BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

love in train (oneshoot)

iseng kepikiran aja pas lagi senggang heheehe

*Love In Train*


Aku merapihkan semua peralatan kerjaku kedalam tasku dan bersiap untuk pulang setelah mendapatkan ijin dari atasanku untuk balik cepat hari ini, dengan perasaan bahagia karna apa yang akan terjadi nanti.

"Ciee..... Yang lagi seneng, dari tadi senyum-senyum sendiri terus, bagi-bagi lah hehehehe." ucap seseorang yang ku kenal baik milik siapa.

Kulirik kearah asal suara tersebut di sebelah meja kerjaku sedang berdiri melihat apa yang aku lakukan saat ini.

"Hahaha.. Apaan sih lu Bud, mau tau aja urusan orang lu!!!" ucapku sambil tertawa kecil "makanya cari pacar sana, jangan kelamaan jomblo tar lumutan lu." sambungku lagi.

"Sial lu!!" kata Budi sambil menoyor kepalaku

"Sue lu Bud!" pura-pura manyun dan kita pun akhirnya tertawa bersama.

Akupun sudah kelar merapihkan semua barang dan bergegas untuk pulang karena sudah mendapat ijin dari kantor. Biasanya aku selalu membawa kendaraan jika pulang pergi ke kantor tapi tidak hari ini, aku berencana naik krl, karena kendaraan ku sudah kuparkirkan di stasiun. Aku naik kereta pun karena ingin memberikan kejutan kepada pacarku Irene yang sudah 3 tahun aku pacari.

Soalnya apartement pacar ku berada didekat stasiun di bilangan kalibata jakarta selatan. Akupun keluar kantor dengan semangat dan berdebar-debar membayangkan bagaimana reaksi Irene nanti setelah mendapat kejutan dariku. Aku menuju stasiun sudirman untuk menaiki kereta menuju stasiun kalibata.

Dalam perjalan di kereta tampak lenggang karena memang belom waktunya jam pulang kerja yang biasanya kereta selalu dipenuhi oleh orang-orang yang baru pulang dari aktifitas rutinnya. Aku masih saja tersenyum sendiri dengan kotak surprise yang akan aku berikan nanti.

Sekitaran satu jam kurang aku akhirnya sampai di stasiun duren kalibata. Segera saja aku turun dari kereta. Lalu aku menyebrang jalan menuju ke sebuah apartemen. Di koridor hampir mendekati kamar milik Irene kulihat pintunya agak sedikit terbuka. Saat kudekati ternyata ada suara dua orang dari kamar tersebut, yang satunya sudah pasti itu Irene karena aku hapal betul suaranya, sedangkan suara satunya aku tidak tau siapa, dan suara itu milik seorang pria. Segera saja kurapatkan tubuhku bermaksud untuk mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

"Kamu tiba-tiba sekali minta aku main ke apartement kamu Ren!" suara pria itu

"Iya aku kan kangen sama kamu!!" jawab Irene

'Apaa? Apakah Irene berselingkuh dibelakangku?' pikirku dalam hati, akupun tanpa pikir panjang segera merekam pembicaraan mereka dengan hp ku.

"Halah bohong ah kamu, di belakang Satria aja berani bilang begitu ke aku, pas di depan Satria kamu juga bilangnya beda lagi kan!!" tuduh pria itu.

'Apa!! Kenapa namaku dibawa-bawa pria itu? Siapa dia?' tanyaku dalam hati.

"Ah kamu, Satria itu kan hmmm.... " suara Irene terhenti sejenak lalu melanjutkannya "aku cuma manfaatin dia aja ko sayang, toh duitnya juga kamu menikmati kan?" sambungnya.

Seketika hatiku langsung panas mendengar Irene berbicara seperti itu. Ingin rasanya segera masuk dan melabrak mereka, tapi ku coba bertahan dan mencoba mendengarkan kebenaran apa lagi yang keluar dari mulut mereka.

