BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Geek Under The Sky - Senior Year (a story of Geeky Guy)

edited October 2014 in BoyzStories
Ini adalah sebuah kisah seorang bocah ingusan yang berjuang dalam meraih impian dan menemukan cinta sejatinya di dunia Gay. Jika kalian mengharapkan dia adalah seorang yang tampan dan memiliki pesona layaknya boyband boyband kece yang bisa kalian lihat di salah satu statiun tv mungkin kalian tidak akan menyukai kisah ini , yup.. Lupakan kisah kisah indah dan tokoh tokoh rupawan yang biasa kalian temukan dalam video video belami. Dia dan (err) calon kekasihnya sangat jauh dari itu. Oke langsung saja kita mulai cerita ini. Baiklah..

Pagi itu, entah kenapa panas matahari terasa begitu menyengat. Saking menyengatnya mungkin bisa dikatakan seperti berjemur di planet yang sangat dekat dengan matahari. Damian, ya itu namanya. Kadang orang memanggilnya Dam! *terdengar seperti Damn jika diucapkan dalam pronounce Inggris* ( yang jika diartikan kurang lebih mendekati kata "Bangsat!").

"Dam! Dam!!!" teriak seorang gadis yang bisa dibilang gak cantik cantik banget sih..
" Hoitt.. " saut Dam. (oke kita pakai nama ini aja karena kalau Damian kepanjangan)
"Lo udah ngerjain tugas ekonominya pak Widi?" tanya Tari.
" Menurut ngana???!!! Lah gue disini lagi nungguin si Ellen nih, mau nyalin punyanya dia.. Lo tau sendiri. Dari awal masuk sampe sekarang, apasih yang nyantol di otak gue tentang Ekonomi?!" , jawab Dam.
" Yehh.. Elu.. makannya kalau di kelas jangan cuma gambar mulu diurusin.. Noh si Maya udah kelar, kalau mau nyalin gih sana ke kantin, anak anak pada nyalin disitu noh!", kata Tari.

tiba - tiba bel masuk berbunyi, dan iringan musik Kenny G terdengar diseluruh bagian sekolah.

"Damn! Mati gue belom ngerjain, shiittt ohh my Dog! " teriak Dam.
"Hah.. Dam teriak Damn, yaudah gih sono nyeeet lo kerjain.. mayan 5 menit daripada u disuru nyalin bikin journal umum sampe 20x kaya waktu itu, itu udah 20x yah.. gatau deh kalau sekarang, bisa lebih kali! Gih sono!" saut Tari.

Baru mau memalingkan langkah seribu menuju kantin tiba tiba terdengar hentakan suara yang tidak asing lagi.

"Hehhhh! Masuk! Itu bel udah bunyi bukannya masuk"

"Oh my God! Jesus H Christ!" Dam terdiam sejenak.

" Tari.. Masuk sana!"

"Iya bruder!"

"Dam, ehm maksud saya Damian! Kenapa kamu tidak masuk, mau kemana kamu?" , tanya bruder.

"Kantin bruder." jawab Dam.

"Dam, eh maksud saya Damian! Udah waktunya masuk, masuk kelas sana, ke kantin nanti pas istirahat! Astaga Nama kamu itu bikin mulut saya gatal.."

"Digaruk lah kalau gitu bruder.." saut Dam.

"Heh,.. Maksudmu?! Sudah sana masuk!"

"Ehh iya bruder.. misi bruder.. ".

Dam pergi menuju kelas Ekonomi, dan yahh.. Kita tak perlu menebak bagaimana akhirnya.. Cerita dipercepat sampai akhirnya pulang sekolah.....

Lantunan Musik Kenny G kembali berbunyi.. Tanda pulang sekolah, dan semua murid keluar dari kelas.

"Gue kadang suka bingung yah sama sistem pendidikan di Indonesia.. Basically semua orang kan punya kemampuan yang beda beda, kenapa juga harus dipaksain untuk belajar hal yang sama? Ohh no.. Economic class ruin my day.." kata Dam.

"It's not Economic class kali, but it's your self..!" kata Tari.

