BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Ada Cerita Cinta Di Asrama

sebelumnya ini bukan karya AKU. Saya cuma sekedar posting aja sekalian share cerpen ini.


Episode 1Udara kota Bandar Lampung pagi ini terasa lebih dingin dari biasanya, maklum saja mulai dini hari tadi hujan dan baru berhenti jam 6.15 pagi. Meski sudah pake jaket tetap saja udara yang dingin bikin tubuh menggigil. Seandainya hari ini nggak ada kuis mungkin aku lebih memilih tetap dalam selimut di atas tempat tidur yang empuk, hehe.Ricko! Semangat! Sip.Namanya juga perjuangan menuntut ilmu, semogaaja niat belum berubah, zaman sekarang yang dicari ijazah, bukan ilmu, meski tidak semuanya begitu. Aku harus masuk kelas dan menjawab kuisdengan benar, banyak yang aku pertaruhkan. Kalau sampe nilai jelek lagi hari ini, pupus sudah harapan ambil konsentrasi hukum tata negara, hemm sudah dosenya jutek, pelit juga sama nilai. Kuis minggu lalu cuma beda dikit udah dicoret semua, menurutku cuma dikit bedanya, pertanyaan tentang lembaga mana yang berwenang mengawasi hakim, dengan sangat percaya diri aku jawab Komisi Yudisial, ternyata jawaban yang benar Mahkamah Agung, Bu Yenita,dosen yang mengampuh mata kuliah itu hanya tersenyum sinis melihat jawabanku. sangat ironi memang, pertanyaan yang tidak butuh nalar dan penjelasan, hanya menyebutkan nama lembaganya saja justru aku salah menjawabnya."kalau Komisi Yudisial wewenangnya mengawasiperilaku hakim yang berkaitan dengan etik. Secaraumum yang punya wewenang mengawasi para hakim adalah Mahkamah Agung." Jelas Bu Yenita di depan kelas, ya seperti penjelasan pada umumnya, hanya saja ketika menjelaskan matanya tertuju pada muka ku, hemm sindiran terbuka yang lumayan memalukan. Kan cuma sedikit aja bedanya, meskipun secara substantif akan sangat berbeda, hehehehe.Motor matik yang yang aku kendarai di tengah dinginnya udara melaju lumayan cukup cepat, mengingat jalan agak lengang, biasanya butuh waktu setengah jam dari rumah menuju kampus, itupun bila tidak banyak angkot yang berhenti semaunya. Tidak terasa sudah sampe simpang jalan Way Halim, meski jalanan masih sepi dan basah trafic light tetap normal seperti biasanya, beberapa kendaraan yang melintas trfic light kelihatannya tidak terlalu memperdulikan warna lampu apa yang menyala, semua terobos saja, tentu aku tidak ikut-ikutan, sebagai mahasiswa fakultas hukum sepertinya kurang pas saja menerobos pada saat lampu merah menyala, selain itu aku tidak terburu-buru juga. Beberapa puluh meter di depan, kampus Universitas Bandar Lampung tampak menjulang tinggi dan bersih, karena baru mandi semalaman. Tapi bukan kampus itu tujuanku, masih lumayan tiga kiloan lagi.Jalan ini lumayan sepi meskipun jalan utama kota,bikin tambah nyaman ngegas motor kesayangan ku ini. Butuh beberapa menit, akhirnya sampe jugadi kampusku yang tepat bersebelahan dengan terminal Rajabasa. Ya, mungkin sudah banyak yang mendengar nama terminal itu. Hampir pasti semua yang mengunjungi pulau Sumatera melaluijalur darat akan melintas di terminal Rajabasa. Konon terminal Rajabasa adalah terminal paling angker dan ditakuti. Meskipun menurutku sih biasa-biasa saja. Jadi ingat waktu masih SMA di semarang dulu, ada temanku dari Bali menceritakan angkernya terminal Rajabasa, menurut ceritanya semua preman terkemuka kumpul di terminal itu, aku hanya tertawa saja mendengarnya. hemm.Gerbang Universitas Lampung agak masuk beberapa ratus meter dari jalan utama, jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Gedung Fakultas MIPA akan menyambut setiap mahasiswa yang baru datang, maklum letaknya paling depan. Tapi aku bukan anak MIPA, aku anak Hukum, yang berkutatdengan undang-undang dan aturan-aturan, yang kadang bikin bingung sangking banyaknya. Tapi bukan berarti mahasiswa hukum nggak ada yang melanggar aturan, menurutku melanggar aturan adalah tabiat manusia. Sifatnya personal, dan tidak ada korelasinya sama bidang yang dipelajarinya, buktinya banyak juga yang tersandung kasus korupsi padahal di belakang namanya tercantum gelar Sarjana Hukum.Kuparkirkan motor di parkiran, letaknya persis di samping gedung C. Pagi ini kampus sudah lumayan rame, motor dan mobil bergantian melewati jalanan dalam kampus yang rindang, dengan banyak pepohonan yang menjaga suhu udara tetap sejuk. Kalau siang hari dengan udara yang terik dan panas, pohon-pohon ini adalah tempat yang paling nyaman untuk berteduh, tapi kalau pagi hari habis hujan begini, justru pohon-pohon ini membuat udara semakin dingin saja.