"Tapi tetep aja aku cemburu melihat kamu kalau lagi jalan sama Satria!!" ucap pria itu

"Sayang tenang aja lah, hati aku kan tetap untukmu selalu!" goda Irene ke pria

Hati sakit rasanya, ingin sekali menghajar pria itu 'sabar Sat sabar!' batinku memperingatkan diri sendiri.

"Aku ga percaya sama kamu Ren!!" ujar pria itu

"Klo aku bohong gak mungkin kan aku mau ngasih tubuhku ke kamu sayang!! Buktinya saja Satria gak pernah nyentuh aku sama sekali!!" ujar Irene

Aku makin mendidih dibuatnya, akupun mengintip sedikit apa yang sedang mereka lakukan, kulihat Irene mendekati pria itu merabanya, menggodanya dan membuka bajunya, tak kusangka Irene yang kukira gadis baik lemah lembut dan selalu sopan ternyata sebinal ini kelakuannya dibelakangku, Irene hendak membuka celana pria itu. Hatiku serasa tertusuk jarum besar, perih sekali rasanya. Nafasku sudah tak beraturan menahan emosiku yang meluap-luap.

"Tunggu Ren!! Dikunci dulu pintunya!! Nanti kalau Satria datang gimana?" ujar pria itu menghentikan aksi Irene

"Tenang saja, jam segini Satria masih berkutik di meja kerjanya dikantor sayang!" jawab Irene

"Untuk antisipasi saja Ren!" pinta pria itu

Akupun menarik nafas dalam dan memilih untuk pergi dari sini, daripada emosiku makin tidak terkontrol dan membuat keributan gara-gara aku kalap. Niatku untuk memberikan cincin lamaranpun sirnah. Aku langsung melangkah cepat pergi dari apartemen Irene sebelum dia bertemu denganku.

Di stasiun dengan perasaan hancur aku masih menunggu kereta, walau sebenarnya sudah beberapa kereta yang aku lewatkan. Tanpa aku sadari hari sudah mulai gelap sebuah keretapun datang akupun memasuki kereta itu, kulihat ada bangku kosong dan langsung saja aku duduk dibangku itu, akupun menyandarkan kepalaku di tiang karena aku duduk dipojok dekat pintu sambil melamun mengenang apa yang terjadi selama ini aku lewati bersama Irene, semua masa indah itu hancur begitu saja setelah aku tahu kebenarannya. Sakit sekali hingga Tak terasa membuat air mataku menetes turun.

"Sakit sekali rasanya, kenapa kamu tega sekali Ren menusukku dari belakang, berselingkuh bahkan rela memberikan tubuhmu untuk pria itu, jahat kamu Ren, padahal aku datang ke apartement kamu membawa cincin untuk melamarmu menjadi istriku, tapi apa yang kudapati, kamu malah tidur dengan pria lain dan kenyataannya kamu hanya memanfaatkanku saja, aku sengaja tidak menyentuhmu selama 3 tahun ini karena aku yakin bahwa kamu berharga dan dapat kusentuh waktu telah menjadi istriku, tapi ternyata kamu seperti itu, sakit Ren rasanya!!!!" gumamku lirih makin terisak.

"Ini!!!" sebuah saputangan disodorkan kearahku dan aku mendongak keatas melihat orang yang memberikan saputangannya kearahku. Aku menatap pria itu heran? "Hei elap airmatamu, apa kau tidak malu dengan sekitarmu?" sambungnya lagi.

Deg!! Akupun kaget melihat sekelilingku ternyata semua mata menuju kearahku. Aku benar-benar malu karena ulahku sendiri, aku lupa kalau aku berada didalam kereta. Akupun segera mengambil sapu tangannya lalu melap airmataku.

Tatapanku kembali melihatnya dan dia tertawa kecil "kau lucu sekali, baru masuk gerbong, ada nenek mau duduk, eh malah kau yang langsung duduk tanpa permisi lalu curhat sambil nangis!!" ujarnya.

