BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Kabar Gembira Untuk Kita(Gay) Semua...

Sebentar Lagi Bayi Bisa Dihasilkan
Tanpa Peran Perempuan
Shutterstock
Ilustrasi pasangan sesama jenis dengan anak
biologis.
Senin, 2 Maret 2015 | 12:08 WIB
KOMPAS.com — Sebentar lagi perempuan
tidak dibutuhkan untuk membuat bayi. Ups,
bagi perempuan, jangan tersulut emosi dulu. Ini
berlaku bagi dua laki-laki yang saling
mencintai dan ingin punya anak biologis tanpa
sel telur donor dari perempuan.
Naoke Irie dari Welcome Trust Cancer Research
University of Cambdridge pada 15 Januari
2015 lalu memublikasikan makalah hasil
penelitian menarik di jurnal Cell tentang peran
SOX 17 dalam mengatur perkembangan
primordial germ cell (PGC).
Seperti diberitakan situs IFLScience, Selasa
(24/2/2015), PGC sendiri bisa dikatakan
sebagai sel punca yang akan berkembang
menjadi sel telur dan sel sperma. Perkembangan
PGC ditentukan oleh sejumlah gen serta
hormon yang diproduksi oleh tubuh.
Selama ini, gen yang dikenal sebagai penentu
perkembangan PGC bernama keluarga gen
SOX. Dalam penelitian, Irie beserta rekannya
menemukan bahwa SOX17 pun berperan
menentukan perkembangan PGC, apakah akan
menjadi sel sperma atau sel telur.
Dengan mengetahui peran gen tersebut,
peluang untuk merekayasa perkembangan sel
bisa dilakukan. Misalnya, hormon atau zat kimia
tertentu dimanfaatkan untuk menginduksi agar
PGC berkembang menjadi sel telur, meskipun
berasal dari tubuh laki-laki.
Karena PGC dari tubuh laki-laki membawa
kromosom X, sel telur yang dihasilkan nantinya
bisa berfungsi. Sel telur itu selanjutnya bisa
dibuahi oleh sperma dari laki-laki lain sehingga
menghasilkan zigot dan kemudian berkembang
menjadi embrio.
Meski perempuan tidak dibutuhkan dalam
proses menghasilkan bayi, ibu wali tetap
dibutuhkan untuk membawa embrio sehingga
memungkinkannya berkembang menjadi bayi
yang dilahirkan 9 bulan 10 hari kemudian.
Secara teknologi, modifikasi perkembangan sel
PGC dimungkinkan. Namun, tantangan yang
lebih besar nantinya adalah masalah moral.
Bisakah mengatur perkembangan sel? Bisakah
dua laki-laki memiliki anak biologis? Pasti akan
ada yang mengatakan, itu menentang kodrat.
Modifikasi perkembangan PGC hanya alternatif
bagi pasangan laki-laki yang menginginkan
anak biologis. Sementara itu, perempuan tetap
berarti bagi pasangan heteroseksual. Bagi
pasangan sesama jenis untuk perempuan,
alternatif serupa mungkin akan dibuat pada
masa mendatang.
Editor: Yunanto Wiji Utomo
«1

Comments

  • wacana tersebut telah ada sebelumnya, dan aku gak heran. Dan perlu diketahui bahwa masih ada andil yang besar bagi wanita untuk proses berlangsungnya si jabang bayi loh.
    susucoklat wrote:
    Meski perempuan tidak dibutuhkan dalam proses menghasilkan bayi, ibu wali tetap dibutuhkan untuk membawa embrio sehingga memungkinkannya berkembang menjadi bayi yang dilahirkan 9 bulan 10 hari kemudian.

    Artinya, masih dibutuhkan RAHIM seorang wanita.

    Sampai saat ini belom ada sebuah teknologi yang mampu menandingi kehebatan rahim. Bayi tabung, kloning itu pun juga membutuhkan rahim proses selanjutnya.

    Jadi tak seluruhnya benar bahwa untuk memiliki anak tanpa ada peran wanita.
  • uhmm ...

    tapi kan ini masih dalam tahap penemuan, belom uji coba. Agaknya kalian harus bersabar dulu. Nanti kalo sudah tahap uji coba pasti akan muncul beberapa pertanyaan, seperti berapa persen tingkat keberhasilan dari experimen ini nantinya, belom lagi nanti ada hal2 bla bla bla yang timbul selama mengandung embrio ini, baik pada embrio nya maupun pada si wanita yang mengandung. Selain itu nanti kalo lahir ada cacat gak ? Trus kesempatan hidupnya berapa persen ? Trus bagaimana sistem imunitas si bayi ini kedepannya, bagus atau tidak, Belom tahu kan.

    Maaf2 aja, itu domba dolly hasil kloningan endingnya aja harus di suntik mati lantaran mengindap penyakit yang sulit disembuhkan.

    Intinya sih, secanggih apapun teknologi dalam menciptakan sebuah individu baru tanpa media yang semestinya, masih ada banyak kekurangan/kecacatan yang ditemukan.

    Ini sih Hanya sebagai bahan koreksi aja. Bahwa kegagalan dalam sebuah percobaan itu bukan lah hal yang mustahil.

  • @Clau wrote: »
    uhmm ...

    tapi kan ini masih dalam tahap penemuan, belom uji coba. Agaknya kalian harus bersabar dulu. Nanti kalo sudah tahap uji coba pasti akan muncul beberapa pertanyaan, seperti berapa persen tingkat keberhasilan dari experimen ini nantinya, belom lagi nanti ada hal2 bla bla bla yang timbul selama mengandung embrio ini, baik pada embrio nya maupun pada si wanita yang mengandung. Selain itu nanti kalo lahir ada cacat gak ? Trus kesempatan hidupnya berapa persen ? Trus bagaimana sistem imunitas si bayi ini kedepannya, bagus atau tidak, Belom tahu kan.

    Maaf2 aja, itu domba dolly hasil kloningan endingnya aja harus di suntik mati lantaran mengindap penyakit yang sulit disembuhkan.

    Intinya sih, secanggih apapun teknologi dalam menciptakan sebuah individu baru tanpa media yang semestinya, masih ada banyak kekurangan/kecacatan yang ditemukan.

    Ini sih Hanya sebagai bahan koreksi aja. Bahwa kegagalan dalam sebuah percobaan itu bukan lah hal yang mustahil.


    yups bener bgt.... Kalo masihh uji coba yah belum sepenuhnya FIX.... Hehehehehe tp gpp lah cman sekedar info aja... Hehehehehe
  • pada niat banget ya nikah sesama jenis, lol
  • pada niat banget ya nikah sesama jenis, lol

    niat sih enggak yah, cuma pengen *ups*
  • hmm bermain menjadi tuhan
  • kloroplas wrote: »
    hmm bermain menjadi tuhan

    rt
  • hmm?? suno hadaa??!
  • Nyanyi dulu ah,, :p

    a blood brother
    surrogate mother
    hugging each other
    crying their eyes out
  • Ini kan artikel di National Geographic?
  • Ini kan artikel di National Geographic?
  • Horreeee
Sign In or Register to comment.