Saya hanya sekedar copas
tapi ga nyangka kalo manusia bisa separanoid ini dengan gay
DEAR BUNDA ADA INFO DARI SEBUAH MILIS YANG BISA
JADI BAHAN PEMIKIRAN , YANG MUNGKIN SUDAH AGAK
LAMA SIH . . . TAPI SEKEDAR BUAT INFORMASI AJA
SIAPA TAHU ADA YANG BELUM TAHU . . . . . .
MASIHKAH SIKECIL MENONTON TELETUBBIES ??????
Walaupun kelihatan sepintas lucu , namun dibalik film
tersebut tersembunyi pesan pesan Kampanye
Homoseks , sehingga telah menimbulkan reaksi
diberbagai dunia . Sebagian besar negara Eropah, negara
Islam , Malaysia dan bahkan Singapore telah melakukan
banned atas penayangan film, cuma justru lucunya tidak
ada satupun organisasi Islam di Indonesia / MUI
melakukan hal itu . Apakah karena terlalu sibuk ??
Namun sampai saat ini walaupun penayangan di TV
sudah tidak adalagi ( karena sudah habus serialnya )
namun kelihatannya "Teletubbies " sudah menjadi Trade
Mark terbukti dengan penggunaan maskot & attributnya
dalam berbagai produk anak anak (baju , kue Ul- Tah ,
Kaos dll ) masih sering kita jumpai .
Kampanye Homoseks Teletubbies
Seorang Pendeta terkemuka di Amerika menguraikan
misi homoseks di balik tayangan lucu Teletubbies .
Kontroversi meluas . Singapura melarang
penayangannya . Indonesia?
" Suka nonton Teletubbies ?" Bila pertanyaan itu
dilontarkan kepada anak - anak , niscaya akan dijawab
' ya' . "Bagus sih . Lain sama Pokemon atau Shinchan
yang jorok , " kata Eki, murid kelas IV sebuah SD di
Rawamangun , Jakarta.
Saat ini , tontonan yang diputar hampir saban hari di
Indosiar itu memang sedang digandrungi anak - anak .
Television in the tummy of the babies (disingkat
Teletubbies , televisi di perut para bocah ) adalah film
yang menampilkan empat tokoh boneka gendut ( tubby)
dan lucu bernama Tinky - Winky ( berwarna ungu ), Dipsy
( hijau ) , Laa- Laa (kuning ), dan Po ( merah ). Di kepala
empat sekawan itu ada antena , yang menandakan
bahwa televisi memang sudah menjadi bagian tak
terpisahkan bagi anak - anak . Rumahnya berupa lapangan
golf yang hijau dan sejuk , disebut Teletubbyland . Di situ
ada kincir angin , televisi , kelinci, pancuran air , yang
selalu disinari matahari berwajah bayi imut - imut.
Film rekaan Anne Woods dan Andrew Davenport yang
pertama kali muncul di Inggris tahun 1995 itu tak
sekadar nongol di televisi . Pernik- perniknya juga
membanjir di toko mainan, toko buku , mal, pasar ,
sampai perempatan lampu merah . Bentuknya bisa
komik , kartu , boneka , VCD , gantungan kunci , stiker , sikat
gigi , tempat nasi , handuk , pigura , dan berbagai asesoris
peralatan sekolah . Bahkan kini telah terbit majalah
Teletubbies . Pendeknya , sang idola itu bisa menyapa
anak - anak di mana saja, kapan saja. Tak mengherankan
bila anak - anak begitu akrab .
Cuma , ada satu hal yang agaknya sulit dikenali anak -
anak pada umumnya , yakni jenis kelaminnya . Sebab ,
kostumnya sama, aktivitasnya pun tak berbeda . Robbi
Mighfari dan Balivia Andi Permata , murid- murid sebuah
TK di Surabaya, mempunyai jawaban berbeda ketika
ditanya mana dari anggota Teletubbies yang perempuan .
Robbi menjawab Po . "Sebab Po kan warnanya merah , "
alasannya . Tapi menurut Balivia justru Tinky - Winki - lah ,
si ungu, yang perempuan .