“Udah siap kuis rick” sapa cowok yang memarkirkan motornya beberapa meter dari tempatku, Ardi namanya. Teman satu kelas, sama-sama semester 3.“Oh, kamu di. Hemmm, siap banget sih enggak, tapi dibilang belum siap juga nggak. so, pede aja” jawabku sambil tersenyum, aku tidak terlalu akrabdengan Ardi, hanya saling menyapa ala kadarnya saja.“Hahahaha, gaya lu. Dari dulu galau. Kapan ada jawaban yang pasti. Kasian si Nike nunggu-nunggu tuh.” komentar Ardi dengan sedikit tertawa sinis.“Apa kaitannya Nike sama galau” tanyaku penasaran.“Yaelah ni anak, gak usah pura-pura lah. Lu samaNike kan udah deket, dari Ospek kalau gak salah. Sekarang udah setahun lebih, status Nike belum jelas tuh. Kasian cewek jangan digantung. Kalau lu suka sama dia, tembak aja bro, kelihatannya sinyal dari Nike sudah jelas, pasti diterima.” saran Ardi, tapi menurutku itu mirip pemaksaan, huft!Anak ini agak aneh, masih pagi sudah ngomongin yang berat dan serius, lagian ngapain dia ngurus urusanku, itukan masalah pribadi. Jangan-jangan dia yang suka sama Nike? Dasar.“Hemmmmm.... emang kenapa? apa kamu juga suka sama Nike, kok nyuruh aku ngasih kepastian? kamu nggak ngantrikan di belakangku?” aku balik bertanya sambil bercanda.“Gak lah. Diakan udah jadi gebetan lu. Gue bukan pagar yang makan tanaman bro, gue cuma mo ngasih tau aja, kalau lu suka sama dia lu ungkapinaja, biar semuanya pasti, gak ada yang digantung.cuma itu aja. Gue duluan ya.” kilah Ardi menutup pembicaraan dengan terburu-buru, padahal aku belum sempat mengulik motifnya bicara begitu, terserahlah.Yang pasti mukanya sedikit berubah setelah menjawab pertanyaanku tadi. Lagian ngapain jugadia pake minta aku ngasih kepastian sama Nike, pake nyuruh-nyuruh lagi. Ardi kan bukan ayahku, cuma sekedar teman sekelas. Dia juga bukan teman akrab Nike, ya aku tahu lah siapa-siapa ajateman dekat Nike. Akukan orang yang paling dekat sama Nike. Tapi memang kalau dipikir-pikir Ardi memang sering sok akrab sama Nike, atau memang dia suka sama Nike? Makanya dia minta aku ngasih kepastian. Tapi kan kalau dia suka sama Nike, dia bisa langsung sampaikan aja ke orangnya. Kenapa mesti melibatkanku? Apa Nike menolaknya? Atau Nike masih nunggu kepastian dariku? kelihatannya si Ardi ini yang merasa digantung sama Nike, bisa saja Nike masih nunggu aku nembak dia.Hahahaha, pede amat. Nike adalah gadis cantik, smart dan kaya. Dengan penampilan fisik yang memang sudah cantik, ditambah lagi tajir, tentu tambah menunjang penampilannya. Selain itu dia cewek yang cerdas, hampir semua nilainya A, meski ada juga sih yang dapet B. Tapi dari caranya bicara ketika diskusi, sudah membuktikandia cewek yang smart. Modal utama kuliah di hukum memang itu, harus pandai bicara dan mengolah otak agar yang disampaikan berbobot, sistematis dan logis, meskipun sebagian ada juga yang beranggapan justru itu nggak penting. Aku sendiri berpendapat pengetahuan itu tidak sebatashafalan saja, tetapi harus mampu mengaplikasikanya, berbicara merupakan salah satu hal yang penting dalam mengaplikasikan pengetahuan, terutama tentang hukum. Bisa aku bayangkan seorang jaksa atau pengacara tidak pede berbicara, jadi waktu sidang gimana jadinya?susah menilainya,,,, tapi sepertinya nggak pas sajabagi mahasiswa hukum nggak pede bicara.Nike yang cantik, memang idola. Dengan reputasinya itu Nike adalah idola kampus, bukan sekedar idola kelas ku saja, tapi kenapa aku tidak punya perasaan spesial sama Nike? Apakah karena dia bukan tipeku? Kok malah mikirin Nike, seharusnya aku fokus dengan kuis yang sudah ada di depan mata. ini gara-gara Ardi nih, ngilangin konsentrasiku saja.“Ricko!” panggil salah seorang cewek berambut keriting. Apa yang bikin anak ini lari-lari dari tangga buru-buru begitu, pake teriak-teriak pula, tanpa teriak juga suaranya sudah bisa terdengar kok.“Oh, h

Comments

Sign In or Register to comment.