WHO KNOWS? SIAPA TAU?
Create by : Hamka
Instagram :
@ad_hamka
“Krriing...krinnggg!” suara jam wekerku memecah suasana pagi itu, kulihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB, akupun langsung bergegas mandi dan pergi kekantor seperti biasanya, aku sudah 6 bulan mendapatkan tugas dinas di Medan, aku sendiri orang Aceh yang bekerja disalah satu bank, jauh dari keluarga adalah salah satu tantangan yang harus aku jalani karena ini adalah salah satu ketentuan dari perusahaan dan sebelum bekerja pun aku sudah mengetahui konsekuensinya. Namaku Haikal Pranata, usiaku sekarang 21 tahun, usia yang masih terbilang muda tetapi aku sangat bersyukur karena bisa diterima bekerja, ini semua karena kerja kerasku selama ini didalam belajar, aku bukan tipikal anak yang brutal semasa aku sekolah dan aku menikmati hasilnya sekarang. Aku bisa membantu orang tuaku untuk menyekolahkan adik-adikku, sekedar informasi aku mempunyai 2 adik laki-laki dan 1 adik perempuan dan mereka masih bersekolah. Terkadang aku kembali ke Aceh untuk sekedar mengobati rindu terhadap keluarga, tapi, itu semakin jarang aku lakukan karena kesibukan pekerjaan dan keluargaku terutama Ibuku dapat memahami hal itu. Sedih rasanya, terkadang aku teringat akan Ibuku yang bekerja sebagai Pegawai Negri dengan gaji yang terbilang sedikit untuk saat ini, maka dari itu aku memberikan modal untuknya membuka usaha sampingan demi memenuhi kehidupan sehari-hari.
“Huuuh.. Apa kabar bang Herman!” sapaku sesampainya dikantor dan menyapa salah satu rekan kerjaku yang sudah terbilang senior, tetapi, aku tidak bertingkah layakya junior kepadanya karena dia bukan tipikal orang yang gila hormat dan jaim, dia pernah mengatakan bahwa aku harus menganggap dia seperti abang sendiri atau at least seperti teman, jangan terlalu tegang, hihi. “Baik lah, kayak biasanya, tumben kamu agak telat datangnya, habis nge-date yang semalam? Haha “ katanya sembari tertawa lepas.
“Hhhus, jangan lebar-lebar ketawanya, ntar masuk gajah! Ya nggak lah bang, namanya juga capek kerja, sekali-kali agak telat kan nggak apa, hahaa...” kataku membalas statement nya.
“Haha, berarti bener semalam nge-date? Sama abang sendiri nggak mau cerita pacarnya siapa..”
“Hmm, menurut abang? Aku masih mau fokus kerja bang, masalah pacaran itu ntar aja deh...” kataku sedikit polos, padahal aku muak juga dengan kesendirian ini, hiks. Akupun berlalu meninggalkannya sendiri dan masuk keruang kerjaku, kulihat banyak sekali tumpukkan kertas yang harus diselesaikan, yah, begitulah semestinya, hihi..
Disela-sela membaca berkas-berkas handphoneku berdering dan sepertinya invite BBM baru dan aku langsung check dan confirm, dan terjadilah percakapan singkat di BBM.....
“Hi !” sapanya dengan nama akun Farhan Airlangga.
“Hi too..” balasku.
“By the way, tinggal di Aceh ya?”
“Iya, tapi, aku dapat tugas dinas di Medan, ini udah 6 bulan disini..”
“Oh, Medan dimananya?”
“Didaerah perumahan jalan Putri Hijau, aku tinggal dirumah dinas.”
“Hmm, by the way, kamu kerja apa?”
“Aku pegawai bank. Abang kok dapat pin aku?”
“Iya, kamu ada share di Boyzforum kan PIN BB mu? oh ya, kok panggil abang? Usiamu berapa?”
“Oh ya, aku lupa, hehe... Aku 21 tahun, abang?”
