Apakah kau pernah berfikir,apa benar yang dipantulan cermin itu benar2 dirimu.
Ini memang awal musim hujan,tapi ntah kenpa hujan turun disertai dengan angin kencang dan juga gemuruh petir yang saling menyambar.
Aku baru saja pulang dari latihan basketku untuk turnamen melawan antar sekolah.Bajuku basah kuyup ketika aku sampai dikosku,yang berada dilantai dua ini.
Lagu heros come beck,ost naruto menemaniku kala menjelang malam.Takkan ada yang protes ketika aku menaikkan volumenya,karena memang aku tinggal sendiri.
'Aku memang keren'.Pujiku narsis didepan cermin setinggi dua meter yang baru aku beli dua minggu kemarin.
Kuraba kontur wajahku yang berada dicermin,baru kali ini aku melihat dengan serius pantulan wajahku, biasanya aku hanya melihat sekilas.Ini benar dirikukan? tanyaku ragu aku mulai tambah tinggi setiap harinya,otot ototku juga mulai kelihatan.
Setelah aku juga selesai memakai baju,aku melirik keluar hujan masih turun disertai gemuruh petir.
Kupandangi lagi pantulan diriku dicermin.Entah kenpa aku kembali lagi ke kamar mandi.Aku memandang pantulan diriku dengan fikiranku terasa kosong,tak terdengar lagi suara sayup2 hujan turun.Mataku menatap lurus,tanganku bergerak kearah cermin seperti ingin menggapai sesuatu tapi tak sampai.
' Brak' tiba2 tubuhku terdorong kebelakang.Aku yang baru saja tersadar langsung melihat kanan kiri,kenapa tiba2 tubuhku bisa terdorong kebelakang,hingga mataku terpaku menatap cermin.
Comments
Dia berdiri didepanku dengan mata berlobang dan darah mengalir dari mata itu.
'Aku takut.Aku benar-benar takut !'
Bagaimana mungkin bayanganku dicermin berdiri tegak sedangkan aku dalam posisi duduk!
Aku mencoba berteriak tapi suaraku tak bisa keluar,sekeras apapun aku mencoba.Bayanganku memandangku dengan matanya yang berlobang bibirnya tersenyum kearahku.
Aku mencoba berdiri meskipun kakiku sulit kugerakkan.
'klak' ketika aku mencapai pintu kamar mandi,tiba-tiba cerminnya retakmenjadi dua.
Aku mencoba berlari menuju pintu keluar,tapi kakiku terpleset tubuhku jatuh mengarah kekaca yang langsung menuju balkon kamarku.
Aku tau apa yang selanjutnya akan terjadi.Balkon kamarku tampa ada pagar pembatas.Tubuhku lansung jatuh dari lantai dua,naas kepalakulah yang jatuh lebih dulu menatap bebatuan yang tersusun rapi.
Tubuhku terkulai lemah bersimbah darah,seperti boneka yang sudah usang dan terbuang.Sayup-sayup kudengar lagu 'WIND'
Darah mengalir mengikuti aliran air,membentuk petak-petak batuan buatan.
-end-
yah emang gak kerasa horornya ya?
mesti latihan nulis lagi ni
*wah kok yang muncul wajah aku ya )