BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

(1) The Virtual Date

edited August 2014 in BoyzStories
Halo :) berhubung gue member baru nih di BF's, hendaknya gue mengucapkan salam kenal :) *bungkuk badan*

Cerita pendek gue ini udah lama jadi draft yang udah karatan, soalnya gue nggak tau dimana nih ngepost cerita ini. well to the well well well, untung ada Boyzforum! yang mau namung cerpen gue *cium*

Ini certa buat salah satu temen mig33 gue di Semarang. Gue lupa nama aslinya, tapi nick-nya greylover33
hai mas grey, ini ceritamu. curhatanmu waktu itu! :D

----------------------------------------------------------------------------------

Angin dingin yang menyeruak lewat jendela, mengusik ketenanganku dalam bermimpi. Aku segera beranjak dan menutup kedua jendela yang sudah tua itu rapat. Hey, aku Yudis. Gara-gara angin tadi, tidurku terusik sekali. Sepertinya, aku lupa mengunci jendela, atau malah aku memang sengaja nggak menutupnya? Sekarang pukul dua pagi. Dan aku tidak bisa tidurrrrrr….

Ahh, lega abis buang air kecil. Tadi kebelet banget, serasa mau jebol deh perutnya. Oke, kost-kosan sepi, yaiyalah penghuninya pada tidurrr semua. Aku masuk lagi ke kamarku. Bingung mau ngapain, garing banget deh. Kemudian aku membuka netbook kecil milikku. Mending chatting aja kali ya, yah…. Tapi jam segini chatting sama siapa? Mbak Kunti? Om Wowo? Apa jeng Pocci? Haah, semoga nggak deh…. Males banget gue ketemu mereka gitu? What theeeeeeee…. PING!!!! Ada satu chatt yang masuk ketika aku masuk dalam grup.

“Hai….” Dia memakai nick hotstuff-boys.
“hai juga.” Sapaku.
“Malem gini ngapain?” Tanya dia.
“Tadi dibangunin Mbak kunti, suruh sahur…”
“Hahaha, dia ikut sahur nggak? Kamu minta akun twitter dia nggak?” kali ini malah aku yang ngakak berat.
Bentar, bayangin Mbak Kunti punya akun twitter? Yaampun, dia nulis apa coba di Timeline-nya?
Aku dan makhluk maya satu itu ngobrol lewat dunia maya lama sekali. Hingga terdengar suara adzan subuh berkumandang. Dan aku turun sebentar, untuk mengambil air wudhu dan menunaikan ibadah sholat subuh.

Dari kejadian, lebih tepatnya aku suka menyebut dengan momen yang nggak sengaja tapi nggak bisa disebut sesuatu yang ngga sengaja. Aku lebih dekat dengan dia, yah dekat dalam dunia maya. Namanya Tio, anak salah satu PTN di Yogyakarta. Seratus tujuh puluh dua tingginya, dan lima puluh delapan beratnya. Proposal sih. Dan kemarin dia baru ngirim fotonya, duh…. Ganteng banget lho! Kalo menurut aku dia keturunan China deh, tapi nggak mesti juga sih. Alisnya tebal, serasa melihat belantara alam Kalimantan, matanya berpendar kecokelatan, terasa sekali secokelat tanah di pegunungan. Hidungnya, beuuuuuh! Layaknya paruh Elang yang seksi, tapi tajam. Bibir dan senyumnya…. Aku merasakan hatiku disaput angin dan teduh yang ia berikan ke aku. Sepertinya aku jatuh cinta sama dia.

Siang ini aku cepat-cepat pulang ke kosan. Nggak ada acara di luar sana, jadi aku malas berlama-lama pacaran sama Matahari. Drrrtt… ponselku bergetar. Cepat-cepat aku mengambilnya dari saku ketat celana jinsku. Aha! Tio….

Kamu lagi ngapa yud? Aku bête nih di Kosan. Bete.

