Dio : Adik
Alvi : Kakak
Dio Anak Biasa saja tidak bodoh ataupun Pintar
berbeda 180 drajat dengan Dio. Alvi Sangat cerdas.
Suatu Siang Hari
Alvil Sedang Mengerjakan Penemuanya (membikin
Tenaga Surya)
Ibu : ayah lihatlah anak kita Alvi .ibu Bangga padanya
Ayah : iya bu bapak juga bangga pada alvi
ibu . ayah ."dio berteriak"
lihat nilai ulangan ku . aku mendapat Nilai 90.bu
"namun ibu dan bapak mengacuhkan Dio karena
Terkagum kagum dengan penemuan Alvi"
Dio marah karena orang tuanya tak menghiraukan
panggilanya. dio pergi dengan menendang-nendang
semua yang di lewatinya. termasuk Guci sang kesayangn
ibunya
"Prang " suara Guci Pecah
sang ibu langsung berlali menuju guci tersebut
ibu : dio apa yang kamu lakukan ? kenapa bisa sampai
pecah??
"dio hanya memandang ibunya sambil menangis dan
penuh amarah"
Ibu : jawab ibu kenapa kamu pecahkan itu ? "sambil
menampar pipi Dio
Ayah : ada apa ini bu ?
Ibu : iniloh pa .liat guci kesayangan aku di pecahin
"ayah hanya menggelengkan kepala"
Dio : Bapak Ibu . jahat sama dio Kalian Semua ga sayang
sama dio ."sambil lari menuju kamar"
Seharian Dio tak keluar kamar dan hanya berdiam diri di
kamar
Ibu : "tok tok" Nak makan nak ibu sudah buatkan Ayam
Goreng balado kesukaan kamu"
Dio : pergi kau dari kamar ku.kau bukan ibuku
Ibu : apa yang kamu ucapkan. buka pintunya biarkan ibu
masuk
Alvi : bu dio kenapa ?
ibu : ibu juga ga tau nak dari siang dia mengurung
dirinya di kamar.
Alvi : yasudah ibu pergi saja makan dulu Dio biar alvi
yang urus
Alvi : Dio kamu kenapa cerita dong sama kakak . buka
pintunya
"dio pun membuka pintu kamarnya dan membiarkan Alvi
masuk"
Alvi : dio kenapa (sambil membelai rambut adiknya
penuh kasih sayang)
Dio : ga usah sentuh sentuh aku. aku bukan adik mu
Alvi : kamu ini bicara apa ?
Dio : apa kakak tuli . aku bilang aku bukan adikmu.
Alvi : kenapa kamu berbicara seperti itu ?
Dio : ibu selalu memperhatikan kakak . sementara aku
dihiraukan. aku tau kakak senang.
sekarang kakak sudah puas mengambil kasih sayang ibu
dan ayah . kakak mengambil semua yang ku miliki .
Alvi : kakak ga mengambil apa apa dari kamu . .
Dio : kakak kluar gih . aku benci liat kakak .
Alvi : io maafin kakak bila punya salah . dan kakak minta
maaf
Dio : cepat keluar
Sang kakak keluar dengan sedih
seminggu yang kemudian
Alvi masih melanjutkan mesin bertebaga matahari
Dio kembali datang dengan Hasil ulangan yang lumayan
memuaskan "9.5"
ibu ayah kakak lihat Nilai Ujianku
Namun di rumah banyak sekali orang berdatangan untuk
melihat mesin bertenaga matahari.
Dio geram dengan semua ini
Dio ke dalam rumah
dan membanting semua piring. jendela di pecahkan .
Dio : kenapa cuma kak alvi yang selalu mereka lihat .
kenapa kenapa .
ayahnyapun kaget karena mendengar pecahan beling
berada di rumah . dan langsung mengambil tongkat
untuk memukul yang di kiranya adalah maling.
Ayah : Astaga . terkejut Melihat keadaan rumah yang
penuh dengan pecahan beling
"dio melihat ayah dengan pandangan yang kosong"
Ayah : dasar anak kurang ajar . "memukul Dio" apa yang
kamu lakukan . anak bodoh .
memukulnya beberapa kali . hinga badan dio membiru
"ibu masuk ke dalam rumah"
Ibu : ayah apa yang terjadi di dalam sana .
Ayah : sini bu Lihat anak Kamu memecahkan semua
piring dan jendela . anakmu ini sudah gila
Dio : aku gak gila. ngapain ayah ibu . disini . sana pergi
dan lihat anak kesayanganmu di luar sana . pergi
pergi ..!!!
Ibu : dasar anak kurang ajar. sambil menyeret dio ke
Gudang Gelap . dan mengurungnya
bbrapa jam kemudia
panggilan Alvi membangunkan Dio yang terdidur
Alvi : Dio dio .
Alvi Langsung Memeluk dio .
Dio : untuk apa kau datang ke sini . sana urusi aja
kesibukanmu .
Alvi : ikut kakak .ayo.. kita bicarakan baik baik bersama
ayah dan ibu
Alvi dan Dio menuju Ke ruang Tamu . dimana ibu dan
ayah sudah menanti.
Ayah : kamu kenapa nak . ceritakan pada ayah dan
ibu .apa yang terjadi pada dirimu
Dio : ayah masih bertanya kenapa sama aku...
ternyata aku benar dirumah ini tidak ada yang perduli
padaku
Alvi : aku peduli sama kamu.
Dio : apa buktinya . ayah dan ibu selali saja
memperhatikan kak alvi. membanggakan kak alvi.
dari aku kecil aku menahanrasa iri pada kak alvi
saat kak alvi di belikan mainan dan aku juga mau . apa
jawaban kalian . (kapan kapan ya nak ibu ga bawa uang
lebih )
Ibu : itu karena ibu memang ga membawa uang lebih nak
Dio : alasan
Alvi : Dio kakak minta maaf jika kamu merasa kakak
mengambil kasih sayang orang tua . kakak minta maaf
Dio : tuk apa minta maaf . semua sudah terlambat. aku
sudah membenci kalian semua
Dio : katakan mengapa kalian begitu berbeda merawat
aku dan kakak
Ayah : lihat dirimu . kamu selalu membuat masalah di
sekolah . bolos . nakal .Ayah malu Setiap datang ke
sekolah hanya untuk mengurus kenakalanmu .
beda dengan kakak mu alvi . dia berprestasi . ayahpun
Bangga tuk datang kesekolah.
Dio : ayah aku dan kakak dua orang yang berbeda . Aku
ga akan pernah bisa menjadi kakak . dan kakak takkan
bisa menjadi aku .
Itulah kata-kata terakhir yang dio ucapkan pada
ayah. Karena… dio telah memutuskan untuk
pergi dari rumah. Entah apakah keputusanya
untuk pergi dari rumah ini adalah keputusan yang
benar atau salah, tetapi mungkin inilah yang
terbaik.
Kepergian dio menyisahkan luka yang amat dalam
bagi alvi, karena… tak akan ada lagi yang
menemaninya, mendengarkan keluh kesahnya,
tempatnya berbagi dalam segala hal.
semakin lama . dio merasa bahwa kasih sayang mereka
berkurang pada dirinya .
Dio : apa salah ku . sehingga aku seperti bukan akan
dari orangtua ku..
bersambung
Comments
Keren ceritanya ... lanjut ya
@lulu_75 blom mikirin endingnye hahahaha
mention yaaa kalo ΰϑǻ̶ђ lanjut