BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Ajisaka Wicaksana

"Sudah lama tinggal disini?", Hamish masih menatap layar smartphonenya. Sementara mobil mobil di depan kami masih mengantri panjang. Jalan Gandaria memang selalu seperti ini tiap akhir minggu.
"Mas Regha disuruh nempatin unitnya Pakde. Udah dari setahun yang lalu.", jawabku sambil menatap kaca samping, menembus titik titik hujan.
"Regha masih suka dinas keluar kota?", tanyanya lagi.
Aku mengangguk. "Masih."
"Aku sempat ketemu di W Bangkok bulan lalu. Leisure?"
"Bulan lalu? Oh conference di Bangkok dia sama orang orang SEA region.", SEA disini berarti South East Asia, kakakku bekerja sebagai Design and Technical Manager dan seringkali dinas keluar kota bahkan keluar negeri.
"Dia cerita nggak kalau ketemu aku?", Hamish bertanya sambil memandangku. Aku menoleh. "Cerita." Hamish masih memandangku, matanya seakan berkata "Lalu?"
"Aku tagih aja Birkenstock titipanku."
"Kamu nggak nanyain aku?"
Giliran aku yang menoleh. "Buat?"
Hamish melepas napasnya. Aku tidak sepenuhnya berbohong, memang aku titip sendal Birkenstock KW super yang sangat terkenal di Bangkok itu dan beberapa Street Food seperti Fried Grasshoppers dan lain sebagainya.
"Ketemu mantan kamu tuh! Masih kerja di Victoria?", Mas Regha tersenyum jahil sambil membuka kunci kopernya.
"Ngga tahu."
"Nitip salam dia. Aku bilang aja kalo sekarang kamu tinggal disini."
"Ish! Ngapain juga sih?"
"Ya lumayanlah, daripada kamu bawa random guy kesini mending bawa Hamish yang udah Mas kenal."
Aneh? Iya, Mas Regha tahu kalau aku lebih menyukai berhubungan dengan sesama jenis. Hamish juga kenal dengan Mas Regha. Sejauh ini, Mas Regha masih suka menanyakan kabar Hamish.
"Akhirnya kita ketemu lagi ya.", Hamish membelokkan mobilnya ke arah lobby apartment.
"Accidentally. Well, thank you for the ride ya.", aku tersenyum.
*
Aku menyuap sesendok nasi uduk ke dalam mulutku. Sarapanku tiap pagi memang selaku beragam dan tidak jauh dari jajanan sarapan yang biasa kamu makan. Terima kasih kepada Mas Regha yang selalu rajin lari pagi ke daerah belakang apartemen dan mampir untuk membeli sarapan. Kadang lontong sayur, kadang nasi uduk atau nasi kuning bahkan kadang gorengan lengkap dari tempe goreng hingga comro. Yang pasti adalah Mas Regha tidak akan memasak untuk sarapan. Berbeda denganku yang dengan senang hati akan menggoreng nugget dan sosis untuk sarapanku. Sarapannya Toddy, kata Mas Regha kalau aku sedang mengunyah nugget dan sosis sambil menonton rerun Melissa and Joey di StarWorld kalau dia harus mengejar pesawat pagi. Toddy adalah sepupuku yang paling kecil. Terbiasa hidup dengan orangtua yang super sibuk, maka sarapan paginya ya sama dengan apa yang kadang aku makan. Nugget dan sosis atau makanan olahan lainnya. Sepupu yang selalu memanggil kami Uncle dan ceriwis dengan bahasa Inggris sementara aku dan Mas Regha serta saudaraku yang lain selalu membiasakan untuk berbicara dengan bahasa Indonesia atau Jawa dengannya.
