BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Suara Kita (Our Voice Indonesia) - Event Schedule~Pemutaran Film BOY MEETS GIRL 19 Desember 2015

edited December 2015 in BoyzRoom
Suarakita.org- Suara Kita mengundang kawan-kawan untuk hadir di acara pemutaran film yang berjudul BOY MEETS GIRL sebuah film tentang seorang transgender perempuan dalam mencari cinta

Sabtu 19 Desember 2015

Jam 16:00 – 18:00

Suara Kita

Jl Kalibata Timur I no 51 Jakarta Selatan

Acara ini gratis dan terbuka untuk umum

Salam keberagaman
«1

Comments

  • event apa ya ... @heavenstar maaf saya newbie jadi enggak tau ...
  • monggo dibaca dulu @lulu_75 :D
  • Diskusi dan Pemutaran Film “Yvest Saint Laurent”

    Undangan:

    Diskusi dan Pemutaran Film

    Judul Film: Yvest Saint Laurent
    Sutradara: Bertrand Bonello
    Bintang: Gaspard Ulliel, Lea Seydoux, Jeremie Renier
    Durasi: 106menit
    Subtitle: Indonesia

    Sinopsis
    Pada bulan Januari 1958, Yves Saint Laurent (Pierre Niney) – usia hanya 21 – tiba-tiba dipanggil untuk mengawasi rumah mode legendaris Paris yang didirikan oleh Christian Dior baru saja meninggal. Semua mata beralih ke asisten sangat muda ini saat Dia mempresentasikan koleksi pertamanya untuk Dior dan langsung naik ke puncak kelas elit haute couture itu.
    Selama Saint Laurent hati dan inovatif acara, Dia bertemu dengan nasib lain diperkenalkan kepada Pierre Berge (Guillaume Gallienne), pelindung seni, cinta masa hidupnya dan mitra bisnis seumur hidup. Tiga tahun kemudian, kedua mendirikan Perusahaan Yves Saint Laurent, yang dengan cepat akan menjadi salah satu kekuatan mewah terbesar di planet ini.

    Kegiatan dilaksanakan pada:
    Hari: Sabtu 11 Oktober 2014
    Pukul: 16.00
    Tempat: Sekretariat Suara Kita, Kalibata – Jakarta Selatan

    Kegiatan ini Gratis, informasi dan reservasi hubungi:
    Baim: 08966 3972 899
    Pin BB: 3173D387

    Trailer film klik: Yvest Saint Laurent
  • Yves Saint Laurent Official International Trailer 1 (2014) - Fashion Designer Biopic HD

  • edited December 2015
    Bedah Buku dan Bertemu Penulis: “Bule Hunter”

    Undangan:

    Bedah Buku dan Bertemu Penulis
    Judul Buku: “Bule Hunter: Money, Sex and Love”
    Penulis: Elisabeth Oktofani
    Penerbit: renebook

    Kegiatan dilaksanakan pada:
    Hari: Sabtu, 18 Oktober 2014
    Tempat: Sekretariat Suara Kita, Kalibata – Jakarta Selatan

    Kegiatan ini gratis, untuk informasi dan registrasi hubungi:
    Yatna Pelangi : 08966 3972 899/ Pin BB: 3173D387

    Kunjungi Blog “Bule Hunter”: www.bulehunter.com



    Ulasan Buku: “Bule Hunter”
    Suarakita.org- Rabu 10 September 2014 merupakan momen spesial bagi pemilik nama Elisabeth Oktofani, atau akrab disapa Fany memperkenalkan buku pertamanya yang berjudul “Bule Hunter – pemburu bule” kehadapan publik, setelah sebelumnya media seperti Jakarta Post dan Merdeka.com memberi sekilas gambaran tentang apa dan bagaimana isi buku tersebut. Fany sang penulis sendiri mengungkapkan betapa dia tidak menyadari bahwa bukunya akan menjadi kontroversi terutama bagi perempuan Indonesia yang mengalami cross-cultural relationship dengan pria ras kaukasoid.

    Bertempat di Reading room Kemang, Fany dalam jumpa publik mengklarifikasi bahwa buku yang ia terbitkan bukanlah sebuah survey sebagaimana banyak anggapan miring di media sosial seperti Facebook. Buku tersebut menurut Fany berangkat dari pengalaman pribadinya saat kuliah dan bagaimana dia terjebak dalam sebuah stigma tentang istilah “pemburu bule”, dimana anggapan bahwa bule itu lebih kaya secara finansial, memiliki penis yang besar sehingga memuaskan pasangan, dan dianggap lebih romantis jika dibandingkan pria lokal. Jadi memiliki pasangan bule dilabeli “happily ever after”. Melalui bukunya Fany hendak menepis stigma tersebut. Acara yang dimoderatori oleh Hartoyo dari Suara Kita dan narasumber dari Jurnal Perempuan, Myra Diarsi sepakat bahwa buku yang ditulis oleh Fany berhasil mengetengahkan bahwa ada ketimpangan gender dalam hubungan antar bangsa tersebut.