Deg! Mendengar ucapannya seketika wajahku terasa memanas malu sekali, kulihat nenek disebelahnya hanya cengengesan melihatku.

Dengan segera aku bangkit "eh a-anu ini nek, maaf saya tidak tahu kalau nenek duduk!!" ujarku dengan suara serak abis nangis.

"Eh ga usah nak, kamu saja, kamu lebih membutuhkannya!" tolak nenek itu.

"Ga papa nek, nenek saja!" ujarku mencoba untuk tersenyum,

Nenek itupun duduk "makasih ya nak!" ucap nenek itu tersenyum.

Aku hanya mengangguk lalu menghadap kearah pintu sambil menunduk, sumpah malu sekali aku. Kulihat mereka masih saja melihatku, hal itu membuatku makin bertambah malu. Semua ini gara-gara Irene.

Tiba-tiba ada anak kecil menarik celanaku pelan. Akupun menoleh kearahnya "Om, om siapa om yang bikin om nangis, biar aku yang lawan om!!" ujar anak kecil itu,

"Roby jangan gtu, gak sopan!! maaf ya mas!" ujar seorang wanita yang sepertinya adalah ibu anak ini

"Gapapa bu." jawabku

"Biarin mah, Roby kan pahlawan super, nolong siapa aja yang dijahatin mah!" celoteh anak itu membuat aku tertawa.

"Nah gitu dunk tertawa." ujar pria yang memberikan saputangannya membuat aku menengok kearahnya. Ternyata dia ganteng juga gagah.

"Iya gtu ketawa kak, kan jadi tambah ganteng!" timpal seorang gadis sepertinya anak kuliahan

"Huuu.. Dasar gatel!" sahut cowok remaja disebelahnya mengejek gadis itu

"Kyaaaaaa... Manisnya!" teriak 3 orang remaja putri bersamaan. Mereka melihatku histeris. Hingga membuatku bingung

"Lebih baik diluapin aja mas biar tenang!" timpal wanita paruh baya yang duduk berdua dengan suaminya, sepertinya.

"Perempuan kaya gtu lebih baik ditinggal saja, dia gak baik buat kamu!" ujar nenek yang tadi bertukar duduk denganku.

Aku mendekat kearah pria yang memberi sapu tangannya dan berbisik kearahnya "emank mereka mendengar ocehanku?" tanyaku

Pria itu pun tertawa "kamu itu tadi curhatnya kenceng sampe semua denger apa yang kamu curhatkan!" ujarnya

"Astaga!!!" wajahku langsung merah karena malu. Pria itu makin tertawa melihatku

"Kyaaaaa.. Kyaaaaa lucunya!" teriak 3 gadis itu.

Di stasiun pondok cina aku langsung segera turun, memang aku parkirkan kendaraanku disini dan juga karena terlalu malu jika berlama-lama di dalam kereta. Turun dari kereta aku berjalan gontai menuju parkiran.

"Kalau jalan yang cepet!!" ujar suara dibelakangku. Dan aku langsung berbalik ternyata pria yang tadi dikereta.

Aku menatapnya heran "thanks sapu tangannya, ini gw balikin!"

"Gak usah, buat kamu aja, lebih membutuhkan sepertinya!" ujarnya

"Ya trua ngapain lo ikutin gw?" tanyaku akhirnya

"Geer, siapa yang ikutin kamu! Kendaraanku diparkir disini ko." katanya sambil menunjuk mobilnya

"Ooh, ya dah, thanks ya" ujarku kemudian mulai berjalan meninggalkannya.

"Hei tunggu!!" panggilnya membuatku berbalik kembali dan menatapnya, dia mendekatiku

"Besok sabtu libur?" tanyanya

"Iya, kenapa emanknya?" tanyaku

"Ok, kalau gtu ikut aku!!" ajaknya

"Hah!!!" aku bingung maksudnya

"Udah ikut aja, mobil kamu ditinggal aja, besok baru diambil, lagipula emank kamu yakin bisa bawa kendaraan pas lagi galau begini?" tanyanya lalu langsung menariku ke mobilnya.

