Hey guys!
ini cerita pertama yang gue buat and memang ga tralu bagus karena gue juga masih noob hehehe.... and cerita ini gaada unsur 'woohoo'nya karena gue juga belum berpengalaman hehehe... rencananya sih cerita ini mau di bikin sampe 3 season tapi so far baru nyampe season 1 tapi sinopsisnya sih udah selesai sampe season 3 hehehe....
hope you guys like it
[b]Season 1: The root[/b]
[b]Chapter 1: back to school
Timo POV[/b]
[i]Biiip… Biippp…Biiiip…[/i]
"Aduhhh…. Masih pagi kok udah berisik sihh?!!"
Kubuka mataku perlahan-lahan sambil kugosok-gosok… setelah kulihat-lihat, kamarku ini memang sangat berantakan…
Aku pun mengalihkan pandanganku kearah alarm digital yang berada di samping ranjangku…
“WHATTT?!!! 07.15?!!! I’M GONNA BE LATE ON MY FIRST DAY OF SCHOOL!!“
aku berteriak sambil berlari sekencang-kencangnya kearah kamar mandi. Untung kamar mandinya berada di dalam kamarku.
[i]BRUKKK!!![/i]
Badanku terhempas karena tertabrak oleh pintu kaca yang membatasi showerku dengan closet dan wastafel.
"aduhhhh…. Kaca sialan! Bisa-bisa Gue makin telat nihh urghhh….. “
Acara mandi alakadarnya pun aku selesaikan dalam waktu kurang dari 5 menit.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengambil baju yang sudah aku siapkan semalam. Sepertinya aku sudah bisa menebak bahwa aku akan telat hari ini. Selesai pakai baju, aku langsung bergegas turun ke ruang makan yang berada di dekat garasi dan taman belakang. Meja makan sudah dipenuhi oleh berbagai macam makanan. Pasti daddy ada dirumah.
Tanpa pikir panjang, aku langsung mengisi mulutku penuh dengan dua buah pizza rasa Carbonara. [i]Hmmm…[/i] Rasanya masih hangat… Sepertinya baru matang 15 menit yang lalu.
Wait…. Bukannya aku lagi telat ya??
“Shittt…. HERUUUUUUUUUUUU NYALAIN MESIN MOBILL!!!!!!! GUE TELAT!!! “
Heru yang tampak kebingungan keluar dari pintu menuju garasi hanya dengan kolor warna hijaunya (Dia mau jadi [i]buto ijo[/i] kali ya?).
Badannya yang bagus ala ala kuli bangunan yang khas dengan warna kulitnya yang kecokelatan dibasahi oleh keringat (Atau lagi nyuci mobil ya?).
"Lho den… bukannya hari ini hari minggu ya? “
[i]DEG…. [/i]
Kata ‘[i]hari minggu[/i]‘ langsung membuyarkan lamunanku seketika…
“Ah... Masa sih?? Bentar coba gue liat hp gue dulu!"
aku langsung mengeluarkan hp iphone 5sku yang berwarna space gray dan mengecek tanggal dari home screen.
“ lehhh HERUUUUUU! Ini tuhh hari seninn! Gimana sihhh luu ini?? “
kataku sambil mendorong tubuhnya yg basah balik kearah garasi.
"loh gimana atuh den… mobilnya belum dipanasi… Cuma mobilnya bos yang dipanasi“.
Aduhhh si Heru ini kok cerdas dipelihara ya?
“Aduhhhh gapapa udah gue naik mobil daddy aja…. Nnti daddy naik taxi kek terbang kek masa bodo yang penting gue harus nyampe sekolah dalem waktu 5 menit! “
Mendengar aku berkata seperti itu, Heru langsung bergegas kearah mobil Rolls Royce seri [i]wraith[/i] warna hitam milik daddy.
Akupun langsung masuk ke dalam mobil tanpa babibu lagi.
“shiitttt…. HERUUUUUUUUU! MATT MANAAAA?????! “ Aku langsung lari keluar mobil menuju kearah kamar Matt yang berada disebelah kamarku.
"MATT! IT’S YOUR FIRST DAY OF SCHOOL! YOU DON’T WANT TO BE LATE! “
[i]Kutunggu 10 detik…[/i]
Tapi masih tak ada jawaban.
Langsung aja aku dobrak kamarnya dan rupanya… dia masih terlelap… cih… dia pikir ini hari sabtu?!
Aku mengambil baju dan celana secara asal dari lemarinya yang berwana putih itu dan langsung kuambil kacamata berframe hitam di meja disamping ranjangnya.
Kutarik selimutnya dan kugendong dia ke mobil. Biarin nanti ke sekolah pake piyama salahnya udah tau besoknya sekolah ehhh dia malah begadang semalam.
Mobil pun berlaju dengan kecepatan sedang kearah sekolah.
"HERUUU! CEPETANN UDAH TELATT!!"
Heru yang mendengarku berteriak pun langsung menaikkan kecepatannya ke kecepatan maksimal.
Sampai setengah perjalanan Matt masih terlenyap… mau dibangunin ga tega… dibiarin kasihan nanti dia dekil kayak gembel… pusing pala Barbie deh ah…. “Matt… bangun…” aku menguncang badannya perlahan “Maaaaaatt…. Banguuuun...” guncanganku semakin keras “MATTT BANGUN!! “Aku oyak-oyak tubuhnya tapi masih ga bangun… lama-lama gemes deh liatnya.
Langsung aja deh aku siram pake air mukanya. Matt yang abis disiram langsung kayak orang gila abis amnesia.
“loh ko… where are we??? Kita kok naik mobilnya daddy?? Mau kemana?? “
aduh nih anak… ga jauh-jauh kayak heru deh kecerdasannya…
"Matt sayang…. Tebak hari ini hari apa hayooo… “ Tanyaku geram dengan muka yang ku buat-buat.
