BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

lulusan S2 , minta disuntik mati

KOMPAS.com/Abba Gabrillin
Ignatius Ryan Tumiwa (48), seorang penderita
depresi, saat menunjukan photo copy ijasah
kelulusan dari Pascasarjana UI tahun 1998, Senin
(4/8/2014).
Senin, 4 Agustus 2014 | 20:27 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ignatius Ryan
Tumiwa (48) mengaku mengajukan permohonan
uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) soal
keinginannya untuk melakukan suntik mati karena
dilatarbelakangi ketidakmampuannya untuk
berobat ke psikiater.
Karena tak juga memiliki biaya, Ryan sempat
mengajukan keinginannya untuk melakukan suntik
mati kepada Komnas HAM dan Kementerian
Kesehatan. Namun, karena keinginannya ditolak
atas alasan undang-undang, Ryan kemudian
mengajukan gugatan ke MK.
Warga Taman Sari, Jakarta Barat, itu mengajukan
permohonan uji materi Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana Pasal 344 terhadap Undang-
Undang Dasar 1945. Pasal itu digugat karena
dianggap tidak melegalkan upaya bunuh diri.
Pasal 344 berbunyi, " Barang siapa menghilangkan
jiwa orang lain atas permintaan orang itu sendiri,
yang disebutnya dengan nyata dan dengan
sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-
lamanya dua belas tahun."
"Keinginan lain saya melakukan gugatan ke MK,
supaya dilihat oleh media, siapa tahu nanti ada
yang mau bantu saya berobat ke psikiater supaya
sakit depresi saya bisa sembuh," ujar Ryan, saat
ditemui di rumahnya di kawasan Tamansari,
Jakarta Barat, Senin (4/8/2014).
Ryan mengatakan, karena hidup seorang diri dan
tidak mempunyai pekerjaan, selama ini ia tidak
mempunyai biaya untuk dapat berkonsultasi
dengan psikiater.
Saat ditanya soal keseriusannya untuk suntik
mati, Ryan menjawab, itu hanya salah satu solusi
apabila nanti ia sudah tidak memiliki jalan keluar
untuk menyelesaikan masalah yang ia hadapi,
terutama depresi yang dialaminya.
Ryan terakhir kali bekerja sebagai karyawan di
sebuah perusahaan swasta sebagai staf
keuangan, pada 1998. Sejak saat itu, hingga
setahun belakangan, ia hanya mengandalkan
pekerjaan paruh waktu dan uang tabungan yang
ditinggalkan orangtuanya.
"Saya ini jobless, sudah tidak punya apa-apa lagi.
Kedua orangtua saya juga sudah meninggal," ujar
pria yang mengaku lulusan pascasarjana
Universitas Indonesia pada 1998 tersebut.
Baca juga: Minta Bunuh Diri Dilegalkan, Ryan
Dinasihati Hakim MK
Penulis: Abba Gabrillin
Editor: Desy Afrianti
«13

Comments

  • Apa dipikirnya smua bakal end setelah mati??..eh dia depres ya... :-?
  • EQ nya ga stinggi n sbaik IQ nya kayanya
  • kok depresi bisa mikir gugat ke MK, tapi mikir untuk bangkit enggak???

    #Alhamdulilah… jangan sampe gw seterpuruk itu, kayaknya smua orang pernah di masa sulit, tapi bukan brarti hidup brenti sampe di situ aja… slalu ada jalan buat orang2 yg brusaha…
  • om @g700 EQ itu apa? bisa dijelasin gambaran orang yg punya EQ itu kayak apa? gmn cara kita tahu tingkatan EQ kita sendiri?
  • Aneh. Kalo emang mau bunuh diri kan bisaa....

