Bersama:
ANTON & RICHI
One Shoot
Don’t Like Don’t Read..
Enjoy! ^^
******
"Hai manis."
"HUEEEKSS.Dasar cowok hombreng.Gue memang manis tapi gue gak hombreng you know!! Ke neraka aja sana loe!!"
Balasan pedas Richi membuat Anton tidak terima.Dia lalu menghampiri dan menarik rambut Richi.
"Bilang ape lu? Loe udah ngatain gue hombreng trus loe nyuruh gue ke neraka? Emang sape lu!!" Anton menjambak rambut Richi keras yang membuat Richi memegang tangan Anton agar kepalanya tidak lepas (?).
"Argh..Hoi brengsek!! Gue tau loe suka sama gue kan? Kata temen gue,loe mau nembak gue.Ih amit-amit deh gue nerima loe. Mau ditaruh mana ni muka gue. Ke laut sana!! hombreng najis!!" Bertambahnya level kepedasan kata-kata Richi menandakan cowok manis ini benar-benar tidak sayang nyawanya padahal dia mengaduh kesakitan tadi. Antara salut dan kasihan. Nekat yang gak tanggung-tanggung.
"Loe kecil-kecil mulut loe pedes ya!! Loe gak sayang noh sama nyawa loe!! Loe gak takut gue bunuh!! Atau gue robek aja mulut cabe loe itu!! Tadi loe nyuruh gue ke neraka, sekarang ke laut. Yang konsisten dong!!"
Sepertinya ada yang aneh sama kemarahan Anton. Konsisten? Ok abaikan, lanjut adegan..
Anton mendorong Richi ke dinding gudang olahraga setelah melepas jambakannya.Salahkan teman-teman Richi yang menyuruhnya mengembalikan sekeranjang bola basket ke gudang dan apesnya dia bertemu Anton yang menguntitnya.Anton sudah cinta mati deh sama Richi sampai dia rela bolos pelajaran hanya demi menguntit Richi dan..
Chuppp~
"Brengseek!!!!!! Berani-beraninya nyium bibir gue!!"
Richi berontak tapi dia kalah tenaga.Anton terus memegang kepala Richi dengan kedua tangannya.Richi berusaha menendang Anton tapi kaki Anton seperti kebal dengan serangan Richi.Mereka sekarang bertatap muka.Kedua tangan Anton mencekik leher Richi.
"Versi gue cinta itu bisa dipaksain dan sekarang loe harus nerima gue jadi pacar loe biarpun loe gak suka sama gue atau.." Sepertinya keputusan Anton mutlak tidak bisa diganggu gugat atau..dia semakin kencang mencekik Richi.
"Gu..g..gue GAK SU..DI!!" Nekat, Richi nekat. Sudah tahu dia kesulitan bicara tapi masih bisa membantah.
Anton semakin mengencangkan remasan kedua tangannya di leher Richi. Wajah Richi mulai memucat.
"Jawab YA tolol!!!" Anton geram mencoba memaksa Richi.
"G..g..gak!!!" Richi semakin sulit bernafas. Wajahnya semakin pucat. Anton mengencangkan lagi cekikannya, perlahan dikencangkan lagi.Lagi.Richi semakin tak berdaya, dia di ujung tanduk sekarang, dia menangis?
"To..to..long..."
.
.
.
.
.
"Tunggu.Ih sadis bener. Masak segitunya sih?"
"Memang seperti itu kejadiannya Kai,aku malas kalau harus mengingatnya lagi, ini karena kamu pengen tahu dan kamu teman baikku jadi aku ceritain."
"Hmm.Trus gimana kelanjutannya tadi?" Kai penasaran, dia menengok ke arah Richi.
Tok..Tok..Tok..
Sebelum Richi mau menjawab, ketukan pintu terdengar.
"Kai, kau di dalam?"
Tahu seseorang mengetuk kamar Richi, Kai menyahut, bangkit dari tempat tidur Richi dan menuju pintu.Richi pun juga segera bangun dan duduk di pinggiran tempat tidur.Mereka ternyata curhat sambil tiduran.
"Ya Kak Henri."
Pintu terbuka, yang menampilkan sesosok lelaki yang dicintai Kai beserta rekannya.
"Kai, aku ada perlu denganmu. Bisa ikut aku sekarang?" Senyuman mesra Henri menjadi daya tarik khusus bagi Kai. Kai-pun langsung menurut.
"Richi maaf,ceritanya dilanjut lagi besok ya. He." cengir Kai yang mendapat senyum ringan Richi. Kai lalu menggandeng Henri dan keluar dari kamar Richi.
Obrolan santai di sore hari dengan cuaca sedikit mendung antara dua sahabat tampak menyenangkan,terlebih lagi mengobrol tentang seseorang yang malas kau acuhkan dan menyita rongga kepalamu.
Rekannya Henri masih ada disana, mendekati Richi, lalu setelah sudah benar-benar dekat, dia mencium bibir manis Richi sekilas.
Richi rasa dia tidak perlu lagi berontak. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Sekarang dia tersenyum di hadapan lelaki yang berdiri di depannya itu, sesaat sampai muka juteknya kembali memancar.
"Kenapa lagi? Masih marah sama kejadian kemarin?"
"Ya, gue masih marah."
"Trus kenapa nerima gue?"
"Karena kau paksa."
"Hmm. Lalu kenapa kamu gak nolak aku cium barusan."
"...."
"Lalu siapa yang bilang kalau kau menghinaku karena kau cemburu aku dekat-dekat dengan Kai?"
"...."
"Sepertinya aku harus berterimakasih pada Kai, karena aku tahu dari dia kalau kau menyukaiku."
"Kai?"
Obrolan santai di sore hari dengan cuaca sedikit mendung antara dua cowok yang mencinta tampak menyenangkan dan menegangkan.
"Jadi kau mencintaiku kan?"
"Kurang lebih begitu."
"Aku tidak mau ada kurang."
"An.kamu cerewet."
"Katakan kalau kau mencintaiku."
"Ya, aku mencintaimu."
"Bukan karena terpaksa?"
"Mau gimana lagi."
Obrolan santai di sore hari dengan cuaca sedikit mendung antara dua cowok yang mencinta tampak menyenangkan dan penuh cinta.
.
.
TAMAT
.Joy With TURN
Comments