Ini cerita isi hati tentang Aku (cowok, yaiyalah!), D (Cowok) dan A (cewek). Kami bertiga lumayan dekat. Boleh dibilang kemana-mana selalu nempel nggak kira2. Kami bertiga paling suka nonton film bareng.
Tiba-tiba si D, memutuskan untuk berkarir diluar kota yang jaraknya lumayan jauh. Sungguh tiba-tiba banget. Ibaratnya, kemarin dia bilang - dari mulut sendiri - sama sekali nggak mau keluar kota untuk titian karir, tapi tahu-tahu keesokan harinya, dia langsung pamitan untuk meniti karir dikota nan jauh itu. DIa punya pertimbangan dan alasan tersendiri, yang dimana, Aku dan si A juga baru tahu, setelah beberapa hari sejak ia meninggalkan kota kelahiran kami bertiga. Kami memakluminya, walaupun kami berdua (mungkin bertiga - Aku, kami tidak sempat menghantarnya ke stasiun, jadi kami tidak meilhat ekspresinya) sangat sedih dan terpukul dengan kejadian itu.
Suatu saat setelah D pergi, Aku coming out dengan si A. Ditengah-tengah obrolan kami tentang keadaanku yang sebenarnya, dia juga membuat pengakuan. Pengakuan yang menurutku lumayan dasyat. Padahal prosesi pengakuanku sendiri, belum selesai.
Katanya, sudah hampir 7 tahun dia menaruh hati ke D. Aku melengos. Tiba-tiba rasanya ada lubang hitam yang menyedot perasaanku. Rasanya sakit. Karena sebenarnya, awal rencanaku, diakhir prosesi pengakuan ini, aku akan bercerita mengenai rasa sukaku terhadap D.
Aku percaya si A. Aku percaya sebagai seorang teman, karenanya Aku berani CO dengan dia. Namun Aku juga memahami bagaimana murka bisa menelan akal sehat. Aku sudah menaruh - ibaratnya - suku cadang jiwaku, deposito masa depan - ke dalam otaknya. Kalau seandainya Aku cerita juga bahwa aku (juga) suka dengan D, aku sama sekali tidak bisa memprediksi, sejauh mana murka akan membawanya. I'm still discreet to other people than my trusted ones.
Disisi lain, aku tidak ingin dusta permanen mengisi koneksi persahabatan kami.
Sekarang aku bingung. What should I do, guys?
Comments
beruntung bgt tuh ke dua sohibnya suka sama dia )
setuju sama bang sinjai , mending gausah di omongin , cari aja gay yg lainnya walau , yah , susah .. tapi siapa tau jodoh kamu bukan si D .
biarkan A dan D bahagia lah , siapa tau langgeng sampai nikah ..
+ perganteng diri aj, nnti jg bnyk ikan2 laen yg nyamperin buat bantu move on. lol.
kalian hanya menyukai satu org yg sama.
@sinjai makasih atas masukan buat mindsetku.
@sunnyhoney Si D nggak cakep sih. Tapi supeer manis. dia berkharisma tapi manis. Ah. Sebenernya si A jg nggak berani bilang perasaannya ke D sih.
@Tsunami Hahaha, maap. Mirip cerpen yak emangnya. Tapi kata2 bro Tsunami indah. Menginspirasi. Bener banget kalo cinta tumbuhnya nggak ngira-ngira. Tinggal gimana kita beradaptasi dengan keadaannya. Hahaha.
@lulu_75 Sejujurnya, selama ini saya juga sudah tersakiti (karena cinta tak berbalas). Tapi rasa sakit itu udah biasa. Ujung-ujungnya jadi kebas. Awalnya cm sekedar merasa bersalah sama si A karena gue merasa berbohong. Tapi kata sinjai:
@haha5 Pengennya sih move on, tapi tindakan tidak semudah pengucapannya. Masih berusaha nih broo... Hahahaha.
@il_gamyeon ROFTL. So true.
@LittlePigeon Yah, cinta segitiga dengan dua sisi. #halah Apaan coba... Ya tapi bener sih. bukan cinta segitiga (utuh)
atau km sm dgn PHO (perusak Hubungan orang)
carilah yg lain selain D
untuk km yg berbuat baik pasti jg akan dpt kebaikan dr pengorbanan hidup mu itu
semangat eeaa
Pacaran gih!!!
*peace