It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at [email protected]
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
huaaa okta kok gitu sik?
emang uda nasibnya arman selalu dikhianatin uhh kutuk okta jd barbie
Updatenya jgn lama lama keq -_-
____________________________
"Man..."
"Man..."
...
"Arman!"
"Eh iya? Apaan sih Pah?"
"Kamu yang kenapa? Tadi makan gelisah sekarang duduk ditaman bengong lagi. Masih pagi nih nanti kalo kesambet gimana?" semprot Papa kepadaku. Aku hanya bisa membuang nafas lesu.
Aku bahkan tidak sadar kalau aku hanya duduk dibangku taman dan menatap kosong kererumputan. Tadi aku menghabiskan sarapanku dengan cepat. Mungkin itu adalah rekor makan tercepatku. Kemudian aku memilih keluar rumah untuk menunggu Okta yang sampai sekarang belum juga datang.
"Kamu ngapain sih? Nunggu temen kamu itu?" tanya Papa yang aku jawab hanya dengan anggukan ringan.
"Udah ayo berangkat aja. Temen kamu kesiangan kali Man atau mungkin macet" ucapnya menyarankan.
Aku berpikir sejenak. Kemana Okta ya? Apa betul dia kesiangan? Tapi sepertinya gak mungkin...
"Yaelah mikirnya lama amat sih. Keburu kiamat baru jalan dah" tiba-tiba Jhony menyeprotku dengan ketus.
"Yaudah sih. Biasa aja dong lo" ucapku. Aku benar-benar sedang tidak ingin diganggu dengan celotehan aneh apapun itu.
Papa hanya bisa mendecak menanggapi perselisahan kecil itu sementara aku berjalan mendahului mereka berdua dan memilih duduk dibangku belakang.
"Tempat gue tuh woy" protes Jhony.
"Gue duluan" ucapku cuek lalu masuk dengan acuh.
"Hush...Berantem mulu, Kan bisa duduk dibelakang berdua" Papa mencoba menengahi.
"Ogah. Mending gue di depan" tolak Jhony.
"Ish. Nih jimat lo biar anteng" ucapku seraya melempar PSP miliknya yang ditangkapnya dengan sigap.
"Tut....tut.....tut....Maaf nomor yang anda tu--"
Entah keberapa kali aku mencoba menelepon Okta, namun hanya suara operator yang terus membalas panggilan ku. Aku menghela nafas panjang.
"Dia gak sekolah kali Man" ucap Papa yang aku tahu sedari tadi melihat gerak-gerik ku dari kaca.
"Tau ah" ucapku lalu membuang pandangan kearah luar jendela.
Hening.
Teng...Teng...Teng.
Suara dari besi yang beradu menandakan sekolahku mulai memasuki aktivitas rutinnya.
"Man..Bengong aja sih lu? Lagi ada masalah ya sama Okta?" tiba-tiba Yuna membuyarkan lamunanku. Selain Elena dan Sandra, Yuna adalah orang ketiga disekolah ini yang tahu mengenai hubunganku dengan Okta karena dia lah kembaran jiwa ku. Kira-kira begitulah yang kurasakan satu tahun ini duduk dengannya, sementara Gea dan Tia hanya sekedar tahu namun sangat jarang aku meminta mereka mendengarkan curhatanku. Aku yakin dan percaya penuh mereka dapat diandalkan dalam jaga menjaga privasi, terlebih kami sering bertukar cerita pribadi.
"Iya nih" jawabku lesu.
"Ada apaan emangnya sih?" tanyanya, tiba-tiba aku teringat sesuatu.
"Eh Na, lu tau Nadia yang anak X MIPA 1 gak?" tanyaku penasaran.
"Nadia? Kayaknya gue inget. Anak KIR kan dia?" Yuna terlihat berfikir sejenak dan balik bertanya.
"Yeee...Mana gue tau" jawabku jengkel.
"Iya seinget gue sih waktu itu dia ikutan pelantikan pengurus KIR" jawabnya.
"Lu hafal gak mukanya?" ucapku sedikit lega karena ada sedikit pencerahan.
