BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Untitled

Baru belajar nulis. Jadi kalo jelek harap maklum ya.. Hehehe.
Untuk judulnya, jujur, ngga ada ide sama sekali. Mungkin ada yang mau ngasih saran untuk judulnya? PM aja ya?! Sapa tau lanjut entar. #MODUS #Kidding

Butuh banget penilaian juga. Kalo banyak yang suka ya dilanjut. Kalo yang suka dikit ya bodoamat tetep gue lanjut.

So, selamat membaca :D


Rintik gerimis menyadarkan gue dari flashback kenangan-kenangan manis yang terus2an gue putar sedari tadi.. Ah, Air mata gue jatuh lagi.. Gue tipe orang yang pantang nangis depan orang namun sekarang gue seakan gak peduli akan orang-orang yang berada di sekeliling gue sekarang ini..
Kenyataan pahit yang harus gue terima ini benar2 sakit..

Segerombolan awan hitam yang sedaritadi berdiam akhirnya membasahi bumi, seakan mereka ikut menangisi seseorang yang sangat berarti bagi gue. Satu persatu orang mulai meninggalkan pemakaman.. Hmmm.. Aroma tanah yang sangat gue suka.. Gue pun mulai menangis terisak.. Hujan dan angin yang bertiup kencang pun tak membuatku bergeming dari tempat dimana gue berdiri daritadi..

Saat ini gue sedang berada di pemakaman salah satu sahabat baik gue selama belasan tahun. Kecelakaan yang mengenaskan merenggut nyawanya.. Seseorang yang sangat berarti bagi gue.. Dia bukan hanya seorang sahabat, tapi udah gue anggep sebagai saudara.. Rasa gue ke dia juga bukan layaknya seorang sahabat atau saudara.. Namun lebih dari itu.. Dan gue tau dia juga memiliki perasaan yang sama seperti yang gue rasakan..

Gue mendekati tante Rani dan om Bowo yang daritadi tak henti-hentinya menangisi kepergian putra yang sangat disayanginya itu. Gue berjongkok disamping kanan tante Rani dan mengelus2 punggungnya, menyuruhnya untuk tetap tegar..

"Sam..." Tante Rani langsung memelukku

"Tante yang sabar.. Yang ikhlas" Kata gue dengan terisak.. Betapa bodohnya gue.. Gue sendiri ga bisa ikhlas menerima kepergiannya.. Apalagi dia?

"Kenapa harus Willy, Sam...? Kenapa ga tante aja?"

"Mungkin ini jalanNya.."

Suasana hening..
Gue ga tau harus apa...

"Tante, Om... Hujannya bertambah deras.. Sam pamit pulang ya?" Kataku berpamitan dengan mereka

Tante hanya mengangguk
"Hati2 di jalan, nak.." Nasihat om kepadaku

"Iya, om, tante.. Permisi"

Dengan langkah berat dan menangis, gue meninggalkan pemakamannya sambil sesekali menengok ke arah tempat peristirahatannya yang terakhirnya..

"Selamat tinggal, Will.." Gumam gue

Hujan masih membasahi Bumi.. Air mata gue juga masih membasahi pipi..
Hujan tidak menandakan akan berhenti, gue pun nekat berkendara menuju rumah..

Sesampainya di rumah, gue langsung mengambil pakaian ganti lalu mandi..

Gue melihat wajah gue di cermin.. Mata gue sembab.

"God.. Why..? Kenapa harus secepat ini?" Batin gue

Gue mendengar suara gerbang terbuka. 2 buah motor memasuki pekarangan rumah.. Ternyata abang gue dan temennya yang juga basah-basahan karna hujan. Gue lalu berjalan menuju kamar..

Gak lama berselang, abang gue masuk ke kamar dengan temannya. Kamar yang kami tempati untuk 3 orang, gue, adik gue, dan abang gue. Jadi kami harus berbagi ruang.