Bagi Eki , yang paling membingungkan adalah sosok
Tinky - Winky , anggota Teletubbies yang paling besar.
" Dia itu laki - laki , tapi kadang tingkahnya kayak cewek.
Suka mbawa tas dan bunga . Kayak orang banci , "
ujarnya .
Di Barat identitas Teletubbies memang sempat menjadi
perdebatan heboh. Bermula dari pendapat Pendeta Jerry
Falwell dalam sebuah tulisan di National Liberty Journal
( Februari 1999 ) yang menilai Teletubbies membawa misi
homoseksualitas lewat tokoh Tinky - Winky . Alasannya ?
" Tinky - Winky berwarna ungu warna kebanggaan kaum
gay dan mempunyai antena segitiga terbalik di kepalanya
simbol kebanggaan gay , " kata Falwell .
Majalah Time edisi 12 Oktober 1998 juga menyatakan
hal yang sama. Di situ dilaporkan bahwa Tinky Winky
yang membawa tas /dompet merah merupakan ikon
kaum gay di Inggris . Identitas tokoh- tokoh Teletubbies
memang tidak jelas . Perbedaan gender hanya
digambarkan secara samar dengan suara dan pilihan
warna : ungu dan hijau muda untuk laki - laki, merah dan
kuning untuk perempuan . Dan di mata Falwell , ini
dianggap sebagai pembenaran terhadap aktivitas
homoseksual dan biseksual .
Kalangan rohaniwan Kristen menilai , indoktrinasi dini
terhadap anak batita (di bawah tiga tahun ) lewat
Teletubbies akan menyebabkan anak tak bisa
membedakan mana laki - laki mana perempuan . Lebih
berbahaya lagi kalau anak sudah dicekoki nilai: boleh
saja laki - laki sekali- sekali menjadi perempuan , dan
sebaliknya . "Diluncurkannya Teletubbies adalah khusus
untuk berkomunikasi dengan balita guna memasukkan
nilai homoseksualitas. Dengan cerita berbahasa bayi ,
digambarkan bahwa perilaku homo dan biseks adalah
wajar, " masih kata Falwell .
Menurut psikolog pendidikan Elzim Khosyiyati ,
ketidakjelasan identitas ini berbahaya bagi
perkembangan psikis anak - anak . " Itu sama dengan
mengaburkan esensi dari nilai pendidikan anak yang
harus jelas dan tegas , " ujar Elzim yang juga aktivis
Lembaga Pendidikan Islam Dwi Matra , Surabaya.
Hal senada ditulis Berit Kjos di situs Edutainment .
Menurutnya , secara tidak disadari , anak - anak dibentuk
Teletubbies untuk bisa menerima kelainan - kelainan
perilaku seksual seperti biseksual , homoseksual , dan
lesbian sebagai sesuatu yang wajar. Juga , anak - anak
dibentuk untuk menjadikan televisi sebagai dunia
mereka. Pendapat Kjos ini sama dengan pandangan
umum kaum ibu di Inggris yang menilai Teletubbies
mensosialisasikan televisi kepada anak - anak dalam usia
terlalu dini .
Tuduhan bahwa Teletubbies membawa misi gay segera
ditentang keras oleh Ragdoll Productions dan koleganya,
produser film ini . Juru bicara untuk Itsy Bitsy
Entertainment Co . , pemegang lisensi Teletubbies di AS ,
berdalih bahwa dompet Tinky Winky adalah tas ajaib .
" Sebenarnya yang dibawa tak menunjukkan dia gay . Ini
adalah pertunjukan anak - anak , cerita, " kata Steve Rice
seperti dikutip Associated Press (1999 ).
Yang paling keras menentang Falwell tentu saja
kalangan gay . Dalam sebuah wawancara diCBS, Joan
Garry yang mewakili Aliansi Gay dan Lesbian, dengan
nada cemooh menganggap Falwell sebagai penuduh
yang pandir . Sedangkan Michael Colton di harian New
York Observer menganggap tuduhan itu sebagai hal yang
terlampau aneh dan mengerikan . Stan Yann dalam The
Voice malah balik menuduh Falwell sebagai pendeta
gemuk seperti Teletubby (tubby= gemuk ) yang bodoh .
