First Story "Nyata dalam Bayang"
Dia ada disana. Bercandaria dan berceloteh bersama sama dengan Orang-orang asing itu. Menyerukan berbagai jenis suara dalam berbagai jenis nada. Menampilkan pesona lewat wajahnya yg Menarik mata.
Aku ada disini. Memperhatikan dan mengamati dirinya, yg sudah lama mengisi relung hatiku. Mengusir sekat-sekat yg sebelumnya membelenggu Hasratku. Memberi warna baru yg dulu pernah baru.
Kami adalah dua dunia yg berbeda. Dua yg tak bisa menjadi satu, Dunia yg tak pernah saling merasa cocok. Kami tak pula seperti sepatu yg tak bisa bersama, karna sebetulnya kami tak pernah bersama. Hanya bagaikan dua kubu yg berseberangan, terhalang oleh batas batas semu yg Mencuat jelas.
Kami jg tak pernah berkenalan. Tak pernah saling mengucap nama bahkan pula bertukar sapa. Hanya pernah berpas-pasan, dengan aku yg melirik dan dia yg tak peduli. Kami sama sama tak tau siapa Nama, namun aku entah mengapa bisa candu akan dirinya. Menjadi sakau bila tak melihat Raganya.
Apakah ini pantas disebut sebagai Cinta, jika saling kenalpun kami tidak?Jika saling taupun kami tidak? Jika jawabannya tidak pantas, lalu rasa mengganjal apakah yg mengusik saraf saraf hatiku? menuntut dan mendamba terhadap dirinya diseberang? Aku butuh jawaban bukan sekedar diam.
Pantaskah pula jika aku menyebut dia adalah keping hilang hatiku? Terlalu naifkah?
Sudahlah. Jangan menjawabku jika kau tak ingin, meski aku mengharapkanmu memberi ucap.
***
Dia berada dekat denganku sekarang. Kulit kami hanya beberapa Centimeter di ruang perpus yg Menyesakkan ini. Bukan aku yg membunuh jarak! Aku takkan seberani itu.
Dialah yg memilih duduk begitu dekat denganku, berkutat dengan buku yg sering membuat dia mengernyit bingung.
Hanya saja aku bertanya tanya. Mengapa tiba tiba Ada getaran yg begitu cepat didalam dadaku, seolah berdesir disepanjang ari ariku. Lalu apakah air conditionernya rusak? Mengapa hawa semakin memanas seiring dengan waktu yg berjalan? Adakah jawab dari kalian? Tidak? sudahlah, lagipula aku tak mengharapkannya.
Kini aku berusaha berkutat dengan bukuku. Mencoba menarik kembali konsentrasiku yg kini terbang melayang dijalur udara. Berusaha menggantikan dirinya dengan kerumitan kalimat dalam halaman yg tak kalah rumit.
"kak?" Suaranya terdengar memasuki telingaku. Entah dengan siapa kini ia berbicara aku tak peduli. Aku hanya butuh mendengar Suara beratnya yg menekat hasratku.
"kak?" ulangnya. Namun kimi aku bisa merasakan ia menepuk punggungku.
Aku menoleh tanpa menjawab.
"Kak prima kan? Saya Danny junior kakak. Saya dengar kakak ahlinya Fisika di skolah kita. Tolong beri pencerahan buat rumus yg ini kak"
Dia tau namaku dan ternyata namanya Danny. Kini dia berbicara denganku, hal yg tak pernah kusangka sebelumnya. Namun aku tak mengharapkan ada kata diantara kami. Aku tak terbiasa dengan itu. Aku hanya ingin menjadi bayangan baginya, ada namun tak pernah disadari. Aku ingin tetap tak mengenalnya, karna itulah fakta yg sudah kuterima.
Lalu kini ada yg berubah tapi aku tak ingin. Jadi aku tetap tak menjawabnya, lalu bangkit berdiri. Meletakkan buku diraknya dan meninggalkannya tanpa membalas kata.
Bukannya aku tak menyukainya. Bukannya aku tak senang mendengar suaranya. Hanya saja rasanya berbeda jika ia akhirnya berbicara denganku. Aku ingin segalanya tetap seperti dulu.
Aku disini sebagai bayangan dan dia disana sebagai Pemilik bayang. Selalu seperti itu meski hati menuntut lebih.
***End***
Comments
@lulu_75 makasih kak
Aku mencoba membunuh perasaan gila ini lagi. Perasaan yg sangat salah. Bukan saja karna salah jalur, namun pula karna aku merasakannya terhadap sahabat dekatku! Itu berarti aku adalah homo gila yg dengan gilanya memberi rasa pada sohib terbaikku!