"Kok lo malah jadi nyalahin gue sih? Bukannya dukung sahabatnya malah jadi judgemental sama gue". saut Dam.

"Bukan judgemental.. tapi emang gitu kok.. Makannya kerjain tugas tuh ya jangan mepet mepet, lo kan bisa tanya gue. Yah walaupun gue gak jago jago banget sih Ekonomi, tapi seenggaknya lo dapet nilai 5 kan mending daripada lo ngandelin orang lain taunya orangnya gak masuk kan hari ini?" kata Tari sambil tertawa.

"Okaaaaaaaaaaaaaaay Tari Ikan Teriiiii, next bantuin gue Matematika yaaaah..." jawab Dam sambil tersenyum sok imut.

"Muka lo tau gak, najis! gak ada imut imutnya sama sekali! Hehhh!! Kalau matematika gue juga gak bisa kali cong!!!" kata Tari.

"Cang cong cang cong, emang gue bencong!" saut Dam tak terima.

Tari hanya tertawa sejenak. Tiba - tiba Chandra lewat didepan mereka. " Eh tuh Chandra! Kita bisa tanya sama dia tuh!", kata Tari.

" Wait.. " saut Dam.

"Why?" tanya Tari.

"You know him, right? Dia kan demen banget bully gue kalau pelajaran olahraga. Males ahhh.. Orangnya juga gak ramah. Sok sokan Edward Cullen.. Cari siapa kek gitu.. Jangan dia. Galuh aja, dia kan ramah tuuhh, udah gitu kalau main kerumah dia pasti disuguhin makanan yang enak terus ---"

"elo mau ngerjain tugas atau makan sih, denger,. kita belom dapet temen untuk tutor nih, lo tau sendiri ujian didepan mata.. we need him honeeyyy, udah sini biar gue yang handle.. ", kata Tari.

" Chandra!!!" teriak Tari.

Chandra pun menengok ke arah mereka. Well.. Jika digambarkan secara fisik Chandra ini bukan orang yang cakep cakep banget lah ya. Cuma gitu deh, kulitnya putih bersih, seengaknya enak gitu dilihat, not to mention orang yang kulitnya item gak enak dilihat yah.

" Eh Chan.. Gue gabung sama lo dong buat tutor,,, boleh gak?" , kata Tari langsung to the point. (emang rumpik cewe yang satu ini)

"Oh.. Ya gapapa. Gabung aja.. " jawab Chandra dengan wajah sumringah.

"Tuh kan apa kata gue, itu cuman bercandaan aja lagi kemarin dia bully lo.." , bisik Tari ke Dam.

"Tetep aja, Tar, lo gak tau kan kalau bullying is a part of a crime! Inget pasal 1 deklarasi hak asasi manusia, everyone was born free and equal!" saut Dam dengan nada diplomatis.

"Hahh sok banget luh kaya LSM!" kata Tari,

"Ehm sorry.. " potong Chandra tiba tiba.

"Eh iya chan.. Maaf yak.. " kata Tari,

"Oh iya seloww.. Asal jangan nanti pas belajar bareng gue malah dikacangin yah.." jawab Chandra,

"Emang kita tukang kacang apa demen banget ngacangin orang", saut Dam ketus.

Semua menoleh ke arah Dam.

"Gak banget deh lo, masa depan nih... Biar lulus.." bisik Tari.

"Ahh bodo amat lah". Saud Dam ketus, lalu pergi meninggalkan mereka Tari dan Chandra.

"Eh mau kemana lo nyet!" teriak Tari sambil berlari mengejar Dam.

Chandra hanya terdiam sejenak, berpikir apakah ada yang salah dengan dirinya sehingga Dam begitu membenci dirinya. Dan tak lama akhirnya dia menyadari bahwa tindakannya terhadap Dam yang mungkin bertujuan untuk bercanda dimasukkan ke hati oleh Dam dan dianggap sebagai suatu hal yang serius. Rasa bersalah menghantui Chandra seketika, cepat atau lambat Chandra harus meminta maaf kepada Dam atas tindakannya. Namun bagaimana????