Namun pendapat Falwell tidak salah bila kita cermat
melihat adegan film Teletubbies . Tingkah laku si Ungu
memang seperti seorang gay . Dia suka bunga ,
membawa dompet warna merah , gerak tariannya dan
nada nyanyiannya . Sebuah kebiasaan orang perempuan .
Padahal keterangan resmi yang dikeluarkan sebuah
produsen acara teve anak - anak PBS kids, jenis kelamin
Tinky Winky adalah male ( laki- laki ).
Tinky Winky juga tak segan - segan berebut rok dengan
Po . Saat rebutan itu terjadi , ' dewa ' - nya Teletubbies
matahari bermuka bayi lucu lalu mengatur agar yang
berebut rok itu memakainya secara bergantian . Dewa
bayi itu seolah menjadi ' tuhan ' yang menganjurkan
perilaku seks menyimpang .
Kalangan orang tua juga mesti waspada dengan adegan
' berpelukan ' yang selalu dilakukan empat sekawan itu di
akhir acara . Menurut Elzim , pelukan di antara anggota
keluarga wajar, dan baik baik . Namun efek adegan
berpelukan Teletubbies sangat didasari kebudayaan
Barat . Ibu dua anak ini sekarang kerap menjumpai
kecenderungan anak - anak di sekolah yang gandrung
Teletubbies sering melakukan pelukan kepada kawan
perempuan maupun lelaki , baik berlawanan jenis
maupun tidak . " Di satu sisi memang bisa mengakrabkan,
tapi di sisi lain bila perilaku ini terus - menerus dilakukan
bisa fatal akibatnya . Anak - anak akan terbiasa
melakukan pelukan dan ciuman dengan siapa saja tanpa
pandang bulu . "
Dampak lebih jauh , bila yang gandrung adalah anak laki -
laki , akan berbahaya. " Anak laki - laki yang suka boneka
Teletubbies akan terpengaruh seperti jiwa anak
perempuan , bahkan bisa saja kemudian hari
memperlakukan dirinya seperti perempuan atau waria , "
jelas Elzim .
Tidak hanya ajaran gay . Cara bicara tokoh Teletubbies
yang cedal pun banyak diprotes kalangan ibu - ibu di
Inggris . Misalnya pelafalan kata ' Halo ' menjadi ' Ee- o ' .
Menurut Elzim Khosyiyati , bahasa cadel semacam itu
tidak baik bagi proses pembelajaran kemampuan verbal
anak . "Kita seharusnya mengajarkan pesan verbal
secara tegas dan jelas kepada anak , " ujarnya .
Meski penuh kontroversi, Teletubbies terus melaju tinggi .
Ia telah mendatangkan keuntungan 80 - an juta
poundsterling bagi Ragdoll Productions dan BBC
Worldwide , produsernya . Kini 45 negara di dunia
menyiarkan serial anak - anak yang ternyata mengusung
misi kaum Nabi Luth ini , dan menjadi terpopuler di dunia .
Bagi negeri yang peduli terhadap anak - anak , Teletubbies
dilarang . Di Singapura , serial Tinky - Winky dan kawan -
kawan ini tidak ditayangkan karena dianggap
berpengaruh buruk terhadap perkembangan jiwa anak .
Bagaimana di Indonesia????
Teletubbies Digugat , Menyebarkan Tradisi Gay ?
Lucu amat mereka yaaa, imut - imut gemas dan empuk.
Itu yang kita bayangkan ketika melihat 4 sosok selebritis
baru kesukaan anak batita. Setiap ke pasar , pasti anak
merengek minta dibelikan boneka salah satu dari 4 tokoh
tsb . Entah yang Ungu ( Tinky Winky , paling besar ) , Hijau
muda ( Dipsy) , Kuning ( La Laa ) maupun Merah ( Po ,
paling kecil ) . Saya hafal karakter-karakter mereka
sampai kepada model antena di kepala masing - masing
adalah karena diprotes anak - anak . Tinky Winky
antenanya adalah segitiga terbalik , Dipsy lurus seperti
tongkat mencuat ke atas , La Laa melingkar seperti pegas
dan Po antenanya seperti bulatan cincin . Beberapa
produsen boneka 'aspal ' ( asli palsu ) meniru dengan tidak
tepat , sehingga ketika saya membelikan anak saya, saya
diprotes : " Nggak cocok Ummi …. , antena Po bukan
seperti tongkat, tapi Dipsy yang begitu. " Apalah artinya
mainan .
