It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
jangan lama2 lanjutannya ya hehe
Selamat pagi semua,
Selamat datang di awal weekend yang mendung tapi asik, selamat bersenang-senang dengan gebetan, dengan pacar, dengan pasangan dan dengan keluarga tentunya.
Sedikit kita layangkan perhatian pada kisah yang telah berlalu, Rusli tentunya sibuk di sekolah sebagai anak kelas XI SMA dan tidak hanya itu, pengenalan usaha orang tua pak Ridwan sudah mulai dipaparkan pada Rusli meski dengan cara tersirat.
Rusli tahu diri dan cepat mengerti. Tidak mereka.katakan-pun, Rusli paham bahwa dia harus bekerja, tidak hanya senang-senang menumpang di rumah orang, meski nenek, pak Ridwan, dan uwo sayang sama dia.
Dalam kegelisahan jiwa yang seharusnya tidak dia pendam, dibandingkan anak-anak lain seusia dia yang rata-rata ceria dan semau-guwe, Rusli berusaha tenang dari teror yang sedang dipersiapkan mamaknya dan keluarga dokter Nisa yang cantik.
Terlepas dari semua itu, mengharumkan nama provinsi Jambi melalui prestasi akademik tidak luput dari perhatiannya.
Semakin aku mengenali sosok Rusli, aku makin yakin dengan kesimpulanku, Rusli memang berbeda dari anak-anak lain.
Dalam takdir hidupnya, dia ditunggu oleh Langkah Besar yang akan dilakoninya dikemudian hari.
Tidak ada yang bisa aku berikan untuk Rusli, kecuali ucapan : Semangat ya dek, jangan pernah menyerah .........
Selanjutnya podium kita serahkan pada Rusli.
p.o.v dari Rusli
Para pembaca dari kelompok Om, Tante, mas, abang, kakak, mbak, dan teman-teman sebaya, selamat pagi ya, semoga tidak pernah bosan dengan kisah anak dusun ini.
Pada hari yang berlalu setelah kemunculan mamak di rumah papa Ridwan, aku menjalani kehidupan seperti biasa. Ada cuplikan yang menarik sekitar 5 hari setelah itu yakni di hari Jum'at. Berangkat sekolah hari itu aku didampingi oleh papa Ridwan. Ada urusan di Balaikota yang akan diselesaikan papa Ridwan.
Keluar dari mobil, salim adalah hal yang rutin tidak pernah aku lupakan pada orang tua.
Selanjutnya, pak Hamid membawa papa ke tempat tujuanya.
Saat menuju halaman sekolah, aku disapa oleh teman sekelas
"anak papa ! kapanlah kamu nih tidak diantar jemput sama papa" gerutu teman kelasku yang di bangku belakang itu. Aku bisa saja balas menghina dia dengan anak cowok baris belakang, tapi tidak pernah aku membalas dengan emosi percakapan dengan teman.
"ntar kalau uwo ataupun nenekku yang njemput dengan mobil beda, maka kamu akan bilang lagi pameran mobil ! serba salah sama kamu ini ! kamu kira aku takut sama kamu ?" balasku
dia terdiam, namun terus juga melangkah di sampingku
"ya kamu berani karena kamu ada tongkat ! " kata dia dengan polos .... hahah kurang asem, mau kesal ya kesal dengan kepolosannya, emang aku bertongkat sejak tiga tahun yang lalu malah
"heheh kamu itu ! dah tahukan aku bertongkat !, ku pukulkan tongkat ini sama kamu kebayang kamu akan cedera ? jadi tidak usah berkomentar membuat teman marah. Coba belajar diam" saranku dengan tulus
eehhh.... dia nyelonong begitu saja , hmmm teman yang unik
Kelas baru dumulai 10 menit lagi, anak-anak masih riuh rendah dan masih mencar kemana-mana, ada yang ke kelas gebetan, ada yang ke kelas pacar, ada yang mojok di kantin, ada yang mojok di bangku-bangku halaman sekolah. Cowok baris belakang itu entah kemana perginya, temannya seingatku adalah kakak-kakak kelas IPS di sekolahku. Rata-rata mereka perokok dan suka mensuit-suitin cewek cantik, suit... suit....