“Oh, abang 23 tahun, panggil nama aja deh..”
“Nggak usah, aku udah biasa manggil yang lebih tua dengan kata ‘abang’”
“Kapan ada waktu kosong?”
“Kenapa? Mau ketemuan? Hehe, Minggu kosong bang.”
“Hmm, kalau begitu minta nomormu ya..”
“Iya 082362237136. Ntar SMS aja ya..”
“Oke, lagi kerja ya?”
“Iya..”
“Oh, lanjutkan ^^”
Begitulah kira-kira percakapan yang terjadi, aku sudah biasa begini, aku cenderung open minded dan menerima siapapun yang mau berteman denganku asalkan mereka baik dan bisa menerimaku apa adanya. Dan aku sudah bisa menebak pasti dia gay, laki-laki mana yang mau mengajak bertemu dengan laki-laki lainnya tanpa ada event penting kalau bukan gay? Hahha, dan ini bukan kali pertama, tapi, aku bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta, aku hanya ingin menambah teman dan mungkin jaringan gay(?) LOL. Terkadang aku berpikir kenapa semakin menjamurnya gay didunia ini, tapi, entahlah, karena aku sendiri gay dan aku sudah merasakan hal ini sejak SMP kelas 2, tetapi, aku tidak mengetahui gejolak apa yang sebenarnya ada didalam diriku dan ketika dikelas 2 SMK lah aku baru menyadari bahwa aku adalah seorang gay. So far, aku bisa menutupi ini semua dari orang-orang disekitarku termasuk keluargaku, especially my mom. Karena Ibuku bisa saja berubah seperti monster kalau tau anak yang dibangga-banggakannya selama ini adalah seorang gay, betapa hancur hati dan perasaannya, maka dari itu aku menutupinya semaksimal mungkin dan menyatakan bahwa pepatah “Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga” adalah pepatah konyol yang hanya berupa gurauan yang tidak akan pernah ada, dan itu aku ingat dengan keras diotakku efek dari rasa takut yang luar biasa, bukan terkesan berlebihan, tapi, begitulah adanya.
Aku berpikir menjadi seorang gay bukanlah suatu kesalahan yang harus disesali, tapi, ini hanyalah suatu bagian dari lembaran hidup kita yang harus kita jalani dan lewati sepenuhnya, jangan pernah mengutuk diri sendiri apalagi Tuhan, karena inilah kita, bukan yang lainnya ^^.
Farhan semakin sering menghubungiku akhir-akhir ini, walaupun aku katakan bahwa hari Minggu kami dapat bertemu, tapi, dia seolah-olah gatal untuk berinteraksi denganku, berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, kelihatan sekali mereka hanya ingin memanfaatkanku dan mempermainkanku dan hanya ingin menembus tujuan mereka, dan tujuan mereka terlalu menjijikan bagiku, aku sangat tidak menyukai orang yang datang hanya untuk seks dan sebagainya, betapa rendahnya diriku? Apa mereka pikir aku ini dagangan? Bukannya aku sombong atau merasa terlalu ganteng dan sebagainya, tapi, aku ingin menjalani cinta sesama jenis ini dari cinta dan perasaan bukan hanya sekedar nafsu sesaat. Pernah aku bertemu dengan salah satu pria yang good looking menurutku, awalnya dia mengajakku makan dan jalan-jalan sekitar daerah Medan lalu aku mengatakan bahwa aku sangat lelah, dan akhirnya aku dan dia kerumah dinasku dan dia secara frontal ingin melakukan hal itu denganku, aku jelas menolaknya, itu hanyalah nafsu sesaat bukan karena cinta dan aku tidak mau hal yang sama terjadi. 3 dari 5 orang yang pernah bertemu denganku melakukan hal yang sama, dan perlakuanku juga sama, aku hanya mengantisipasi hal itu, terserah mau mengatakanku sombong atau apalah, who knows?