"Lah? Lu kan tau gue udah gak pernah KIR lagi. Gak penting juga ngafalin mukanya" jawab Yuna, yang membuatku langsung kehilangan harapan.
"Emang kenapa sih?" tanyanya sedikit berbisik saat Pak Agus melakahkan kaki memasuki kelas dengan wajah sinisnya.
"Ntar deh gue ceritain lagi" bisikku seraya mengeluarkan buku Kimia ku.
"Kak Arman" sapa seorang cewek dengan rambut dikuncir kuda.
"Eh Irene" kata ku balik menyapa. Irene ini adalah adik kelasku dan seangkatan dengan Okta, kebetulan Irene ikut bergabung dengan OSIS sehingga aku mengenal betul dirinya.
"Ngapain kak? tumben keliatan disini haha" wajah bulenya terlihat berswei saat tertawa ringan.
"Kamu tau Nadia MIPA 1 gak Ren?" tanyaku.
"Oh nyari Nadia, Itu tuh dikelasnya disitu biasanya sih dikelas kak" jelas Irene.
"Oh yaudah makasih ya Ren" ucapku berusaha tersenyum untuk berterimakasih.
Aku berjalan menyusuri koridor kelas X. Langkah ku terhenti saat seseorang yang aku kenal keluar dengan langkah cepat.
Aku mendongakan kepalaku keatas pintu dan tertulis X MIPA 3. Okta. Tak salah lagi.
Aku langsung mengikuti perlahan langkahnya yang lebar sambil sesekali memperhatikan sekelilingku untuk bersembunyi siapa tahu Okta menyadari telah diikuti olehnya.
Tepat.
Okta berhenti didepan kelas X MIPA 1. Dia berbicara dengan seorang cowok, mungkin untuk meminta tolong di panggilkan.....
Nadia. Tepat sekali.
Cewek yang kuyakin bernama Nadia itu keluar dengan riang menghampiri Okta. Aku melihat dengan seksama gerak gerik mereka ditengah hiruk pikuk keramaian koridor saat jam istirahat berlangsung. Aku bersembunyi dibalik tembok dengan tetap mengawasi mereka. Okta memberikan sesuatu dari saku celananya.
Sapu Tangan.
"Basi!" umpatku. Memang cewek itu pikir ini sinetron? pasti dia memberikan pinjaman sapu tangan saat Okta sparing basket tempo hari.
Cewek bernama Nadia itu menerima Sapu tangan itu dengan senyuman lebar.
Sepertinya aku merasakan mataku sakit melihat ini.
Entah ide darimana dan entah apa yang membuatku keluar dari balik tembok dan memanggilnya.
"Okta!" teriakku yang masih mematung didekat tembok.
Okta menolehkan kepalanya, wajahnya terlihat kaku sementara cewek didepannya menoleh sebentar dan sepertinya meminta izin untuk masuk ke kelas.
Mataku memanas,kaki dan tanganku bergetar ringan.
Jangan...
Jangan sekarang kumohon...
Aku mulai kehilangan sedikit kontrol dalam diriku saat kurasakan mataku mulai memanas.
Okta menghampiriku dengan langkah lamban.
"Eng..." gumamnya kikuk.
"Aku mau ngomong" ucapku mencoba menyembunyikan suara ku yang bergetar.
"Yaudah disini aja" ucapnya sambil tersenyum. bisa-bisanya dia tersenyum.
"Gak disini. Dilantai 3" ucapku seraya membalikan badanku dan mulai berjalan cepat walaupun sedikit gontai dan beberapa kali menubruk anak kelas X yang lewat.
"Tapi...Ini udah mau masuk bentar lagi" suara Okta yang mengikuti ku terdengar namun tak ku gubris sedikitpun.
Aku menaiki tangga secepat yang aku bisa dan berjalan melalui koridor kelas XII dilantai 2, Aku tahu Okta masih mengikutiku. Beberapa mata setan mulai melihatku seperti biasa. Aku benar-benar tak suka tatapan mereka apalagi disaat seperti ini. Aku melewati depan kelas XII IPS 2 dan aku juga tahu Sandra melihat langkahku saat dirinya berdiri didepan pintu kelas.