Pelajaranpun dimulai seperti biasa tidak ada yang berubah. Biasanya suasana Jumat agak berbeda di Jambi, lebih terasa nuansa agamanya dan kebiasaan kami mempersiapkan hari Jumat. Di sekolah ini tumpukan pelajaran yang mneyenangkan di letakkan di hari Jumat. Cara mengajar guru seperti biasa, namun ada terkesan tenang seperti pada pelajaran matematika, lebih banyak ke contoh soal dan penyelesaian soal. Pada giliranku ke papan tulis menyelesaikan soal, bu guru matematika berkomentar :
"tongkatmu baru ya Rus, warnanya silver matching dengan celanamu" kata ibu itu
"sudah sebulan yang lalu bu, tongkat lama gabusnya sudah tipis, agak sakit terasa pada tumpuan tangan" balasku
"oh gitu" kata ibu guru
"iya bu" balasku
"siapa yang mau jadi tongkat Rusli, biar dia bisa berjalan berdua dan tidak tergantung benda itu" tanya ibu guru dengan candaan
"uuuuuuu ibu" sorak cewek-cewek malu
"sudah-sudah" ibu guru menenangkan
"pura-pura uuuu, padahal kesenangantu bisa ke rumah Rusli" teriak cowok belakang itu
"Ibu sama pak kepala sekolah ke rumah Rusli hari Rabu pagi, tepi sungai batang Hari ditata rapi dan rindang, bersih dan teduh. Tapi sayang tidak ada Rusli" kata ibu itu
"hahahah...." sorak anak-anak
"iyalah bu, aku kan lagi belajar di sekolah jam segitu" jawabku
"emang ibu ngapain sama pak kepala sekolah ke situ ? dua-duaan ! " canda cowok baris belakang itu
"mau tau saja kamu ! mau ambil donasi nenek Rusli, sudah ya ! tolong perhatikan cara pengerjaan soal ini, berlatih lagi ! hari senin kita ulangan" kata ibu itu
"iya bu, kami tunggu lembar jawaban Rusli" sorak mereka
"heheh.... itu Rusli yang bisa, kalian kalau ga bisa susah juga UAN nanti" kata ibu itu
kelas ter-hening .......
Biasanya hari Jumat adalah hari aku banyak berdoa, semoga kakiku cepat sembuh, kembali menjadi anak kebanyakan, bisa bersimpuh duduk di mesjid untuk sholat jumat. Namun sudah tiga tahun, aku tidak dapat sedikit[un bersimpuh mengingat kondisi syaraf paha dan kakiku. Mengingat ini, kadang ada rasa nyesak pada seorang mamak yang tega ! tapi itu adalah dosa jika dendam sama mamak kandung.
Hidup ini disatu sisi susah satu sisi lain senang ! misal mamak tidak memukulku, aku masih di dusun saat ini, dan belum tentu bisa sekolah SMA.
maka aku semakin yakin, susah dan senang itu beda tipis !
Ada satu mesjid yang rame kalau sholat Jum'at cari aja mesjid di sekitar pasar angso duo, pasti rame oleh para pedagang heheheh ......
pak Hamid selalu membawaku kesini, kalau tidak ada papa, misal ada papa mana mau beliau sholat disini
Biasanya setelah berwudhuk, aku mencari posisi belakang, duduk di kursi parkir sendal dan sepatu di mesjid. Gitu para pembaca, kalo mau sholat di mesjid besar, alas kaki di parkir, mungkin tidak begitu ya di Gereja atau wihara. Tapi sebenarnya aku mencari bangku itu biar bisa duduk, karena seperti yang ku ceritakan tadi bahwa kakiku sakit sekali kalau duduk di karpet dengan kaki dilipat begitu.
Pak Hamid sudah masuk ke dalam mesjid dan seketika saja ada tiga orang masuk berseragam SMA sangat beda dengan seragam SMA lain, boleh dikata keren lah karena sekolah unggulan, dari jauh saja kita bisa membedakannya.
"kau Rus ! mano papa kau ?" kata seorang cowok, dialah cowok baris belakang itu
"kau lagi ! ngapa nanya-nanya papaku ? " balasku sedikit bersahabat
"heheh lucu kau nih, napo kau tanya-tanya papa rusli, naksir kau ya ?" celoteh kawannya
"hmmm bang, ini mesjid Bang" saranku pada kakak kelas anak IPS itu
"heheheh" kata dia
hmmm kulit kakak itu putih sekali, badanya bagus meski agak bau, bau cowok maksudnya karena merokok, heheh bibirnya bagus tapi menghitam oleh asap rokok.