Tidak terasa sudah hari Minggu lagi, sesuai janjiku dengan Farhan sebelumnya, aku memutuskan untuk pergi ke Doorsmeer dekat rumah untuk cleaning up mobilku, sudah seminggu tidak di cleaning up mobilku tampak seperti mobil pengangkut sampah, ini efek dari cuaca yang sering hujan, panas, hujan, panas, tidak hanya manusia yang labil tapi cuaca juga ikut-ikutan labil. Setelah itu aku pergi kerumah makan bernuansa etnik nusantara yang memang kelihatan sangat tradisional, terdapat saung-saung yang mengelilingi kolam ikan yang ukurannya lumayan besar sungguh menyegarkan mata pantas saja banyak yang mengunjungi rumah makan ini mengajak keluarga mereka untuk berkumpul bersama, sejenak aku tertengun melihat keluarga yang tampaknya sedang makan bersama disalah satu saung, tampak dari raut wajah mereka kelihatan sangat bahagia, ini berbanding terbalik denganku, aku jauh dari keluargaku saat ini, ingin rasanya berkumpul kembali setelah sebulan tidak berkumpul dengan mereka, ayahku sudah meninggal 2 tahun yang lalu, aku tidak terlalu dekat dengan beliau, karena dia bukanlah pribadi yang menyenangkan, sifatnya yang tempramental terkadang membuatku jengah, dan Ibuku lah yang berperan seperti malaikat pelindung bagiku, dan syukurnya Tuhan masih memberikannya kesehatan dan umur yang panjang, aku sangat bersyukur karena hal ini, terima kasih Tuhan atas anugerah yang Kau berikan, dia pemberian terindahMu.
“Hey, ini Haikal bukan?” sapa seseorang yang tiba-tiba memukul pelan bahuku dan membuyarkan lamunanku sejak tadi, entah semerah apa pipiku saat ini, aku sangat malu, hehhe..”Eh, iya, ini bang Farhan ya?” tanyaku sembari menjabat tangannya yang berbulu cukup lebat, yah, hampir sama lah denganku, hehe.. Tingginya sekitar 170 cm dan berkulit
Comments
penampilannya rapi, dan tampak dari wajahnya ada kumis dan janggut yang tercukur rapi pula, dan aku juga suka dengan cara ia tersenyum, itu kelihatan sangat manis, hehhe.. Aku persilahkan dia duduk dan ia memulai pembicaraan saat itu, “Kamu udah nunggu lama? Maaf ya buat kamu nunggu.” Katanya, “Hm, nggak apa kok, aku baru-baru aja sampai, nyantai aja bang..” kataku sambil tersenyum pastinya memasang senyumku yang termanis, hihi ^,^ , sifatnya sopan sekali, berbeda dengan orang-orang yang kutemui sebelumnya, tapi, ah.. mungkin dia cuma modus aja. Who knows?
“By the way, mau pesan apa? Biar aku yang bayar..” kataku.
“Ah, nggak usah biar aku aja yang bayar...” katanya menolak.
“Nggak apa, ini hadiah pertemanan kita, heheh... Mbak, aku pesan ikan asam manis ya, tapi jangan pake udang, sama jus jeruk, kalau abang?”
“Sama aja kayak kamu...”
“Oh okay.”
“Kenapa nggak pake udang?”
“Aku alergi udang, hehe...”
“Ah, masa? Sama kayak aku dong, aku juga, bisa gatal-gatal kalau makan udang..” katanya tampak ekspresif.
“Hehe, sama lah...”