"You speak Javanese again, Uncle!"
Dan saudaraku akan menjawab, "Lha kowe kui wong Jowo dudu Londo!"
Pagi ini Mas Regha sudah berangkat, hari Minggu padahal. Katanya ada Breakfast Meeting dengan owner salah satu sekolahnya untuk pembukaan satu sekolah baru lagi di mall kawasan Gelora Bung Karno.
Handphoneku berdering, aku bangun dari empuknya karpet dan bantal mengambil handphone. "Halo?"
"Jalan yuk! Zara sale nih!"
Aku menjauhkan handphoneku, suara cempreng.
"Nomor siapa lagi nih?", aku kembali duduk diatas karpet dan menyuap nasi.
"Semalem kan gue udah bilang kalo ganti nomor, nyet!"
"Oh. Hooh, poho." Oh. Iya, lupa.
"Yuk ah, lagi makan ya lo? Mas Ganteng bawain apa pagi ini?"
"Nasi Uduk nih pake remukan tepung goreng sama sambel. Mas Gantengmu iku pedit!"
"Ngga papa pedit juga. Ntar tinggal gue sewain kosan di deket kantor buat adeknya jadi gue bisa tinggal happily ever after."
"Kurang jahat apa sih lo nyet sampe ngga laku laku?"
"Udah ah, pokoknya ntar sebelum lunch gue jemput yah! Bye Ajisaka Wicaksana!"
"Iye bawel. See you Tiurma Pandanwangi Hasudungan!"
Tiurma Pandanwangi Hasudungan adalah yah, ngga usah dikasih tahu juga kalian tahu kalau gay is women's best friend kan? Dan Angi adalah salah satu perempuan yang menjadikanku sahabat di kala duka dan di kala gajian. Ayahnya Batak dan ibunya Manado-Inggris membuat parasnya cantik bak Cinta Laura.
Tepat jam sebelas aku sudah menunggu di lobby apartemen, kebiasaan Angi. On the way itu sama dengan baru buka pintu. Pintu kamar mandi. Belum dandan dan pilih baju. Rumah Angi di kawasan Pakubuwono padahal tidak terlalu jauh dari apartemenku, bisa ditempuh dalam jarak kurang dari setengah jam. Aku melirik kearah luar, matahari masih malu malu menampakan sinarnya. Semua tampak lambat dan santai, seakan menikmati hari istirahat ini. Antrian taksi masih berderet lebih dari lima dan beberapa supirnya terlihat merokok sambil bercengkerama. Handphoneku berdering, Angi.
"Turun bro!"
"Udah sist! Lo dimana?"
"Lagi ambil tiket."
"Tiket apaan? Sirkus beruang?"
"Emang elu fantasinya di gangbang sama bear bear?"
Angi mulutnya memang kadang harus di berangus. Lunturlah paras ayu Cinta Laura. Angi memutuskan line, aku keluar menuju drop off area. Honda City berwarna Silverstone dengan wangi bubble gum. Aku langsung berjalan menuju pintu kemudi, sementara Angi sudah berpindah tempat duduk ke sebelah. Sudah menjadi tugas dan kewajibanku kalau pergi bersama dia. Menyetir, thanks to her automatic transmission. Dan yes! Lunch at Union by her!
«13

