Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh
Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.
Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.
It Started out as a Feeling, Which then Grew into a hope
Aku membuka mata... benar-benar membuka mata dan kembali di ruang dapurku bersama secangkir kopi masih dihadapanku.. dengan air mata yang masih mengalir. Aku ingat bahwa itulah mimpiku semalam.. Satya akan menikah.
Comments
Aku bangun dari tempat tidur, dengan lemas aku berjalan menuju dapur tanpa kupedulikan kondisi kasurku yang entah seperti apa itu bentuknya sekarang. Aku beranjak mengambil cangkir dan menuangkan satu sachet kopi favoritku kemudian kuseduh dengan air panas... Aroma sedap wanginya mulai membuatku sedikit terbangun... benar-benar terbangun dari lamunan.
Namaku Ian... seorang lelaki beranjak dewasa... atau yang seharusnya sudah dewasa di usia ke 22 tahunku. Tak banyak yang perlu diceritakan mengenai wujud fisikku, namun perlu kalian ketahui saya adalah anak laki-laki dari sebuah keluarga besar yang menempati rumah sederhana di kota Semarang, Jawa Tengah. Aku memiliki kakak perempuan, dan adik laki-laki. Aku masih kuliah sambil kerja (untuk saat ini) sebagai pekerja Kantoran. Akan tetapi aku juga ikut membantu ayahku yang seorang wirausaha menjajakan dagangannya naik mobil pickup setiap sabtu dan minggu... dan aku juga merangkap kerja freelance sebagai seorang wedding Organizer yang masih termasuk WO baru di Semarang. Pagi itu anggota keluarga yang lain sudah beraktivitas keluar rumah dan hanya meninggalkan aku sendiri bersama secangkir kopi buatanku.
Aku menyeruput kopi, merasakan hangatnya semangat pagi yang mulai bangun dari dalam hingga aku mendengar sebuah lagu lawas dari White Lion berjudul You’re All I Need...
“You’re All I need beside me girl,
You’re All I need to turn my world”
Liriknya egitu dalam... dan nadanya begitu masuk dalam pikiran... aku menutup mataku untuk menghayati lagu ini.
“Ian..,” terdengar seseorang memanggil namaku.
“ian...” aku menoleh ke arah lain dan aku melihat wajah yang ku kenal. Hidung yang bagus, bibir yang indah, mata yang tajam, namun memiliki senyum yang lebar... Satya... Dia tersenyum padaku?
“Ian, aku mau ngomong sesuatu,” Satya duduk didepanku dengan snyum merekah dan aku bisa melihat raut wajah bahagia yang tak tertahankan.
“Ian, sebentar lagi aku mau menikah,tapi jangan bilang siapa-siapa ya,” seketika dadaku serasa dihantam keras, namun aku coba untuk memberi senyuman mengisyaratkan jawaban “iya” pada Satya. Kemudian dia berlalu begitu saja mendekati teman-temannya yang lain yang juga duduk diatas batang kayu besar mereka.
Aku mengedipkan mata, tba-tiba aku sudah berada dalam sebuah ruang kelas sekolah, memakai seragam SMA, duduk di bangku sekolah, bersama dengan murid-murid lainya. Aku masih dapat meliat Satya duduk di bangkunya sendiri dengan wajah masih berseri-seri. Anak-anak yang lain kelihatan kebingungan dengan ekspresi wajah Satya yang bahagia... kemudian mereka... ya sekitar 10 orang perempuan di kelas itu mendekatiku dan bertanya “Satya kenapa sih? Kok dia seneng banget kelihatannya?” Aku melihat ke arah Satya dan dia mengedipkan mata untuk mengisyaratkan bahwa aku tidak boleh bilang macam-macam.
“Satya kenapa sih? Dia mau nikah ya?” tanya mereka lagi, aku jawab “Ah enggak kok, enggak”
Aku membuka mata... benar-benar membuka mata dan kembali di ruang dapurku bersama secangkir kopi masih dihadapanku.. dengan air mata yang masih mengalir. Aku ingat bahwa itulah mimpiku semalam.. Satya akan menikah.
Setelah menghabiskan kopi dan mandi aku memutuskan untuk cari angin keluar rumah. Kukunci rumah, kukenakan helm dan ku starter motor bututku hingga kami berjalan menjauhi rumah. Didalam helm ini tak ada yang dapat melihat mata yang sembab karena habis menangis. Motorku keluar ke jalan raya menuju pusat kota Semarang.
Tak begitu mengerti apa yang terjadi, tubuh bersama motor ini terus berjalan menuju pusat kota Semarang, Tugu Muda. Sebuah tempat yang bersejarah buatku dan Satya... atau paling engga buatku saja lah. Masih ingat sekali spanduk besar yang tergantung didepan Lawang Sewu bertuliskan “Ikuti Pemilihan Duta Pariwisata Semarang 2009” 6 tahun yang lalu yang tadinya kuanggap hanyalah acara abal-abal namun ternyata menemukanku dengan lelaki berhidung bagus itu. Masih ingat pula saat dimana aku berdiri diatas panggung yang dipasang disana tahun 2010 saat aku mengenakan pakaian adat Semarang dan menjawab pertanyaan mengenai pariwisata dari para Juri.