Namun aku benar-benar tak peduli.
Aku menaiki tangga ke lantai 3 yang sudah sepi karena memang dilantai ini hanya terdapat beberapa Laboratorium saja yang jarang dijamah keramaian kecuali saat harus Tes Praktikum.
Aku sampai dibalkon lantai 3 dan menatap lapangan dibawah sana.
Langkah Okta terdengar mendekat, Aku memejamkan mataku yang berat, Membiarkan air mataku menetes melewati pipiku yang sedari tadi tertahan dipelupuk mata.
Kurasakan tangan Okta meraih jemari tanganku dan menarik ke arahnya.
Aku menepis genggamannya.
"Kamu jahat ya. Gak nyangka" aku berkata dengan suara bergetar dan memberikan senyuman kecut kehadapannya.
"Maksud kamu apa sih?" ucap Okta dengan suara lembutnya. Suara yang dulu aku sukai, Namun tidak untuk saat ini.
Aku menatapnya tak percaya. Dia masih bertanya apa maksudku? Dia ini bodoh atau apa?
Aku menghembuskan nafasku perlahan mencoba tenang saat kurasakan paru-paruku terasa tercekik.
"Gina ya Ta, Aku tau...Aku belakangan ini sibuk dan gak ada waktu buat kamu. Tapi bukan gini caranya Ta...." ucapku. Walau berusaha sekuat mungkin mecoba menenangkan diriku namun paru-paruku tetap terasa tercekik.
Jangan sekarang... Batinku
Okta membuang padangannya dariku. Entah kenapa ini malah membuatku semakin sakit.
"Ini gak seperti yang kamu bayangin Man" ucapnya.
"Mana handphone kamu?" pintaku. Okta terlihat ragu tapi tetap merogoh sakunya dan menyodorkannya ragu kearahku. Aku langsung menyambarnya cepat.
"Buat apa?" tanyanya. Aku sibuk membuka handphonenya.
"Gak seperti yang aku bayangin apa? Ini liat! Kamu budeg atau tuli hah?" ucapku seraya menunjukkan Log Panggilan handphonenya. Tertera namaku yang pagi tadi mencoba meneleponnya 27 kali.
"Aku bawa motor tadi jadi gak bisa ngangkat. beneran ini gak seperti yang kamu liat Man" ucapnya. tangannya mencoba meraih handphonenya tapi kalah cepat dengan ku yang segera menarik tangannku.
Tapi secepat dan sekeras aku menariknya, Tak sengaja tanganku membentur tembok dengan kencang.
Bukan tanganku.
Lebih tepatnya handphone Okta.
"Arman! Apa-apaan sih kamu?" ucapnya seraya mendorong tubuhku hingga menubruk tembok dan mengunci gerakanku.
Tangannya berusaha mengambil handphonenya sementara aku berusaha lepas dari tubuhnya yang lebih besar daripada aku.
"Lepas Ta!" ucapku seraya mendorong tubuhnya. Aku tak berhasil namun kurasakan tanganku melempar sesuatu.
Handphone.
"Brukk..."
Handphone Okta terhempas kencang membentur tembok didepan kita dan jatuh kelantai dengan kencang.
Okta menatap handphonenya yang terjatuh, dengan secepat kilat dia mengalihkan pandangan kearahku.
Dia menatap mataku tajam dan penuh amarah. Aku bahkan tak menyangka dia bisa menatapku setajam ini. Takut. Itulah yang aku rasakan, dia seperti bukan Okta yang kukenal. Disisi lain dadaku terasa semakin ngilu dan sesak.
Okta mencengkeram kerah seragamku dan mendorong ku kencang hingga menubruk tembok lebih kecang dari yang sebelumnya dan melepaskanku, memungut handphonenya yang pecah dan pergi dengan cepat menuruni tangga.
Dadaku semakin tercekik akibat tubrukan tadi, nafasku makin tercekat. Aku merasakan kakiku lemas dan terduduk dilantai. Aku hanya bisa menghirup nafas sedikit demi sedikit sementara air mataku terus mengalir dan kepalaku terasa berat.