Comments

  • Ini penulis yg cerita2 sebelumnya penuh dengan makanan2 yummy itu kan???
  • Jujur gw msh pening baca story ini, mgkn lom terlalu clear ya ... lanjut dl :)
  • aku suka bitterballen.. #eh
    ikut nyimak..
  • Sukak!!!
  • seperti biasa langsung tamat ... padahal bagus..
    coba semua cerpenmu dikumpulkan dalam satu thread, biar mudah mencarinya. setelah aku cek, masih ada beberapa ceritamu yg terlewat baca.
  • Boleh nih masukin aku ke daftar mention.
  • "Jadi kemarin gue bareng sama Hamish.", ucapku sambil membantu Angi memilih blouse. "Ini belum punya kan?"
    "Hampir kaya yang gue beli di Debenhams kemarin. Trus trus?"
    "Casual convo sih. Dia nganterin gue sampe lobby. Sempet nanyain Mas Regha juga."
    "Mas gantengku ditaksir Hamish?", drama, Angi mengepalkan tangannya di udara.
    "Najis lo ah, mereka ketemu di W Bangkok. Bulan lalu kan Mas Regha ada conference disana."
    "Kece yah si Mas Ganteng. Eh ini cocok kan sama pencil skirt gue Maxmara gue?"
    "Cocok. Sama celana lo yang creme itu juga cocok. Bagus ini, take it."
    "Kemarin lo bukannya mau balik sama Agus?", Angi memasukan blouse berwarna peach ke dalam shopping bag. Berjalan ke arah tumpukan celana jeans.
    "Nggak jadi. Bininya minta dijemput di kantor katanya. Pas gue turun eskalator ada yang nepuk dari belakang, eh si Hamish ternyata."
    "Masih keren?"
    "Masih."
    "Ciye."
    "Nyet ah!"
    "Terus gimana?"
    "Ya gitu sih. Basi basi busuk, maksa nganterin pulang, tapi diculik dulu ke Massimo milih kemeja."
    "Massimo Dutti? Bok, title dia apa sih sekarang di Victoria? Dulu terakhir ketemu masih gaya gaya petroleum engineer deh!"
    "Buat bokapnya kali?"
    "Terus udah hubungan lagi?"
    "Ngi, gue langsung balik kali. Ciuman aja ngga apalagi hubungan?"
    "Heh! Maksud gue si Hamish ada ngontak elu enggak? Ngeres amat sih pikiran lo? Udah kebelet ya lo lama ngga ada yang nyambangin gua lo?"
    Aku tertawa, sialan memang Angi ini.

    Angi memotong Duck Confit A l'Orange nya sementara aku masih memainkan gelas berisi Ginger Ale. Club Sandwichku belum terjamah sejak disajikan sepuluh menit yang lalu.
    "Dunno ya Ngi, gue masih belum ada rasa apa apa lagi sama dia."
    "Masih bahas Hamish nih?"
    "Menurut lo?"
    "Yaudahlah Ji, ngapain lo mikirin sih? Lagian kan lo putus baik-baik.", Angi mengambil Potato Chipsku.
    "Putus baik-baik?", aku merasakan pundakku berat.
  • adinu wrote: »
    seperti biasa langsung tamat ... padahal bagus..
    coba semua cerpenmu dikumpulkan dalam satu thread, biar mudah mencarinya. setelah aku cek, masih ada beberapa ceritamu yg terlewat baca.

    Hiterlewat
    adinu wrote: »
    seperti biasa langsung tamat ... padahal bagus..
    coba semua cerpenmu dikumpulkan dalam satu thread, biar mudah mencarinya. setelah aku cek, masih ada beberapa ceritamu yg terlewat baca.

    Hi adinu, thank you for reading. Saya masih planned untuk meneruskan cerita cerita saya. Tapi yah begitu buka Office di handphone rasanya udah ilang buat ngelanjutin. So be it dulu aja, nanti kalau sudah lanjut di tengok boleh kok!
  • Radak bingung ama hubungan tokohnya.
  • suka ceritanya....
  • cerita yang menarik ... dimention ya ...
  • adinu wrote: »
    seperti biasa langsung tamat ... padahal bagus..
    coba semua cerpenmu dikumpulkan dalam satu thread, biar mudah mencarinya. setelah aku cek, masih ada beberapa ceritamu yg terlewat baca.

    Hiterlewat
    adinu wrote: »
    seperti biasa langsung tamat ... padahal bagus..
    coba semua cerpenmu dikumpulkan dalam satu thread, biar mudah mencarinya. setelah aku cek, masih ada beberapa ceritamu yg terlewat baca.

    Hi adinu, thank you for reading. Saya masih planned untuk meneruskan cerita cerita saya. Tapi yah begitu buka Office di handphone rasanya udah ilang buat ngelanjutin. So be it dulu aja, nanti kalau sudah lanjut di tengok boleh kok!

    siip.... ntar ditunggu kelanjutannya.
    aku selalu suka ceritamu, simple tapi langsung bisa menggambarkan hubungan antar tokoh dari percakapannya. makanya aku kira yang ini juga cerpen seperti sebelumnya. kalo dijadikan skenario film atau fragmen pasti bagus.
  • Gini nih enaknya baca cerita ringan, kayak makan chiki, nagih!!
  • suka cerita ky bgini, ga bkn pusing bacanya
Sign In or Register to comment.