BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Patron Paternalistik

“Hi asl pls”.
“25 170 65 bot”.
“Oh sorry, aku juga Bot juga. bye”.
“............”

Siapa yang pernah mengalami hal serupa? Hal semacam itu lazim ditemui di berbagai chat room seperti Mirc. Label-label semacam Top dan Bot senantiasi mengiasi pertanyaan pertama yang muncul ketika chat dimulai. Kadang, orang yang sudah desperate karena terlalu susah menggebet lekong, mereka mencoba mencari label jalan tengah bernama Versatile. Dalam bahasa inggris kata itu bermakna “serba guna” (emang gedung), bisa jadi Top bisa jadi Bot.

Ternyata label-lebel ini tidak hanya berlaku di ranjang saja, tetapi lebih jauh lagi mempengaruhi bagaimana relasi binan dijalin. Dalam seksualitas label itu sebenarnya belum pernah dibahas secara detail, tetapi jika label-label itu membentuk sebuah pola relasi dimana ada peran di tiap-tiap label maka kita bisa melihat dengan perspektif gender. Gender adalah suatu identitas berdasarkan peran di dalam sebuah struktur, dalam konteks ini adalah pola relasi. Top biasanya diikuti dengan siat-sifat maskulin sedangkan bot lebih kepada hal-hal feminim. Versatile menjadi suatu hal yang ambigu karena dia diantara kedua diantara kedua lebel itu.

Top dan Bottom diikuti dengan ekspresi gender (maskulin dan feminim) yang dalam kacamata binan-binan mainstream harus sesuai dengan jalurnya. Banyak orang yang berpikiran jika seorang Top ngondek, maka hal itu salah besar! Seorang Top harus mengayomi, mengasihi, tegar dan mandiri. Sebagai konsekuensinya seorang Top adalah seseorang yang memiliki kekuatan paling besar dalam pengambilan keputusan di dalam sebuah relasi binan. Tetapi sayang, pola-pola relasi semacam ini sangat riskan menimbulkan sebuah kekerasan dalam berelasi. Ada sebuah tatanan yang membentuk hegemoni yang disertai dengan tuntutan-tuntutan dan konsekuensi. Seorang Top yang merasa menjadi penguasa memberikan konsekuensi bagi bot untuk menurut secara buta.

Tidak pernah ada yang tahu sejak kapan label Tob, Bottom dan Versatile ini ada dan merambah hingga kepada peran masing-masing pada suatu relasi. Secara mudah kita bisa menganalisa bahwa hubungan semacam ini memiliki unsur-unsur paternalistik dimana ada maskulin dam feminim yang menjalankan perannya maisng-masing. Sadarkah sebenarnya binan itu hubungan antara laki-laki dengan laki-laki. Kenapa masih memakai pola paternalistik yang sejauh ini sering kita temukan pada pola heteroseksual (laki-laki dan perempuan)?

Relasi yang sedemikian rupa adalah sebuah relasi yang tidak demokratis dan tidak setara. Menerapkan pola-pola semacam ini di dalam sebuah relasi akan menimbulkan benturan-benturan dan friksi yang berujung pada kekerasan. Bukankah relasi itu dibangun dan dijalin atas dasar cinta? Suatu hubungan saling mengasihi dan memahami antar satu sama lain.

Kepada binan-binan di seluruh alam semesta, kita memang dibesarkan pada sebuah hegemoni kultur paternalistik yang mendarah daging di dalam keseharian kita. Tetapi kita harus sadar bahwa kita ini “spesial”. Masalah Top dan Bottom biarlah itu menjadi urusan ranjang saja. Toh, jika dasar dari sebuah relasi adalah cinta, maka sepantas kita buta akan label itu. Kita tidak lagi melihat Top dan Bottom menjadi suatu penghalang kasat mata untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Gay adalah ketertarikan secara fisik dan emosi (cinta), bukan ketertarikan akan Top dan Bottom.

Comments

Sign In or Register to comment.