Percakapan terus berlanjut sepanjang kami menghabiskan makanan kami saat itu, dan aku mengetahui beberapa informasi mengenai dia, cek ileeh.. Iya, beginilah cara aku PDKT, I just take it slow but sure ^^. Ternyata dia bekerja sebagai Staf Officer disalah satu perusahaan BUMN dan belum berkeluarga, dan rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah dinasku dia juga mengatakan bahwa dia sering melihatku sebelumnya tapi tidak menyadari bahwa aku sebenarnya seorang gay, dia baru mengetahui akan hal itu setelah postinganku 2 minggu lalu di website Boyzforum, haha, takdir nggak tuh? Eits, still keep it safe, mana tau itu cuma modus. Who knows? ^^
Setelah acara makan-makan dia bilang dia ingin melihat rumah dinasku, of course I let him go with me, yah, aku pikir daripada suntuk dirumah dinas nggak ada teman ngobrol. Sesampainya disana aku mempersilahkannya masuk dan memberikan beberapa cemilan yang ada dikulkasku termasuk minuman bersoda kesukaanku. Hari itu entah kenapa rasanya aku senang sekali, kepribadiannya yang sopan dan senyumnya yang manis itu sungguh menggugah jiwa, aku tidak pernah merasa begini sebelumnya, oh Tuhan! . Kunyalakan TV LCD diruanganku dan menonton film dengannya, dan disela-sela kami menonton dia bernyanyi sepenggal lirik lagu yang sangat aku sukai, “Bagiku kau segalanya, tak berubah..” lantunan nada itu terdengar jelas ditelingaku karena posisi kami menonton TV cukup dekat dan kami berbaring diatas kasur berdua, terdengar suaranya merdu juga menurutku, dan akhirnya aku minta request dengannya, hihi.. “Eh itu lagunya Gilang Dirga kan? Nyanyikan lagi dong, aku pengen dengan suaranya, bagus...” kataku.
“Haha, nggak ah, abang malu, nyesal tadi nyanyi...” katanya menolak.
“Ah, kalau nggak balikin uang aku pas makan tadi?” kataku pura-pura marah nggak jelas.
“Haha, berarti adek nggak ikhlas tadi ya bayarnya? Yaudah ini abang balikin uangnya...” katanya.
“Isssh, nggak peka, aku bukan minta uangnya balik, tapi, itu berarti request aku harus dipenuhi..” kataku seperti anak kecil, sometimes aku berpikir diusiaku yang sekarang aku cenderung suka childish kalau sama orang yang aku suka, apa aku bakal manja ya sama dia? Who knows?
“Hmm, iya deh, dengerin ya, atau tutup telinga lebih baik, hehhe....” katanya
“Aneh, udah cepet !” kataku.
“Bagiku kau segalanya, tak berubah kuingin kau merasakan, kuhanya inginkan, hanya rindukan,tak akan pernah berpisah...”
Aku hanya GR atau gimana ya? Kok dia bawain lagu itu kayak menghayati banget? Hahha, sumpah suaranya bagus banget, ah, jadi sedikit melting nih kayaknya, hahha...
“Hmmm...” kataku.
“Kenapa? Kan udah abang bilang, tutup telinganya, bandel sih...” katanya
“Bagus kok, kelihatan menghayati, kayaknya pengalaman ya....hehhe...” kataku.
“Nggak ah, abang nggak pernah pacaran sampai sekarang, masih single. Kalau kamu?” tanyanya.
“Hmm, sama masih single juga ^^.” Jawabku sekenanya.
“Hmm, aku mau bilang sesuatu sama kamu, kamu udah tau kan aku yang sebenarnya?” katanya memulai pembicaraan yang sedikit serius, entah kenapa rasanya jantungku mau copot dan otakku serasa berdenyut, entahlah..
“Iya, aku tau kok. Terus?” tanyaku.
“Ya, mau nggak jadi bf-ku?”
“Hah? Yakin? Jangan sampai salah pilih loh, hehe” kataku, padahal sebenarnya aku mau sekali menerimanya sebagai bagian dari hidupku, tapi, aku hanya ingin menguji.
“Aku serius, dari pertama sekali aku lihat kamu dan kita belum kenal, aku udah suka sama kamu dan kepribadianmu..” katanya tampak tulus.