Kemudian berlanjut dengan membeli VCD nya . Lucu - lucu
blo ' on , khas anak baru belajar bicara . Dengan satu
catatan : suara yang dipakai adalah suara dewasa yang
berlogat celat , sehingga kesan saya: koq seperti orang
cacat mental? Tetapi sekali lagi : Apalah artinya mainan.
Apalagi memang sarat fantasi ruang angkasa dengan
gambaran rumah yang seperti pesawat ruang angkasa
dan segala pernak pernik khayalan termasuk matahari
dengan wajah bayi di tengah - tengahnya .
Jalan ceritanya pun amat - amat sederhana : mengenalkan
berbagi mainan, mengenalkan bermain bersama ,
mengenalkan bahwa setiap orang punya barang
kesukaan (my favorite things)… . Begitu sederhana
sampai bungsu saya yang belum dua tahun sudah bisa
menirukan kata - kata mereka yang khas : "A - oo " sambil
menutup mulut . Itu adalah ritual Teletubbies jika ada
sesuatu yang salah atau sesuatu yang kurang . Tanpa
sadar gaya mereka memang mudah sekali melekat pada
batita dan tidak mustahil akan selamanya . Sekali lagi :
Apalah arti mainan?
Tapi ternyata artinya lebih dari sekedar mainan.
Beberapa waktu yang lalu beredar di internet polemik
tentang Teletubbies .
Ada seorang pastor menggugat sosok Tinky Winky yang
seperti banci : suara berat tapi suka sekali pada dompet .
Menurut salah seorang pengamat media anak ,
penggambaran sosok laki - laki (suara yang berat ) dengan
memakai dompet merah seperti itu , khas dompet kaum
ibu di Inggris raya, bahkan seperti tas tangan Ratu
Elizabeth pada acara - acara sosial , sangat feminin . Pada
awalnya pastor tsb - pun digugat balik oleh para
pendukung Teletubbies dengan berdalih bahwa dompet
Tinky Winky adalah " magic bag" alias dompet ajaib , jadi
buat apasih diributkan ? Itu kata mereka (it ' s nothing
important) , sekali lagi : Namanya juga mainan khayal
apapun boleh . Tetapi apakah benar begitu saja ?
Ternyata semakin banyak yang terungkap dalam polemik
yang kemudian juga melibatkan berbagai pengamat
media anak di daratan Eropa dan Amerika . Info lain yang
masuk semakin mengejutkan :
1 )Warna Tinky Winky adalah warna kesayangan kaum
gay
2 )Antena Tinky adalah simbol Gay atau lesbian (jika
dibalik )
3 )Antena Dipsy adalah simbol (maaf ) kelamin laki - laki .
4 )Antena Po simbol perempuan
Bahkan dari jalan cerita salah satu filmnya , jelas
menunjukkan sebuah niat untuk memperkenalkan
tingkah laku para homosex , yaitu Tinky Winky berebut
rok dengan La Laa dan diperbolehkan oleh si Matahari
( yang di dalam Teletubbies Land dianggap sebagai
simbol pengganti semua otoritas dunia manusia , yaitu
otoritas orangtua , guru dll termasuk Tuhan!) . Jadi ada
satu lagi yang diajarkan di sini : re - definisi atas simbol-
simbol otoritas!
Selama ini kaum homosex sedang bergelut untuk minta
pengakuan dunia bahwa homosexual adalah sebuah
kecenderungan sejak lahir (dalam bahasa Islam disebut
fitrah , sebagaimana ketertarikan laki - laki terhadap
perempuan ) . Mereka menggugat agar punya gereja
sendiri dan bisa menikah resmi dengan pasangannya ,
mereka juga menggugat agar masyarakat menerima
mereka sebagaimana menerima para cacat mental atau
orang buta. Innocent ! Tanpa dosa !