-to be continued-
«1

Comments

  • Pertamax...ditunggu kelanjutan n mentionnya ;;)
  • Ajak baca My Koko @Tsunami n @d_cetya -Nuna
  • @3ll0‌ thanks.. ;) ditunggu yah ini baru pemanasan aja kok untuk pengenalan karakternya,. hehehe
  • @Geek : Sip n berharap ini cerita lancar updatenya n gak terbengkalai sprt kebykan cerita diBS [-O<
  • @3ll0‌ okaaay, siipp.. btw sorry yap kalau mungkin struktur bahasanya agak berantakan, akan terus diperbaiki seiring berjalannya waktu... pantau terus room ini untuk updatenya.. hihihi. ^^
  • Gak kok udah bagus n gak bikin mata melotot bacanya :D
  • nyimak dulu

    thank you hunny @3ll0 mentionnya :*
  • edited October 2014
    bagus ceritanya, Damian ya si geeky guynya ... mention aku ya @Geek
  • hmmm ... ga suka bawa2 nama Tuhan -_-! d cerita ...
  • @Geek boleh nih mention
  • GEEK UNDER THE SKY - SENIOR YEAR (PART 2)

    "Dam.. Ini film apasih? Gak ngerti gue" , tanya Tari kesal sambil mengambil pisang goreng yang ada tepat didepannya.

    "Hih.. Lo tuh ya... Ini tuh art house!! Tau gak film art house?", saut Dam.

    "Rumah Seni? Eh.. Apasih maksudnya?", tanya Tari makin bingung.

    "Oh Tari.. Makannya kalau nonton film tuh jangan cuma drama menye menye doang.. Tuh.. Liat tuh.." saut Dam sambil menunjuk ke arah televisi dikamarnya.

    "Lo liat itukan? Seni men! Liat.. Sepasang kekasih, memadu cinta dibawah tamaram lampu taman tanpa sehelai benang apapun, mereka saling berpelukan menatap cahaya bulan yang tak begitu terang malam itu", kata Dam dengan gaya sok puitis.

    "Is this porn or something?"tanya Tari heran.

    "Noooo! It's art!!!!!", jawab Dam antusias.

    "But ART doesnt mean you have to be naked like this kan?!!" , saut Tari kesal.

    "Tari.. Listen.. Art has no boundaries!", bisik Dam dengan mantap.

    "Lagian lo tau gak sih.. Scene ini tuh punya makna yang dalem banget loh sebenernya" , lanjut Dam sambil merebut pisang goreng terakhir diatas piring yang hampir diambil oleh Tari.

    "Meaning nya apaaa?" tanya Tari kesal.

    " Jaman dulu - Sex itu dianggap sebagai sarana manusia untuk bisa lebih dekat dengan pencipta.. Maksud dari scene ini tuh yah untuk nunjukin itu, hubungan manusia dengan sesama dan juga Sang Pencipta" , jawab Dam.

    "Okayy.. Whatever lah Dam", jawab Tari.

    Tiba - tiba terdengar suara mama Dam dari luar berteriak memanggil nama Dam. Dam dan Tari segera bergegas keluar dari kamar dan menuju ke ruang tamu.

    "Masuk Chandra... Kamu bukannya ketok pagar, tante lagi didapur gak tau kalau ada kamu didepan, untung blacky gonggong - gonggong." , kata Mama Dam.


    Dam yang melihat pemandangan itu langsung terpaku diam ditempat. Matanya mendelik seperti boneka Annabelle.

    "What de... " bisik Dam.

    "Sorry Dam, gue yang manggil dia, abis gue gak tahan lo cekokin film art house lu itu dari tadi..", bisik Tari.

    "Jadi sepanjang film lo gak fokus ke film itu Tar,dan lo hubungin dia buat dateng kemari..? Gue tarik tali beha lo Tar.", bisik Dam sambil memasang senyum palsu ke mamanya dan Chandra.

    "Ehh Dam.. Kamu tuh gimana sih, ada temen kamu manggil manggil dari tadi bukannya kamu keluar dulu.." kata Mama Dam sambil memakai kembali celemeknya dan segera menuju ke dapur.

    Dam hanya diam. Mama Dam menggelengkan kepalanya.

    "Tari, minuman yang dikamar sudah habis?" , tanya mama Dam.