“Jujur, aku juga suka dengan kepribadianmu, dan sebelumnya aku udah sering ketemu dengan orang-orang seperti kita, tapi, baru kali ini terasa berbeda, dan aku pikir aku sudah menemukannya...” kataku sedikit membayang perkataanku agar ia sedikit berpikir maksudnya.
“Iya, lalu? Mau kan jadi bf ku?”
“Hm, coba tutup matamu..”
“Untuk apa?”
“Udah lakukan aja, jangan banyak tanya...”
Lalu dia memejamkan matanya dan....
Chu!!~
Kecupan hangat mendarat dipermukaan bibirnya, tampak Farhan sangat bingung dengan apa yang baru saja aku lakukan, lantas dia bertanya.
“Kamu cium aku? Itu berarti kita pacaran?” tanyanya dengan mata yang berbinar.
“Iya, hehhe...” kataku sambil tersenyum.
Lantas dia memelukku dan menciumku sekali lagi dia menggelitiki badanku dan itu terasa geli sekali, aku tertawa lepas karenanya, itulah namanya cinta ! seseorang yang dapat mengubah harimu lebih berharga dan berwarna, bukan hanya numpang seks doang ! Kelanjutannya, WHO KNOWS? ^^
keren, tapi nanggung,
panggil didi @3ll0 lah sama koko nya @tsunami ^^ ah boleh gak juga panggil kak @cute_inuyasha
menarik ceritanya.
haha jd gimana? bakal jadi cerbung kah? di tunggu yah, nitip mention ts
peluk didi @3ll0 hahaha, gak ada yg cemburu kan
@Tsunami nggak bang, ini fiktif.
“Hahaha, geli.. Jangan disundul-sundul gitu perutku pake rambut, hahaha...” kataku dengan sangat geli, karena Farhan menggelitiku sampai aku tertawa tak tertahankan, kasur yang sebelumnya tertata rapi tampak seperti kapal sehabis ditawan dan dilempari bom(?), akhirnya dia selesai juga menggelitikiku dan terdiam sesaat tampak seperti berpikir tentang sesuatu. “Kamu mikir apa ha?” kataku,
“Kamu ada karet gelang nggak?” tanyanya..
“Mana ada, tuh diwarung seberang sana ada pasti, warung makanan itu..” kataku.
“Oh yang itu, aku keluar bentar ya...” katanya sembari menggunakan sendal lalu keluar.
“Hh? Kenapa dia?” tanyaku dalam hati, merasa sedikit aneh..
Tidak lama kemudian dia kembali dan tampak membawa cukup banyak karet gelang ditangannya.
“Untuk apa?” tanyaku penasaran.
“Aku ada permainan, rulenya kalau kamu nggak bisa jawab pertanyaan maka hukumannya rambut kamu harus diikat pake karet ini begitu seterusnya, tapi, kalau jawaban kamu benar kamu boleh minta permintaan apapun itu ke aku begitu pula sebaliknya...” katanya sambil tersenyum.
“Ooh, pantes kamu sampai seserius itu cari karet gelang, aku pikir kamu mau jualan nasi bungkus alias alih profesi, hahha” kataku tertawa.
“Yaudah kita mulai ya game nya....” kata Farhan.
“Game apa nih? PS ya?” kataku polos.
“Haha, bukan PS, tapi, main kuda-kudaan...” katanya.
“Apaan sih, hmmm...” kataku.
Akhirnya kami memulai permainan itu diatas kasur, tapi, sebelumnya aku mengganti celana jeans ku dengan celana pendek, karena aku pikir terasa panas walaupun AC sudah dinyalakan, dan Farhan juga begitu dia menggunakan celana pendekku, aku bilang supaya lebih santai, hhehe...
“Aku ya yang mulai duluan, atau kita kocok nomor dulu? Hehhe..” katanya.
“Haha, dikira mau arisan apa! Kamu duluan aja..” kataku.
“Haha, okay, apa kepanjangan ACK?”
“Hah? Singkatan apa itu? Aku nggak pernah dengar, nggak tau !” kataku dengan muka heran.