Aku berhenti didepan Lawang Sewu sejenak dan memandang ke gedung Pandanaran Semarang disamping Lawang Sewu. DI gedung itu, lantai 8 tempat ku dan teman-teman satu kontes Duta Wisata ganti pakaian dan didandani untuk bersiap ke kontes...dan di kamar mandi lantai itu aku menyatakan cinta padanya
inilah lanjutan kisahku yg pernah kutulis beberapa tahun silam
www.boyzforum.com/discussion/16732729/walau-tak-kumiliki-namun-ku-percaya-cinta/p1
Kisah ini akan kumulai sejak perpisahanku dengan Lia, si gadis urakan, pemabuk, suka dugem, namun setia, gara-gara aku berterus terang mengenai kisahku dan Satya padanya... lewat Twitter. Waktu itu aku memutuskan untuk berterus terang karena rasa kesal pada sikapnya juga. Aku bertaruh pada diriku sendiri, jika Lia mau menerimaku apa adanya, aku akan siap melupakan Satya dan benar-benar serius dengan hubungan kami.. dan mungkin sekarang aku sudah menikah Lia.
Akan tetapi ternyata sikap Lia justru sebaliknya. Dia marah-marah, mengumpat, menghujatiku dengan kata-kata kasar. Kami pun putus.
Saat itu rasanya aku ingin tersenyum sekaligus bersedih. Tersenyum karena bahagia bisa lepas dari wanita pengumpat itu, bersedih karena aku menghancurkan hubungan kami yang sudah terjalin cukup lama, but life must go on right?
Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan serasa berlalu begitu saja. Dari kota-kota kecil sampai kota besar seperti Jakarta pun aku ikuti perlombaan adu penampilan fisik ini. Meski belum sekalipun menang rasanya tetap senang karena selain bisa jalan-jalan ke kota lain, juga bisa merasakan bagaimana ketegangan dalam perlombaan
Dari perlombaan itu aku mengenal banyak orang baru.. lebih tepatnya orang-orang dewasa yang baru. Orang dewasa yang menawarkan kemudahan dalam hal keuangan... Mereka bagaikan lalat yang berterbangan diatas bangkai yang sudah busuk... Mereka lalat, dan aku bangkai busuknya.
Berbagai tawaran ditawarkan oleh mereka, dengan imbalan sebuah pelayanan pada mereka. Dengan jujur aku katakan pada mereka kalau aku tak bisa memberikan apa yang mereka inginkan lagipula aku juga tidak terlalu membutuhkan apa yang mereka tawarkan. Akan tetapi tak jarang dari mereka memberi secara Cuma-Cuma, meski para pemberi itu akhirnya satu persatu berguguran entah karena merasa rugi karena tidak mendapat apa-apa dariku atau karena sudah mendapatkan sasaran lain yang sekiranya lebih prospek untuk digarap.
Aku saat itu memutuskan untuk tidak mengikuti audisi dengan alasan keberadaannya. Meski begitu, tak seharipun aku melewatkan update darinya, entah dari Twitter, atau media lainnya. Lucu ya, di satu sisi aku ingin melihatnya lebih sering, namun disisi lain aku tidak ingin dia melihatku.
Seusai acara pageant, Satya masih berkecimpung didalam manajemen suplemen itu untuk menemani juara tahun 2012 sebagai senior sekaligus pembimbing. Hingga sekitar bulan Agustus – September 2012 ada kabar kalau Satya ikut dalam sebuah produksi film horror Indonesia bersama juara pageant 2012 tersebut. Cukup banyak perkembangan dari seorang masyarakat umum bisa menajdi bintang film.
Hingga suatu ketika di akhir 2012 aku mengikuti ajang Body Contest di Tangerang. Ya untuk kesekian kalinya aku kalah, tapi bukan itu yang penting. Ada seorang pria datang mendekatiku. Pria biasa, berpenampilan fisik biasa, meminta foto bersamaku.
“Mmm, Ian? Ian yang dari Semarang?” tanya dia
“Iya benar, ada apa ya?” Tanyaku
“Boleh aku minta foto? Ada yang titip minta fotomu,” tanya dia
“Boleh, pakai baju atau buka baju?” saat itu aku sudah mengenakan pakaian lengkap karena acara sudah hampir selesai.
“Pakai baju aja, “ timpalnya, “Oh ya namaku Kris,” lanjutnya
Aku pun menyuruh temanku yang menemaniku di acara itu untuk memotret kami berdua.
“Bisa ngomong sebentar?” tanya Kris, aku mengangguk dan dia melanjutkan “Kamu dapat salam dari Satya, dia tanya kenapa kemaren kamu tidak ikut pageant itu?”
Aku terdiam beberapa saat, karena terkejut.. entah senang atau bingung dan heran dan rasa tak percaya... aku Cuma berkata “Dia sibuk ya?”
Kris mengiyakannya. Aku melanjutkan, “Kontes yang itu butuh otak, aku g pinter bro” kataku.. dan kami pun berpisah. Aku pulang ke hotel dan dia, Kris, pulang entah kemana.
Dalam perjalanan ke hotel pikiranku mulai kacau kembali, merasa seperti ada yang bangun dalam jiwaku. Sebuah rasa ingin melihatnya lebih dekat lagi.