"jika frekuensi tak sampai di atap rumahmu, apa kau bisa mengenalku lebih dari diriku sendiri"
"kau percaya takdir?"
"tidak sampai kau jadi tamuku pagi itu"
"sebegitu yakin kah kau saat itu"
"tidak, menurut ku kau bintang yang kurang bersinar"
"siapa sangka?"
"yaa, siapa sangka kau sekarang menjadi bintang di hati ini"
*aku tak sabar ingin membagi kehanyutan cerita 92,4 ini, seperti aku yang terhanyut saat menulis setiap kata-katanya, bukan hanya aku yang ingin segera agar cerita ini muncul, tapi juga dias, ya dias, dia ingin kembali menunjukkan eksistensinya, tapi kami berdua harus rela sabar, sabar hingga bang Ihsan dan kak Nissa menyelesaikan konfliknya dalam medan kasih, aku terlalu bersemangat hingga kusadari dias terlalu lama menunggu, aku terlalu sibuk dengan dunia kerjaku, hingga medan kasih pun terpaksa hibernasi hingga setengah tahun lamanya. . .
aku tahu, dias sedang berdoa malam ini, meminta pada tuhan agar musim wisuda diundur dan oxxo photography agar sepi beberapa bulan ke depan, dan ihdi dapat fokus menata medan kasih kembali, selanjutnya berlanjut ke dalam atmosfer 92,4.
semoga doa dias malam ini tak hanya jadi embun shubuh ini, sebab embun akan menghilang di waktu pagi. . .
Comments
draft 92,4
jadi penasaran .
*gelar tiker*
hmm, tetep mention yah kalau update
by : imt17
(dusta penyendiri)
"masih di kawasan gatot subroto kilo meter lima koma lima, masih bareng aku diyas syahputra yang bakal nemenin kamu dari pukul delapan pagi ini sampai pukul dua belas entar siang, sebagai tembang pembuka aku bakal puterin lagu yang menghentak buat kamu, dari cindy bernadet tittle of bisa gila, tetep stay tune di 92,4 radio pro dua" headphone ku buka, dan button pengencang musik kunaikkan ke level delapan puluh, bang yusuf seniorku bilang 'kalau kamu naikin lebih dari delapan puluh, suaranya ke para pendengar bisa over' jadi aku gak pernah coba-coba buat naikin level lebih dari angka tersebut.
hari ini adalah senin yang melelahkan, senin pagi dengan thema 'newcomers' yang berarti radio kita bakal kehadiran tamu, artis baru yang sedang melakukan promosi singel atau album, mereka biasanya tenang-tenang tanpa harus melakukan persiapan khusus, sementara kami yang sebagai penyiar harus punya PR extra, menghapal materi yang akan di tanyakan, bukan hanya soal album lagu, tapi juga latar belakang mereka sebagai penyanyi, keseharian, bahkan juga soal asmara.
setelah minggu malam aku habiskan untuk siaran acara 'weekend sahabat produa' paginya aku juga harus stay di studio untuk siaran pagi, siaran pagi ini penampilanku terlihat seperti mayat hidup, dengan dua kantung mata yang menggelap, dan dengan durasi menitan aku pasti 'menguap' selebar-lebar mungkin, untuk mengusir rasa kantuk ku, mungkin sudah sepuluh cup kopi tubruk ku habiskan, aku yakin kalau kopi bisa membuat sakau, aku sudah depresi sekarang,
lagu cindy sudah setengah jalan, pintu studio di ketuk, seorang remaja masuk dengan sedikit sungkan, dia bersama teman, wanita paruh baya dengan porsi tubuh yang boros, langsung menghampiriku dengan uluran tangan, berkenalan.
"aku marshal, dan ini asisten aku namanya lidya. . ." sepertinya ada yang ingin dia ucapkan lagi, tapi dia putuskan untuk berhenti di nama asistennya, setelah berkenalan remaja itu mempersembahkan senyum yang menawan, seperti terlatih melakukannya.
"aku diyas, silahkan, langsung kedalam mbak, mas" setelah memperkenalkan diri ku persilakan mereka ke ruangan suara, di tempat khusus tamu, ku hidup kan microphone table, dan mempersilahkan mereka memakai headphone, "setelah lagu ini, kita langsung on air ya mas" mereka berbarengan mengangguk.
lagu dengan lirik yang menggoda sudah finish, tapi intro beat masih ku pakai untuk jadi backsound obrolan kami pagi ini,
"hai hai hai, cindy bernadet sudah mengguncang pagi kita sahabat produa, beat lagu dengan lirik yang ngajak-ngajak gimana gitu, diliris pada tahun 2002, dengan teman featuring duile yang udah nyabet banyak penghargaan mulai dari dalam negri sampe luar, mereka juga pernah diundang ke los angles lho buat jadi opening konser tunggalnya mario stepley, keren khan? keren dong" sedikit tarikan nafas aku perlukan untuk mengisi paru-paru yang kosong karna berbicara satu nafas dengan tempo cepat "okeh lanjut ke program selanjutnya, sahabat produa tentu tau dong ini hari apa? yaaaa senin pagi, thats mean kita kehadiran tamu....(aku teriak-sekalian dongkrak mataku supaya tidak ngantuk) "siapa dia?, okey marshal and lidya lets say hi buat pendengar"
"haayy" hampir bersamaan, efek tepuk tangan ku tambahkan agar suasana di studio terdengar seperti banyak orang,
"aku manggil marshal aja ya biar akrab hehe, sepertinya kita masih seumuran" sedikit basa-basi itu penting, selain mencairkan suasana, pendengar juga akan menganggap aku yaa terlihat ramah lah, marshal memperbolehkan, dengan jawaban "ya" pendek dan sedikit anggukan.
