BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Daging Kurban Yudi

Tidak seperti biasanya, Yudi kecil sudah meningalkan shelter di pagi buta. Dipilihnya baju paling bagus untuk dikenakan bersama sarung satu-satunya yang ia punya. Tak lupa dia membawa selembar kertas bekas. Pagi ini Yudi akan pergi ke halaman masjid DPRD kota untuk menunaikan sholat Idul Adha.

Sesampainya di depan halaman masjid,orang sudah berjibun memadati shaf demi shaf. Ia pun segera menggelar koran bekasnya untuk duduk di paling belakang jamaah. Dari jauh dia melihat rombongan bapak-bapak berpakaian bagus dikawal untuk menempati shaf di dalam masjid bersama kyai-kyai berjubah serba putih.

Terik mulai menyengat, namun hal itu sudah biasa bagi Yudi. Ia tak lekas pergi dari shaf seperti anak-anak lainnya seusai sholat. Dia duduk tenang mencoba mendengarkan sayup-sayup ceramah yang dikoarkan secara santun dan manis oleh seorang kyai. Baru ketika ceramah usai, ia beranjak meninggalkan tempat duduknya lalu bergabung dengan gerombolan orang-orang yang disebut sebagai fakir miskin.

Seorang petugas membagikan secarik kertas bertuliskan nomor antrian untuk pengambilan daging. Dengar-dengar hari ini DPRD kota akan menyembelih sepuluh sapi impor yang akan dibagikan untuk masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat yang dimaksudkan oleh bapak-bapak adalah masyarakat yang hanya bisa mengkonsumsi tak lebih dari 5 kg daging per-tahunnya. Mereka percaya di hari yang suci ini, tidak hanya pahala berlimpah yang akan mereka peroleh tetapi juga membantu memakmurkan warganya.

Sembari tukang jagal menyembelih sapi impor itu satu-satu. Seorang bapak yang disegani diantaranya menemui gerombolan orang-orang dengan secarik kertas nomor antrian. Dia berdiri menunggingkan tangannya minta dikecup. Satu persatu gerombolan itu mengecup tangan halus dan putih bapak itu. Yudi pun mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Dipegangnya tangan bapak itu yang putih, halus dan wangi. Diraba-rabanya tangan bapak itu yang tidak seperti tangannya. Ia berpikir bagaimana bapak itu bisa berpakaian mewah jika tangannya putih mulus seolah tak pernah memegang alat kerja. Apakah pak tua yang mengatakan kekayaan adalah bekas tangan adalah bohong?

“Sebentar lagi kami akan membagikan daging kurban sapi impor kepada bapak-ibu. Silahkan dimasak di rumah sebagai kecukupan gizi keluarga.” Bapak itu memulai pidatonya.
“Di dalam daging sapi impor terdapat protein dan kalsium yang baik untuk menjaga tulang bapak dan ibu, serta bisa membuat anak bapakdan ibu cerdas dan pintar.” Bapak itu menggelegar.

Yudi hanya bisa termangut-mangut mengamini apa yang bapak itu katakan di depan podium. Ia hanya berharap pidatonya segera usai dan bisa membawa sekresek daging kurban secepatnya. Sudah dari kemarin dia belum makan dan cacing-cacing di perutnya mulai memberontak.

Akhirnya waktu yang dinanti-nanti tiba, kresek-kresek daging bermunculan. Gerombolan yang tadi duduk anteng di depan podium serentak berdiri dan menyamber kresek daging itu dari tangan petugas. Si bapak yang sedang berpidato kaget lalu menyuruh petugas untuk menenangkan keadaan. Namun sayang, gerombolan sudah terlanjur menjadi brutal. Beruntung Yudi sigap dengan keadaan itu, dengan tubuhnya yang mungil tapi gesit dia berhasil merampas satu kresek daging. Segera ia berlari keluar dari kekacauan dan pergi.

Dipanggilnya ibu penjaga warung tempat biasa berhutang makan. Ibu itu bermuka masam ketika tahu yang memanggilnya hanyalah Yudi. Warung si Ibu sedang sepi, apalagi saat ini Idul Adha, banyak orang memilih makan di rumah daripada warungnya. Yudi memenyerahkan kresek berisi daging kepada ibu itu. Dilihatnya isi kresek itu dengan sinis oleh si ibu. Ia mencoba mengingat-ingat hutang Yudi dan menaksir daging yang ditukar oleh Yudi.

“Sana makan sama sayur dan tempe!” Suruh si ibu.

Yudi pun segera mengambil piring lalu menumpahkan nasi segunung. Ia pun makan sayur dan tempe dengan sangat nikmat dan lahap.

Comments

  • aku suka cerita ini, banyak yang seperti ini dikehidupan nyata ...
  • lanjut please :(

    mention ya :( #tetibamellow
  • Kok gue tersentuh, ya? Oh hati rapuh gue.
  • Yak Ampun #Ngelus dada :-S
  • ya ampun......huft aku jadi malu bacanya.......aku ga manfaatin apa yg kupunya.....ternyata begini kejadian nyata di kehidupan kita.......


    tapi nama yudi ingetin sama temen kerjaku. ...manis bgt putih bersih orangnyah... ^_^
  • ya ampun......huft aku jadi malu bacanya.......aku ga manfaatin apa yg kupunya.....ternyata begini kejadian nyata di kehidupan kita.......


    tapi nama yudi ingetin sama temen kerjaku. ...manis bgt putih bersih orangnyah... ^_^
  • ya ampun......huft aku jadi malu bacanya.......aku ga manfaatin apa yg kupunya.....ternyata begini kejadian nyata di kehidupan kita.......


    tapi nama yudi ingetin sama temen kerjaku. ...manis bgt putih bersih orangnyah... ^_^
  • Oh Yudi anak yg malang, hiks.
  • jadi, si Yudi nggak makan daging kurban?
    dagingnya buat bayar hutangnya di warung?
  • Maseh bingung ma klimaksnye walau ngerti jalan ceritanye :D
  • bagus, bisa tidak selalu tentang gay ya disini
  • lanjutannya bang :)
  • wow... singkat padat dan mengena..
Sign In or Register to comment.