“Okay, berarti kamu nyerah dan aku bebas minta yang aku mau , hehheh..” katanya tampak senang.
“Hmm, iya deh, tapi, jangan yang mahal-mahal ya... hihi...Emang jawabannya apa?” kataku.
“Aku Cinta Kamu, itu dia kepanjangannya, nggak kepikiran kan?” katanya
“Wiiih, curang ! itu mah singkatan mau nya kamu aja... huuhh...” kataku kesal.
“Yaa, kan nggak ada aturannya kan? Suka-suka aku dong...” katanya nyolot.
“Hmm, yaudah mau minta apa?” tanyaku.
“Hmm...” katanya sambil tutup mata, sumpah mukanya lucu banget, kayak doraemon! Haha
“Hahaha, iya tunggu ya...” kataku sambil mencium pipinya, aku tau dia kecewa, hahha...
“Yah, kok dipipi sih? Ahh, nggak seru..” katanya sambil mendorong tubuhku hingga posisi kami sekarang dia diatas tubuhku tampak menindih tapi ada jarak, mirip seperti Farhan dengan posisi push up dan dia langsung mencium bibirku seperti waktu itu, terasa panas sekali rasanya ruangan itu, hhhh... lalu ia melepaskan ciuman itu lalu tersenyum agak sedikit porno(?) hahhah.... Lalu ia duduk kembali dan melihat jam tangannya.
“Hmm, cepat sekali waktu berlalu, udah pukul 17.30 WIB, udah sore banget, aku pulang ya sayang?” katanya untuk pertama kali kepadaku, serasa berlebihan bagiku atau mungkin bagi kalian, tapi, ya, aku suka juga dengan panggilan itu, hahhaa...
“Hahah, over ah manggil-manggil sayang...” kataku.
“Hehe, nggak apa lah, sama bf sendiri kok, kecuali bf orang..” katanya sembari menggunakan celana panjangnya.
“Yaudah, kamu cepat pulang sana, ntar kemalaman pula..” kataku.
“Hm, thanks ya untuk hari ini, aku senang banget..” katanya
“Iya, hati-hati ya dijalan...” kataku sembari membuka gerbang dan tampak punggungnya perlahan-lahan menghilang dari jangkauan mataku, sungguh hari yang sangat indah kulalui bersamanya, walaupun aku menyadari sepenuhnya cinta ini seakan tidak memiliki tujuan pasti seperti yang dialami dengan pasangan straight, tapi, WHO KNOWS? Menikah dengan pasangan sejenis juga tidak mungkin sekali, bukan berarti itu nggak bisa terjadi, apa susahnya jika aku pergi ke Belanda dan meresmikan hubungan kami? Tapi, itu mengorbankan banyak hal, aku tidak siap untuk itu, dan yang kupikirkan sekarang adalah aku bahagia dengannya seseorang yang seakan memberikan sinar baru didalam kehidupanku yang kaku dengan permasalahan dan konflik pekerjaan, sekarang semuanya telah tercairkan, Oh Tuhan, rasa syukurku tiada henti-hentinya kuucapkan.
Ketika aku mau kembali kekamar temanku si Taufik tampak masih bermuka bantal lalu bertanya kepadaku, aku pikir dia pasti baru aja bangun tidur siang dan nggak tau sama sekali apa yang telah terjadi, hahha...
“Eits, siapa tuh tadi?” tanyanya.
“Temen baruku Fik, kenapa? Kamu naksir dia?” tanyaku bercanda.
“Gila apa! Aku kan normal...” katanya menolak dan terbelalak matanya.
“Haha, yaudah nyantai aja jangan pake urat, terus kenapa kepo?”
“Ya kan aku berhak nanya, soalnya ini kan kompi kita..” katanya
“Ya, okay deh...” kataku berlalu.
“Kal, aku nginap dikamarmu napa? AC ku mati, sumpek banget didalam..” katanya.