Sial! Aku tak membawa inhaler ku. Alat itu selalu berada dalam tasku. Aku tak tahu harus berharap apa selanjutnya. Aku membaringkan tubuhku yang lemas dilantai. mencoba mengatur nafasku dengan oksigen yang aku dapat secara bebas.
Aku mendengar langkah kaki mendekati ku. pandanganku kabur terhalang air mata, atau mungkin aku sudah setengah sadar.
Yang bisa kulihat hanyalah bayangan seorang cowok.
Bukan...
Bukan Okta.
Kurasakan cowok itu berusaha membantuku menggunakan Inhaler, aku mencoba melakukan apa yang biasa kulakukan dengan alat ini.
Cekikan didadaku perlahan mulai tak terasa namun kurasakan pandanganku berubah gelap.
Entah apa yang selanjutnya terjadi.
Aku tak melihat apapun lagi.
TO BE CONTINUE.....
Tak Mungkin Berhenti Part. 2
____________________________________
@bram94
@Abyan_AlAbqari
@callme_DIAZ
@kutu22
@Dltyadrew2
@Monic
@0003xing
@Beepe
@Bintang96
@Rikky_kun
@Dimz
@Snowii_
@Gabriel_Valiant
@indoG
@n0e_n0et
@Cheesydark
@Venussalacca
@jokerz
@bponkh
@laikha
@foursquare
@Ian_McLaughlin
@alexwhite
@Archiez
@dionville
@mahardhyka
@sandy .buruan
@DiFer
@obay
@egalite
@Jhoshan26
@adinu
@tyo_ary
@ananda1
@adilope
@dannyfilipe1
@exxe87
@cassieput
@bi_men
@lintang1381
@aldi_arif
@hikaru
@harya_kei
@YuuReichi
@Tsu_no_YanYan
@No_07021997
@yubdi
@wisas
@bladex
@tohartoharto
@cmedcmed
@CoffeePrince
@wandi_aja
@faradika
@adre_patiatama
@hwankyung69
@Adam08
@haikal24
@bebong
@DM_0607
@raka_okta
@arifinselalusial
@sky_borriello
@tamagokill
@Rizal_M2
@angelofgay
@pokemon
@FauziNIC
@lasiafti
@Éline
@MikeAurellio
@anjinganjing
@DanniBoy
@mamomento
@kimo_chie
@Sefares
@Rez1
@newsista
@Kim_Kei
@the_angel_of_hell
@rafky_is_aldo
@alexrico
@kimsyhenjuren
@rickyAza
@rizky_27
@Ervfan55
@marvinglory
@Flowerboy
@emoniac
@Taylorheaven
@Onew
@Anju_V
@VBear
@kangmas1986
@FISE
@mikaelkananta_cakep
@arwin_syamsul
@caetsith
@davey88
@vasto_cielo
@GeryYaoibot95
@voldemmort1
@galihsetya14
@abiDoANk
@trinity93
@farizpratama7
@OlliE
@nand4s1m4
@rarasipau
@NielSantoso
@Yongjin1106
@tsu_gieh
@esadewantara88
@Putra_17
@diditwahyudicom1
@ikmal_lapasila
@kikyo
@MErlankga
@ElninoS
@edwardlaura
@putra_ajah
@arieat
@Ariel_Akilina
@rey_drew9090
@ddonid
@joeb
@elul
@andra99
@TigerGirlz
@irfan295_
@pria_apa_adanya
@balaka
@kevinlord7
@Chachan
@_newbie
@raffi_harahap
@deph46
@ichafujo97
@Lonely_Guy
@abang_jati
@zephyros
@chandisch
@tialawliet
@blackshappire
@Adra_84
@Tamma
@icha_fujo
@Key_Zha
@boy_filippo
@hantuusil
@diyuna
@yuzz
@pyolipops
@AvoCadoBoy
@aldyliem
@Arjuna_Lubis
@yooner5
@ryanjombang
@Irfandi_rahman