“Hari minggu? Hari pramuka? Hari apaan sih??"
Nih anak loloknya kok kebangetan ya? Gatau deh ah anak siapa…
“Matt sayangku cintaku…. Ini itu hari…. HARI SENIN BEGO KITA TELAT!"
Matt yang mendengar kata kunci ‘[i]senin[/i]‘ langsung reflek melongo ga percaya sambil mencubit pipinya.
"Ah koko ah ga lucu… ga mungkin kan hari ini hari senin… aku aja pake piyama gini masa mau ke sekolah??“
Katanya sambil tertawa garing yang jelas dibuat-buat.
Dia pikir ini [i]super trap[/i] apa ya? Semua cuma boongan gitu? Yakali sempet ya bercanda pas udah mau telat gini.
“Bentar lagi kita sampe, lu bisa mikir? Sekarang I offer you two choices, mau pake pajamas itu, atau minjem bajunya Heru!"
Heru yang mendengarkan namanya dipanggil langsung memaparkan muka bingung
“Ah den timo ngelucu aja den… kalau den met( baca : matt ) pake bajunya saya nanti saya pake baju apa atuh? Bukannya tadi si den timo bawain baju buat den met ?"
Aduh si Heru ini ga bisa diajak kerja sama beneran…
“Bajunya Matt udah gue buang tadi. Nah kalo soal baju lu Her, nanti gue kasi duit buat lu beli baru. Ni bocah satu harus dikasi pelajaran!“
Matt pun memasang muka kecut seperti kesal dengan situasi ini. Salah siapa pake acara tidur-tiduran tadi.
Ga lama kami pun tiba di sekolah kami. If you’re wondering what kind of school that we go to, we go to international school, yang beneran international. Jadi free clothes setiap hari (no uniforms).
Matt yang daritadi memasang muka kecut, sekarang mukanya semakin kecut.
Bajunya Heru yang dipakai olehnya terlihat kebesaran karena badan heru yang jauh lebih besar darinya.
[i]Huft…[/i]
Ga tega juga sama nih anak. Masa hari pertama masuk SMA langsung pake baju kegedean?
Apa kata temen-temen dan guru-guru coba?
"Eh... Ternyata adiknya si Timo dekil kayak gembel!” bayangku ga jelas.
Aku langsung mengambil kantong keresek yang berisi pakaian dan kacamatanya yang berada di kursi depan dan langsung menyodorkannya ke dirinya.
"Nih baju lo, ganti cepetan ga pake lama. Itu ada sepatu daddy lo pake aja dulu gapapa… itu sepatunya semi-formal. Gue tunggu diluar abis itu kita langsung ke hall buat dengerin welcome speech dari principal kita. Ok? Ok!“
Mata Matt berbinar-binar mendengar kata ‘ baju lo ‘ dan dia langsung meluk aku.
"thanks ko! You’re the best dehh! “
Aduh nih anak satu udah childish, spoiled banget sih ya!
Setelah selesai drama peluk”an selama kurang lebih 15 detik, aku langsung keluar mobil dan mencari posisi enak untuk menunggunya.
Oh iya…
Sampai lupa….
Perkenalkan, Nama gue Timothius Adijaya.
Umur gue 16 tahun dan gue sekarang duduk di kelas 3 SMA.
Kalau lu mau tau kenapa gue umur 16 bisa kelas 3, itu karena gue pinter keles. Gue sempet akselerasi 2 kali pertama pas sd kelas 3 , kedua pas smp kelas 2.
Gue adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Daddy adalah seorang pengusaha batu bara terbesar se Asia ini. Kalau mommy sih udah gaada since I was 5.
Daddy keturunan belanda dan mommy keturunan china which makes me Eurasian.
Daddy itu jarang banget dirumah sama seperti kokoku, Chris. Kokoku dulu juga murid di sekolah ini, sama sepertiku dan adikku, Matt.
Tapi sekarang dia sedang kuliah di salah satu universitas ternama di UK.
Gue merupakan salah satu anak paling populer di sekolah ini thanks to my academic achievements dan juga keaktifan gue di berbagai organisasi.
Bukannya sombong ya (tapi memang sombong sih), tapi banyak banget orang yang sok kenal sama gue padahal yang gue bener-bener kenal tuh cuma Cleo( pacar gue ) , Willy( sohib gue ) dan juga lauren( sahabat gue dari kecil ) dan beberapa temen dari student council, beberapa orang yang pernah duduk sama gue pas di kelas and juga yang perna satu team sama gue.
Tapi special buat Gue, Cleo, Willy dan Lauren, kita berempat tuh selalu kemana-mana bersama.
Entah itu ke kantin, maupun ke toilet [i]#loh.[/i] That’s all for now. Sisanya bakal ada di cerita gue ini.
[b]Happy reading.[/b]
Comments
Pisahin percakapan antar Tokohnya!
Minta mention ya klo update
@3ll0 @tsu_no_yanyan : aduhh sorry banget itu langsung gue copas dari word... Mangkannya agak berantakan... Tapi udah gue edit kok thanks ya
yang mau/gamau dimention kasih tau yaa... thankss
btw ini kok bbcodenya gabisa ya ._.?
@Tsu_no_YanYan@3ll0 @dear_zaki @lulu_75
=====================================
Chapter 2: First day of school
Timo POV
Kamipun memasuki sekolah kami yang megah ini.
Sekolah ini lebih cocok disebut perumahan karena ukurannya yang sangat megah dan memiliki 5 gedung tambahan dan 3 taman yang terletak di bagian yang berbeda di sekolah ini.
Fasilitas yang ditawakan pun sangat lengkap!
Mulai dari perpustakaan sampai gym ada semuanya.
Perlahan tapi pasti, Matt dan aku berjalan melalui lorong yang memisahkan main building, yaitu tempat administrasi atau tempat kita masuk dengan main hall, tempat berkumpul anak-anak sekolah ini setiap hari senin.