Meski sudah azan, mereka masih juga berbetahan di baris belakang ini, heheheh emang begitu tipe makhluk-makhluk ini, ini aku dibarisan belakang karena sholatnya duduk di bangku mana pula ada oarng sholat duduk di bangku di barisan depan lagi, mengganggu jamah lain itu namanya.
Selesai sholat aku ditawari mereka dibonceng motor ada dua, jadi aku bisa boncengan dengan salah satunya, hmmmm manalah boleh sama pak Hamid
"tidak bisa, Rusli ditunggu neneknyo" kata pak Hamid
"jika Rusli terus begini, tambah lama sembuhnya pak" kata kakak kelas itu
hmmmm sotoy, belum tahu dia aku dapat perawatan dengan embun pagi dan penguatan syaraf kaki dan paha setiap pagi.
"berboncengan dengan motor kau Rusli jadi sembuh ? tambah sakit malah kalau terjatuh ! bodoh" kata pak Hamid
mereka cenge-ngesan .... heheh sambil minta pamit begitu
"ku laporkan sama papakau ya, kalau gaul sama mereka" nasehat pak Hamid
"loh teman itu ya teman pak Hamid, tapi aku ga ada yang akrab tuh pak, tidak ada juga musuh, lebih bagus begitu pak, terasa tidak enaknya masa SMP dulu" keteranganku
"itu maksud aku Rus, hidup kau tidak masa SMA ini saja, masih ada masa kuiah, masa bekerja, masa bekeluarga, dan masa memperhatikan masyarakat banyak" kalimat pak Hamid
"iya pak" jawabku
Sore harinya di hari jumat dengan kesan pertamanya hmmmm
"Rus..... Rus....." teriak penjaga gerbang
"Ribut saja kau nih, kami lagi menyusun faktur pembayaran Bank, jam 4 ini mau dijemput orang Bank" kata nenek
"ada temannya menunggu di gerbang" kata penjaga gerbang itu
"Lihat sebentar Rus, pada tambah lama urusan si boy itu berteriak-teriak dari bawah" saran nenek
"iya, nek, aku sebentar ke bawah ya" kataku
sampai di bawah
"siapa namanya pak?" tanyaku
"Wiji katanya" jawab pak penjaga gerbang
"Wiji ? aku ga ada teman nama Wiji, seperti nama orang jawa" kata hatiku .....
Saat gerbang terbuka, aku melihat lagi wajah kakak kelas IPS itu lagi, ohh nama dia Wiji
"Rus, aku dapat kabar halaman belakang rumah ini menghadap ke sungai batang hari, ada taman yang indah dan besrih" kata dia
"Iya bang, terus ?" tanyaku heran
"aku pengen mencoba berenang" kata dia
"lagi sibuk sekali aku bang, jam 4 ntar orang bank mau datang" kataku
"duh sibuk sekali kamu Rus, aku sendiri boleh ga berenang ?" pinta dia
"adek, itu taman keluarga bos, tidak untuk umum ! sekarang bos ada di rumah ! kalau tidak ada dia, boleh lah" kata si penjaga gerbang
"oh gitu ya pak, kalau gitu kapan ya pak ! Boleh ga Rus ?" tanya dia
"Boleh bang, coba hari senin sore, biasanya nenek sibuk sampai malam" kataku
"OK Rus, aku cabut dulu ya" kata dia sambil meluncurkan kawasaki yang dipakainya
aku lanjut ke atas, membatu nenek
"sudah Rus" kata nenek
"sudah nek" jawabku
"Nih jumlahnya, kau input ke dalam laptop ya" kata nenek
"hmmm ini monor rekening orang-orang ini tidak nenek catat" kataku
"lah ada datanya sama papakau, yang penting hari ini jumlah uangnya saja dulu" saran nenek
"iya nek: persetujuannku
"sholat lah uni dulu, kau jumlahkan totalnya Rus dan biar aku yang berurusan dengan orang bank itu" kata uwo dari dapur
"iyo" kata nenek
hmmmmmm setelah itu selesai, saat uwo bercakap-cakap dengan orang bank itu aku masuk ke dapur menyelesaikan hidangan makan malam ini. Asik bangat setelah itu mandi menghilangkan gerah .....
Magribnya papa Ridwan balik dan kami sholat jamaah sekali hari jumat setiap pekannya, begitu didikan nenek.