    Suntik mati yg dia maksud itu euthenasia yak? Biar mati bahagia n legal gitu? Heuuhh
  • Eq: kcrdasan emosional /
    kemampuan untuk merasakan,
    mengendalikan, dan mengevaluasi berbagai
    emosi.
    Pnilaiannya pke test berupa kuis mirip2 iq dgn mnjwb prtnyaan2 yg brkaitan emosi seseorang
  • ya ampun..semoga cepet sembuh ya pak..
  • ciri2 orang yg punya EQ yg bagus itu sperti apa om?
    @g700
  • Wah klo itu sih kynya ada range penilaiannya. Gw ga hapal dan bukan psikolog juga, cm skdar tau aja. Wkwk.. Lagian tiap org kan juga beda2 mnghadapi masalah yg mnyangkut emosional. Trgantung dari didikan dari kecil n lngkungan jg
  • >-) sampe segitunya yah
    emank depresi spt apa sih yg dia alami? sampe2 menganggap mati sbg solusi :(
  • megapolitan.kompas.com/read/2014/08/04/20274881/Alasan.Ryan.Tumiwa.Ingin.Disuntik.Mati.dan.Menggugat.MK
  • JAKARTA, KOMPAS.com — Hakim Konstitusi
    Patrialis Akbar mengaku dirinya menangis saat
    membaca berkas permohonan Ignatius Ryan
    Tumiwa (48) yang melakukan uji materiil Pasal
    344 KUHP. Patrialis merasa sedih saat
    mengetahui permohonan Ryan yang ingin
    melegalkan suntik mati karena merasa depresi.
    "Saya menangis membaca permohonan dan
    keluhan dia di negara ini. Tapi hati saya sudah
    tersampaikan ke dia dan dia juga menangis
    terisak dalam persidangan," ujar Patrialis di
    Gedung MK, Jakarta, Selasa (5/8/2014).
    Patrialis mengatakan, dia bertugas sebagai
    anggota panel saat sidang perdana Ryan pada 16
    Juli lalu. Secara etik, imbuhnya, hakim tidak boleh
    berkomentar mengenai perkara yang tengah
    ditanganinya. Namun, secara pribadi, Patrialis
    mengaku iba dan berharap Ryan berpikir ulang
    mengenai permohonannya.
    "Saya minta Ryan pikirkan apa permohonan ini
    dilanjutkan apa tidak. Kasihan, dia itu saudara
    kita juga," ujarnya.
    Patrialis menambahkan, sebelum munculnya
    permohonan Ryan itu, MK belum pernah
    menangani persidangan dengan kasus unik. Ia
    berharap, tidak ada lagi permohonan yang
    diajukan ke MK serupa dengan permohonan Ryan.
    Ketua MK Hamdan Zoelva mengatakan,
    permohonan Ryan akan menjadi bagian dari
    pengajuan judicial review ke MK. Namun, Hamdan
    enggan mengomentari lebih jauh karena
    kewenangannya berpendapat mengenai perkara
    hanya saat berada di dalam persidangan.
    "Tapi karena menyangkut isu personal, saya
    sebagai hakim tidak bisa komentari di luar
    sidang," kata Hamdan.
    Sebelumnya, dalam sidang perdana Ryan seperti
    dilansir dalam risalah sidang di laman resmi MK
    www.mahkamahkonstitusi.org , Ryan menganggap
    Pasal 344 menghalangi niatnya untuk mengakhiri
    hidup dengan suntik mati.
    Pasal tersebut berbunyi " Barang siapa merampas
    nyawa orang lain atas permintaan orang itu
    sendiri yang jelas dinyatakan dengan
    kesungguhan hati, diancam dengan pidana
    penjara paling lama dua belas tahun."
    Ryan mengaku depresi karena sejak setahun
    terakhir ia tidak memiliki pekerjaan sehingga
    kesulitan menghidupi kesehariannya yang tinggal
    sebatang kara. Ia mengaku ingin mengobati
    depresinya ke seorang psikiater, tetapi lagi-lagi
    tersandung masalah finansial. Hal tersebut
    melatarbelakangi Ryan nekat melayangkan
    permohonan kepada MK untuk melegalkan upaya
    bunuh diri.
  • Kakak Ignatius: Mungkin Adik Saya Lagi Depresi
    KOMPAS.com/Abba Gabrillin
    Ignatius Ryan Tumiwa (48), menunjukan bagian
    dalam rumahnya di kawasan Tamansari, Jakarta
    Barat, Senin (4/8/2014).
    Selasa, 5 Agustus 2014 | 09:05 WIB
    JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan Ignatius
    Ryan Tumiwa (48) yang ingin melakukan suntik
    mati dengan mengajukan uji materi kepada
    Mahkamah Konstitusi (MK) untuk merevisi Pasal
    344 KUHP tentang euthanasia atau upaya untuk
    mengakhiri hidup seseorang dengan tenang, telah
    diketahui keluarganya.
    Kakak Ignatius, Alvin, menolak mengomentari
    keinginan adiknya itu. Menurut dia, sang adik,
    bisa jadi hanya depresi.
    "Iya, saya tahu soal itu, tapi saya tidak mau
    berkomentar soal itu," ujar Alvin, kakak kandung
    Ryan, kepada Kompas.com , Selasa (5/8/2014).
    "Mungkin saja memang dia lagi depresi," kata
    Alvin menambahkan.
    Ignatius merupakan anak bungsu dari empat
    bersaudara. Hery, tetangga Ignatius, mengatakan,
    salah satu kakak Ryan tinggal di Malaysia, yang
    lainnya tinggal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan
    Kelapa Gading, Jakarta Utara.
    Sebelum tinggal seorang diri, Ignatius tinggal
    bersama kedua orangtuanya. Namun, pada 2005,
    ibunya meninggal dunia, dan pada 2012 ayahnya
    juga meninggal dunia. Sejak ditinggal ayahnya,
    dia mengaku stres.
    "Mau gimana lagi, saya sudah hidup sendirian.
    Ayah serta ibu saya sudah meninggal. Kakak
    saya sudah punya keluarga sendiri, sudah jarang
    ke mari. Makanya lebih baik saya mati saja," kata
    Ignatius.
  • foto rumahnya yg tidak terawat, bau pesing menyengat dan penuh lumut
Sign In or Register to comment.