@RezaYusuf
@i_am
@diandasaputra
@khaW
@Zazu_faghag
@pradithya69
@san1204
@bapriliano
@Ranmaru
@Anggoro007
@3ll0
@Remiel
@Fae91
@gege_panda17
@d_cetya
@zevanthaikal
@tarry
@unknowname
@adjie_
@keanu_
@bell
@lulu_75
@3ll0 @abiDoANk @jacksmile @tsunami
@Aghi @caetsith @TigerGirlz @fiofio
@Ardhy_4left @uci14 @uci @NielSantoso
@Aji_DrV @Zazu_faghag @cute_inuyasha @new92 @ramadhani_rizky @Cyclone
@bram94
@Abyan_AlAbqari
@callme_DIAZ
@kutu22
@Dltyadrew2
@Monic
@0003xing
@Beepe
@Bintang96
@Rikky_kun
@Dimz
@Snowii_
@Gabriel_Valiant
@indoG
@n0e_n0et
@Cheesydark
@Venussalacca
@jokerz
@bponkh
@laikha
@foursquare
@Ian_McLaughlin
@alexwhite
@Archiez
@dionville
@mahardhyka
@sandy .buruan
@DiFer
@obay
@egalite
@Jhoshan26
@adinu
@tyo_ary
@ananda1
@adilope
@dannyfilipe1
@exxe87
@cassieput
@bi_men
@lintang1381
@aldi_arif
@hikaru
@harya_kei
@YuuReichi
@Tsu_no_YanYan
@No_07021997
@yubdi
@wisas
@bladex
@tohartoharto
@cmedcmed
@CoffeePrince
@wandi_aja
@faradika
@adre_patiatama
@hwankyung69
@Adam08
@haikal24
@bebong
@DM_0607
@raka_okta
@arifinselalusial
@sky_borriello
@tamagokill
@Rizal_M2
@angelofgay
@pokemon
@FauziNIC
@lasiafti
@Éline
@MikeAurellio
@anjinganjing
@DanniBoy
@mamomento
@kimo_chie
@Sefares
@Rez1
@newsista
@Kim_Kei
@the_angel_of_hell
@rafky_is_aldo
@alexrico
@kimsyhenjuren
@rickyAza
@rizky_27
@Ervfan55
@marvinglory
@Flowerboy
@emoniac
@Taylorheaven
@Onew
@Anju_V
@VBear
@kangmas1986
@FISE
@mikaelkananta_cakep
@arwin_syamsul
@caetsith
@davey88
@vasto_cielo
@GeryYaoibot95
@voldemmort1
@galihsetya14
@abiDoANk
@trinity93
@farizpratama7
@OlliE
@nand4s1m4
@rarasipau
@NielSantoso
@Yongjin1106
@tsu_gieh
@esadewantara88
@Putra_17
@diditwahyudicom1
@ikmal_lapasila
@kikyo
@MErlankga
@ElninoS
@edwardlaura
@putra_ajah
@arieat
@Ariel_Akilina
@rey_drew9090
@ddonid
@joeb
@elul
@andra99
@TigerGirlz
@irfan295_
@pria_apa_adanya
@balaka
@kevinlord7
@Chachan
@_newbie
@raffi_harahap
@deph46
@ichafujo97
@Lonely_Guy
@abang_jati
@zephyros
@chandisch
@tialawliet
@blackshappire
@Adra_84
@Tamma
@icha_fujo
@Key_Zha
@boy_filippo
@hantuusil
@diyuna
@yuzz
@pyolipops
@AvoCadoBoy
@aldyliem
@Arjuna_Lubis
@yooner5
@ryanjombang
@Irfandi_rahman
@RezaYusuf
@i_am
@diandasaputra
@khaW
@Zazu_faghag
@pradithya69
@san1204
@bapriliano
@Ranmaru
@Anggoro007
@3ll0
@Remiel
@Fae91
@gege_panda17
@d_cetya
@zevanthaikal
@tarry
@unknowname
@adjie_
@keanu_
@bell
@lulu_75
@3ll0 @abiDoANk @jacksmile @tsunami
@Aghi @caetsith @TigerGirlz @fiofio
@Ardhy_4left @uci14 @uci @NielSantoso
@Aji_DrV @Zazu_faghag @cute_inuyasha @new92 @ramadhani_rizky @Cyclone