Creekkk…
pintu ke aulanya pun terbuka…
kursi-kursi warna merah sudah dipenuhi oleh berbagai macam murid, tapi untungnya panggungnya masih kosong…
phewww…
Untung principlenya belum dateng.
Aku langsung berpisah dengan Matt karena siswa kelas 1 diharuskan duduk di depan sedangkan siswa senior duduk dibelakang.
Biar tau rasa tuh anak-anak baru hahaha biarin deh nanti merah juga tuh kuping mereka pas pulang.
Wait… kok rasanya ada yang ngeliatin aku ya...
Pshhh paling cuma perasaan aku doang kali ya...
Dari kejauhan aku bisa melihat Cleo dan Willy sedang berselfie ria sedangkan Lauren sedang bengong.
Untung mereka menyisakan tempat duduk buat aku kalau tidak, bisa berabe deh.
“Aduhh yang lagi pacaran romantic banget ya?? Boleh donk bellboynya ikutan selfie??“ kataku dengan nada sarkastik yang sedikit terdengar sinis.
Cleo yang melihatku dateng langsung terkejut dan terlihat gelisah entah mengapa. “ Ehhhh kamu sayangg… kemana aja sihh… mana oleh-oleh buat aku yang dari korea?? Aku bawain kamu makanan banyak banget dari Singapore lhooo... “
Pacarku yang satu ini memang tahu betul kalau aku ini hobbynya makan dan nyemil.
“Ehhh elo broo… pa kabar?? Gue beliin lo sepatu Balenciaga arena yang lamb skin nihh yang warna putih… bagus deh! Tapi masih di rumahh… besok dehh gue bawa! “ Ckckck… temen gue yang satu ini meskipun playboy tapi tetep aja sneakerhead sejati(wait apa hubungannya)… segala macam sepatu dia beli mau itu sepatu basket, bola, casual sampe sepatu hiking dibeli juga coba.
“ bagus yaa… Giliran timo dibeliin segala macem barang… Gue boro-boro dikasi oleh-oleh, dikasi kentut dari Singapore yang ada iya kaleee... “ kata lauren dengan nada ketus dan mimik kesal yang dibuat-buat.
“ Eittsss tenang dulu dongg guys… Santa is here to save the day! Tenang hon… kamu udah aku beliin macam-macam make up stuffs yang aku liat disana, gatau deh fungsinya buat apa yang penting beli hahaha… dan elu bro… Gue bela-belain nyariin yeezy red October yang elu missed tahun lalu… gue cari sampai ke pelosok Korea… dan untuk mama lorengg tercinta tenangg dongg… seloww seloww… Lo gue bawain roh-roh jahat dari Koreaaa!!! “
Semuanya ketawa termasuk Lauren… sepertinya aula ini makin gaduh gara-gara kita!
Lauren sendiri adalah seorang psychic jadi dia bisa melihat arwah-arwah mangkanya tadi aku meledeknya begitu.
“ Ah elo tim… Masa gue dibawain arwah jahat… yang ada elo tuh arwah jahatnya! “ katanya sambil ketawa-ketawa. Kita pun ketawa lagi.
“ Ga deng, lu gue bawain ginseng korea yang merah. kali bermanfaat buat lu. “ kataku sambil ketawa.
“ nahh gitu dong Tim... kalau ngasih orang tuh yang bermanfaat dikit kek! Jangan kayak si willy tuh ngasi gue gantungan kunci doang! Dikira gue anak SD apa ya? Eh eh Tim btw… lo tuh sadar ga… kalau daritadi itu kayak ada yang merhatiin lo??? Soalnya gue berasa kayak ada yang merhatiin kita semenjak lo dateng.“ kata Lauren dengan mimic serius.
Ok fix ini sedikit menakutkan.
“ Ah elu ah lau kerjaannya nakut-nakutin orang… iya sih gue ngerasa kayak ada yang ngawasin. Tapi elu sebagai mama loreng harusnya kasih tau donk siapa yang ngawasin! “
Ngggiiiiiiiittttt……
Suara speaker yang menyala mengagetkanku.
“Eh mama monyong. Mama monyong.” Kata Lauren. Lauren memang orang yang gampang latah dan kalau latah pasti lucu banget gesturesnya.
“Attention students! Welcome back students …. Blablabla…“
Entah dari mana munculnya, sesosok makhluk gaib bermuka tua dan berambut abu-abu panjang dengan kacamata bulatnya sudah berdiri di belakang podium diatas panggung. Ya dia lah kepala sekolah kami.
Selama perbincangan kepala sekolah, semua senior terlihat sibuk dengan dirinya sendiri. Ada yang tidur, nyisir, nyatok , main game, selfie, main ask.fm, nonton bokep, coli , mandi #lho .
Hanya para juniors lah yang mendengarkan dengan serius karena memang ini penting bagi mereka. Ada info tentang pembagian kelas homeroom, pemilihan kelas pelajaran, peraturan sekolah dan juga satu pengumuman baru yang membuat para senior berteriak ‘ hah ‘ bersamaan.
Para junior akan ditunjukan satu senior untuk membimbingnya selama seminggu.
“What the fuckin' fuck?! No gue gamau… aneh-aneh aja deh kepala sekolahnya! “ kataku sambil geleng-geleng kepala ala ala film india yang sering ditonton pembantuku di rumah.
“ jangan gitu dong yang… kita harus menolong mereka dong yang… mereka kan masih baru. “ kata Cleo menenangkanku.
Aku memang cowok yang paling beruntung sesekolah ini. Kenapa? Karena aku bisa mendapatkan Cleo.
Dia adalah salah satu diva sekolah. Udah anaknya ga banyak ngomong, baik, ga matrek, lucu, rendah hati, cantik, pinter nyanyi dan gambar, putih and yang terakhir tuh toketnya gede HAHAHA.