Setelah itu kami makan malam dengan segala pembicaraan :
"Sudah berapa % persiapan ke Jakarta Rus" tanya papa Ridwan
"hampir selesai sih pa, tinggu video dan banner dari rekanan" kataku
"mamak nih selalu begitu, repot" cerocos papa
"Wan, urang rantau di jakarta itulah yang pengen mereka tonton, ngerti kau tidak rindunya pada kampung halaman, menyimak kemajuan kampung halaman" keterangan dari nenek
"hmmm" papa Ridwan mendehem
"hahahh napa papa mendehem ? pa selagi kami di Jakrta, kalau ada form isian yang diminta pak kepala sekolah isi yo pa untuk informasi dan kondisi olimpiade matematika" pintaku
"iyo, masih juga mikir nama sekolah kau ! mirip nian samo nenek kau" kata papa Ridwan
"heheheh sudah acara tuh kita langsung balik ya nek, biar ada sedikit waktu untuk mempersiapkan diri" pintaku kali ini sama nenek
"tergantung banyak acara Rus" sergah nenek
"sekali menyatakan ikut, tidak boleh rewel" kata uwo dia mengedipkan mata pada papa Ridwan heheh
"waduh, nenek tulah yang memaksa ikut" aku menekur sambil menghabiskan makanan di piringku
"hahah sedih nian kau ! iyo kita balik setelah acara" kata nenek
senyumku kembali cerah melihat kesediaan nenek .... semua juga tersenyum, gampang bagi mereka untuk membuatku murung dan menekur, habis tu mereka tertawa .....
Rasanya pertemuan urang rantau Jambi di Jakarta tu begitu menarik, seperti apa ya ? hingga nenek begitu semangat menyiapkan video dan banner dalam rangka promosi.
Bersambung ....
Akhirnya rampung juga menautkan kalimat, ini dia lanjutan Bro
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha
klo di jawa wiji itu artinya biji...
Berangkat menuju Bandara, aku dan nenek hanya diantar oleh pak Hamid. Sementara papa Ridwan menyetir sendiri menuju muaro Bulian, sedangkan uwo ada pertemuan dengan karyawan di rumah.
Dan jam 10 pagi kami sampai juga di Cengkareng.
Keluar dari terminal 2F, ada penjemput dari hotel yang dipesan nenek.
Dengan mobil itu kami menuju keramaian kota Jakarta. Mobil jemputan itu berhenti di sebuah hotel di jalan Kramat Raya.
Naiklah kami ke lantai 4 yang dipandu oleh seorang room-boy yang simpatik. Sesampainya di dalam kamar, nenek memberikan uang tips untuk dia. Kemudian dia meninggalkan ruangan itu.
Ada spring bed yang besar terpampang di dalam kamar hotel itu.
Nuansanya menjadi kuning emas oleh lampu yang terpasang di dinding. Lapang dan nyaman itulah kesannya saat baru pertama tidur selain dari rumah nenek. Dulu setahun pertama aku belum begitu adaptasi dengan nenek, jadi kadang-kadang aku tidur di kamar papa Ridwan, waktu di dusun pun, aku biasa tidur di samping papa Ridwan. Tetapi setelah dua tahun di rumah nenek, aku sudah tidak canggung, kalau sesekali tertidur di tempat tidur nenek bila nenek merasa pusing karena banyak urusan berat.
"Rus jangan tiduran gitu nak, nanti ketiduran benaran, ayo mandi sana, kita mau makan siang bareng tamu yang lain" saran nenek
"iya nek" jawabku sambil melangkah ke kamar mandi
Setelah selesai, aku dapati baju dan celana untukku yang dilipihkan nenek, yaitu T-shirt warna biru muda dan celana jeans warna hitam. Bagus sekali dan serasa match. Berkali-kali kupandangi penampilanku di cermin, ukuran bajunya pas dan modelnya update. Masalah penampilan, nenek dan uwo sangat memperhatikan seperti yang kuceritakan di awal-awal perjumpaan dulu. Kemeja papa Ridwan dan segala asesoris yang warnanya match, uwo dan nenek juga yang memilihkan. Papa sudah tidak mau pakai jeans karena seusia papa lebih suka celana katun yang berasal dari tukang jahit keluarga nenek.
