Cerita ini sebagian di dalamnya adalah pengalan pribadi aku, Jika ada persamaab nama tokoh, watak dan tempat itu smua hanya kebetulan saja.
..... ........... ......................
Dia adalah orang pertama membuat mataku
menjadi teduh, awal kala aku mengenal bangku
kuliah, dia yang membuatku menikmati masa-
masa yang sangat asing bagiku. Aku
mengenalnya dengan caraku sendiri,
memperhatikannya diam-diam dari kejauhan dan
aku mengenal diriku sebagai secret admirer.
Banyak hal yang aku lewati selama setahun
mencintainya dalam diam, jatuh lalu bangkit
sendiri ketika harus menerima kenyataan dia
sudah memiliki kekasih hati.
Aku merasa tak perlu memperdulikan rasa
sakitku ketika aku benar-benar tulus padanya,
bahkan sampai saat ini aku tak punya alasan
jelas mengapa hatiku memilihnya.
Dia sangat hidup di setiap hari-hariku tanpa
menghentikkan langkahku melewati setiap jalan
yang ada di depanku, aku masih setia
menyelipkan namanya di setiap doaku, alam
bawah sadarku masih setia menjadikan dia tamu
di bunga tidur ku.
Sampai akhir nya, lewat salah satu media sosial
aku dekat dengan dia. Aku memang selalu
memperhatikan setiap akun miliknya tapi tak
pernah berani menyapa atau menambahkan nya
sebagai teman. Entah dewi fortuna atau malikat
apa yang telah membawanya bisa datang padaku
melalui cara ini. Saat itu aku sangat tak percaya,
persis seperti anak kecil aku melompat
kegirangan, orang yang selama ini kunikmati dari
kejauhan menghamipiriku melalui sebuah
chatting.
#DS ingin menambahkan Anda sebagai teman#
“Hay..”
“Iya” *gulanggulingdikasur*
Sejak saat itu kami semakin dekat, sampai
akhirnya aku berani mengakui bahwa selama ini
dia orang yang paling memotivasiku dan menjadi
inspirasi sejak melihatnya setahun lalu.
Entah pendekatan atau apa namanya, kami
semakin sangat dekat dan saling mengenal,
bahkan hari-hari kami tak pernah lepas saling
menyapa dan memberi kabar. Aku merasa
semakin yakin pada perasaanku ketika aku tahu
dia sudah berpisah dengan kekasihnya.
Libur semester genap selesai..
Tidak lama lagi aku akan meninggalkan kampung
halamanku dan kembali memulai perkuliahan di
semester baru. Tak terasa 3 bulan sudah kami
menjalin kedekatan ini..
“Jahat yah, sudah balik gak ngabarin, aku kan
udah janji mau jemput”
“Maaf, gak mau ngerepotin kamu juga”
“Alasan, bilang aja gak mau ketemu aku!”
Jujur, saat itu aku benar-benar bingung harus
seperti apa. Aku yakin dengan perasaanku tapi
tidak dengan dia yang baru beberapa bulan ini
mengenalku.
Dia sangat ingin bertemu denganku, tapi aku
takut..
Aku takut semakin berharap, semakin dalam
menyimpan perasaan padanya. Sebenarnya aku
sudah sangat menyayanginya.
Sudah 2 hari aku mendiamkan dia, tak membalas
pesan singkatnya, chat maupun panggilan telfon
darinya. Rasanya aku masih tak percaya kalau
kami sudah sedekat ini, tapi entah kenapa aku
merasa harus menghindari nya?.
Hati kecilku bilang kalau dia terlalu sempurna
untukku, aku hanya akan menjadi pria
beruntung tapi dibenci wanita-wanita lain kalau
sampai menjadi pacarnya.
Banyak yang menyukainya, bahkan teman
sekelasku sendiri ada yang sangat mengagumi
nya.
Aku takut, aku takut terlalu dalam menyimpan
harapan pada hubungan kami.
Comments
bukan?
copas lagi? ;;)
copasan lagi kah?
mentah lagi?
cc. @yuzz @adamx
Cerpen Terlalu Percaya
http://cerpenmu.com/cerpen-galau/terlalu-percaya.html
Kalo memang mau copas yg bener, diedit yg rapi, kasi sumber yg jelas.
ga akan dihujat kok kalo memang mau share cerita bagus milik orang laen, asal sumbernya jelas. syukur dpt ijin langsung dr penulis aslinya.
tp agak pinter skarang ditambahin ginian
@Tsu_no_YanYan
maksudmu "ini bukan PLAGIAT, jika ts adalah 'Sarinah'..."
karena ini jelas banget copy-paste. liat aja paragrafnya berantakan. )
ini kan emang copas ya ;;) ;;)
iya, ulang deh....
Ini bukan plagiat, jika ts adalah 'Sarinah'... )
@arif_jogja