“ Yaudah deh mau diapain lagi “ kataku sambil tersenyum kecut. Moga-moga aja aku dapet Matt deh biar ga repot. Katanya sih pengumumannya besok.
NEEETTTTTTT……
Suara bell pulang membuyarkan lamunanku. Memang kalau minggu pertama sekolah kita selalu pulang lebih awal. “Guys gue cabs dulu yawww… cyaa tomorrow! “ Kataku kepada teman-temanku yang sedang sibuk main game Line Let’s Get Rich. Yap itu adalah game terbaru dari line yang lagi ngehits.
Aku langsung bergegas keluar aula dan mencari adikku yang berkacamata itu. Entahlah mungkin Karena terlalu sering bermain game mangkannya dia memakai kacamata. Padahal tak ada satupun anggota keluarga kami yang pakai kacamata.
Nahhh… tuh dia tu anak…. “ Maatttt! Come on! Let’s go home!” Matt menghampiriku dengan muka bahagia dan langsung masuk mobil.
Saat masuk ke dalam mobil aku dikejutkan dengan kehadiran daddy dalam mobil.
“ huhh… uhhh… H-hi dad! “ kataku sedikit panik. “ before you say anything, I want you to know that I’m really sorry for using your car without your permission. I was in a rush as I woke up late this morning and I don’t want to be late on my first day of school and your car was the only available car. “
dad menatapku heran. Seperti tidak mengerti maksudku. Matt yang sudah masuk daritadi bermain dengan hpnya dan pura-pura tidak mendengar apapun.
Dad tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. “ kamu pikir daddy marah cause you used mobilnya daddy? Come on Timo… you know all my cars will always be your cars too right? Lagian daddy tadi pagi gaada meeting penting kok Cuma harus ketemu sama client daddy.“ Dad tersenyum lebar melihat mukaku yang kebingungan.
Tetapi aku sedikit tersentak ketika dia bilang ‘ client ‘ karena aku tau,
semenjak daddy kehilangan mommy, ‘client’ Yang dimaksud adalah cewek-cewek abg nakal yang dibayarnya.
Sering beberapa kali aku melihat daddy sedang melakukan ‘itu’ di ruang kerjanya di rumah dan suaranya bisa terdengar dari taman belakang.
Mobil pun berlaju kearah rumah dengan kecepatan sedang.
“ So how’s your first day of school Matt? Sudah punya teman? “ Matt yang belom siap menerima pertanyaan dari daddy terlihat sedikit bingung.
“ hmm… Su-sudah sih dad… Ta-tadi dia teman duduk disebelahku… memangnya kenapa?” Tanya Matt gugup.
Entah mengapa dia gugup.
Aneh.
“ Gapapa dong… isn’t it common for dads to ask their kids that kind of question ? “ katanya sambil tersenyum lebar, menunjukan baris giginya yang putih bersih seperti di iklan-iklan pasta gigi.
Tanpa disadari kami sudah memasuki pekarangan rumah.
Rumahku bergaya ala ala rumah modern - yunani yang memiliki perkarangan luas yang dilengkapi oleh sebuah air mancur berukuran sedang yang berada segaris dengan pintu masuk rumah.
“ You guys stay at home okay? Daddy needs to go to work right now. Nanti jam 1 ada meeting sama perdana menteri luar negeri. Have fun kids! “
Mobil pun meluncur keluar perkarangan sebelum kami sempat mengucapkan bye atau sekedar good luck.
“ Matt… Tell me… kamu kenapa?? “ Matt yang tidak siap dengan pertanyaan itu langsung gagap dan bingung.
“ eh a-anu… gapapa kok ko… “
Aduhhh Matt… Matt… I’m your brother. Kamu gabisa ngumpetin rahasia dari aku.
Kami pun memasuki rumah dan langsung memasuki kamar kita masing-masing. Aku pun memutuskan untuk ngeline Lauren.
Timo: mama lorengggzz… dikau dimanaa??
Lauren: wahai Timo anakku… apa gerangan anda??
Timo: sumpah deh ah lu basi kayak muke lu -_-“
Lauren: anjirr lo ahh emgnya kenapa sihh?? Gausa banyakan basa basi tangan gue uda cukup basi ga dipegang cowok
Timo: Hahaha… ini lohh si Matt… kayaknya dia lagi main rahasia”an gitu dehh.. lu tau ga kenapa kira?”
Timo: Lau bales dong ahh jangan kacangin gue…
Lauren: sbb gue abis eek… ehh iyaa dia kayak lagi bingung gitu… kayaknya sih naksir orang diaa CIEEE CIEEE si Matt ada kemajuan bisa naksir orang HAHAHA
Timo: yang bener lu? Nanti coba gue tanya ahhh… makasihh mama loreng banyak koreng…
Timo: Engkau jadi cantik bagaikan rafflesia arnoldi yang lagi mekar
Lauren: bener lahh… ahh elo ah gue malu ah disamain sama raffesia arnoldi :$
Line terakhirnya hanya ku read. Soalnya kalau dibales nanti pasti repot deh panjang. Lebih baik aku Tanya aja si Matt abis ini pas makan siang.
Gak lama jam makan siang pun tiba.
Memang aneh kalau dipikir-pikir kenapa di rumah kami ini ada budaya jam makan segala.
Tapi ini merupakan kebiasaan dari kecil jadi mau gimana lagi.
Aku pun turun dan melihat mbok Sum dan mbok Idah sedangkan menyiapkan hidangan makan siang.
Ada mushroom soup sebagai appetizer, mashed potatoes, corned beef, smoked beef dan meatloaf sebagai main dishnya dan terang bulan red velvet yang jadi dessertnya hari ini.
Hmmm…
Hari ini makanannya look so tempting. Baunya juga ga kalah sedap!