Nenek bersih-bersih di kamar mandi juga sigap. Setelah aku selesai bercermin, nenekpun memakai baju yang senuansa dengan penampilanku. Nenek pakai kebaya putih borkat dan kain hitam dengan guratan garis biru muda. Bagus sekali seperti hari-harinya penampilan nenek.
"Rus, kita ke lobi ya. Sudah banyak disana tamu menunggu" kata nenek
"iya nek, acara akbarnya besok kan nek ?" tanyaku
"iya besok, sekarang aku mau ngumpul dengan teman-teman sekolah dulu" kata nenek lagi
"aku tidak mengerti apa topik nya nek, gimana ya?" usulku sama nenek
"kita lihat saja, misal ngumpul di ruang pertemuan, kamu tidak usah ikut, tapi kalau berupa outdoor, kamu harus lihat seluk beluk Jakarta" saran dari nenek
"iya nek" persetujuanku
Berjalanan kami menuju lobi di lantai satu, dan sesampainya di sana, beberapa orang ibu-ibu langsung berdiri
"aduh si nenek cantik bertambah cantik, apo kaba uni" sorak salah satunya
"duuhhh, borkat putih uni padu dengan kain hitam, kelihatan tambah langsing uni tu" salah seorang lagi juga bersuara
"hmmm tambah lapar perutku kalau kau muji-muji begitu" canda nenek
"yo lah uni, sudah kami pesan sit di resto hotel ini, silahkan uni bergabung ya dah banyak tamu disana" kata seorang ibu sepertinya dia panitia
"oh iya, ini siapa ini uni, gantengan sekali, kenapa tuh kakinya ?" teriak ibu itu lagi
"ini cucu aku ! namonyo Rusli. Biasalah anak cowok" kata nenek untuk menyuruh berkenalan
aku mengaminin tangan ibu-ibu itu sambil menyebutkan namaku
"aduuh sopan sekali cucu uni, Rusli ya namanya ? " kata mereka lagi
"harapan ga balik nih Rusli ke Jambi lagi, aku paksa kawin dengan anakku" canda salah seorang ibu yang tadi
"hmmm kalau itu ya tidak bisa, ada target tertentu untuk cucuku menikah" kata nenek
"jadi orang jakarta tidak sesuai dengan target uni ?" canda mereka lagi hahahahh entah kemana-mana ini, ngalor-ngidul
di resto Hotel itu
"Selamat datang Uni dan cucu" sambut panitia dan nenek bersalaman dengan semua yang telah hadir, akupun terpaksa mengikut nenek dari belakang. Meski bertongkat, itu tidak mengurangi penampilanku. Jalan tongkatnya sudah lumayan, semoga proses kesembuhannya semakin cepat, maka aku sudah tidak bergantung sama tongkat.
Mendekat dua orang om-om saat aku dan nenek lagi makan
"masih ingat aku uni ?" kata dia
"Ingat lah ! kalian apa kabar ? gimana usahanya ?" tanya nenek
"alhamdulilah lancar uni" jawab mereka
"syukurlah" kata nenek
"uni, cucu uni ko untuk anak ku sajo yo ? Rusli namonyo yo uni ?" kata mereka lagi
"hahah baru SMA cucu ku itu, kawin-kawin tuh tamat kuliah lah" pendapat nenek
aku tidak menimpali, serius saja dengan makanan, biar tidak terkesan besar kepala tersanjung
"Bersih wajah Rusli ini, matanya tulus, apa itu artinya nenek ini terlalu cerewet merawatmu Rusli ?" canda salah satu om itu
"heheh tidak om, nenek terlalu sibuk untuk itu ! " jawabku
"hahahhh nah kau, asal kesimpulan kau tu" sorak kawannya, karena sotoy menilai nenek wkwkwkw
Menarik sekali acara wellcome lunch ini, mana hidangannya lezat-lezat, orangnya ramah-ramah. Diantara orang-orang ini, ada yang orang Jambi asli, ada juga yang bukan ! tapi mengerti Jambi karena mereka adalah suami atau istri dari orang jambi perantauan di Jakarta ini.
Tidak ada yang meabawa anak
sepertinya ini acara selingan saja yaitu temu kangen sahabat dan bukan penjajakan bisnis. Besok acara yang ditunggu-tunggu.