“Yaudah, nggak masalah kok, sepi sendiri didalam, hahha..” kataku
Taufik salah satu pegawai yang diutus ke Medan untuk dinas disini, asalnya dari Pekan Baru dan usianya satu tahun lebih muda dariku, ya 20 tahun, dia bekerja dibank yang berbeda denganku tetapi satu kompi, hehe... Fisiknya tinggi dan putih, sejak awal kenal dengannya aku pikir dia Chinesse, soalnya mirip sekali dengan keturunan China.
Taufik mengekoriku menuju kekamarku lalu membanting tubuhnya di atas pulau kapuk dan menarik nafasnya, terkadang sifat kekanak-kanakannya muncul dan itu terlihat lucu, pernah dulu sewaktu cuti bersama dikantor dengan semua direksi dan kami memutuskan untuk berlibur kepantai, selepas bermain air dipantai kami memutuskan pulang, tetapi, Taufik entah kemana batang hidungnya padahal sebelumnya dia bersama kami, tiba-tiba dia menelpon kesalah satu rekan kerjaku, Novi. Novi mengatakan kalau Taufik tersesat dan tak tau arah menuju mobil (?) hahha, aku pikir lebay banget si Taufik, agak sedikit aneh memang, dia bilang dia cuma mau aku yang jadi tour guide dia menuju kemobil, gila nggak tuh? Akupun menuruti kata-katanya karena sebenarnya aku pengen cepat-cepat pulang karena sudah capek sekali seharian dipantai, aku pun menelponnya karena aku nggak tau posisinya dimana.
“Fik, lebay ya! Dimana?” kataku kesal.
“Kan nggak apa sekali-kali, aku di balik batu besar yang ada tanda panahnya...” katanya, dan aku mulai curiga dengan tingkah lakunya. Kususuri pantai dan menuju batu besar yang tingginya hampir dua meter, cukup besar menurutku, mungkin itu tanaman yang membatu kali ya (?).
“Happy Birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you... Selamat ultah yang ke-21 ya bang ! Semoga panjang umur, murah rezeki, dan cepat dapat pacar biar nggak jombo lagi !” katanya sambil memegang kue tart yang ada lilin angka 21 nya, tampaknya dia gagal membiarkan api dari lilin itu tetap stabil dan momen tiup lilin pun sudah keduluan sama angin pantai, hehhehe...
“Haha, aku sudah tebak, pasti ada yang aneh nih, ternyata, thanks ya Fik...” kataku senang. Tiba-tiba dari belakang aku disiram dengan air persis seperti mengikuti Ice Bucket Challange.
“HAPPY BIRTHDAY HAIKAL! WE LOVE YOU !” kata rekan kerjaku sambil memelukku dari belakang, uh, sampai aku tidak bisa bernafas karena ulah mereka, begitulah mereka kebersamaan adalah segalanya, aku mendapatkan hadiah dari mereka, tapi, yang menjadi perhatianku adalah hadiah yang diberikan Taufik, hadiahnya sih biasa aja cuma jam tangan, tapi, aku suka banget jam tangan yang diberikannya karena kelihatan manis kalau aku pakai, satu hal yang nggak dilakukan rekan kerjaku yang lainnya dan dilakukan oleh Taufik adalah puisi, ya, dia menyelipkan puisi di secarik kertas untukku dan isinya tentang pertemanan, dan aku sangat menyukainya. Aku berpikir betapa spesialnya teman sepertinya, ternyata dia yang mempunyai ide untuk mengerjaiku dan di approved dengan rekan kerjaku yang lain, uh, WHAT A GREAT CELEBRATION !
“Aduh, kok masih panas ya Kal? Padahal udah nyala AC nya..” katanya sembari membuka T-Shirt nya, tampak tubuhnya yang putih dan kedua putingnya yang menggairahkan, ya Tuhan, aku sudah punya bf, tapi, kenapa Taufik tampak begitu sexy? Huh, so hot..