    "Ohh iya Tan, tinggal sedikit sih..", jawab Tari sambil tersenyum.

    "Bantuin tante bikin lagi yah.. Kasian itu si Chandra kepanasan diluar..", ajak Mama Dam.

    "Ohh okay tan..", jawab Tari lalu beranjak pergi bersama Mama Dam kedapur.

    Tersisa Dam dan Chandra diruangan itu, suasana terlihat sangat canggung.

    "Tadi Tari ngajak gue kesini, katanya kalian mau tutor yah,.." Chandra berbicara pelan. Suaranya terdengar begitu kontras dengan badannya yang terlihat lebih besar dari Dam.

    Dam hanya diam, lalu segera masuk ke kamar. Chandra yang masih terlihat bingung segera mengikuti Dam dari belakang. Betapa kagetnya Chandra saat melihat adegan film art house yang diputar di kamar Dam.

    "Oh My..! Ini filmnya Terras Melik kan yahhh, The Tree of Love!", teriak Chandra histeris.

    Dam yang melihat hal tersebut langsung terlihat kaget, pasalnya sungguh suatu pemandangan yang tak biasa baginya melihat seorang anak yang selama ini dianggapnya shallow ternyata memiliki kesukaan yang sama dengannya.

    "Iya.. Lo suka juga karyanya Terras Melik?" , tanya Dam yang saat itu tiba - tiba saja terlihat excited berbincang dengan Chandra.

    "Iya.. Selain Terras Melik gue juga suka kok Laras Volinteer yang bikin Melancoliah", kata Chandra.

    "Damn!! Itu juga favorit gue..!" saut Dam antusias.

    "Terus - terus.. Lo suka apalagi?", tanya Dam.

    "Okaaay, gak salah emang gue undang Chandra kesini yaaaahhh.." sela Tari tiba - tiba sambil membawa es buah segar yang baru saja dibuat oleh dia dan Mama Dam.

    "Eh Chan.. Minum dulu..", kata Tari meletakkan minuman itu di meja belajar samping pintu.

    "Wahh, Dam.. Kalau tau lo suka art house film, gue bawain beberapa dvd gue deh dirumah.." saud Chandra sambil meminum es buah segar yang disuguhkan oleh Tari.

    "Yaudah ambil balik aja Chan.. hari ini gak usah belajar deh,", timpal Dam antusias.

    "Ehh.. Ehh.. Ini jadinya gimana??", sela Tari.

    "Udah, Tar.. Istirahat aja dulu lah kita..." , jawab Dam antusias.

    "Iya Tar.. Eh lo mau ikut gak?", timpal Chandra.

    "Ahh ogaaah gue kalau nonton film yang gituan.. Yang lain okay deh..", jawab Tari.

    "Yaudah nanti abis art house-an bareng kita nonton serial African Horror Story aja gimana..?", Chandra memberikan tawaran.

    "Okay, deal.. Yuk jalan.. Eh tar dulu, gue mau pipis sebentar.. Nanti langsung tunggu gue didepan aja yak". Tari berlari menuju Toilet.

    "Ma.. Aku pergi dulu ya sama Chandra dan Tari", teriak Dam.

    " Ohh iyahh.." jawab Mama dari dapur.

    Chandra dan Dam kali ini kembali berdiri berdekatan, namun kini hilang sudah rasa benci dalam diri Dam terhadap Chandra, tanpa disadari Dam memberikan sebuah senyuman manis terhadap Chandra, Chandra yang melihat itu langsung membalasnya dengan senyuman. Mereka saling menatap, bukan tatap mata benci, melainkan sebuah tatapan mata kegembiraan, atau mungkin cinta? Entahlaaahh..


    -to be continued-


    cc : @3ll0‌ @arifinselalusial‌ @GeryYaoibot95‌ @d_cetya‌ @lulu_75‌

    sekian dulu untuk part II, ditunggu komennya, sekalian disebarkan ke temen yang lain if you dont mind.. hehehe. stay kece! ;)
  • Kurang...Kurang :D
  • @Geek hmmm lumayan lah smooth lanjut tapi agak panjang
Sign In or Register to comment.