Anehnya tanpa perlawanan aku mengikutinya dengan bingung. Mungkin karena aku sedang galau pikirku.

Didalam mobil aku dan dia berkenalan, ternyata namanya Dony dan dia mengajakku makan di margo city rupanya. Lalu mengajakku karokean di nav margo city hingga jam 2 pagi, heran sih tapi cukup menghilangkan sedikit rasa kesalku.

"Bagaimana Sat udah mendingan belom?" tanyanya saat mengantarku pulang dini hari dengan mobilnya.

"Lumayan lega don setelah triak-triak meluapkan semuanya, thanks ya!" jawabku

"Santai aja Sat!" ucapnya

Akhirnya mobilnya memasuki wilayah rumahku, setelah sampai kutawarkan dia untuk menginap dirumahku, tapi Dony menolaknya, katanya sudah terlalu pagi ga enak sama orang rumah. Setelah itu entah kenapa aku setiap pulang kerja selalu mengupayakan untuk setarakan jadwal pulangku dengan mereka. Akupun mulai kenal mereka semua dari Dony. Anak kecil lucu itu Roby dan ibunya Marni yang bekerja di tanah abang, lalu nenek tua yang yang bertukar duduk denganku bernama nenek Paini. Tiga gadis yang sering teriak saat aku sedang dengan Dony itu para Fujoshi, lalu wanita paruh baya itu Ibu Sri dan suaminya Pak Parjo. Dan gadis genit yang selalu didampingi oleh temannya itu bernama Ratna dan temannya Jerry. Lama-kelamaan aku mulai akrab dengan mereka karna jam pulang kami sama, kami saling bercanda bertukar makanan dan lain-lain, aku dan Dony semakin dekat kami berdua sering hang out bareng, karna dia aku bisa melupakan kisah pahitku dengan Irene, sampai Budi teman kantorku pun bingung, karena sekarang aku sudah tidak pernah bawa kendaraan sama sekali kekantor dan lebih memilih naik kereta. Budipun sempat bertanya kenapa? Aku hanya menjawab pengen cari suasana baru.

Sudah satu bulan sejak kejadian itu Irene selalu mencariku, tapi aku abaikan dan selalu menghindar darinya jika dia datang ke kantor, awalnya Budi heran kenapa aku seperti itu, setelah aku ceritan, Budi mendukungku bahkan dia membantu menghalangi Irene jika ingin bertemu denganku.

Pernah suatu hari hampir 4 hari Dony tidak pulang naik kereta, entah kenapa aku jadi merasa kehilangan, walau aku tau kalau dia sedang dinas keluar kota, rasanya kangen sekali dan ingin sekali bertemu dengannya.

Beberapa hari kemudian dia akhirnya mucul dan pulang bersama kami kembali, tanpa sadar aku memeluknya karna rindu, jika tidak dikagetkan oleh triakan trio fujoshi mungkin aku lupa kalau itu sedang di kereta. Kulihat dia hanya bengong kaget dengan apa yang aku lakukan, aku jadi malu, ditambah lagi mereka malah menggodaku habis-habisan, sedangkan Dony hanya tertawa.

Hari jumat aku sedang bersiap-siap ingin pulang dalam setasiun sepertinya aku seperti sedang dibuntuti, kulihat tidak ada orang yang mencurigakan, ah mungkin cuma perasaanku saja pikirku. Akupun bersiap naik kereta saat datang dan akupun segera menaiki gerbong yang biasa aku masuki, tak lupa aku membeli donat untuk dibagikan pada yang lain. Saat sedang asik bercengkrama dan sudah melewati beberapa stasiun tiba-tiba

Plaaaak!!! Sebuah tamparan mendarat di pipiku. Membuat semua orang langsung menoleh kearahku dan seseorang yang menamparku, aku diam menatapnya tajam.