HP di kantong celanaku dari tadi bergetar. Di depan nenek dan di dalam rumah nenek biasanya aku tidak pernah memperhatikan HP, karena nenek type orang yang tidak suka dengan HP. Yang benarnya, siapa pula yang hendak ku hubungi atau menghubungi aku ! aku bukanlah orang penting. Bisa ku simpulkan ini adalah papa yang memanggil. Namun tidak ku angkat, masih ini dihadapan nenek.
Selepas sholat ashar, aku tidak lagi turun, hanya nenek yang turun. Karena seperti yang ku ceritakan tadi bahwa tidak ada diantara teman nenek yang membawa anak saat ini. Jadi Alhamdulillah bisa istirahat.
Wajah nenek terlihat sangat behagia berkumpul bersama sahabatnya.
Setelah nenek berlalu, aku buka HP itu
iya papa memanggil 12 x wahahah
langsung aku call balik
"assalaamualaikum pa" kataku
"alaikum salam Rus, sudah sampai nak ?" kata papa Ridwan
"sudah pa" jawabku
"baru kali ini rumah tanpamu Rus, sudah makan ?" kata papa
"sudah pa, wah papa, ada uwo lagi pa" aku sekedar menghibur papa
"iyo lah Rus, cepat balik ya nak" kata papa Ridwan diakhir kalimatnya
hmmmmmmm papa Ridwan, benar juga, baru kali ini rumah tanpa mamaknya dan aku ! coba saja papa Ridwan ikut, ga masalah juga rasanya meninggalkan tugas 4 atau lima hari. Papa Ridwan saja yang tidak mau terlibat dengan urusan seperti ini.
Aku buka lagi HP, karena masih ada data siapa yang ngecal tadi
nomor yang tak bernama
teman kelasku tidak semua pula yang ku masukkan nomornya dalam hp, mungkin penting masalah sekolah, maka aku juga meng call balik nomor yang ini,
"Assalamualaikum, tadi ngecall ya ?" sapa ku
"alaikumsalam, iya ! tadi kok ga masuk sekolah" kata suara itu
"eh sudah ku beri tahu di kelas kan ?, aku ada urusan keluarga di Jakarta" jawabku
"kapan ?" tanya dia lagi
"ohh... ini siapa ? ini ....." aku mulai bingung, kalau teman kelas, mereka tahu pastinya kemana aku
"ayo tebak, ini siapa ?" kata dia
Rasanya aku pernah dengar suara ini, oh......... iya ........ ini suara kakak kelas yang bernama Wiji ...
"maaf ini bang Wiji ya ? abang dapat nomorku dari mana ?" kataku
"semua teman tahu nomor kamu Rus. Ada urusan apa di jakarta Rus ? " kata dia
"ada pertemuan urang rantau Jambi di Jakarta bang" jawabku
"kok aku tidak dikasih tahu ? Padahal aku banyak PR matematika" kata dia lagi
"waduh bang, kapan pula aku sempat ngasih tahu abang kelas XII gitu ! lagian aku ga paham bang matematika IPS, itu spesifik kan ?" kataku
'Heheheh... Rusli.... Rusli, pintar amat kamu menolak" jawab dia
"bukan gitu bang ! itu sebenarnya" jawabku apa adanya
"dimana di jakarta Rus ?" tanya dia lagi
"di Kramat Raya ini bang, tapi besok acara puncaknya di gedung pemda sepertinya bang" kataku
"oh gitu, dah jalan kemana saja Rus ?" tanya dia lagi
"belum bang, masih di hotel ini" kataku
"coba aku dikasih tahu, aku juga ikut ke jakarta, aku hafal sudut-sudut Jakarta" kata dia
"oh.... gitu ya bang, hhhmmm maaf bang, abang orang jawa ya, kok bisa ke Jambi ?" tanyaku secara hati-hati
"iya Rus, mama dipindah tugasin ke Jambi" kata dia
"mama abang kerja apa ?" tanyaku
"di Bapeda Jambi Rus" jawab dia
"dipindahkan dari Jawa ?" tanyaku lagi
"Ayah yang pindah ke Jambi Rus" jawab dia
"hmmmmm" aku berfikir
"kok hmmm Rus, Ayahku kontraktor rus, spesialis bangun instalasi sumur minyak" kata dia
"ohh baru aku ngerti, kok aku baru lihat abang baru-baru ini ?" tanyaku
"iya karena kamu tidak perhatian sama outsider, tapi aku lihat kamu kok dari pertama masuk SMA ini" kata dia