Aku gapapa kalo misalnya emang dilahirkan jadi pecinta burung walau aku sudah punya burungku sendiri. Aku ga bakal merasa cemas karna itu. Namun yg tak bisa aku terima adalah mengapa perasaan sialan ini malam tertambat ke lelaki yg suka main cewek? Seharusnya kan ke lelaki yg suka main cowok biar fair!
Dan masalahnya bukan karna dia adalah sahabatku atau karna dia adalah straight. Tapi karna aku tak tau bagaimana nasib perasaan naas ini nantinya. Aku belum ingin merasakan sakit hati! Aku ingin cinta pertamaku slalu terkenang olehku bukan karna mirisnya namun karna manisnya.
Siapa coba yg ingin kisah first lovenya menyedihkan untuk diingat? ga ada! Dan aku jg ga mau itu.
Hatiku jadi tambah sakit kalo ingat ingat dia. Tambah sakit lg kalo memikirkan kemungkinan buruk jika aku menyatakam cinta.
So poor am I!
***
Setelah berhari-hari berdebat dengan logika dan hatiku, akhirnya aku memutuskan untuk memberitau dia sgalanya. terserah mau kisah cintaku kandas kek, mau persahabatan kami hancur kek, mau dia jauhin aku kek, aku sudah ga peduli.
Hatiku semakin capek jika trus memendam rasa tahi ayam ini. buat hari hariku smakin muram dan menggalau. jadi aku pikir lebih baik aku keluarkan saja. kan ga baik kalo cinta dipendam trus.
Aku sudah menghubunginya dan menyuruhnya untuk menemuiku ditempat biasa. Aku bilang ada yg penting. Dia bilang oke, so aku akan lakukan yg seharusnya sudah kulakukan sejak lama. Takkan aku menyesal atau kecewa. Aku sudah mengambil keputusan!
***
Dia sgera kuhampiri sesaat stelah aku tiba. Dia tersenyum, buat hatiku terenyuh kembali. tapi tidak boleh aku berhenti. aku sudah berkomitmen.
"Lang, Tujuanku ngajak kamu ketemuan malam malam gini adalah karna ada hal yg harus aku bicarakan! Penting!"
"Dan apakah itu?" tanyanya.
"Sbelumnya aku ingin meminta maaf dulu. Maafkan aku untuk apa yg aku akan katakan nanti, maafkan aku untuk rasa salah yg kuutarakan padamu."
"oke. kamu kumaafkan. So what do you want to say?"
Aku menghirup nafas dulu. menghembuskannya lalu menghirupnya lagi. Dan ketika aku menghembuskannya, mulutku berucap "Aku menyukaimu. Tanpa alasan"
Hatikupun lega. Aku menunduk, senang karna akhirnya aku berhasil mengatakannya.
"Wow" jawabnya akhirnya setelah jeda panjang kekagetannya. "jadi kamu ingin jadi pacarku?"
Aku mengangkat muka lalu dengan tenang menggeleng. "aku menyatakan ini bukan agar aku bisa menjadi pacarpacarmu Lang. Aku hanya ingin kamu tau sebnarnya perasaan aku ke kamu itu sebenarnya gimana. Dan kini aku lega menyatakannya."
Dia tersenyum lagi tanpa ada perubahan. tetap dengan senyuman khasnya yg menggoda.
"kalo gitu thanks Jef. Makasih karna kamu sudah menyukaiku."
"samasama Lang"
Lalu dia meraihku dan mendekapku dalam kehangatan tubuhnya.
Dan ternyata semuanya baik baik saja. Tak ada yg brubah dari dirinya sejak itu, begitu pula denganku. Kami tetap bbersama, tak peduli Waktu mulai menggorogoti.
Kami tetap kan bersama, selayaknya kami dahulu.
***end***
@lulu_75 makasih kak
Seharian sudah kami bermain di sepanjang pantai. Bersama dengan teman teman satu skolah. Main kelereng (guli), lalu lompat tali, kejar kejaran dan brakhir dengan petak umpet.
Peluh kami berjatuhan dan otot kami semakin melemas stelah smua permainan itu brakhir. Kami berdua duduk dibawah pohon kelapa kecil yg teduh, sembari mengatur nafas kami.
"Besok main lagi yok Jim" Ucapnya penuh smangat.
"Boleh boleh. Besok kita main Tembak tembakkan Bas. Atau gak main superhero. kayak superman ituloh Bas." jawabku bersemangat.
"Yah main itu lagi. Bosan Jim"
"Lah trus mau main apa Bas? Setan setanan?"
"Ga main itu jg kali Jim. Maksud aku itu kita main yg beda aja"
Aku mengernyit bingung,"beda gimana Bas?"