"Kamu kemana aja sih? Telp aku, sms aku, bbm aku, tidak ada yang kamu gubris, bahkan kamu menghindar saat aku datang kekantormu!!" ujar wanita itu dengan emosi

Semua orang sedang mencerna apa yang terjadi antara kami berdua tanpa terkecuali Dony.

"Kita sudah tidak ada hubungan lagi!!" ucapku dingin

"Apa maksudmu!!! Jangan-jangan kamu punya wanita lain ya!!" hardiknya

Aku menatapnya jengah karena bisa-bisanya dia berkata begitu "aku tak perlu menjawabnya, karena kau pasti sudah tau jawabanya!!" ucapku datar

"Siapa wanita itu berani merebutmu dariku!! Akan kubuat perhitungan dengannya!" ancamnya.

Aku hanya tertawa sinis "Irene gadis kota yang terhomat, lebih baik kau ngaca dulu sana sebelum berbicara!" mendengar nama itu semua sudah mengerti permasalahannya.

"Maksudmu??" tanyanya bingung

"Jangan pura-pura tidak tau!, kau kira aku bodoh apa tentang perselingkuhanmu hah!!" ujarku kesal

Irene mulai berkeringat "Satria sayang kan kita bisa bicarakan baik-baik." ucapnya mulai melunak

"Tidak ada yang bisa kita bicarakan lagi, maaf!" ucapku acuh

"Satria kamu hanya sedang emosi sayang." rayu Irene

"Pergilah!" usirku membuang pandangan darinya

"Satria kamu ini!!" ujarnya kembali meninggi

"Aku tau Ren kamu menemuiku karna kekurangan uang untuk belanja dan bayar sewa apartement, iya kan!! Apa kekasihmu tak sanggup memberikannya, selain sex hah!!! Berapa? Ini yang terakhir aku berikan" tuduhku sinis

"Satria brengsek kamu!!!" Irene pun melayangkan tamparannya lagi kearahku tapi ditahan oleh Dony

"Maaf, tapi anda sudah kelewatan!" ujar Dony datar masih menggenggam pergelangan tangan Irene.

"Heh siapa lo!!" hardik Irene mencoba melepaskan tangannya.

Donypun melepasnya "saya Dony!! Kenapa?"

"Gak sopan ya lo sama perempuan!" bentak Irene

Tiba-tiba kaki Irene di injak oleh Roby "awww." teriak Irene lalu melotot ke Roby hendak memukulnya tapi Roby berlari ke arah ibunya dan bersembunyi dibelakangnya. "Anak kurang ajar sini lo." bentak Irene.

"Heh kalau berani jangan sama anak kecil, lawan ibunya sini!" ujar ibu Marni

"Rasain monster, itu balesan karena bikin om Satria nangis weeep." ejeek Roby

"Sialan, orang tua dan anak sama aja!" ujar Irene

"Klo berani lawan gw dasar jablay!" sahut Ratna sedangkan Jerry hanya geleng-geleng

"Iya lawan kita!" timbrung trio fujo

"Cantik tapi kelakuan kampungan!" timpal bu Sri

"Udah bu jangan ikut-ikutan!" sambung Parjo

"Diem lo!!!" bentak Irene.

"Kamu lebih baik pergi dari sini!" usir nek Paini

"Brisik lo udah tua juga!" bentak Irene

"Heh, anda yang sopan ya sama orang tua!!" ujar Dony mulai kesal

"Diem lo, gw ga ada urusan sama lo ya, gw cuma punya urusan sama Satria!!" ucap Irene

"Kalau berhubungan sama Satria berarti berhubungan sama saya!" ujar Dony santai

"Memangnya siapa lo?" ujar Irene makin emosi

"Saya pacarnya Satria, dan saya lebih perhatian dan sayang sama Satria dibandingkan anda!" semua kaget karena ucapan Dony begitu pula denganku

