BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

[Cerpen True Story] Kereta Pangrango [Tamat]

edited August 2014 in BoyzStories
10538582_676237095788039_5336530154386158792_n.jpg

3 Agustus 2014
Di sini,
Di dalam sebuah kereta.
Kereta yang bernama "Kereta Pangrango".
Kereta yang bertolak dari Sukabumi kota dengan tujuan Bogor kota.
Aku duduk di kursi dengan bernomor 17a yang berada di dalam gerbong berseri K3 - 04.

Hari ini kondisiku kurang fit. Demam sedikit menyerangku,
berkali2 aku batuk dan bersin. Namun kupaksakan untuk pulang kerumah, aku sudah rindu dengan kamarku.

Saat aku ingin menduduki kursiku
ada seorang ibu paruh baya yang ingin bertukar kursi dengan ku, namun ku tolak dengan halus, bukan ku tidak gantle atau apalah.
Tapi aku ingin duduk dekat jendela, menghindari semburan langsung pendingin ruangan yang terletak di tengah gerbong.

Aku duduk di kursi berkapasitas tiga orang bernomer 17a, 17b, dan 17c berhadapan dengan kursi nomer 18a, 18b, dan 18c.
Seperti yang ku bilang tadi, aku duduk di kursi 17a.

Di sebrang sana, ada kursi berkapasitas dua orang. Kursi bernomer 17d dan 17e yang berhadapan dengan 18d dan 18e. Sepertinya di bagian sana sudah terisi semua. Tunggu, ternyata mereka satu keluarga, pantas saja. Sepasang suami isteri dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil.

Sedangkan di bagianku baru dua kursi yang terisi, yaitu 17a kursiku sendiri dan 18a yang diduduki oleh seorang pria berusia sekitar 25 tahun. Putih khas orang sunda. Overall, orang ini sebenarnya bisa di katakan tampan. Namun, bekas jerawat menutupi ketampanannya tersebut. Dan dari cara duduknya aku tahu bahwa dia
«1345

Comments

  • edited August 2014
    cowok yang kemayu. Duduk sambil memeluk tas ranselnya yang ditutupi dengan kain anti hujan. Jujur, aku tidak begitu tertarik dengannya.

    Ada petugas datang, dia memeriksa karcisku dan menceklisnya dengan spidol merah. Selesai, ku lipat karcisku dan ku taruh di dalam tas ranselku yang berada di bagasi atas.

    Tuuut tuuut. klakson kereta berbunyi dan kereta perlahan-lahan mulai berjalan. Ku putar pandanganku, masih banyak kursi yang kosong. Padahal menurut petugas stasiun, tiket kereta Sukabumi-Bogor hingga hari Senin, tanggal 4 Agustus sudah habis terjual. Ah, aku tak mau ambil pusing. Ku buka handphone ku dan mulai menjelajahi dunia maya.

    5 menit kereta berjalan. Pemandangan perkotaan sudah berubah menjadi pemandangan pedesaan. Sawah hijau terbentang luas di kanan dan kiri kereta. Rupanya kereta sudah memasuki Kabupaten Sukabumi.

    Sepertinya sayang jika pemandangan ini ku lewatkan begitu saja. Ku pasang earphone dan mulai mendengarkan lagu dari handphone ku sambil menikmati pemandangan alam nan indah.

    Bergantian ku nikmati pemandangan di kiri dan kanan kereta. Kulihat beberapa warga setempat berdiri di pinggir rel. Ada yang hanya sekedar 'menonton' sampai merekam dengan handphone nya detik-detik kereta ini lewat di desa mereka.

    "Duh, serasa artis deh gue." Pikirku sambil tersenyum geli.

    Sedang asyiknya menikmati pemandangan, perhatianku terpaku pada keluarga kecil tadi.

    Kini ku perhatikan lebih seksama. Kedua anaknya, anak pertamanya seorang perempuan berumur

  • edited August 2014
    sekitar 8 tahun dan anak keduanya yang berumur sekitar 5 tahun. Sangat lucu menggemaskan. Dan si isteri yang berumur sekitar 30 tahun, tidak cantik namun ku akui senyumannya sangat manis.

    Namun yang paling menyita perhatianku adalah si suami yang berumur sekitar 35 tahun. Dia melepas topinya ! Saat ku lihat pertama kali, dia menggunakan topi yang membuat ketampanannya meredup. Namun kini topi tersebut telah hilang entah kemana. Kini yang ku lihat sebuah wajah tampan, berwibawa dan penuh kharisma !

    wajahnya yang persegi memanjang terlihat sangat kokoh dan kacamata yang di kenakannya membuat kharismanya semakin kuat memancar. Di hiasi rambut pendek namun padat.
    Tubuhnya bisa dikatakan gempal, namun tidak over bahkan masih terlihat kekar dan gagah.