'God.. Gue butuh ruang buat sendirian!' Batin gue

"Eh, ngapa tuh mata lo?" Tanya abang gue tanpa dosa

"Willy bang.." Jawab gue

"Ehiya lupa gua.. Terus dimakamin dimana, dek?" Tanyanya santai yang membuatku kesal

"Berisik lu, bang!" Jawabku kesal

"Yeee gua nanya juga. Iye dah maap2. Udah jangan sedih2 mulu dah.. Dek, nih kenalin temen gue."

"Johan" Katanya mengulurkan tangan dan tersenyum manis

"Sammy" Kataku menjabat tangannya

Ga biasanya abang gue ngenalin gue ke temennya. Biasanya temen-temennya maen mah maen aja.

Gue pindah ke kamar bokap nyokap lalu memakai headset mendengarkan suara merdu Naya Rivera yang menyanyikan If I Die Young dari sebuah drama musical yang gue dan Willy suka, yaitu GLEE..

Lirik dan suara dari Naya Rivera membuat gue kembali mengingatnya dan menangis. Tidak beberapa lama, gue pun tertidur karena kelelahan..


Gue dibangunin nyokap dengan cara biasa (tak wajar) nyokap ngebangunin 2 orang anak tertuanya : Cabut bulu kaki.

"Aarrgghhh!! Apa sih ma.. Sakit!" Kata gue berteriak sambil mengusap kaki

"Ngapain tidur di kamar mama??"

"Di kamar lagi ada temennya abang nohh!! Makanya pindah" kata gue sewot

"Willy udah dimakamin?" tanyanya

Gue hanya mengangguk menanggapinya..

"Mata kamu loh sembab gitu.."

Gue langsung beranjak dari kasur dan mengacuhkan nyokap. Gue kembali ke kamar dan ternyata masih ada temennya abang gue. Masa bodo ah.

"Dek, lu mulai libur kapan?" Tanya abang gue

"Minggu depan, bang. Kenapa?"

"Lu mau ikut hari Jumat depan ke anyer?"

"Boleh, bang.." Jawab gue

"Oke, kita touring naik motor. Ntar lu sama Johan, gimana?"

"Gpp nih, bang Jo?" Tanya gue pada Johan

"Gpp, dek. Santai aja" Jawabnya sopan dan tersenyum manis. Dari gayanya gue bisa nyimpulin kalo dia anak baik2.

"Berapa hari, bang?" Tanya gue kembali ke abang gue

"Ya paling Minggu sore kita pulang." Jawabnya

"Hmmm.. Oke" Kata gue mengakhiri pembicaraan.

Gue mengambil jaket gue yang tergantung dibelakang pintu dan berniat mau keluar.

"Mau kemana lu?" Tanya abang gue

"Mau keluar bentar nyari angin" kata gue santai

"Oohh.. Yaudah hati2 lu. Jangan nangis sambil ngendarain motor" Ucapnya

"Yee tai" Respon gue

"Hahahaha"

"Eh gue juga pamit balik dah, Fer." Kata Johan ikut nimbrung

Gue pun lalu keluar kamar dan menyalakan motor gue menuju tempat favorit dia yang kini menjadi tempat favorit gue juga karna banyak sekali kenangan gue dan dia di tempat makan lesehan ini..

Gue sengaja mengambil spot yang sangat dia sukai di tempat makan ini..

Salah satu pelayan menghampiri gue dan memberikan daftar menu makanannya

"Silahkan mas." pelayan itu tersenyum manis.

"Makasih" respon gue ramah dan tersenyum menanggapi keramahannya.

Pelayan itu meninggalkan gue dan gue mulai memilih menu.. Jari telunjuk gue berhenti pada satu dessert yang sangat dia sukai di resto ini.. Tiramisu. Yap, gue tau apa yang mau gue pesen sekarang.

Gue memanggil pelayan tadi dan memesan pesanan yang sudah gue pilih.

"Ada lagi, mas?"

"Ngga, mbak.. Itu aja."

"Tunggu sebentar ya, mas." Katanya ramah seperti biasa.

Gue hanya mengangguk dan tersenyum menanggapinya..

