It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ini sudah beberapa hari setelah audisi besar itu. Aku, dan Glenn begitu sangat menyayangkan reaksi Koma yang mendiskualifikasi Adam begitu saja. Aku yakin, terlepas dari orientasi seksualnya, Adam adalah seorang penyanyi yang benar benar berbakat. Aku yakin itu.
Ah aku begitu banyak menonton infotaiment. Aku yakin pasti banyak media yang mengejar ngejar Adam untuk mengklarifikasi semua itu. Dan ternyata benar, Koi menceritakan semuanya waktu kita makan pagi bersama tadi.
Ini hari ke 8 setelah Koi membatalkan kontraknya dalam film Dibalik 69. Aku juga menyayangkan Koi yang sama sekali tak memiliki alasan untuk membatalkan kontrak itu. Ah! Putra pasti akan menertawakanku nanti kalau aku bercerita seperti itu.
Tapi, biar bagaimanapun juga, Koi kan anakku? Jadi rasanya wajar wajar saja jika aku memikirkan urusan anakku.
"Ayaaaah!"
Aku tersendak dari lamunanku di pinggir kolam ikan Koi nya Glenn. "Ayah disini nak!" Balasku sambil berdiri dan menepuk nepuk bokongku. Sesaat kemudian Koi muncul dengan pakaian yang serba rapi. "Kamu mau kemana?"
"Koi pamit yah. Mau ke rumahnya Adam.." Katanya lagi sambil tersenyum senyum sendiri. Aku mengerti. Anakku ternyata sudah remaja. Ah! Sekalian saja aku suruh Koi menitipkan Cheesecake buatan Luthfia untuk Adam. "Oh, dan Koi tadi juga liat ada Cheesecake yang di Kulkas. Koi bawa yah buat Adam?" Aku langsung mengangguk. Ia menyalamiku lalu pamit dan sesaat kemudian deru mesin mobil terdengar dari dalam garasi.
Ini baru beberapa menit dari pertengahan hari, biasanya rumah akan selalu ramai jika Koi ada disini. Tapi biarlah, Koi sudah sukses sekarang.
Ah! Aku lupa membeli bahan masakan!
**
"Kau ratu dari negeri kurcaci! Turunkan tahtamu!" Now i'm a director of a Broadway Show! Bukan, just kidding. I mean, sekarang aku adalah sutrada di pagelaran pertunjukan musikal kota Harapan. Well, it gave me more income than becoming an athlete in Indonesia. But still, manusia butuh olahraga. "Lebih keras lagi, Harold! Disini kau dituntut untuk menjadi lebih beringas!" Harold yang kutunjuk menjadi ksatria dalam drama 'Kurcaci dan Ksatria Pemberani' menelan ludah lalu mengangguk. Aku yakin dengan postur tubuhnya seperti itu akan sangat mendukungnya untuk menjadi ksatria. "Dan Catherine! Diatas sana kau harus menjadi lebih anggun! I want you to be a Princess! You hear me?!"
"Yes, Mr. Calvin!" Sahutnya dari atas menara rekaan yang kuciptakan bersama kruku.
Aku kembali duduk di kursi penonton sambil memperhatikan jalannya latihan drama yang dibawakan oleh anak anak didikku. It really helps me to moving on from the past, you know.
The past. Selama 10 tahun hidupku hanya dihabiskan didalam sebuah ruangan kumuh yang dikelilingi sel. Hingga badanku kurus kerontang. Beruntung Keith bajingan itu sudah mati sekarang. Lord, forgive me. Please.
I won't tell you a single thing about that. You know? Aku lebih memilih untuk menjadi pendatang gelap di Indonesia daripada kembali menjadi tawanan ayah sendiri di Amerika. You might be couldn't take any air to breath when FBI's countered your residence and said that the existence of your family is a crime. Itu yang kurasakan.
Terlalu banyak kenangan buruk. Too much pain. Bahkan semuanya selalu memburuku kemana saja aku pergi. Semuanya muncul bagai aktor Broadway dari balik pentas. Memang, hidup itu adalah drama. Semua aktor memakai topeng. Dan semua manusia yang kukenal disana selalu memakai topeng.
Ah. Sudahlah. Do not ever ask me to tell you such a thing! Seriously? Pelipisku berdenyut karenanya. Ah mungkin memang keterlaluan jika aku mengatakan masa lalu itu kejam. Dan ya. Masa lalu itu kejam. Sangat kejam.