    Kalau di lihat sepintas mirip pak Ridwan Kamil walikota bandung (ingat, CUMA MIRIP!!!).
    Hanya saja bibirnya lebih tipis dan warna kulitnya lebih cerah.

    Kini dia sedang membuka perbekalannya. Oh, ternyata kue khas lebaran. Sepertinya nastar. Namun yang membuat hal ini istimewa adalah cara dia mengunyah kue tersebut. Ahh, Rahang-rahangnya terlihat begitu perkasa saat mengunyah kue-kue tersebut. Andai saja aku bisa membelai pipinya, merasakan kokohnya rahang itu. Namun, itu semua hanya angan-anganku saja. Tak mungkin ku lakukan hal itu. Aku tak mau menghancurkan keluarganya.

    Laju kereta mulai melambat hingga akhirnya berhenti.
    Kulihat di luar ada sebuah tulisan "Stasiun Cisaat". Dan beberapa penumpang mulai
  • edited August 2014
    naik. Aku mengerti sekarang, ternyata kereta singgah dulu di beberapa stasiun yang ada di kabupaten Sukabumi sebelum mencapai stasiun paling akhir, stasiun Paledang, Bogor.

    Kereta pun melaju kembali. Ku lihat anak kedua si om (kita panggil saja begitu) sangat lincah. Tak mau diam dan mencari hal-hal baru. Yap, anak seusia itu memang rasa ingin tahunya masih sangat tinggi. Kini anak ke dua si om berada di bagian kursi 19abc dan 20abc. Sepertinya di situ ada anak yang seumuran dia yang membuatnya betah berlama-lama disitu. Si om sudah beberapa kali si om memanggil anaknya itu dengan nada membujuk.
    Namun sepertinya tidak berhasil. Menyadari hal tersebut si om bangun, dengan senyum yang ramah (senyum yang membuatku meleleh) menghampiri anaknya dan menggendongnya kembali ke bangkunya. Memangkunya dan mengajak si anak berbicara. Mengalihkan fokus anak! Jenius sekali! Ini cara yang tepat untuk mengendalikan anak dalam keadaan seperti itu. Hebat! Ternyata si om memahami psikologi anak! Makin besarlah ke kagumanku pada mu . .

    Sedang asyiknya ku menikmati pemandangan dan menghayati lagu yang sedang ku dengarkan tiba-tiba anak kedua si om sudah berada di sampingku. Dengan posisi membelakangiku, tubuh mungilnya bersendar di kaki ku. Aku sedikit terkejut. Perlahan aku mengelus kepala mungilnya itu. Dia menoleh ke arahku, lalu berlari kembali ke ayahnya. Si om tertawa renyah. Pfftt gagal deh.

  • edited August 2014
    Huft, andai saja aku membawa permen pasti akan sangat mudah untuk mendekati anak itu dan peluangku untuk dekat dengan ayahnya akan semakin besar. Kuakui, aku tidak membawa perbekalan apapun. Makanan maupun minuman. Terpikirkan pun tidak. Ppffftt, aku memang traveler yang buruk.

    Beberapa stasiun sudah terlewati. Bangku-bangku kosong sudah mulai terisi. Di tempatku sendiri hanya tinggal bangku 18b yang belum bertuan.
    Hingga kereta berhenti sejenak di stasiun Cibadak. Disini lah si pemilik kursi 18b naik. Seorang pemuda yang kutaksir berusia sekitar 23 tahun dengan tinggi rata-rata orang lokal. Berbadan putih kurus, tidak berotot, namun terlihat atletis. Bibir tipis dan potongan rambut mohawk-sasak nya begitu indah. Sepertinya blasteran sunda-chinese. Terbukti dari matanya yang tajam namun tidak sipit (nosara).

    Sebenarnya dia sangat tampan, tapi sayang seribu sayang aku tidak suka pria kurus, apa lagi umurnya tak jauh beda denganku.

    Kereta pun melaju kembali. Melanjutkan perjalanan menuju kota Bogor.

    Ckrek ckrek. Ckrek ckrek. Aku menoleh ke sumber suara itu. Ternyata petugas kereta yang sedang melubangi tiket para penumpang. Ah aku lupa bahwa masih ada satu prosedur pemeriksaan lagi.

    Aku berdiri, dan tanganku merogoh ke dalam tas ranselku. Mencari tiket kereta ku.

    Sempat mataku beradu dengan matanya. Dia memberikan senyum tipis ke padaku. Aku mengacuhkannya. Aku tak tahu maksud dari senyuman itu, apakah dia geli melihat tubuh chubby ku atau justru dia memberikan kode
  • edited August 2014
    kepadaku? Ah, sabodo teuing (bodo amat).

    Ckrek. Tiketku sudah di lubangi oleh petugas. Ku kantongi tiket tersebut di jaketku.

    Ku pasang earphone ku dan kembali menyelami lagu demi lagu. Tiba lah saat lagu kesukaanku. Lagu yang sangat menggambarkan keadaanku saat ini. Ku pejamkan mata, menyandarkan kepalaku di jendela, dan memusatkan semua konsentrasi pada pendengaranku.