Tapi kok Cuma ada 2 porsi ya? Porsinya Matt mana? ( porsi makanku 2)
“ loh mbok punya Matt mana?? “
mbok Ida yang berperawakan seperti ibu-ibu salah gaul pun menjawab sambil membersihkan bagian meja yang terlihat sedikit kotor. Sepertinya bekas daddy tadi pagi breakfast. “Ohh tadi den met ( and again ini dibaca : matt as in matthew okay?? Okay!) minta makanannya dibawa keatas.“
Oh okay… something’s not right.
Dia lagi ngehindarin aku but why?
Aku pun bergegas menghabiskan dua porsi makananku…
Hmmm not bad at all! tasty!
Aku pun langsung menghampiri Matt yang berada di kamarnya setelah selesai mencuci mulut. “Matt keluar… koko mau ngomong bentar.”
Ceklekkk...
Kunci kamar Matt dibuka tapi dia tidak keluar.
Aku pun langsung masuk ke dalam kamar.
Cekreekkk…
Kubuka pintu kamarnya dan wow……
tidak seperti biasanya kamarnya terlihat… berantakan…
Matt adalah anak yang rapi… tidak biasanya kamarnya begitu berantakan dan kotor seperti kapal pecah.
And his face… terlihat sembab seperti habis nangis.
“Matt, are you okay?” Tanyaku sambil memegang pundaknya.
“Do I look like I am to you?” Katanya sambil menangis.
“Matt… don’t bottle up your feelings… nanti kamu gila lohh kayak si Lauren mauu?? Hiiiiii….” Kataku sambil bergurau dikit… siapa tau bisa menghibur dirinya yang terlihat… hancur ini.
“Ko… is it wrong to love someone?” Wow rupanya tebakan Lauren betul! Unbelievable!
“of course not Matthius sayang… Love is a beautiful thing… kamu harus merasa senang bila kamu bisa merasakan cinta… karena ga semua orang bisa merasakan indahnya jatuh cinta…” kataku sambil tersenyum lembut kepadanya. God he looks so pale and emotionally unstable.
“B-but… How if I fall for the wrong person? Gimana kalau my love shouldn’t exist at the first place?” katanya sambil menangis bersedu-sedu.
“Matt sayang... gaada kata salah dalam ‘mencintai’. Cinta itu bahasa universal. Ga ada batasnya. Gaada wrong person atau right person, karena everyone berhak untuk mencintai dan dicintai. Emangnya Matt cinta sama siapa sih? Ibu kepala sekolah ya? Hayooo…” kataku sambil mengusap-ngusap rambutnya, lalu kuacak.
“Enggak lah ko! I’m not that mad okay sampai bisa suka sama nenek sihir itu! Hihihi… sebenernya I fall for my new friend yang tadi I met. Gatau kenapa hati ini rasa bisa deg-degan kalau liat dia terus.” katanya sambil nyengir kuda.
Wow ada orang yang bisa meluluhkan hati baja Matt yang selama ini hanya diisi oleh game-gamenya.
Amazing! I should find out about this person!
Tapi semakin aku tanya, semakin dia menutupinya.
Yang belok entar Timo ato Matt?
@3ll0 Lauren tuhh cwe... gue lupa kasih detail buat penampilan lauren ._. nahh kalau yang itu masih jadi misteri *kabur
@Tsu_no_YanYan Matt itu ga perna jatuh cinta sebelumnya... mankannya si Timo sama Lauren sampe kaget banget pas tau Matt bisa jatuh cinta... aduhh dia malu tuh #cubitbalik #lho
@Tsu_no_YanYan @3ll0 @dear_zaki @lulu_75
ini sih sebenernya cuma side story dari chapter 2...
jangan lupa comment yaa! thanks for reading
=====================================
???’s POV
Sekolah ini sungguh membosankan.
Memang bagus sih tapi the only reason I wanna apply in this school itu karena aku denger team basketnya sini sih lumayan. Dan juga murid-muridnya katanya sih ganteng-ganteng… hahaha…
And yes, gue mungkin terlihat sama dengan anak-anak seumuran gue tapi ada satu yang bedain gue dengan yang lain, gue gay.
Hahaha anak basket tapi gay? Emangnya kenapa? Orang gay kan ga selalu identic dengan anak-anak fashionista kan? Lucu juga ya pendapat orang-orang stereotype!
Okay back to school lagi.
Nih dari tadi kepala sekolahnya mana sih?? Ga dimulai-mulai…
Gue sih sengaja milih kursi yang agak belakang (tapi masih didepannya para senior belagu) supaya ga usah bersosialisasi sama orang-orang kayak gini dulu.
Males deh rasanya. Untung kursi sebelah gue kosong.
Creekkk…
Sepertinya ada yang baru masuk…
Hmmmm…
Rupanya anak sekolah sini.
They both look quite decent lah untuk ukuran anak SMA.
Yang tinggi mengenakan kaos yang terlihat fit di badannya sedangkan yang pendek mengenakan kemeja putih yang terlihat simple dan sedikit kebesaran di badannya. Tapi sepertinya tidak kasat mata.
Kalau dilihat-lihat kayaknya yang lebih pendek tuh adiknya.
Hmmm... Lumayan cute and somehow lumayan mirip gue (?) kok bisa ya??
Ohh noo… He’s coming this way… kayaknya dia tahu gue daritadi memperhatikannya.
“ kosong ya kursi?” dia tersenyum lebar dan pupil matanya terlihat membesar.
There’s two possible explanation,
bisa jadi dia suka gue atau dia mau bunuh gue. Oke fix dua-duanya sama-sama serem.
Tapi kayaknya pertanyaannya akan terjawab dalam beberapa menit.
“ Yap… haha...” aku tertawa garing menanggapinya.
Dia terlihat salah tingkah dan langsung duduk disebelahku.