Sejauh ini sudah ada gereja - gereja dan pendeta- pendeta
yang cukup ' gila ' untuk mengakui mereka kemudian mau
menikahkan pasangan gay atau lesbian , tetapi tetap saja
Kepausan di Roma menolak dan mengkucilkan pendeta
dan gereja yang menyimpang . Otoritas agama seperti itu
amat di tentang oleh kaum gay dan dianggap melanggar
' hak asasi mereka' . Kemudian inilah yang kita lihat ,
sebuah usaha untuk mulai mengubah tata nilai manusia
dengan mendidik batita dengan bahasa batita .
Agaknya mereka berharap bahwa dengan mengajarkan
batita "kesamaan dan persamaan " bagi mereka dan
segala tingkah laku menyimpangnya , maka 20 tahunan
lagi mereka akan diakui sebagai sebuah komunitas yang
sah , sebagaimana sekarang orang Amerika menganggap
sah adanya komunitas negro atau hispanik di Amerika
Serikat . Globalisasi telah membuat Teletubbies ini bukan
hanya nge - top di negeri asalnya Inggris (pertama kali
diluncurkan sebagai program Unesco di stasiun TV PBS
dan kemudian BBC) , tapi juga segera merambah ke
seluruh dunia . Keberhasilan mereka terletak pada bahasa
komunikasi yang mereka gunakan .
Para aktornya telah susah payah diajarkan bagaimana
bertingkah laku , berbicara dan bergerak seperti Batita
( toddler ) . Mengingat betapa sedikitnya film- film yang
mendidik yang benar - benar bisa bicara dengan batita ,
saya akui teknik mereka dalam berkomunikasi dengan
batita amat canggih . Meskipun kita , sebagai orang
dewasa akan merasa ganjil dengan gaya Teletubbies
( seperti kesan yang saya dapatkan yaitu seperti orang
cacat mental) , tetapi bagi batita mereka betul - betul
mewakili dunianya . Penuh warna , main kejar- kejaran,
banyak bunga dan binatang tak berbahaya, lapangan
luas dan matahari yang bersinar cerah.
Absennya sosok penting bagi batita ternyata merupakan
sebuah kesengajaan demi melancarkan misi kaum gay .
Sosok yang hilang adalah sosok orangtua . Biasanya ,
bagi batita sosok ' mama ' atau ' papa ' amat lekat dengan
dunia mereka. Dalam Teletubbies Land, sosok itu
ditiadakan ( baik mama maupun papa) karena sosok-
sosok inilah yang mulai menanamkan nilai- nilai tradisi
dan ideologi kepada anak termasuk agama dan nilai
sosial masyarakat sejak kecil .
Inilah yang sedang ' dimusuhi ' kaum gay , karena
biasanya orangtua - lah yang memperingatkan anaknya
jika berada dekat - dekat dengan gay , takut ketularan Aids
maupun takut terbawa perilaku mereka. Nah, dalam
Teletubbies Land tak perlu ada orangtua , anak - anak bisa
hidup mandiri dan tetap gembira tanpa mama atau papa
sebagai sosok otoritas. Jika ada sesuatu yang tidak
beres , ada sosok lain yang punya tugas khusus , yaitu
Nu - Nu si Vacum Cleaner , sebagai sosok pelayan yang
membereskan apa yang di kacaukan atau dibuat
berantakan oleh para Teletubbies . Jadi tak perlu mama .
Satu - satunya sosok otoritas yang dibolehkan ada adalah
sosok matahari dengan wajah bayi ( sebagaimana wajah
para pemirsa ) . Jadi dalam Teletubbies Land sosok
otoritasnya berada dalam posisi yang sedikit banyak
' sejajar' dengan para Teletubbies maupun penonton:
sama- sama bayi ! Dan sang ' matahari bayi ' tadi
mengajarkan : boleh saja boys (laki - laki , yaitu Tinky
Winky ) memakai rok ballet berenda bergantian dengan
La Laa dan yang lain . Jadi ' boys ' dan ' girls' boleh
bertukar peran , karena dalam Teletubbies Land jenis
kelamin tidak penting dan boleh gantian! That ' s it !!
