggal kata-kata yang sarat akan makna. Kematian, siapapun pasti akan mengalaminya. Bahkan, ketika ia merasa sangat aman sekalipun. Tidak akan ada yang tahu kapan kematian akan datang menjemput kita. Kematian adalah sebuah proses dimana kita akan berpindah ke sebuah alam baru. Hanya berpindah antar dimensi. Dari dunia yang fana, menuju suatu alam keabadian.
Beberapa orang merasa takut menghadapi kematian. Entah apa yang mereka takutkan. Apa karena takut disiksa? Takut tidak bisa bernafas? Atau mungkin takut karena tidak bisa lagi menikmati dunia? Mereka yang takut adalah mereka yang sudah kalah. Mereka kalah bahkan sebelum ada rencana penyerangan dari musuh.
Kematian akan tetap menjadi misteri abadi. Yang tidak akan pernah terkuak misterinya. Misteri akan kemanakah kita setelah kematian. Misteri bagaimana rasanya setelah menghadapi kematian. Misteri ini hanya akan terungkap, jika kalian sudah dijemput. Dijemput oleh kematian.
Comments
*Ari’s POV
“Rizky!!!” Aku memekik sekencang mungkin untuk menahan laju kakinya. Tapi semua seperti sia-sia. Tubuh Rizky seketika terpental keras setelah dihantam oleh sebuah mobil berlabel Daihatsu Terios. Deritan kampas rem sang “Tery” yang bekerja keras untuk menghentikan putaran roda bergaung ke udara.
Sedangkan aku, aku hanya terdiam. Aku tidak pernah melihat tabrakan sehebat ini sebelumnya. Apalagi yang mengalami adalah sahabatku sendiri. Sahabat terbaikku.
Kucoba untuk berani melangkahkan kaki ke arah Rizky yang tergeletak di tengah jalan. Kulihat, sang pengemudi Terios sial itu ikut berjalan keluar dan menuju ke arahku. Aku hanya menoleh sedikit untuk melihat wajahnya. “Dia temanmu?” tanya sang pengemudi Terios tersebut. Hmmm, dia masih muda. Mungkin masih seukuran mahasiswa.
“Ya, secepatnya kau bawa dia ke rumah sakit. Aku tidak mau terjadi apa-apa dengan sahabatku.” Aku mencoba untuk menatap tajam matanya. Apa kalian ingin bertanya, kenapa responku biasa saja? Mungkin akan kujawab. Tapi tidak sekarang.
Dengan dibantu beberapa warga sekitar. Pengemudi tersebut memasukkan tubuh Rizky yang sudah nyaris penuh dengan lumuran darah. Sepintas kulihat tangan kanannya sudah tak berbentuk sebagaimana mestinya. Lututnya sudah nyaris terlepas dari tempat biasa dia tersambung. Dan kepala yang nyaris berputar 180 derajat kebelakang. Mungkin dia tidak akan bisa tertolong lagi. Tapi entah kenapa aku masih merasa dia akan baik-baik saja.
Apa ini karena sugesti si Nenek Penjual Bunga 7 rupa itu? Apa mungkin kata-katanya beberapa minggu lalu benar-benar terjadi pada teman-temanku? Kata-katanya seperti mengandung misteri. Misteri yang terpecahkan, namun sulit dipahami. Misteri yang seakan-akan menarik ke tujuh orang pemuda termasuk aku kedalam lingkarannya. Lantas, setelah Rizky. Lalu siapa? Akankah aku?
***To Be Continued on The Visions of Death ***
bukaannya dah nuansa kelam.....apakah genrenya memang ini?
cerita anti mainstream selanjutnya
@lulu_75 Thanks for attention.