BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

A Thousand Years

Setelah vacum hampir satu tahun *Ce ilehh* baru sekarang ada dorongan buat nulis lagi. Kayaknya tulisan ku masih amburadul, sekrang udah mulai nulis-nulis cerita gitu. Udah hampir 1 tahun juga ane gak buka bbm WA Line dan lain-lain. pas buka semua sosial media.... T,T bangak yang kangen ternyata...nyesal jadinya *CURHAT.* ya udah inilah ceritanya....mohon kritik dan saranya wahai sesepuh..

-Heart-Beat-Fast

"Gue suka sama lo!" Katanya lantang.

"Maksud lo?"

"Ya, gue sayang sama lo!" Tegasnya lagi, sekarang ku lihat matanya sedikit nanar. Bibirnya agak bergetar seakan ada ribuan kata yang ingin diucapkannya.

"Gue juga, gue juga sayang..." kata ku menggantung."Gue sayang karena lo sahabat gue." Lanjutku.

Beberapa saat dia diam, aku belum bisa mencerna seutuhnya isi pikiran yang ada dikepalanya. Namanya Rangga Adytia, sahabatku sejak Smp. Well, walaupun sebenarnya dia kakak kelas.

"Sayang gue beda, Van!" Rangga menarik nafas beberapa detik."Gue...Gue cinta sama lo!" Lanjutnya tergagap, beberapa detik kucerna kata-katanya. Deg! Tiba-tiba jantungku berdetak dua kali lipat lebih kencang, what has just he say?

"What you say?"

"Apa gue perlu bilang dua kali?" Katanya.

"Ini gak bener!" Aku langsung mundur dan meninggalkan Rangga sendirian. Kulihat sekilas dari kejauhan kepalanya tertunduk.

Dia gay? Seorang Rangga Adytia gay? Gak bisa dipercaya, seorang Rangga yang selalu dielu-elukan kalangan adik-adik bahkan kakak-kakak kelas adalah seorang gay?

***

"Ada masalah apa?" Tanya teman sebangkuku, Viona. Aku baru saja menyelesaikan karangan teks argumentasi dari ibu Redha, saat lonceng istirahat berbunyi.

"Gak ada," Jawabku.

"Terus kenapa lo ceberut kaya moncong jerapah gitu?"

"Menurut lo?"

"Ih..." katanya aneh menatapku.

"Btw, abang lo yang biasa jemput lo pas istirahat mana? Biasanya udah datang jam segini." Kata Viona clingak-clinguk mencari keberadaan Rangga. Dasar wewegombel gila, batinku.

"Lo kenapa sih hapal bener aktivitas gue, fans ya?"

"Ih..engak yey, gua cuma nunggu Rangga. Bukan lo!" Katanya sinis dengan mimik mengenaskan.

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala, lalu berlalu meninggalkan Viona menuju kantin, itu wewegombel satu memang rada songong. Bikin naik darah aja bawaannya.

Baru saja aku hendak mengambil botol freshtea, tiba-tiba saha seorang kakak kelas menarikku dan membawaku kegerombolan gengnya yang sedang duduk-duduk mengobrol di kantin.

"Apa?" Kataku saat menatap kakak kelas yang menarikku itu.

"Lo adeknya Rangga kan?"

"Bukan, cuman teman."

"Terserah, gue cuma mau nanya kenapa Rangga gak hadir hari ini, terus kalau lo ketemu sama Rangga bilang besok ada rapat osis penting." Kata kakak kelas itu panjang lebar. Dasar ini satu makhluk enak aja nyuruh-nyuruh orang, pake nyeret lagi, batinku.

"Bukannya di sms bisa? Telpon?"

"Ye blekok! Kalau nomernya aktive udah dari tadi gue bilang kerangganya, gak usah pake nanya ke elo!" Katanya sewot.

Jadi rangga gak hadir? Apa ada hubunganya dengan yang kemaren?

