BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Balada Tempe dan Tahu

Terdengar decit pintu depan rumah terbuka, selanjutnya suara sendal jepit yang diseret pasrah. Digantungnya peci hitam pudarnya bersama baju koko yang dikenakannya sehari-hari ke masjid. Ia segera menuju ruang keluarga yang diterangi lampu 25 watt, temaram. Di ruang itu tertata meja kayu persegi panjang yang muat untuk empat orang saja. Seperti anjuran pemerintah bagi keluarga-keluarga sederhana (baca: kecil) seperti mereka, bapak, ibu dan dua anak saja.

Bapak menggeser kursi yang dimasukkan kebawah meja. Dia lalu duduk dengan tenang, kedua tangannya diletakkan diatas meja layaknya anak-anak patuh yang belajar di sekolah dasar. Ditatapnya tudung saji di tengah-tengah meja dengan penuh tanya. Sudah beberapa hari ini Bapak bersikap demikian, hari ini dia bersikap sama.

Dibuka tudung saji itu perlahan, kepalanya ditundukkan mencoba mengintip isinya. Terbukalah tudung saji, hanya ada bakul, setoples kerupuk dan semangkuk sayur ketela. Tersembur raut muka yang kecewa dari raut mukanya.

“Mak...!” Dipanggillah istrinya.
“Iya pak..” Jawab istrinya yang datang menghampirinya.
“Mamak nggak ke pasar hari ini?” Tanya bapak.
“Ke pasar pak, lha itu beli krupuk beli dimana kalo nggak di pasar.” Jawabnya.
“Kok nggak beli tempe atau tahu? Uang yang bapak kasih nggak cukup? Masak anak-anak kita yang cerdas itu kita kasih kerupuk terus, bisa melempem otak mereka lama-lama, mak!” Bapak bertanya dengan nada tinggi.
“Duitnya cukup!” Jawab si istri ketus.
“Lha kenapa nggak beli?” Tanya bapak.
“Pembuat tempe dan tahu lagi demo.”
“Lha...” Si Bapak tidak berani melanjutkan perbincangan.

Segera Bapak mengambil piring dan melahap hidangan malam itu dengan lahap. Kres kres kres, terdengar suara kerupuk yang dia gilas dengan gigi-giginya yang tak teratur.
Ditatapnya kalender yang terpajang di tembok ruang. Tertulis jelas tahun 2013 dicetak besar dengan warna hitam.

“2014 swasembada kedelai.” Gumamnya.
Dipalingkannya kelander itu dan kembali menikmati hidangan makan malam yang sederhana itu.


Comments

Sign In or Register to comment.