    Lukman, dari Rene Book selaku penerbit dari buku “Bule Hunter” yang hadir pada hari itu mengatakan bahwa keterlibatan mereka dalam mempublikasikan buku itu dikarenakan Fany memberi pandangan baru tentang pasangan bule. Perspektif yang ia gambarkan lugas dan terang-terangan. Fany sendiri mengaku menyelesaikan buku tersebut setelah 2 tahun melalui pertemuan dan wawancara dari banyak teman, mulai dari teman yang ia temui di jejaring sosial maupun di klub hiburan malam. Dari sana pula ia mendapat jawaban bahwa tidak semua perempuan Indonesia memiliki motivasi duit atau apa yang Fany sebut “Gold digger” ketika terlibat hubungan dengan lelaki ras kaukasoid, karena banyak pula dari mereka yang didasari atas cinta dan ternyata tidak sedikit yang justru tergelincir menjadi korban kekerasan seksual, atau terlibat perdagangan manusia (human trafficking).

    Salah seorang pengunjung yang hadir di peluncuran buku tersebut juga mengkritisi apa yang telah ditulis oleh Fany bahwa menjadi bule hunter itu tidak sebatas perempuan yang bervagina saja, sebab orang yang termasuk bagian dari LGBT-pun sebenarnya memiliki tendensi yang hampir mirip karena dianggap bahwa pasangan ras Kaukasoid lebih bisa menerima keragaman orientasi seksual, identitas gender, dan keragaman ekspresi gender dibandingkan orang lokal, bahkan menikah sejenis-pun diakui oleh lembaga Negara dari ras Kaukasoid tersebut.
    Myra Diarsi diakhir sesi acara menyimpulkan bahwa bule itu hanyalah casing atau bungkusnya saja, karena baik-buruknya itu sebenarnya tergantung dari personal, bukan karena anggapan bahwa lelaki ras Kaukasoid jauh lebih baik dan terhindar dari sifat predator. Menurut Myra, hal yang perlu dipertimbangkan adalah problematika yang dihadapi oleh pasangan beda bangsa itu tentang bagaimana mereka bisa berdamai dalam banyaknya perbedaan seperti beda hukum, pola pikir, gaya hidup, dan memaknai konsep kecantikan, sebagai contoh Myra menyebut bahwa perempuan Asia dianggap bermuka agraris sehingga dianggap lebih menarik oleh laki-laki Kaukasoid.

    Jabaran Myra diamini oleh sang moderator, Hartoyo dengan menambahkan bahwa apa yang disampaikan oleh penulis dalam bukunya sebagai bukti tentang betapa kuatnya stigma relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan. Dan kompetensi tersebut kiranya bisa diulas oleh penulis secara lebih detail dibuku selanjutnya, sebagaimana Myra menyebut sang penulis punya dosa besar jika tidak membuat lanjutan dari buku tersebut. (Jane Maryam)

  • edited April 2016
    heavenstar wrote: »
    Suarakita.org- Suara Kita mengundang kawan-kawan untuk hadir di acara diskusi yang bertema “Menelisik Dampak Penerapan Qanun Jinayah Terhadap LGBT Aceh” dan launching film kami yang berjudul “BULU MATA”

    Tempat: Pusat Kebudayaan Prancis (IFI)
    Jl M.H Thamrin No 20 Menteng Jakarta Pusat
    Waktu: Jum'at 11 Desember 2015 Jam 14:00 - 17:00

    Acara ini gratis akan tetapi diharapkan konfirmasi untuk kedatangan.

    Info lebih lanjut:

    Telp: 081312563169

    PIN: 5B98DE7

    http://www.suarakita.org/event/diskusi-dan-launching-film/

    Salam keberagamanPoster-LGBT-Aceh-rev.jpg

    Ini maksudnya setting film nya di Aceh ya ? Tentang LGBT?
  • Intinya gini kalau seorang gay mau ke Aceh jangan banyak banyakin ngentot, nanti kalau ketahuan kan kena cambuk, hormati hukum. Kan sama kayak bule australia yang bawa narkoba ke Indonesia, ketahuan kenak bunuh deh

    Jadi intinya hormati hukum yang berada di suatu daerah
  • wogh aceh euy, jauh orz
  • boyszki wrote: »
    hormati hukum yang berada di suatu daerah

    Dunia menuntuk kita untuk mengerti. Bukan di mengerti.
  • boyszki wrote: »
    hormati hukum yang berada di suatu daerah

    Dunia menuntuk kita untuk mengerti. Bukan di mengerti.

    Rt
  • boyszki wrote: »
    Intinya gini kalau seorang gay mau ke Aceh jangan banyak banyakin ngentot, nanti kalau ketahuan kan kena cambuk, hormati hukum. Kan sama kayak bule australia yang bawa narkoba ke Indonesia, ketahuan kenak bunuh deh

    Jadi intinya hormati hukum yang berada di suatu daerah

    Aq pernah tinggal dipesisir pantai bireun aceh, 3 bulanan gitu.. tetangga kena hukum cambuk di rumah panggung yg aku gak tau apa namanya dengan pasangan nya hanya karna trtangkap jalan bareng sambil pegangan tangan dimalam hari...

    Kasihan mereka tidak bisa melakukan dosa yang nikmat seperti orang dikota lainnya
    :neutral:
  • boyszki wrote: »
    hormati hukum yang berada di suatu daerah

    Dunia menuntuk kita untuk mengerti. Bukan di mengerti.

    RT
  • edited February 2016
    Edit.
Sign In or Register to comment.