"Ya bro! Gue titip sama lo." Kata kakak kelas itu.

"Kalau ketemu," bisikku pelan, lalu pergi manjauh dari segerombolan geng yang gak jelas itu. Sumpah, udah kaya gerombolan peminta sambako aja tuh geng.

Sekolah hari ini berakhir lebih cepat, karena para guru sedang mengadakan rapat. aku cukup senang, jadi ada waktu buat ke toko buku. Soalnya sudah hampir 2 minggu gak baca novel, rasanya otakku hampir berlumut.

Aku segera menuju toko buku yang ada didekat alfamart yang tak jauh dari sekolah. Biasanya ini adalah toko buku kesukaanku, karena fasilitas dan koleksi bukunya lengkap.

Aku masuk dan langsung menuju tumpukan buku novel fiksi. Cukup banyak, dengan cover dan judul yang menarik.

Beberapa detik kutatap tumpukan buku-buku tersebut, biasanya disaat seperti ini Rangga pasti menyarankanku paling tidak satu buah buku. Sekarang aku bingung yang mana novel yang bagus.

"Divegent udah baca?" Tanya sebuah suara yang membuat ku kaget.

"Rangga," kulihat sesosok Rangga berada disampingku, matanya sedikit lebam dan rambutnya agak berantakan. Tetapi entah kenapa dia tetap terlihat mempesona."ee...a..belum."

"Coba aja, seru kok." Katanya tersenyum. Sangat jelas terlihat ada sesuatu yang menyakitkan dari tatapannya.

"Iya, gue pilih yang Divergent." Kataku agak canggung.

"Gue tau lo pasti kehabisan bahan bacaan, soalnya lo udah dua minggu gak baca buku." Katanya sambil tersenyum."Haha ya udah, gue pulang." Katanya seraya meninggalkanku. Aku cuma bisa mematung sendirian, jadi dia kesini cuma mau manyarankan aku sebuah buku?

Setelah membayar kekasir, aku segera pulang. Saat sampai dirumah kuparkirkan motorku didalam garasi lalu aku masuk menuju rumah.

"Evan pulang mah!" Kataku saat masuk kedalam rumah.

"Iya, makan dulu gih." Teriak mamaku dengan aksen batak, orang batang kalau tereak memang gak nangung-nanggung. Sadis.

"Kado kamu dikamar!" Tereak mamaku lagi saat aku hendak menuju kamar. Kado apa?

"Kado apa?" Tereakku gak kalah.

"Kado dari rangga!"

Aku langsung berlari menuju kamar, kulihat ada kado ukuran kecil dengan bungkus berwarna coklat terdampar dikasur. Dia masih ingat warna kesukaanku, coklat. Tapi kado apa ini? Ulang tahunkukan 3 minggu lagi.

Ada surat yang masih menempel diatasnya. Ku buka isi surat itu 'Sorry Van, gue bakal ada urusan sebentar di luar negeri ikut nyokap bokap. Gue gak bisa hadir dan ngucapin selamat ulang tahun 3 minggu kedapan, jadi gue kasih kado duluan, semoga lo suka ya. Maaf juga gue terlalu pengecut gak berani ngomong sama lo, sorry. Dan gue juga minta maaf soal yang kemaren, gue bakal memperbaiki diri kok. -R-'

Aku diam beberapa saat, ku buka bungkus kado tersebut. Di dalamnya ada sebuah buku, buku album yang agak rusak. Didalamnya ada foto-foto sepasang anak laki-laki sedang bermain di pantai, lanjut lagi foto-foto tersebut sampai anak laki-laki itu tumbuh besar. Aku kenal anak ini, di halaman terakhir ada 2 letak tempat foto yang masih kosong. Di bawahnya ada sebuah tulisan 'Gue selalu ingat moment indah kita, semoga lo juga ingat Van. Gue Rangga sahabat lo...'

Bersambung....

«1

Comments

Sign In or Register to comment.