pria pemalu rupanya, kami terpisah diantara dua ruangan tapi masih bisa melihat satu sama lain karena pembatas antara ruang tamu dan studio on air terbuat dari kaca bening, mbak lidya mengacungkan jari dan menunjukkan ke arah kepalanya, sigap ku check tombol controle, headphone asisten si artis lupa ku hidupkan, setelah on, jempol lidya mengacung, aku tersenyum membalas kode tanpa suara tersebut, "baik lah marshal, siap buat buka-bukaan? " ku lihat ekspresi santainya dengan senyum malu-malu, tapi belakangan aku merasa senyum lugu itu seperti dibuat-buat, seperti artis yang lihai menyembunyikan ekspresi, banyak artis melakukannya, dan aku bisa melihat marshal juga melakukannya
"jangan di buka semua ya, aku malu" jawabnya yang tak terduga, jika pendengar bisa melihat tangannya yang menutup kedua dadanya seolah ada seseorang yang ingin menjamahnya, aku yakin pendengar akan ikut tertawa bersamaku sekarang, asistennya yang bernama lidya memerah, dan aku belum berhenti tertawa.
"pendengar sahabat pro dua yang ada dirumah, mau tau apa yang dilakukan marshal disini?" lidya melambaikan tangannya agar jangan memberitahukan kepada para pendengar, dengan cepat aku meralat pernyataan " sebaiknya jangan, karna kita bakal langsung tanya-tanya sang artis newcomers kita tentang semua perjalanannya hingga sampai" aku melirik note yang sudah kusediakan, ternyata dia sudah punya album sebelumnya, sepertinya dia artis yang kurang terkenal hihi aku tersenyum geli dalam hati dengan dialog remeh ku "di album kedua ini, pertanyaannya buat marshal dulu ya, apa yang kamu garap di album kedua ini, dan kenapa judul albumnya" ku lirik lagi kertas kecil yang menempel di lcd screen ngantuk ini buat aku kurang mengingat materi "bertittle lonely?" senyum itu lagi, marshal memperbaiki tempat duduknya, berdehem, dan membuka suara
"mungkin sahabat pro dua sebagian ada yang tau, dan masih banyak yang belum tau, aku pernah bikin album pertama dengan judul alone" aku juga belum tau sich "hampir sama di album pertama. thema musik ku slow pop dengan konsep cinta, semuanya lagu broken heart mas diyas, galau-galau gimana gitu" senyum lagi
"kamu tau pasar ya marshal, anak-anak jaman sekarang tu lagi demam galau, apa karna tuntutan pasar atau memang pribadi kamu yang sedikit melow? yang bikin thema ini kamu pilih?" nyerempet sedikitlah, biar sama-sama gak kaku gini
"dasarnya aku memang seneng ama musik slow, dan suka lirik-lirik gombal yang menyayat, yaa menejemen ku juga ngebaca pasar katanya album dengan thema seperti ini bakal laris manis, dan terjadilah proses rekaman dengan album alone dan lonely ini" aku lirik kertas lagi
"eh shal, sebelum ngebahas tentang album kamu yang sekarang, boleh dong di jelasin tentang penjualan album pertama dan respon masyarakat tentang album alone kemarin, supaya sahabat pro dua yang masih nanyak-nanya siapa sich marshal, langsung ngeh gitu"
"responnya lumayan mas, hehe" cengengesannya seksi, jujur tu "kalau gak, gak mungkin aku bisa garap album kedua ini kan? oya album ini seperti bersambung, jadi album pertama tiap lagunya seperti episode film, dan album kedua ini seperti season keduanya mas, mas belum denger ya lagunya?" anjriiiit dia langsung nembak kesitu, jujurnya sich belum, tapi gak mungkin ngaku, malu sama pendengar dong ya,
"udah kok, lagu kamu juga sering kita putar di list pendatang baru" dari pada repot jelasinnya mending cari pengalihan "sorry ni shal, kita cut dulu obrolan bareng marshal artis newcomers kita, karna aku bakal ngundang para pendengar di line telpon kita di 081xxxxxxxxx, dan di line sms di 081xxxxxxxxx, buat nanyain marshal tentang apapun, apapun benerkan shal?" marshal mengangguk
"asal jangan asmara aja, aku malu" malu, malu, dasar. ekspresinya tidak terlihat seperti orang yang sedang malu
"ya i see, kamu pemalu banget hehe. . ." sambil nunjuk ke marshal lewat kaca pembatas, dia tertawa lepas "sebelum line telpon dan sms aku buka, sebagai tembang kedua, aku bakal puterin lagu dari newcomers kita" untung saja album keduanya di anter bang yusuf sebelum aku tutup siaran tadi malam "best singel katanya nich, jiwa yang pergi by marshal lotamelu, tetep stay tune di 92,4 pro dua fm" klik play, musik jalan, tuas volume ke delapan puluh, ketiga headphone off, musik mengalun di penjuru ruang studio.
@lulu_75 @kristal_air @andi_andee @tsuki_yagami28 @4ndh0 @4ndh0 @the_angel_of_hell
Makasih udah mention,
keep mention TS. thank's..