Is it just me atau badan dia emang sedikit bergetar? Lucu ya…
“Nama gue Dicky btw” kataku dengan nada sok cool yang membuatnya tambah salting.
“Uh-uh g-gue M-ma… Matt!” katanya gugup dan tak berani melihatku.
Ok ini udah jelas BANGET.
He obviously likes me.
Hmm… lumayan lah dapet temen cakep… Siapa tau dia pinter juga, kan lumayan gak rugi-rugi amat.
Gak lama principle pun datang dari belakang panggung.
Niiiiittttt……
Suara speaker yang berisik mengagetkan beberapa orang.
Terdengar suara orang berteriak ‘mama monyong’ atau apa gitu, dari deretan kursi atas yang diikuti oleh ledakan tawa para siswa-siswa senior.
Memang siswa senior sangat menyebalkan dan belagu.
Gue seumur hidup ga pernah suka sama senior di sekolah gue.
Yaahhh…kecuali sihh si Adam, kapten basket di smp gue sebelumnya.
Dia pengecualian… dia tuh… apa yaa… gantengnya pake banget deh… udah gitu baik dan sopan… aduhh jadi malu ah!
Eh dan satu orang lagi… seseorang dari masa lalu… seseorang yang sampai sekarang telah kuanggap orang yang sempurna!
Dan dimulailah sambutan dan beberapa pengumuman.
Untung lah gue dan Matt satu kelas homeroomnya. Jadi kalau ada apa-apa bisa nanya dia.
Gue males bersosialisasi sama siswa lain kecuali anak basket sama Matt.
Liat tuh…
Belum apa-apa aja cewek-cewek udah pada gatel cari perhatian sok-sok mondar-mandir toilet. Memang semua cewek tuh sama! Matt pun juga terlihat sedikit terganggu dengan adanya kehadiran siswi-siswi yang mondar-mandir ga jelas di samping kami.
Dan ada satu pengumuman lagi yang sukses mengagetkan gue mati-matian.
Gue harus dibimbing oleh satu senior!
What??! Gue ga salah denger kan??? Ga banget deh ngomong-ngomong sama siswa belagu kayak mereka.
Semoga aja gue dapet yang cakep deh. Gapapa deh belagu asal cakep. Bisa buat cuci-cuci muka!
NEEETTTTTTT……
Sepertinya itu bell tanda pulang sekolah.
Tanpa babibu Matt langsung pamit pulang.
Hmmm... cepat sekali dia pengen pulangnya. Sebaiknya gue ikutin aja dia mau kemana.
Setelah beberapa lama gue ikutin dia, gue nemuin dia lagi ngobrol sama cowok yang datang bersamanya tadi. Entah kenapa panas juga gue liat mereka berdua.
Masa sih mereka berduaan tuh incest…??
Kalau dilihat-lihat sih mereka sedikit mirip. And again, Cuma SEDIKIT! Lebih miripan gue sama Matt pokoknya! Hahaha…
Mereka masuk ke dalam mobil and wow… mobilnya Rolls Royce Wraith mann…
Gila pasti kaya banget tuh hahaha. Udah ah mending gue pulang aja daripada pusing ga jelas liat mereka berdua.
Ku berjalan menuju mobil range rover warna putihku yang diparkirkan tak jauh dari mobil mereka dan langsung melesat balik ke rumahku.
Tumben jalanan sepi? Padahal ini sudah hampir jam 11.
Saat sampai, mobil langsung ku parkirkan di pekarangan rumahku yang bergaya seperti layaknya rumah-rumah modern lainnya.
Nanti juga dipindahin Mang ujang ke dalam bagasi.
Aku kaget bukan main saat melihat ada papa yang sedang nonton TV di ruang tamu. “ Y-You’re home dad? Tumben ga di kantor? “ Tanyaku terbata-bata. Layaknya seorang anak yang bertemu dengan tokoh favoritnya di Toys Fair.
Aku memang sangat menyayangi daddy. Tapi sayang dia jarang ada dirumah. Tapi daddy tidak seperti mommy yang sangat kubenci.
Kenapa aku bisa membenci orang yang melahirkanku?
Karena dia meninggalkanku saat aku baru lahir!
Aku iri dengan teman-temanku yang memiliki ibu yang membuatkan bekal untuk mereka di pagi hari!
Yang ada tuh pembantuku, si mbak Rasmi yang bikinin sarapan setiap pagi!
“Oui, tadi meeting dad di cancel, I’m leaving soon mon cher.” Dad merupakan orang French belum terlalu fluent dalam Bahasa inggris dan juga Indonesia jadi bahasanya agak sedikit rumit.
“Oh yasudah dad… Kalau begitu aku keatas dulu ya dad? Take care!” Kataku sambil memeluknya. Dia hanya menjawab dengan pelukan dan senyuman yang sangat singkat menurutku.
Aku langsung melangkah menuju tangga yang berada di depannya pintu masuk rumah dan langsung melangkah menuju kamarku.
Hufftttt…
Kuhempaskan badanku yang masih mengenakan kemeja hitam bekas tadi disekolah.
Kupenjamkan mataku sesaat…
Dan tiba-tiba memori tentang kejadian di sekolah tadi mengulang secara jelas.
Seperti sedang nonton film 4D! Sampai-sampai bau parfum Matt yang sepertinya bermerk Hugo Boss tercium jelas di bajuku.
Anehnya, memori tesebut sukses membuat perutku geli dan kepalaku merasa panas-dingin!
Entah kejadian yang mana tapi ini sungguh aneh!
No… no… this can’t be real.
Gue Dicky Martens telah berjanji not to fall for someone!
Apalagi setelah kejadian memalukan dan menyakitkan dulu!
WHAT IS WRONG WITH ME?!!
4 years ago…
Hari ini adalah hari terakhir aku berada di sekolah ini.
Hari terakhirku berada di kota ini.