Hmm.. Suasana resto pada malam ini sama seperti malam2 pada biasanya.. Gue suka banget sama konsep pedesaan resto ini, suasana remang-remang, suara air mancur, dan suara jangkrik membuat gue menjadi damai.. Apalagi musik2 melow yang sering diputar di resto ini sangat mewakili perasaan gue sekarang ini.. Gue mengamati sekeliling, beberapa pengunjung asik bercengkrama di tempat masing2..

Gue memejamkan mata dan menghirup udara dalam2. Berusaha untuk menikmati suasana disini..

Tak beberapa lama makanan yang gue pesan datang.

"Makasih, mbak" kata gue mencoba ramah

"Kalo ada yang mau dipesan lagi panggil aja ya, mas." katanya tersenyum

Gue tersenyum menanggapinya.

Sendok demi sendok gue nikmati, tatapan gue hanya menatap kosong pada sembarang titik di resto itu. Kenangan demi kenangan gue putar dipelupuk mata gue, layaknya komedi putar yang sedang memutar peristiwa demi peristiwa. Membuat perasaan ini campur aduk dan sedikit sesak.. Me-rewind semua kejadian gue dan siapa lagi jika buka dia, William..

#FLASHBACK

Beberapa tahun lalu, di resto ini.

"Gimana?? Suasananya enak kan?! Apa gue bilang!" Katanya bangga

"Hmmm ya ya. Emang enak sih"

"Ah elu mah munaroh! Noh munaroh anak ipa 3 jomblo! Hahahah" katanya menunjukan deretan giginya yang putih bersih. Sangat senada dengan wajahnya yang juga putih bersih.. Senyum itu yang selalu terbayang2 dan menghantui gue sampai sekarang..

"Najiiiss hahaha. Elu aje sama dia"

Tawa kami berdua lepas.

Seorang pelayan menghampiri kami dan memberikan menu. Gue buka menu dan mulai memilih makanan, namun dia menutup menu itu. "Udah, gue aja yang milih. Gue jamin lo pasti suka!" katanya antusias

"Kalo gue kagak suka elu yang bayar ya?" Kata gue menantangnya

"Beres!!" katanya mantab seperti biasa.. Dia seseorang yang sangat optimis dan pede.

"Okeh!!" kata gue

Dia memanggil pelayan dan menuliskan pesanannya. Penasaran juga apa yang dia pesan.

Tak berapa lama, pesanan kami datang.

Hmmm... Tiramisu.

Hap. Sesendok tiramisu gue masukan ke mulut gue.

Wajahnya yang putih, rambutnya yang agak panjang dan berantakan sangat cocok dengan wajahnya dan terlihat seperti bad boy. Bibir merah dan tipis itu tersenyum pada gue dan menunjukan muka penasaran, menunggu pendapat tentang tiramisu yang barusan gue cicipi.

"Enak?" tatapnya penasaran.

'Hmmm.. Enak' Batin gue. Namun gue terdiam dan mengerutkan dahi. Raut mukanya mulai serius melihat ekspresi gue yang mengerutkan dahi. Seperti ada yang salah pada tiramisu yang baru gue cicipi.

"Apaan nih! Ga enak! Mampus lu traktir" Kata gue berbohong berharap dia membayar makanan ini

"Ah yaudah.." Air mukanya berubah kecewa dengan tanggapan gue. "Sini kalo gitu buat gue" lanjutnya sembari mengambil tiramisu itu dr tangan gue.

"Ehhh!! Kagak kagak! Jangan! Enakk" kata gue merebut kembali tiramisu itu

Dia tersenyum kecil dan menjewer kuping gue sambil berkata "Tuhkan!! Elu mah munaroh! Ngarep gue yang bayar lo ya?! Asal lu tau, duit gue pas2an men! Hahahah"

"Aduh duh.. Hahahaha" kata gue kesakitan

Sekali lagi, tawa kita pecah.

#EndOfFlashback


Tes.. Air mata gue jatuh lagi.. Dan hati gue terasa sesak. Buru2 gue usap air mata gue..

Gue melihat ke arah tangga dan menyipitkan mata.. 'Kayak kenal' batin gue.

TBC.
«1345

Comments

Sign In or Register to comment.