Ini adalah sosialisasi awal yang amat - amat halus dan
canggih dengan sasaran yang amat tepat : anak yang
sangat kecil yang putih bersih bagai kertas kosong .
Bahkan ada pengamat media lain yang mensinyalir
bahwa matahari bayi yang digambarkan dalam serial ini
diambil dari mitos- mitos para penyembah berhala. Seolah
para pencipta Teletubbies ingin menciptakan Dewa baru
bagi manusia , yaitu dewa yang menerima gay sebagai
kewajaran dalam hidup .
Wah - wah wah , apalagi yang lebih berbahaya? Perilaku
kaum Luth, penghilangan fungsi lembaga keluarga
( bapak dan ibu ) serta penyembahan berhala.
Masih bisa diamati lebih lanjut, yaitu apa saja celotehan
dan tingkah laku para Teletubbies sebenarnya sarat
dengan istilah- istilah khas dunia mesum dan dunia gay .
Tentunya para ' pakar kemesuman ' lebih bisa
menjelaskannya .
sumber: www.infobunda.com/mobile5/#page=forum&search=putra pandu dalam tokoh pewayangan yang artinya
Comments
yang bikin berita terlalu banyak ngomong....
dan ga hemat kata2 sama sekali...
aslinya ini ceritanya aku lagi nyari iseng2 tentang tokoh pewayangan yang gay...
nemunya ginian...
heem, saya sih setuju kalo mereka emang mengajarkan nilai2 homoseks ke balita. Mengenai komentar kelabhujan, imho teletubbies ini bukan ngajarin orang jadi gay, tapi menanamkan mindset kalo berperilaku gay itu merupakan hal yang wajar (bertantangan dengan ajaran agama etc etc)
tinkywinky dan magic bag? Lebih tepatnya magic purse mungkin.. Dari cara megang tasnya juga hemeh banget :v juga pas dia pake tutu.. Ergh..
tinkywinky itu laki yang super feminim, dipsy itu swagnigga, lala cewek yang doyan diet (itemnya kan bouncing ball, lol), po ini kelaminnya ga jelas, suspect ke cowok sih.. Www
dulu lembaga yang ngurusin ginian ga (begitu) efektif, makanya lolos.. Www
Gak usah nyari-nyari pembenaran, menghubung-hubungkan, dan mengambinghitamkan lah.
Kalau pun memang dia mengajarkan kesamaan dan persamaan, bukankah itu yang orang "menyimpang" inginkan?
bisanya sabar urut dada aje deh gw..
yang gua liat, ya lucu lucuan, warna warni gambarnya yg menarik, dan juga tingkah2 si tubbynya, yang gua rasa buat anak kecil menarik dan ga mikirin yg aneh2 ...
klo ak sih ga masalah ma kelakuan tubies, khan ga pernah ada statement resmi ttg gender mereka
yg masalah bgt tu justru ada di artis lokal kita, olga yg jelas2 laki pake heels ato sendal cewek, ariel-luna yg video ngentotnya diliat se indonesia raya skarang kyk ga pernah ada skandal apa2 (edison chen aja yg foto2 syurnya kesebar thn 2008 sampe skarang msh blm aktif lagi, foto lho ya bukan video), asisten2 artis yg jelas2 cowok tapi centilnya ngalahin cewek, dst
pas sd sering makan siang sambil nonton teletubbies, dulu sih ya mikirnya ga aneh2, cuma rada 'geram' sama tinkywinky yang kelakuannya nyengsol (halah)..
Waktu saya nonton episode tinkywinky rebutan terus joget2 pake tutu, ada bapak saya lewat, dia langsung marah ke saya dan cabut colokan tv, langsung nahan nangis deh.. Wkwk
saya udah lumayan lama pensiun dari rcti, sctv, antv, dan biang2 acara sesat lain sih.. Ga guna nonton gituan, bukannya terhibur, yang saya rasain malah malu dan kesal.