"Sat jadi karena dia kamu putusin aku?" tuduh Irene

Aku masih bengong karena kata-kata dari Dony

"Dia putus bukan karena saya, tapi karena Satria mergokin anda tidur sama laki-laki lain." ujar Dony santai

"Ngarang lo!" elak Irene

"Mau bukti, saya punya rekamannya, itu Satria sendiri yang merekamnya." ujar Dony membuat skak mat Irene

"Sat itu salah paham." ujar Irene gugup

"Mulai sekarang, jangan ganggu Satria lagi, atau akan berhadapan dengan saya!!" ujar Dony dan Aku kemudian ditarik kepelukan Dony, lalu dia mencium kepalaku, aku makin shock tapi jantungku makin berdebar-debar tak karuan, aku merasa melayang.

Kyaaaaa teriakan para fujo seperti biasa, Irene terlihat tidak rela, petugas keretapun datang, semua orang memojokan Irene dan akhirnya Irene dibawa pindah gerbong dan dipaksa turun di stasiun berikutnya karena membuat keributan.

"Ih om jorok cium-ciuman." celoteh Roby membuat kami tersadar, Dony melepasku dari pelukannya.

Kita berdua hanya cengengesan.

"Sorry semua tadi hanya acting untuk membantu Satria!" jelas Dony membuat hatiku sedikit kecewa. Yang lain hanya meng o saja.

"Yaaah. Padahal kami sudah senang melihatnya!" sahut trio fujo

"Kalian ini ada-ada saja!" timpal bu Sri.

"Tapi aku lebih suka Satria sama Dony daripada dengan Perempuan itu." ujar nek Paini membuat kami berdua salting.

Roby mendekatiku "om Roby hebat ga tadi!" tanyanya kepadaku

"Wah Roby hebat, pahlawan om." ucapanku membuat Roby senang.

Sampai di stasiun pondok cina kami berdua turun tapi Dony mengajakku makan sebentar di kawasan margonda.

"Hmm.. Maaf untuk yang tadi!" ujarnya

Aku hanya menunduk melihat piringku yang tandas tadi "padahal tadi aku sangat bahagia mendengarnya, menyebutku pacarmu!" gumamku lirih

"Apa?" tanyanya

"Eh gak ko, ga papa Don!" ucapku

"Kamu bilang apa tadi?" tanyanya lagi.

"Gak ada ko, ya sudah aku pulang ya!" ujarku kemudian beranjak ingin pergi dari sini tapi Dony memegang tanganku.

"Aku dengar apa yang kamu bilang barusan!" ujar Dony.

"Eh i-itu, udah lupain aja!" jawabku salting

Dony berdiri dan mendekat kearahku lalu tersenyum "Satria maukan kau menjadi kekasih hatiku, pria pertama dan terakhirku dalam hidupku." tembak Dony kepadaku.

Wajahku bersemu merah spertinya, akupun menarik nafas dalam lalu menjawab "aku mau menjadi kekasihmu Don!" kemudian Dony mendekapku mesra.

Kyaaaa kyaaa!! Triakan trio fujo seperti biasa mengagetkan kami berdua.

"Hei kenapa kalian berada disini?" tanya Dony

"Kami mengikuti kalian!!" jawab mereka tanpa dosa

"Dasar kalian ini!" timpalku dan mereka hanya cengengesan.

Hari-hariku bahagia sekarang setiap berangkat dan pulang kerja, karena seperti punya keluaga baru dalam perjalanan. Juga mendapat sebuah cinta dalam kereta. Mereka semua awalnya kaget aku akhirnya beneran jadian sama Dony tapi akhirnya mereka menerimanya. Irene masih mencoba mendekatiku tapi selalu gagal karena dihalangi Dony. Kudengar dia sudah tidak tinggak di apartemen lagi tapi pindah ke kosan kecil yang biasa. Sudahlah aku sudah tidak memikirkannya toh aku sekarang sudah menemukan cintaku dalam pertemuan yang tidak terduga.

-fin-
«1345

Comments

Sign In or Register to comment.