Kedua tangan kekar itu sepertinya tak pernah lelah membelai lembut tiap helai rambut ku, sesekali kecup hangat mendarat dengan mulus di keningku, ahhhhh ini lah yang selama ini aku dambakan dan aku tunggu dari seorang laki laki, yahhhhhh benar dari seorang laki laki.
Sepertinya aku ingin selama nya menyandarkan kepalaku di atas pahanya, rasa nya seperti melayang dengan dada yg bergemuruh, irama jantungku tak terkontrol, lama lama aku bisa mati muda jika terus bersama nya.
Oh bahagia nya hati ku, saat saat indah yang jarang terjadi dalam hidup ku, bukan cuma jarang, tapi ini pertama kali bersama seorang laki laki yang sudah belasan tahun aku sukai, mungkin juga aku cintai diam diam, laki laki yang tinggal di sebelah rumahku.
Comments
Umur aku 21 tahun, jangan tanya tanggal dan bulan nya juga, kecuali kalian mau ngirim kado, yah minimal coklat lah 3 batang, batang ??? owwwww sedikit menjurus sih, tapi masa 3 buah, udah ah tambah ngaco.
Aku tinggal disebuah kota megapolitan, bener nga sih kalau jakarta disebut megapolitan, kalau enga yah maklumin aja deh, dilarang kritik atau kirim saran, kirim ciuman atau kirim hati. Soal nya buat aku jakarta belum layak disebut megapolitan, bukan cuma kota nya yang masih semerawut tapi juga pikiran orang orang yang tinggal di kota ini, atau sekedar mencari sesuap berlian juga masih kusut. Nga usah dikasih contoh yah, lagi males, kalian lihat aja ditelevisi kelakuan orang jakarta, buang sampah, atau ngerokok sembarangan, padahal ada tanda larangan, itu baru hal hal kecil... loh kok malah rumpi soal kota jakarta.
Tapi sebentar lagi jakarte yang kita cintai ini, ish cowo kece kali dicintai. woiii sebentar lagi Jkarta bakalan punya gubernur yang tegas dan berani, semoga bisa bawa jakarta jadi lebih baik yahhh pak ahok.
Tuhkan makin keluar dari yang mau diceritain.
Rumahku berada disebuah komplek perumahan di selatan jakarta, perumahan yang asri dan rindang dengan banyak pepohonan rindang yang membuat nyaman penghuni nya serasa nga rela kalau harus meninggalkan komplek ini walau sesaat, seakan akan dia terus menyebut nama kita saat kita melangkah keluar komlpek, itu komplek apa tukang kredit yah yang taip pagi datang nagih cicilan elektronik dirumah sebelah.
alamat lengkap nya jangan aku kasih tau yah, nanti ada yang mampirkan repot, terus orang rumah nanya nanya, kamu siapa, kesini bawa apa, nga bawa apa apa, mending pulang deh, kata asisten rumah tangga ku, yang bawel dan lebih galak dari yang punya rumah.
Oh iya, cerita diawal tadi cuma khayalan aku aja kok, jangan serius serius bacanya, kalau serius aku pacarin loh heheheh
Jangan deh, nanti kamu pengen lagi hihihi
Rasa nya nga ada lelah nya menatap layar HP ku, bukan karena HP ku baru atau harganya mahal, tapi karena ada foto diaaaaaaaa.
Foto dia yang diam diam aku ambil dari balkon kamar ku, foto panas nya yang hanya memakai celana renang, celana renang hitam dengan karet sedikit melar dan ada sedikit bolong di kiri, bagian belakang.
Ini sebenar nya foto panas bukan yah, soal nya saat foto ini diambil, dia baru aja keluar dari kolam renang.
Oke foto ini adalah gabungan dari panas dan dingin, karena bisa bikin yang melihat ikutan panas dingin, terutama buat aku, karena aku adalah pecinta laki laki, aku ralat deh, pecinta laki laki yang tinggal disebelah, anak nyaaaaaa pak ahmat, yang sekarang udah berumur 21 tahun, dengan nomor celana 33 hihihi.
Baca tulisannya asyik, sampai seriusan. Ngefans sama Ahok juga ya? Well, mau dong dipacarin TS. Terus terus tetangganya itu gimana? LANJUT!
aku aku aku...aku bang! fans cerita abang...!!! aku fans banget...kaya tulisan abang super joke!! lucu!! kocakk...udah baca 3 cerita abang...tapi kok yang "Cinta, masihkah seperti yang dulu" gak di lanjutin?? itu bagus banget lhoo bang..SUMPAHH SUERR..!!
Tiba-tiba aku merasakan hembusan nafas menyentuh tengkuk ku, bersama itu juga bulu kuduk berdiri, rumput-rumput terbang tebawa angin, burung-burung mengeong, dan anjing berlari tanpa arah. sepertinya ada mahluk dibelakang ku, segera saja aku memalingkan wajah ke arah nafas itu.
Tarrrrrrrraaaaaaa..dibelakangku ada kakak ipar ku, apaaaa abang ipar ku yang sedang menatap penuh selidik kearah ku, sambil memasang senyum simpul pramuka di wajahnya.
"Eh abang udah lama bang", tanya ku dengan gugup, sambil mencoba menyembunyikan barang bukti sebuah Hp dengan foto pangeran ku dengan pose suam suam kukunya.
"Udah lima menit kali" kata nya, masih dengan senyum simpul pramuka, kali ini lebih kusut. "siapa tadi ?"
"yang mana ?" tanya ku pura pura bego
"yang tadi, cowo cakep pake celana renang itu loh"
"Oh itu Mico bang" kata ku sambil membuang muka ke comberan, karena tak kuat menangung malu
"Woi santai aja kali, nga usah panik kaya gitu" dengan lincah tangan nya mengacak acak rambut ku.
Aku cuma terdiam sambil ngupil pake sekop
"David suka yah sama Mico ?"
"Apaaaannnn sih bang hehehe.., masa cowo suka sama cowo"
"Udah ngaku aja ama abang" kata nya, kali ini dengan wajah serius, susah sih bedain muka serius sama muka kebelet BAB
"Ah biasa kali, temen aku juga ada yang kaya gitu kok, udah jujur aja sama abang"
"Tapi bang..." kata ku, kemudian aku duduk disamping nya sambil memeluk guling.
"Tapi apa de ?"
"Tapi jangan bilang siapa siapa yah"
"wesss santai aja, masih kaku aja" dia tersenyum lebar, aku tau si abang pasti bisa jaga rahasia, soal nya kita sering jalan bareng, dan dia nga pernah cerita apa apa ke orang rumah.
"Tapi aku masih binggung mau bilang gimana"
"kok bingung ?"
Tiba tiba bayu masuk ke dalam kamar, Bayu anak nya bang Iwan dengan kak Tari, kakak kandung ku.
"Om David kata mamah disuruh turun, disuruh makan"
"Om doang nih papah enga ?" kata bang iwan pada anak nya
"Eh iya, papah juga deh" kata bayu sambil garuk garuk kepala. "Aku duluan yah" Bayu kemudian berlalu meninggalkan kami
"Makan dulu yuk" bang iwan menarik tangan ku. "janji yah nanti cerita ke abang"
Aku cuma mengganguk, kemudian kami berdua berjalan keluar kamar.