"Yah kamu taulah. Kita bukan anak kecil lg. Umur kita udah 12 taun dan entar lg mau smp. Permainan yg bakal kita mainkan harus sesuai sama usia kita loh Jim"
"Sok dewasa" sindirku,"padahal kita kan emang masih bocah"
"Kamu itu dibilangin malah ngeyel. Aku srius loh Jim. Permainan kayak gitu uda ga cocok lg buat kita"
"Trus kamu maunya main apa?"
Dia langsung tersenyum smangat,"nah kmarin aku ada liat film dewasa gitu Jim"
"woi kita masih kecil. ga boleh loh nonton gituan"
"Aku kan penasaran Jim. soalnya abangku sama temen temennya suka bicarain itu dikamar."
"Oke oke. trus permainananya apa?"
"Permainannya entar. Aku critain dulu filmnya. Nah di film itu ada dua cowok Jim. Yg satunya nungging, yg satunya berdiri diblakang yg nungging Jim. trus dede kecil yg brdiri dimasukin ke*skip*. Nah gitu isi filmnya Jim."
"Trus permainannya apa?"
"ya permainannya itu Jim. Main cowok gitu. Mau gak? Aku sih penasaran"
"Ga mau ah Bas. Ngapain pula kita main gituan? kita masih kecil loh Bas."
"Ya karna itu kita mesti lakuin biar kita gak kecil lg. Kamu cukup nungging aja Jim. mau gak?"
Aku tetap menggeleng ,"gak ah Jim. yauda aku pulang dulu ya. uda malam"
"trus permainannya gimana Jim?"
"ganti yg lain aja"
Dia akhirnya berpikir dengan aku yg menunggu.
"yauda deh. besok kita main mama papa aja. kamu jadi mama, aku papa. gimana?"
"masa aku mama? jangan dong Bas. yg jd mama si jenny aja deh. aku jd anak aja"
"kan cuma main main Jim. oke?"
Aku berpikir lg, "yaudah deh. besok pas pulang skolah, kamu lngsung ke rumaahku ya"
"oke"
Lalu aku berjalan pergi sambil membayangkan permainan kami besok. Aku jd mama , Bas jg papa. Yah kayaknya menyenangkan.
Tapi kok ada yg aneh ya dengan prasaanku? kok aku merasa sesuatu yg hangat lg ada didalam dadaku?
Ah sudahlah. Aku harus pulang.
***end***
Panggil titi @3ll0
"Gue suka sama lo"
"kenapa?"
"ya suka aja. Entah kenapa gue merasa senang tiap liat elo, ngerasa geregetan tiap kali lo senyum ke gue, ngerasa ada rasa yg aneh tiap kali lo ada di dekat gue"
"Lo kok bisa suka ke gue? kita kan sama sama cowok? elu nge-hang hah?"
"Iya gue nge-hang gara gara lo. gue kayak gini, suka sama cowok, semuanya karna elo. elo penyebabnya"
"jangan ngaco deh. mana ada cowok bisa suka sama cowok? kayak ga ada lg cewek didunia ini"
"Gue ga ngaco dan gue emang ga demen cewek. gue demennya sama elo"
"terserah lu deh."
"kok terserah gue? elo kan yg mestinya nentuin, memberi jawaban"
"jawaban apanya?"
"ya jawababn buat apa yg barusan gue ungkapin ke elo"
"elo mau gue jawab apa?"
"ya ikuti kata hati lo lah. kalo lo emang suka ke gue yaudah jawab ya. kalo gak ya jawab gak"
"kalo gue gak mau jawab gimana?"
"itu artinya lo ga punya hati. karna tanpa lo sadari lo uda gantungin gue."
"oke. gue bakal jawab. tapi kasitau alasan lo ke gue, kok bisa lo suka sama gue? kok bisa lo punya rasa ke gue?"
"Gue suka sama lo tanpa gue tau kenapa. gue suka sama lo tanpa gue tau kok bisa. rasa itu hanya datang ke gue tanpa memberi gue pilihan buat dipilih. dia tiba tiba aj ngusik hati gue dan merubah pendapat gue tentang lo. jadi kalo lo mau tau mengapa, jawaban gue adalah gue ga tau"
"kalo gitu gue nolak lo"
"oke that's fine. gue trima jawaban lo."
"Dan buat prasaan lo, gue harap lo bisa simpan baik baik. jangan elo buang atau lepas."
"maksud lo?"
"ya yg penting jangan pernah ubah prasaan lo. tunggu gue aja. dan kalo lo bisa sabar, gue yakin gue bakal kembali buat rasa lo."
"ini bukan harapan palsu kan?"
"gue ga bakal beri harapan palsu ke elo. so tunggu gue ya"
"oke. gue pegang kata kata lo dan bakal gue pertahanin rasa gue"
"oke"
***end***