    My Chemical Romance - The Kids From Yesterday

    Well now this could be the last of all the
    rides we take
    So hold on tight and don't look back
    We don't care about the message or the
    rules they make
    We'll find you when the sun goes black

    And you only live forever in the lights you
    make
    When we were young we used to say
    That you only hear the music when your heart
    begins to break
    Now we are the kids from yesterday

    All the cameras watch the accidents and
    stars you hate
    They only care if you can bleed
    Does the television make you feel the pills
    you ate?
    Or every person that you need to be

    Cause you only live forever in the lights you
    make
    When we were young we used to say
    That you only hear the music when your heart
    begins to break
    Now we are the kids from yesterday

    Today, today
    We are the kids from yesterday
    Today, today

    Here we are and we won't stop breathing
    Yell it out 'till your heart stops beating
    We are the kids from yesterday, today

    'Cause you only live forever in the lights you
    make
    When we were young we used to say
    That you only hear the music when your heart
    begins to break
    Now we are the kids from yesterday
    We are the kids from yesterday
    We are the kids from yesterday
    We are the kids from yesterday
    Today, today

    Lagu telah usai, berganti dengan lagu lain. Perlahan ku buka mataku, terlihat persawahan yang sepertinya baru saja di panen.

    Aku mengedarkan pandanganku. Di depanku, si pemuda tampan sedang meminum minuman isotonik yang memang di bawanya sejak dari tadi.
    Di sebrang sana si om ku lihat sedang mencoba mengajak anaknya laki-lakinya bermain supaya tidak berkeliaran lagi di lorong kereta. Sedangkan anak perempuannya terlihat sedang asyik membaca buku yang dibawanya. Dan sang istri bersender di bahu si om sambil memakan kue perbekalan mereka. Huft, andai aku berada di posisi sang istri..

    Aku kembali memandang pemandangan di luar kereta. Aku tersenyum tipis. Mencoba menghibur diri.

    "Aku kini memiliki tiga pemandangan 'indah' di hadapanku. Huehuehue". Ucapku dalam hati.

    Sepanjang sisa perjalanan, aku puaskan untuk melihat tiga pemandangan 'indah' tersebut.

    Tak terasa kereta telah sampai di stasiun paledang, bogor.

    Di peron, aku berjalan berdampingan dengan keluarga kecil si om. Karena memang peron di stasiun ini tidak begitu lebar.
  • edited August 2014
    keluar dari stasiun, paman ku beserta keluarga kecilnya sudah menunggu di depan sebuah warung soto. Kami memang sebenarnya satu kereta, namun berbeda gerbong.

    Ku hampiri paman ku. Oh wait, ada keluarga kecil yang lain. Sepertinya tetangga paman ku yang kebetulan sama-sama berkampung halaman di sukabumi.

    Kami langsung menuju jalan raya. Ku lihat si om berada beberapa meter di depanku. Huft, sebentar lagi aku akan berpisah dengannya.

    Kami telah sampai di jalan raya, menunggu angkot hijau (hampir semua angkot di bogor berwarna hijau -,-") nomer 07.

    "Man, tolong bawain bawaan bibi". Ucap bibiku
    "Oke bi". Jawabku

    Ku edarkan kembali pandanganku. Si om sudah tak terlihat. Begitu pula dengan si pemuda tampan.

    Semoga kita bisa bertemu lagi om. Aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi, menyentuh wajah kekarmu, dan merasakan hangatnya pelukmu.

    Sampai jumpa om :)

    ~ E N D ~
  • edited August 2014
    Suka cerita ttg kereta #pengen naek Kereta :D
  • hehe, ini cerita ku arus balik kemaren @3ll0
  • edited August 2014
    @raden_imo @fuumareicchi @reenoreno @faisalrayhan

    kalo ada kekurangan atau kesalahan mohon kasih tau ya, biar aku edit nanti
  • Wihh.. !!
    Tapi bacanya ntar ya hiu..
    Gw lagi d jln..

    Suka pusing klo baca dlm mobil..
  • @raden_imo jgn lupa masukannya ya sarden
  • @Hiruma tinggal di Sukabumi juga ..., sedikit banyak pengalaman di cerita ini hampir mirip ketika aku naik kereta yang sama dari Sukabumi - Bogor , ah teringat waktu itu ... cerita yang bagus
  • @lulu_75 di sukabumu itu rumah nenek ku, aku tinggal di tangsel

    makasih :)
  • @Hiruma‌ abanggg ceritanya bagus enak dan renyah hahaha, ketawan banget sukanya om2 dan bapak2 tuir wkwkwk :P =))
    Abang umur 27 an yak? :-?
  • edited August 2014
    @faisalrayhan hehe, iya dong *bangga*

    :))

    tua amat dah gue :O
    kelebihan tujuh tahun tuh :))
Sign In or Register to comment.