Sekolah di SDku yang penuh dengan kenangan-kenangan indah… termasuk kenangan bersamanya…
Aku berlari menuju lapangan basket.
Aku melihatnya. Dia terlihat sangat serius.
Kenapa dia bermain basket saat hujan deras seperti ini?! Kan bisa sakit!
Namanya Donny, dia sahabatku… sahabat terbaikku… atau mungkin lebih dari sahabat bagiku… meskipun dia lebih tua, tapi kita selalu bermain bersama saat di club basket.
“DOONNYYY !! KAMU GILA MAIN BASKET HUJAN-HUJAN BEGINI??!” teriakku sambil berlari ke arahnya. Hujannya begitu deras jadi kami harus teriak-teriakkan.
“EH KAMU KY… AKU UDAH NUNGGUIN KAMU DARI TADI… AYO KITA MASUK KE DALAM RUANG PERLENGKAPAN! DISINI LAMA-LAMA BISA SAKIT KAMU NANTI!” teriakknya sambil menarik tanganku. Mukaku langsung memerah. Untung dia tidak bisa melihatnya.
Kamipun sampai di ruang perlengkapan dengan badan yang basah kuyup.
Donny langsung melepas bajunya dan…
Eng ing engg… terpaparlah badannya yang gempal dan mulai berotot.
Badannya pun sudah ditumbuhi bulu-bulu oleh halus.sexy!
Sial! Aku yang melihatnya begini langsung tegang gara-gara dia.
Dan sialnya lagi celana aku basah jadi kelihatan ‘bercap’ banget kalau lagi tegang.
“Km kenapa Ky ngeliat aku kayak ngeliat setan gitu?? Sampai melotot-melotot segala.” Kata Donny membuyarkan lamunanku ( lebih tepatnya tadi aku pelototin… ).
“Eh a-anu… enggak… aku heran aja badan kamu kok udah bagus gitu? Ga kayak aku gendut gini kayak panda! Hehe” jawabku patah-patah yang aku lanjuti dengan tawa yang garing dan dibuat-buat.
“ Oh gituu…. Terus itu plastic apaan??“ katanya sambil menarik plastiknya dariku. Dan anuku yang sedang tegang sudah kehilangan pelindungnya.
“ wihhh… jangan ngomong km tegang Ky gara-gara liat aku! Km homo ya?? Udahh ngaku aja dehhh…” katanya sambil nyengir.
Sial! Rupanya dia melihat celanaku yang sudah menjulur kedepan karena tegang.
“Eh enggak ya! Aku tegang karena kedinginan tau! Kalau soal plastic itu… itu buat kamu… kan abis ini kita pisah karena aku mau pindah!” kataku cepat yang terlihat jelas seperti aku sedang menutupi sesuatu.
“Ohh gitu… Tapi kok ada Teddy Bear, buku sama surat? Ini bukan surat wasiat kamu kan?? Hahaha…” katanya sambil ketawa-tawa. Aku bisa merasakan sesuatu yang aneh dari tawanya.
“Buka aja suratnya! Nanti kamu juga tau sendiri!” kataku sambil tersenyum lebar.
Jujur hatiku sangat deg-degan… hatiku berdebar sangat keras seperti ingin keluar dari dadaku dan menyatu dengan dadanya!
Dia langsung membuka kertasnya dan membaca kertas suratnya. Seketika raut mukanya berubah jadi datar.
Apakah ada yang salah?
“Ky…. “
“iyaaa???” kataku panik.
“Ky ini lo yang nulis sendiri beneran?” mukanya masih datar seperti habis kesambar petir. Dan dia menggunakan kata lo-gue yang sangat asing ditelingaku selama ini.
“I-iyaa Don… kenapa? Km ga suka ya?” kataku dengan nada khawatir
Hening satu menit… dua menit… tiga menit…
DUARRRRRR!!!
Suara petir memecah keheningan.
“Rupanya bener Ky dugaan anak-anak basket lain…”
Hah… apa lagi ini…
“Mereka udah pernah ngingetin gue untuk menjauhi lo karena mereka ‘pikir’ lo beda. Tapi gue hirauin aja soalnya gue ga percaya mereka. Gue lebih percaya lo…
Tapi sekarang kayaknya ga lagi.”
GLEEGGGGG
Hatiku rasanya ingin lompat. Aku merasa lebih baik disambar petir sekarang dan mati ditempat.
“A-apa M-maksud k-“
Belum selesai aku ngomong dia langsung memotong omonganku.
“Lo gausa belaga bego deh… Gue tuh udah jelas ga suka sama manusia HOMO kayak lo! HINA! Lo gausah deket-deket gue lagi! Gausa ngomong ma gue lagi! Gue jijik sama lo! Gamau ketularan PENYAKIT lo itu! Dan ini apa maksud lo? buku Kamasutra buat orang HOMO kayak lo ?! HAH?! Dan ini boneka buat apa?? Buat pellet gue ya?! Ngaku lo! mending lo sekarang pergi dari hadapan gue sekarang juga, dan jangan perna. Gue ulangi, JANGAN PERNAH MUNCUL DIHADAPAN GUE LAGI!!” teriaknya dengan nada yang terdengar kasar dan ketus. Mukanya terlihat sangat marah seperti aku sudah membunuh salah satu anggota keluarganya.
Akupun hanya bengong dan tak ada pilihan lain tapi keluar dari ruangan ini.
Aku lari sekencang-kencangnya. Membawa plastic beserta isinya bersamaku.
Tangisku akhirnya pecah dibawah hujan yang sedang menangis juga.
Seperti mengerti perasaanku, hujan pun semakin deras dan mengguyur seluruh tubuhku dengan airmatanya.
Aku sudah tidak tahan dengan hidup ini.
KENAPA TUHAN?? KENAPA AKU DILAHIRKAN BEGINI?! AKU KIRA ENGKAU ADIL! TAPI MENGAPA KAU LAKUKAN INI!