Aku cepat-cepat membalas sms singkat dari Tio. Oh ya, aku biasanya ketemuan sama orang yang udah lama temenan lewat dunia maya seperti ini. Tapi aku belum pernah mengajak ketemuan si Tio dan sepertinya, dia juga nggak punya niat buat ketemu aku. Padahal kita udah lima bulan ini dari pertama chatting. Entahlah gue juga bingung, padahal kita juga sama-sama di dalam Provinsi, dekat kan? Tapi entah kenapa aku masih belum memiliki niat buat ketemu dia.

Sepanjang hari yang kulalui dengan dia, meski dalam dunia virtual, membuat perasaanku terombang-ambing. Aku benar-benar menyukainya. Well, ini mungkin nggak realistis sebagaimana manusia yang belum pernah ketemu, belum pernah bersentuhan, dan tidak mengetahui satu sama lain, tapi muncul perasaan seperti ini. But, here is the reality.

Aku berbaring terlentang di atas kasur yang busanya udah tipis sekali, di dalam kosku. Hapeku berbunyi, ada satu sms masuk dari Tio. Dia mengajak ketemuan malam ini. Keren! Aku langsung bangun dari tempat tidur dan melonjak heboh. Setelah puas melonjak-lonjak, pikiranku langsung menuju suatu tempat. Yaitu : LEMARI. Aku membongkar isi lemari itu, ada nggak baju bagus yang bisa kukenakan malam ini?

Sorenya, setelah aku mandi, aku bersiap untuk keluar menemui Tio. T-shirt kupluk yang aku beli beberapa waktu lalu di distro, jins biru ketat dan sepatu kets, merupakan busana yang menurutku itu sudah keren sekali. Soalnya aku bukan tipe orang yang terlalu memperhatikan fashion. aku mengendarai Scoopy biru yang biasa menemaniku berkelana di Jogja.

Aku dan Tio sudah berjanji untuk bertemu di depan Galeria Mall. Ketika aku sampai di perempatan UGM, tiba-tiba ada motor dari arah yang sama menyalip aku. Aku kaget. Tapi sanksi juga sih, kayaknya aku tau itu motor siapa. Atau aku salah? Hm. Tiba-tiba motor itu oleng dan menyerempet mobil yang sekonyong-konyong keluar dari sebuah gang kecil. Kecelakaan pun tak dapat dihindari. Sang pengendara motor terpental jauh ke depan, menabrak kaca mobil itu hingga pecah. Entahlah, aku tiba-tiba berhenti dan bergidik. Kemudian aku cepat-cepat memacu motorku ke Galeria Mall, mungkin si Tio sudah menunggu aku. Sesampainya di Galeria, aku duduk di depan Lobby, menunggui si Tio, ternyata dia belum datang.

Semenit, sejam…. Hingga waktu yang kurasa tak cukup lagi untuk membendung kesabaranku. Tio kemana? Smsku mati. Aku putuskan saja pulang, dengan perasaan yang beriak.
Beberapa waktu setelah itu, aku tak menghubungi si Tio itu. Karena aku merasa marah dengannya. Males lah! Tapi aku bingung juga, semua akun jejaring sosialnya juga ikut mati. Ngga ada update an darinya. Yang ada malah, banyak ucapan bela sungkawa. Aku bingung.
Kemudian kucoba menelfon nomor Tio. Nada sambung….

“Halo…” Suara wanita separuh baya menjawab.
“Permisi, maaf bisa bicara dengan Tio?”
“Ah…. Kamu temennya Tio ya Nak?”
“Eh iya Bu…”
“Nak, maafin kesalahan Tio ya, kalo dia punya salah sama kamu…”
“Maaf, Tio kenapa ya Bu?”
“Dia meninggal Nak.”
“Hah? Innallilahi… meninggalnya, kapan buk? Bagaimana? Dia sakit?” DEG! Rasanya.
“Dia menabrak kaca mobil nak, rusuknya kehantam dasbor…”
“Hah? Jadi kemarin itu?”
“Halo……. Nak?”

Dunia mengguncangku keras.

-----------------------------------------------------------------------------

thumbs, comment anything ya :D
«1

Comments

Sign In or Register to comment.