"maaf bang ya, aku bukanlah siapa-siapa bang. Jadi ga berani macam-macam bang" kataku
"masa ? nilai UAN SMP terbaik se prop Jambi dari SMP terbaik kota Jambi ? masih bukan siapa-siapa ?" kata dia lagi
"Tapi aku kelas 1 hingga 2 SMP di dusun bang" kataku
"Kenapa pindah ke kota Jambi Rus ?" tanya dia
"Panjang bang ceritanya" jawabku
"mana yang paling sayang sama kamu, nenekmu atau papamu ?" tanya dia lagi
"itu bukan papa ku bang, dan bukan juga nenekku, Bapak sudah meninggal, dan nenekku di muaro Tembesi" kataku seadanya
"oh maaf ya Rus, terus mengapa mereka begitu sayang padamu ?" tanya dia berikutnya
"Bapak sudah seperti anak bagi nenek, gitu bang" jawabku
"oh baru aku ngerti, tapi syukurilah Rus, mereka sayang padamu" jawab dia
"iya bang" kataku
"Rus, Titin menurutmu bagaimana ?" tanya dia menyerempet
"baik bang, dia baik amat" hmmm tuh kan ujung-ujungnya pasti cewek ! payah ! ga bang Jasri ga bang Wiji sama saja, begitulah kata hatiku menilai sosok cowok, makhluk aneh
"mau penjajakan sih Rus, tapi ..." kata dia, ---- kurang bisa dipercaya sih, cowok sama saja
"tapi apa bang ?" tanyaku
"tapi... dia agak oon" jawabnya
"makanya abang ajari sesuatu biar ga oon terus" kataku
"lebih asik jalan sama kamu sih Rus" kata dia, aku heran, sudah masalah Titin, lalu balik ke aku, mengapa ? aku belum kenal dia, ini pasti php
"kenapa lebih asik bang ?" tanyaku
"semua PR ku akan beres, dan kamu bisa menyuport ku jelang UAN" kata dia
"aku lebih sibuk dari abang sepertinya, lihat kan usaha nenek dan papaku bang ?" aku kasih realita sama dia tentang keterbatasan waktuku, dan aku tidak untuk dimanfaatkan
"iya Rus, kita lihat saja nanti, tapi abang senang bicara sama kamu" kata dia, duuugggg inilah cowok yang paling jujur dan tegas, tidak seperti bang jasri, bang Sudi, dan bang iLyas. Wiji jujur perasaannya, mungkin inilah bedanya dengan cowok sumatra.
Lidahku kelu berat rasanya untuk berkata lagi
"cepat balik ya Rus, abang tunggu. Assalamualaikum" kata perpisahan dari dia
Sebelum nenek balik ke kamar untuk sholat magrib, secepat kilat aku cari facebooknya kakak kelas itu dan ketemu juga ....
Hmmm kakak kelas ini anak Pekalongan
Lahir di Pekalongan hingga SMP, setelah itu menetap di Jakarta, lalu terakhir di kota Jambi.
cakep dan ganteng maksimal ! ditunjang oleh warna kulit yang putih dan postur tubuh yang bagus, tapi aslinya belum tahu saja mereka, bahwa kakak kelas ini perokok dan santai gitu pola hidupnya.
kok jadi keringatan serta dag dig dug gini ya ????
Dulu waktu SMP aku suka lucu lihat wulan dag dig dig berduan dengan cowok, begilah rasanya !
Pantesan dia hafal Jakarta
15 belas menit setelah itu, saat masih terpana di akun facebooknya, ada si warna merah kepala orang di akunku, artinya ada seseorang yang meminta pertemanan, secepatnya aku buka, dan terlihat, kak Wiji yang meminta pertemanan. Aku accept. Kuterima juga satu pesan :
... cepat balik ya..... hmmmm ini asik bacany
... soal matematika PR dia ....
hahahahh.... kak Wiji ..... kak Wiji
Lumayan juga, ada bahan fikiran dari pada bengong, sehingga otakku masih aktif untuk mengerjakan soal matematika dari kak Wiji: masalah differential saja dan mencari harga jual optimum dari suatu produk biar untungnya besar,
hmmm ini salah satu topik olimpiade juga, jadi lumayan lancar menolong dia ini.
Bersambung ...
Selamat malam pembaca semua
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha
Sepertinya iya Bro, tapi kisah cinta yang nyesakin dada