Aku merasakan air mataku yang hangat membasahi mukaku yang sangat dingin.
Aku merasa dunia ini sungguh tak adil kepadaku. Aku tidak pernah ingin dilahirkan seperti ini! Bagaimana kalau dia yang diposisi aku sekarang? Apa yang bakal dia rasakan?? heartless creature!
Tak kusangka hujannya berhenti mendadak. Tapi kok aneh ya bisa berhenti sendiri? Tapi masih kedengeran gemercik suara hujan kok.
Aku membuka mataku dan menemukan seorang anak yang kira-kira berumur 1-2 tahun diatasku sedang membawa payung diatas tangannya.
Mukanya mulus dan senyumnya terlihat sangat tulus. Tidak seperti senyum Donny kepadaku selama ini.
Entah mengapa aku merasa sangat nyaman berada didekatnya. Seperti merasa dilindungi olehnya.
“Kamu gapapa dik? Kamu jangan main dibawah hujan dong… nanti sakit lhoo…” katanya sambil tersenyum padaku.
Aku tak mampu menjawabnya. Senyumnya sangat tulus. Aku suka senyum itu. Suka sekali malahan.
“Yuk! Kita berteduh dulu! Nanti kamu sakit! “ Ajaknya sambil menarik tanganku.
Tidak seperti genggaman Donny yang terasa memaksa, genggamannya berasa sangat nyaman di tangan. Dan sangat hangat.
Kamipun menemukan sebuah toko yang tampaknya sudah tutup, jadi kami berteduh didepannya.
“Kamu gapapa dik? Kok terlihat murung gitu? Dimarahin mama papa yaa? “ Katanya sambil memandang mataku.
Akupun tak sanggup membalasnya, jadi aku hanya menggelengkan kepalaku pelan.
“Kamu gamau pulang? Atau mau ke hotel tempat kakak tinggal dulu? Kamu harus ganti baju lho! Nanti sakit gimana??” katanya dengan nada khawatir. Tapi aku bisa merasakan bahwa tidak ada nada paksaan dari dirinya. Seperti mengerti bahwa aku sedang tidak ingin dipaksa.
“Engga usah kak… habis ini aku pulang saja… kakak memangnya asli mana? Kok bisa sampai sini?” kataku dengan muka yang masih menunduk.
“Aduhh adekk… cheer up donkk… jangan murung gitu donkk… kakak punya adik seumuran juga kayak kamu gitu dan dia keras kepala sama seperti kamu! Mau ketemu sama dia gak?? And oh soal itu, kakak sedang berlibur ke Jakarta. Kakak sih asli Surabaya.” Katanya sambil ketawa pelan.
“Enggak ah kak malu… aku mau pulang aja… kakak pulang juga ya!” kataku sambil kucoba untuk tersenyum.
“Kamu lucu deh kayak barbiee… imut-imut…. Yaudah deh tapi ini kamu ambil ini dulu buat ngelap muka and badan kamu yang tadi bekas hujan-hujanan” katanya sambil mengacak-ngacak rambutku dan lalu meraih handuk kecil yang berada di dalam tasnya kecilnya.
Kuraih handuk itu dan melihatnya sejenak.
Handuk itu berukuran sedang dan berwarna putih polos. Tapi di sudut bawahnya ada jahitan berwarna biru yang dibaca ‘Van Caper’, Seperti nama orang Belanda.
“Makasih ya kak… Kakak baik banget deh… aku gatau cara membalas kakak gimana…” kataku sambil tersenyum lebar.
“Kamu bisa membalas kakak dengan cara menjadi anak yang baik dan pintar. Ehh dan satu lagi! Tolong bantu kakak ngerawat handuk favorit kakak yang itu yaa… sekarang kakak harus balik lagi ke hotel… takut dicariin daddy sama adiknya kakak… dahhhh” katanya sambil tersenyum lebar dan melambai kearahku.
Aku masih diam tidak bergerak. Sampai akhirnya dia menghilang dari pandanganku, Aku masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Semuanya berlalu sangat cepat.
Akupun memutuskan untuk pulang saja. Aku memanggil taksi yang sedang lewat dan langsung melaju ke rumahku.
Begitu banyak hal yang terjadi hari ini.
Aku menghempaskan badanku yang masih basah diatas kasur berwarna biruku dan langsung menatap kearah plastic yang berisi surat, boneka dan buku berjudul ‘Solemn Momentum’.
Surat itu kutulis semalaman dan sekarang surat tersebut terlihat sedikit basah dan berantakan, tapi untungnya tidak rusak.
Boneka itu adalah kenang-kenangan terakhir dari mommy yang pergi entah kemana.
Dan buku ‘Solemn Momentum’ itu kudapat dari daddy untuk hadiah ulang tahunku yang ke 5. Buku tersebut merupakan karangan limited edition seorang penulis yang merupakan teman daddy dari Perancis.
Buku tersebut sangat berharga bagiku karena buku tersebut telah mengajarkan berbagai hal-hal penting padaku.
Semua hal yang tadinya ingin kuberikan kepada Donny merupakan barang-barang berhargaku.
Tapi sekarang aku sadar bahwa kata ‘Donny’ bukanlah apa-apa melainkan sebuah nama. Nama yang buruk. Sangat amat buruk.
Akupun menatap langit-langit kamarku dan mencoba menutup mata.
Tapi tidak bisa.
URGHHHH
AKU BENCI ORANG YANG LEBIH TUA DARI AKU! TERUTAMA ORANG YANG BERNAMA DONNY INI!
DAN
DAN…
AKU, DICKY MARTENS, BERJANJI TAK AKAN JATUH CINTA PADA SIAPA-SIAPA LAGI!
akhirnya mereka bertemu kembali moga ntar bersatu deh.