*
"Ya.. oke.. kamu pulang jam berapa?" Aku berjalan sambil memasukkan beberapa bungkus pasta kedalam keranjang belanja dan berjalan ke tengah karena hanya disana bisa didapatkan daging ayam. Sambil belanja aku tetap menahan ponselku didepan telinga. "Iya Glenn.. Aku lagi di Carrfive.. ayam? .... loh Koi kemarin maunya pasta...." Aku memilih milih beberapa daging pilihan di freezer. Bingung, beli Ayam, atau beef aja. "Loh? Jadi kamu bakal pulang lebih awal?.." Pilih dua duanya aja deh. Lagian stok beef di rumah juga tinggal sedikit. Selesai dengan daging, aku berjalan ke bagian snack. Koi dan Glenn punya kebiasaan yang cukup ekstrim saat menonton bola dirumah. Biasanya mereka akan begadang dan menghabiskan hampir dari setengah persediaan bulanan camilan sambil menonton. Mengingat mereka adalah pecinta bola sejati, maka daripada itulah sekarang aku menghampiri bagian ini. "Yaudah nanti aku siapkan air panas yah...." Sebentar. Beli kacang , atau cookies yah. Tapi mereka kan sukanya kayak chiki chiki gitu. Koi kayaknya ga boleh makan kacang dulu, soalnya kemarin dia bilang kalau ada bisul yang tumbuh di bagian pribadinya. Kayaknya aku harus menghilangkan kacang dan telur dulu untuk bahan konsumsi beberapa minggu kedepan. "Glenn, aku lagi di department store, kamu mau camilannya apa?" Tanyaku padanya setelah kebingungan memilih camilan yang pas untuk mereka. Sambil menunggu jawaban dari Glenn, aku memeriksa barang barang belanjaan yang terasa sudah cukup berat aku angkat kemana mana. Aku harus segera kekasir sebelum makanan ini menghancurkan tanganku. "Oh.. Koi kayaknya ngga bisa makan kacang kacangan dulu, Glenn. Dia kan bisulan". Aku mengerang sedikit. "Oh? Ada nih, Lays. Kamu maunya yang rasa apa?" Aku mengangkat kepalaku untuk melihat jejaran lays berukuran jumbo dibagian atas. Cukup tinggi. Aku yakin akan susah bagiku untuk meraihnya. "Barbeque? Sama bulgogi? Yaudah. Aku kekasir dulu yah abis ini. Dahh" ucapku kemudian mengakhiri panggilan kami.
Aku menjijit beberapa kali mencari cari Lays pesanan Glenn. Katanya ga usah beli kacang atau cookies dulu. Dua duanya bisa membuat bisul semakin menjadi jadi. Makanya dia lebih memilih Lays tadi. Kayaknya aku harus ngambil banyak deh.
Satu kali. Ga sampai. Aku mendekatkan badanku ke stall.
Sekali lagi. Hampir saja sampai. Huft. Sudah berkeringat aku dibuatnya. Aku semakin mendekatkan badanku hingga menempel semuanya ke bagian Stall.
Malah ngambil Potatos. Aku terpaksa mengembalikannya lagi dan memanjangkan tanganku. Memeriksa apakah ada Lays pesanan Glenn apa tidak.
**
Carrfive. I used to hang out with Bima here. Nope, dulu banget mana ada Carrfive. Aku dan Bima cuman main basket biasa, latihan tembakan 3points. Slamdunk. Ngga seperti zaman sekarang yang anak mudanya pada hobi banget nongkrong di mall kayak begini.
Well, i enjoy my self being an Artist right now. Kau tahu? Seni itu adalah keindahan sejati yang pernah ada di dunia. Tak akan ada warna tanpa seni. Karena seni itulah warnanya. That's my opinion. Everybody has one, right?
Aku biasanya selalu menghabiskan waktu di mall ini, duduk di starbucks sambil menikmati secangkir Cappuccino kesukaanku. I like starbucks, and i have no idea why did i. Mungkin karena pelayanannya yang ramah? Setiap kedai kopi pasti memiliki nilai plus tersendiri kan?
Starbucks ada di lantai dasar arah timur. Berdekatan tempat perbelanjaan yang selalu dipenuhi oleh anak anak kos ataupun ibu ibu. What a common. But, aku merasa seperti menginginkan sesuatu untuk dimakan saat menikmati kopi nanti.
So i walked in. Aku masuk dan mencari cari sesuatu yang sepertinya so tasteful to eat. Oreo. Good Time. Semuanya terlihat lezat dan enak untuk menjadi teman kopi. Meski kata orang orang satu satunya sahabat kopi adalah rokok. Aku menjangkau bagian teratas stall untuk mengambil Oreo dan good time ukuran raksasa. Stall ini kira kira hanya setinggi telingaku. Jadi mudah saja bagiku untuk menjangkau bagian atas.
Oke. Oreo, done. Good time.
Sebentar, Bima mengirimkanku beberapa film out of time yang pernah kami tonton dulu. Seperti, Saving Private Ryan, Scream, Scary Movie, Forrest Gump, Evil Death dan beberapa kumpulan Mr.Bean yang ia kirimkan melalui TiKi kepadaku minggu lalu. Jadi, yah.. ada baiknya aku beli camilan yang banyak untuk menemaniku kan?
"Braaakkkkkkk" I'm startled and soon aku mencari asal asal suara itu. Semua orang terlihat berhenti beraktifitas sebentar. Aku memutari stall dan menemukan beberapa tumpukan Lays ukuran jumbo berserakan di lantai bersama seseorang yang sepertinya sedang kerepotan. Aku berjalan menghampirinya.
"Can i help you?"
* = Nial
** = Harris
Eh Nial bicaranya udah lancar.
*apasih dasar *tepakjidat
thanks mentionnya
@Otho_WNata92 ehmm.. sebenernya di piece pertama gue mau banget nge post bagian masalalunya. soalnya di ending can't sengaja gue putus begitu aja. tapi kalo gue pikir pikir lagi, kalian bakal bosen kalo baca masalalunya. so gue lanjut aja dulu yang zaman sekarang.
@Abyyriza aduh bebeb nama kita kok sama sama Aby ya Seriusan loh yang manggil gue aby adayang manggil abub juga banyak. kalau mau pantengin aja terus. bakal ada Tai perpisahan dalam kisah adam-koi
@haha_hihi12 harusnya gue taro senelum cerita keterangannya. huhu
@3ll0 aduh lo lagi muji gue yes? wkakwka canda
@Adamx gue niruin bang nayaka nih XDXD hehe over all gimana? udah dapet belum bang feelnya?
@bumbellbee kalau Nial balik ama harris, lo balik ama gue aja mau ga ? EAAAAA :V